ROLANDARA

By intanzs

14.2M 946K 139K

⚠️PART MASIH LENGKAP Roland Gideon. Bad boy tapi suka susu strawberry. Emosian tapi pas dimarahin sama Adara... More

Rolandara'1
Rolandara'2
Rolandara'3
Rolandara'4
Rolandara'5
Rolandara'6
Rolandara'7
Rolandara'8
Rolandara'9
Rolandara'10
Rolandara'11
Rolandara'12
Rolandara'13
Rolandara'14
Rolandara'15
Rolandara'16
Rolandara'17
Rolandara'18
Rolandara'19
Rolandara'21
Rolandara'22
Rolandara'23
Rolandara'24
Rolandara'25 (a)
Rolandara'25 (z)
Rolandara'26
Rolandara'27
Rolandara'28
Ask Roland
Rolandara'29
Rolandara'30
Flashback'1
Rolandara'31
Rolandara'32
Rolandara'33
Rolandara'34
Flashback'2
Roland-Adara'35
Akhir Dari Semuanya (Extra Part)
Info penerbitan/?
Pilih yuk pilih~
Novel Rolandara
SUDAH TERSEDIA DISELURUH GRAMEDIA
Komik Rolandara
Cuplikan Komik Rolandara

Rolandara'20

270K 22K 4.4K
By intanzs

Sepupu Adara, pacarnya Rena = Ben.
Mantan Adara yg punya maksud terselubung #eee = Bara.

Jelas?

***

Bel pulang sudah berbunyi lima menit yang lalu. Adara menatap Rena yang saat ini sudah keluar dari kelas. Ia pun membereskan bukunya masuk ke dalam tas lalu mengambil handphonenya dan menghubungi Bara.

"Hallo Bara?" Sapa Adara ketika Bara mengangkat telfonnya.

"Hallo Dar, aku udah di belakang sekolah kamu nih." Kata Bara.

Adara tersenyum, "oke. Aku kesana ya."

"Yap. Roland gimana?"

"Aku tadi udah bilang ke Roland mau pergi sama Adrian."

"Roland percaya?"

"Iyap." Adara pun berjalan keluar kelas. Ia mengapit handphonenya di antara kuping dan bahunya sedangkan tangannya saat ini sedang mengunci pintu kelas.

"Dar,"

Adara terlonjak kaget ketika seseorang menepuk bahunya dari belakang, dan itu malah membuat handphonenya jatuh ke lantai.

Ternyata orang itu adalah Roland. Dengan cepat Adara menyimpan kuncinya di saku untuk bisa mengambil handphonenya akan tetapi terlambat karena Roland mengambil duluan lalu ia menatap handphone itu dengan raut wajah kaget.

"Adara...." Roland menatap Adara dengan melotot. "Hape lo retakk!!"

Entah kenapa Adara bernafas lega lalu ia mengambil handphonenya dari tangan Roland.

"Lo ngapain di sini?" Tanya Adara mengalihkan.

"Tadinya gue mau ngajak lo pergi dan sekarang gue baru inget kalau lo udah janjian sama Adrian."

Adara mengangguk, "yaudah sana lu pulang."

"Adrian jemput lo ke sekolah?" Tanya Roland. Adara kembali mengangguk.

"Iya."

"Yaudah ayo sekalian kita sama-sama ke depan."

Adara langsung menggeleng, "gue ada urusan dulu di belakang."

Roland menaikkan alisnya sebelah, "ngapain?"

"Urusan cewek. Udah sanaa pulang." Adara mendorong tubuh Roland bermaksud mengusir.

"Yaudah deh, gue pulang ya." Roland pun berjalan meninggalkan Adara.

Adara menghela nafasnya dengan kuat lalu berjalan menuju belakang sekolah.

Adara pun masuk ke dalam mobil sedan berwarna hitam yang terparkir tepat di depan gerbang belakang.

"Udah?"

Adara mengangguk, "udah."

***

Roland menatap televisi dengan pandangan bosan. Ia mengerang frustasi karena saat ini ia benar-benar gabut.

Roland pun mengambil handphone nya di atas meja lalu menghubungi Dion.

"Oi, lo dimana? Sama siapa?" Tanya Roland langsung ketika Dion sudah mengangkat telfonnya.

"Lagi sama sepupu lo nih. Kenapa?"

"Ckckck. Masih jaman ya nongkrong sama mantan? Hahaha. Gue gabut nih."

"Yaudah sini, ke cafe biasa."

"Wihh, gapapa nih? Ntar gue ganggu lagi," canda Roland dengan terkekeh.

"Ya kagak lah. Kenapa pula ganggu, lagian kan gue cuma nemenin Rena doang."

"Oke, otw ya."

Roland mematikan telfonnya setelah itu ia mengambil kunci mobilnya dan berjalan keluar rumah.

Roland melajukan mobilnya menyusuri jalan raya. Tetapi tiba-tiba ia mengerem mendadak ketika ada ibu-ibu yang berhenti sekenanya di tengah jalan. Roland pun menekan klaksonnya berkali-kali.

Ibu-ibu itu menghadap ke arah mobil Roland yang tentu saja terlihat oleh Roland.

"BERISIK SETANNN!!!" Teriak ibu-ibu itu yang terdengar jelas di telinga Roland.

"Lah, dia yang salah, gue yang malah di bilang setan." Roland pun membuka kaca mobilnya dan menyembulkan kepalanya, "MAKANYA JALAN DONG MAK NYA SETAN! JADI MACET NIH!!"

Akibat ibu-ibu itu, jalanan pun menjadi macet seketika.

"MOTOR GUE MOGOK, BEGO!" Balas ibu-ibu itu dengan menatap Roland sinis.

Roland menghela nafasnya kuat lalu keluar dari mobilnya. Ia mendorong motor itu ke pinggir jalan, ibu-ibu itu lega seketika saat melihat Roland yang sepertinya ingin membantunya.

Tetapi sepertinya tidak. Setelah Roland meminggirkan motor ibu-ibu itu, ia langsung berjalan dan masuk lagi ke dalam mobilnya lalu melajukan mobilnya menghiraukan ibu-ibu itu yang sekarang tampak bersumpah serapah dengan kesal padanya.

"Tinggal pinggirin motor doang apa susahnya coba. Pake ngehadang segala." Rutuk Roland juga kesal.

Sepuluh menit kemudian, Roland telah sampai di sebuah cafe. Ia keluar dari mobilnya dan menatap mobil yang terparkir di sebelahnya.

Mobil sedan berwarna hitam.

Roland menaikkan sebelah alisnya, "kayak pernah lihat." Gumamnya pelan lalu berjalan memasuki cafe.

Roland pun duduk di hadapan Rena dan Dion. Ia mencomot kentang goreng yang berada di atas meja itu dengan wajah polosnya.

"Ngapain lu disini?" Tanya Rena sedikit agak sinis.

"Gabut gue." Jawab Roland santai.

"Adara kemana emang?" Tanya Rena.

Roland mengangkat kedua bahunya acuh, "katanya sih mah nemenin Adrian."

Rena mengernyit, "tumben Adrian minta temenin dia?"

"Hm. Gue aja bingung." Roland menatap ke arah Dion, "kita udah lama loh gak ngumpul sama yang lain."

Dion terkekeh, "mereka lagi sibuk sama balapan."

Rena menatap Roland tajam, "lo gak ada balapan lagi kan, Lan?"

Roland menggeleng, "kan gak di bolehin sama Adara."

Lalu pandangan Rena beralih ke Dion, "lo masih balapan?"

Dion tersenyum lalu mengangguk, "kalau lo ngelarang gue baru gue gak bakal balapan lagi."

Roland tersenyum geli dan pura-pura batuk, "cie cie. Kayaknya sekarang Dion deh yang posisinya jadi selingkuhan. Bukan Rena lagi, hahahaha."

Dengan kesal Rena melempar satu kentang goreng ke arah Roland, "jangan asal ngomong deh. Gue setia tau sama Ben."

"Lo yakin bakal setia walaupun si Ben sel—"

"Lan." Potong Rena dengan nada pelan akan tetapi tajam. "Jangan bahas soal itu oke?"

Roland pun mengangguk, "oke oke. Gue khilaf tadi. Hehehe."

Roland pun menatap sekeliling cafe lalu pandangannya terpaku pada satu titik.

Roland mengernyit ketika menatap seseorang cowok yang sangat familiar wajahnya sedang tersenyum agak sinis ke arahnya.

"Itu—Bara 'kan?" Gumam Roland pelan. Lalu pandangannya beralih ke seorang cewek yang duduk di depan Bara, tentunya membelakangi Roland sehingga Roland tidak bisa menatap cewek itu. Akan tetapi sepertinya ia mengenal cewek itu.

"Adara?"

***

Sekarang sudah pukul sembilan malam. Roland mengetuk pintu rumah Adara. Tak berapa lama kemudian Adara membukanya.

Adara mengernyit bingung, "kenapa Lan? Udah malem tau."

"Lo tadi habis dari mana?" Tanya Roland dengan raut wajah yang tak bisa di artikan.

"Loh? Kan gue udah bilang kalau gue pergi sama Adrian."

Roland tersenyum, "oh gitu ya. Adrian ada di dalam?"

Adara menggeleng dengan raut wajah agak ragu, "dia pergi barusan."

"Okey." Roland mengacak rambut Adara pelan. "Jangan punya prinsip gak suka di bohongin kalau lo sekarang lagi bohongin gue."

Adara tertegun, ia terkejut mendengar perkataan Roland barusan. "Maksud lo apa?"

"Lo pergi sama Bara, right?"

"Jangan asal nuduh." Kata Adara membuat Roland tergelak.

"Gue gak kayak lo yang cuma asal nuduh orang tanpa bukti." Kata Roland dengan tatapan tajam.

"Mau lo apasih, Lan?!"

"HARUSNYA GUE YANG NANYA MAU LO APA, ADARA! Lo bilang kalau lo gak suka liat Rena yang deket sama Dion, dan lo malah nuduh kalau Rena itu selingkuhin Ben. TAPI LO GAK NGACA! LO SENDIRI NGELAKUIN APA YANG RENA LAKUIN!"

"GUE NGELAKUIN APA EMANG, HAH?!" Balas Adara. "LO TUH GAK TAU RASANYA JADI GUE, ROLAND!"

"Apa yang gak gue tau dari lo, Adara?" Roland menghela nafasnya dengan kuat, "masuk terus tidur sana. Gue mau pulang. Lo tau kan gue marah-marah gini karena apa? Karena gue sayang sama lo. Kalau gue gak sayang, gue gak bakal kesini malem ini."

Setelah itu Roland pun berjalan masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan Adara yang masih terdiam di sana.

***
Huah. Gak nyangka udah part 20 aja. Menurut pandangan kalian: Relationship Roland dan Adara itu selama ini gimana? Jabarin lewat komen dong. Ntar yang menarik-unik-dan bikin ngakak, part selanjutnya bakal aku dedicated ke kamuu hehehehe. Komen yaapss.

Btw, yg mau nanya2 bisa ask di askfm w: @itsintanzs
Btw, yang share quotes cerita ini di instagram bisa kali tag ke @wpinzs.

Btw, thanks yoo! Hahaha.

29 Juni 2016

Continue Reading

You'll Also Like

140K 14.9K 27
[Brothership & sick story] "Bila ada yang lebih sakit dari sebuah kebohongan, Nendra yakin itu sebuah penghianatan." Semesta memang tak pernah menjan...
573K 27.5K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
GAFNA By zhavis

Spiritual

461K 22.5K 46
Note : setelah membaca cerita ini, silahkan ambil sisi baiknya saja! Ini kisah dua insan yang harus menikah saat Riana--- selaku majikan Husna memint...
3.2M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...