Aku mencoba mengetuk pintu sebuah bilik yang tertutup rapat
Mulutku terus berucap meminta seseorang didalam sama membuka pintunya
Aku hanya akan mengambil cincin yang tidak sengaja aku jatuhkan tadi dalam hati aku menggeram kesal karena orang didalam sana masih membisu
Cincin itu sangat berarti untukku bukan karena harga nya yang mahal tapi aku sudah mempersiapkan cincin tersebut jauh jauh hari untuk yoongie namja yang aku cintai
Itu cincin tercantik yang aku lihat dan aku yakin akan terlihat manis jika melingkari jemarinya
Aku mendengus karena orang dibalik bilik toilet itu masih saja tidak berniat menampakkan diri
Aku sangat yakin jika cincin itu tergelincir kedalam sana apa orang itu tidak lihat? Atau pura pura tidak lihat
Apa yang sedang dilakukannya didalam sana? Dia tidur ditoilet ya? Ya ampun orang ini pikir toilet kantorku hotel apa ya?
Aku menggeleng cepat menenyahkan pikiran konyol itu
"Jimin..apa yang kau lakukan disini?"
Aku sedikit kaget dengan kemunculan seokjin hyung secara tiba tiba
"Ah itu hyung aku-"
Otakku berpikir dua kali untuk mengatakan yang sebenarnya pada seokjin hyung mana mungkin aku bilang cincin untuk acara melamar yoongiku terjatuh didalam sana
Seokjin hyung menarik lenganku paksa
"Kita keruang rapat sekarang jika tidak kau akan merusak semuanya" ujarnya
"Tapi hyung ada sesuatu yang-" perkataan ku sudah disela oleh ocehannya yang mulai menceramahiku
Membuatku memutar bola mataku malas mendengarkannya
Sebelum aku benar benar diseret keluar toilet kepala ku menengok kebelakang mataku dengan tajam melihat kearah pintu bilik yang tetap tertutup
Aku merasa janggal dengan hal itu hatiku merasa ada sesuatu yang aneh
Seokjin hyung terus menarik lenganku menjauh dari sana dari ekor mataku aku sempat melihat seseorang didalam bilik itu keluar
Aku hendak menghentikan langkahku untuk menemuinya jika saja seokjin hyung tidak terus menyeretku pergi dari sana
'Bagaimana dengan cincin lamaranku?!' Pikirku kesal
**
Acara rapat yang dihadiri oleh para petinggi dan investor asing itu berjalan dengan sangat lancar
Semuanya bisa aku kendalikan dengan baik aku melirik ayahku yang melempar senyum padaku
Hembusan napas lega lolos begitu saja dari mulutku
Aku senang bisa melakukan yang terbaik hari ini kharisma ku makin bersinar saat ini
Aku sudah melakukan semampu yang aku bisa dan rasanya kerja keras ku tidak sia sia karena melihat ayah tersenyum bangga padaku
Dan alasanku melakukan ini semua tentu untuk yoongie entah kenapa hatiku merasakan jika namja manis itu berada disini
Ia tengah menatapku dari jauh disisi yang tidak aku ketahui
Mata tajamku seketika beredar mengelilingi ruang rapat yang berisikan 150 peserta rapat
Namun aku tidak dapat menemukan sosok yang tengah aku cari membuatku mendesah pelan
Tentu itu hanya perasaanku saja mana mungkin yoongi ada disini
Begitu acara pertemuan ditutup secara resmi semua orang disana beranjak dari kursinya
Suara riuh tepuk tangan menggema dalam ruangan itu setelahnya mereka pun mulai membubarkan diri
Beberapa kolega perusahaanku menghampiriku dan berjabat tangan denganku
Aku mendengar banyak pujian dan ucapan selamat yang ditunjukan padaku
Sesekali aku menanggapi obrolan ringan mereka sampai akhirnya ayahku mendekatiku dengan seseorang yang terlihat seumuran dengannya
"Oh putraku!" Serunya dengan senyum lebar dan menepuk bahuku cukup kencang sampai aku hampir meringis sakit
"Kau sangat memukau tadi" ujar pria disamping ayah
Aku membungkuk sopan mendengar ia memujiku
"Tentu saja itu karena dia anakku!" Sahut ayah dengan bangga
"Haha..Ya aku tahu itu"
Melihat dua orang didepanku ini yang begitu akrab membuatku menyimpulkan jika mereka adalah teman lama
"Oh ya jimin kenalkan dia adalah pemilik yayasan pendidikan di Daegu dan dia salah satu orang yang berpengaruh diperusahaan kita" ucap ayah memberiku kode agar berkenalan dengan resmi
"Oh annyeong Tuan! Aku Park Jimin" kami saling berjabat tangan dengan tegas
"Aku sudah tahu namamu saat kau bicara diatas panggung tadi" kata nya dengan kekehan kecil
"Direktur Park!" Panggil seseorang dari jauh membuatku menolehkan kepala
Seorang wanita yang tidak lain adalah pegawaiku itu berjalan menghampiri tempatku berdiri
"Ada yang memintaku untuk mengembalikan ini padamu Direktur.."
Aku mengambil cincin yang ia berikan padaku sesaat aku mengingat orang yang ditoilet itu
"Siapa yang menyuruhmu?" Tanyaku penasaran
"Hm.. seseorang yang ada disana"
Jari telunjuknya menunjuk kearah sudut tembok tapi aku tidak melihat ada seseorang disana
"Sungguh! Direktur aku tidak bohong tadi pria cantik itu ada disana"seru nya
Alisku dibuat menyatu dengan air muka heran
"Oh ya dia juga memintaku memberikan ini"
Pegawai wanita ku itu memberikan aku setangkai bunga mawar putih
"Terima kasih" ucapku
aku terdiam sembari berpikir keras siapa pria cantik yang dimaksud pegawaiku itu
Dari ujung ekor mataku aku merasakan ada seseorang yang tengah mengamatiku dari jauh
"Aku permisi dulu" pamit ku sopan pada ayah dan temannya itu
Kakiku langsung melangkah menjauh tanpa aku suruh dengan secepat yang aku bisa semua yang ada disekitar ku seakan tidak luput dari pandangan tajamku
Sedikit berlari kecil dan meneliti setiap orang yang berlalu lalang disekitarku itu mencari seseorang yang disebut pria cantik oleh pegawaiku
Aku sangat penasaran dengan orang itu entah kenapa firasat tentang yoongi ada disini sekarang semakin besar
Hatiku bisa merasakannya sungguh aku tidak tahu kenapa aku merasa sangat yakin dia ada disekitarku saat ini sepertinya cinta bisa menghubungkan kontak batin seseorang
Jika itu benar maka aku harus menemuinya aku tidak akan membiarkannya menghilang dan menjauh dari hidupku
Aku sangat tersiksa hanya karena sehari tidak melihat wajah manisnya aku begitu merindukan suara umpatan kasarnya yang terdengar halus ditelingaku rasanya hidupku sangat pahit tanpanya
Katakan jika aku terlihat gila sekarang aku tidak peduli dengan itu aku hanya ingin yoongieku kembali aku sangat ingin dia bersamaku
Tapi sepertinya Dewi fortuna tidak berpihak padaku saat ini aku tidak menemukan sosok yang aku rindukan disana menghela napas berat adalah hal terakhir yang aku lakukan setelah mengitari area perkantoranku untuk mencarinya
**
**
Aku melangkah tanpa suara menuju dapur susana hening dan sepi menyelimuti hawa malam hari ini
Lampu ruangan yang dipadamkan dan hanya menyisakan cahaya lampu lampu kecil di kediamanku ini membuatku berhati hati mengambil langkah karena penglihatan yang sedikit meremang
Aku mengambil satu gelas kecil dan sebotol wine yang tersimpan rapi dilemari khusus penyimpanan berbagai macam merk minuman terkenal
Aku meletakan gelas kaca itu dimeja kemudian menarik sebuah kursi untuk aku duduki tanganku membuka penutup botol itu lalu menuangkan wine kedalam gelas bening yang aku siapkan
Setelah gelas tersebut terisi oleh minuman beralkohol itu aku mengangkat gelas dan memandanginya dengan tatapan kosong bibirku tertarik kesamping menyunggingkan senyum miring
Aku melihat pantulan menyedihkan dari gelas itu mataku mulai memanas tanpa sebab dengan sekali tegukkan cairan itu sudah membasahi tenggorokkanku yang mengering kembali aku menuangkan wine kedalam gelas dan meminumnya habis
Aku tidak bisa tidur malam ini karena itu aku keluar dari kamar dan memilih menghabiskan malam ini dengan sedikit meminum sesuatu yang bisa membuatku lebih merasa baik
Walau sebenarnya aku akan semakin kacau jika meminum alkohol namun sejauh ini aku belum merasakan tanda tanda jika aku tengah mabuk
Ketika aku ingin menuangkan kembali minumanku seseorang merebut botol wine ku itu dengan paksa
"Disaat semua penghuni rumah tengah terlelap kau malah asik minum wine seorang diri"
Suara ayah yang menyindir lembut itu membuatku tersenyum tipis aku melihatnya yang mengambil gelas sebelum ia menempatkan diri duduk bersebrangan denganku
"Ayah.."lirihku
Dia hanya membalas dengan deheman pelan kemudian sibuk dengan menenggak segelas wine nya
"Kau bilang akan membantuku bukan?"Tanyaku
Ia terlihat mengangguk membenarkan
"Bagaimana cara ayah membantuku?" Aku memandangnya serius
"Itu sangat mudah"jawabnya singkat
"Bukankah ayah tidak tahu seperti apa dia? Maksudku bagaimana wajahnya jika ayah ingin membantuku mencarinya akan lebih mudah jika ayah tahu"
Dia tersenyum sekilas kemudian tertawa aneh ah benar benar aku seperti bicara dengan orang idiot!?
Ah lagi lagi aku ingat dengan yoongi dia juga kan sering bilang aku ini idiot -_-
"Hanya mendengar namanya ayah sudah tahu bagaimana wajahnya yang manis itu membuat anak ayah yang bodoh ini jadi semakin bodoh"
Setelah mendengarkan pernyataannya aku memandang dengan tatapan datar what the hell! Ayah macam apa dia itu tanpa perasaannya dia mengatai anak nya yang tampan ini bodoh?!
Sebuah decakan kesal keluar dari bibirku
"Aku yakin ayah mabuk sekarang"
"Aku tidak akan mabuk karena minuman murahan macam ini" ucapnya dengan meletakan botol wine itu sedikit kasar
Aku mulai bosan dengan sikap ayahku itu
"Ayah.. semakin hari aku semakin merindukkannya dan perasaanku padanya menjadi begitu besar dalam hatiku aku sangat ingin bertemu dengannya lagi.."
"Kalau begitu temui dia besok"
Aku menghela napas kasar siapa yang bodoh disini aku atau pria tua disebrangku itu?!
Segampang itu dia berucap bukankah aku sudah memberitahunya jika aku tidak tahu keberadaan yoongie saat ini
Aku jadi tambah frustasi menghadapi ayahku sendiri kurasa faktor umur membuatnya jadi pikun aku mengusak rambut hitamku sembari berdesis pelan
Suara tawa mengejek keluar dari mulutnya saat melihatku yang makin kacau tawa ayah itu mengundang seorang wanita senja yang tidak lain adalah ibu ku menghampiri kami yang duduk dimeja makan
"Apa yang sedang kalian bicarakan tengah malam begini?"
Ibu mendekat kearahku dan duduk tepat disebelahku
"Putra kita dia jadi gila karena jatuh cinta"sahut ayahku seenaknya tapi memang benar seperti itu keadaan ku sekarang
Ibu ku hanya menggeleng pelan lalu tersenyum padaku
"Siapa orang itu?.. orang yang kau cintai? .."Tanya ibuku dari nada bicaranya ia sangat serius saat ini
"Min Yoon Gi.. aku yakin ibu mengenalnya dia pernah bekerja dibakery milik ibu"balasku dengan menolehkan kepala untuk bertatapan dengannya
Ku lihat mata ibuku mulai bergerak gelisah dia menyempatkan diri melirik ayah yang tengah menampilkan senyuman pada kami
"Iya ibu tahu dia.."lirihnya
Ia menarik napasnya dalam lalu kembali melanjutkan ucapannya
"Ibu minta maaf"lanjutnya wajah cantik ibuku itu menunduk seperti menyimpan rasa bersalah yang besar
"Untuk apa?" Tanya ku bingung dengan sikap ibu ku yang tiba tiba ini
"Ibu sangat menyesal telah berbuat kasar pada yoongi saat itu-" ujarnya
"Apa yang ibu lakukan padanya?!" Tanyaku sedikit terkejut
"Biarkan ibu mu bercerita sampai selesai baru kau boleh menanyakan apapun tentang itu" Timpal ayahku
Aku menghembuskan napas pelan dan mengangguk mengerti
"Saat itu ibu sangat panik dan khawatir akan keadaanmu yang tidak sadarkan diri saat itu .. emosi ibu yang tidak stabil dan tidak bisa ibu redam membuat ibu menyalahkannya sepenuhnya atas kecelakaan yang terjadi padamu.. mungkin perkataan kasar ibu padanya saat itu yang membuat yoongi pergi meninggalkanmu.. maafkan ibu sungguh ibu benar benar menyesal telah melakukan hal itu"
Aku sangat tidak percaya salah satu faktor yang membuat yoongiku menghilang dari penglihatanku itu karena ibuku sendiri? Aku menopang kepalaku yang tiba tiba jadi berat
Hatiku terasa perih membayangkan yoongi yang pasti begitu tersiksa karena ia menyalahkan dirinya sendiri bukan hanya aku yang mengalami masa sulit ini bukan hanya aku yang menderita disini tapi kami-aku dan yoongi-
Aku memejamkan kedua mataku erat tanganku sedikit menjambak surai gelapku
"Ibu minta maaf .. jiminie.." ia mengambil tangan lalu menggenggamnya aku kembali membuka mata untuk memandangnya
Aku hanya diam kini air mata meluncur dari kedua manik mata ibuku hatiku seakan tersayat melihatnya menangis seperti ini tanganku terulur menghapus lelehan bening dari matanya itu
"Gwaenchana" lirihku pelan dan menariknya dalam pelukanku
Suasana mellow layaknya telenovela pun begitu menghanyutkan
Tapi ditengah suasana yang akan semakin dramatis suara seorang pria tua menyebalkan merusak nuansa itu
"Kalian tidak mengingatku disini?"
Aku dan ibu pun melepaskan pelukan kami dan menatap ayah kesal namun detik berikutnya aku dibuat bingung ayah menyodorkan secarik kertas padaku
Aku memandanginya dengan raut wajah bodoh karena tidak tahu apa maksud ayahku itu
"Lihat itu" perintahnya
Aku mengambil kertas tersebut hanya untuk membuatku makin tidak mengerti
Alisku terangkat dengan gerutan kening yang terlihat semakin jelas
Dalam kertas tersebut hanya ada sebuah alamat yang sangat asing bagiku
"Apa ini?" Tanyaku
Ayahku memutar bola matanya jengah
"Sudah ayah bilang sebelumnya bukan? temui dia besok.."
Otakku berputar agak lambat mencerna kalimat ayah sesaat kemudian kedua mataku seakaan mau keluar karena terkejut dan jantungku meletup seperti kembang api
Saat memahami maksud ayahku itu
"Ini..sungguh ayah..bagaimana bisa kau tahu?"
"Kau meremehkan kemampuan detektif ayah huh?!"
Ibu tertawa geli melihat ayah sok bergaya ala inspektur penyelidikan
"Kau bisa segera menemuinya .. ibu akan selalu mendukungmu nak.."
"Ah Terima kasih ayah kau benar benar yang terbaik! Dan terima kasih ibu sudah memberiku restu"
Aku dan ibu kembali berpelukan sedang ayah hanya memandangi kami dengan tersenyum senang
-TBC-