ROLANDARA

By intanzs

14.2M 946K 139K

⚠️PART MASIH LENGKAP Roland Gideon. Bad boy tapi suka susu strawberry. Emosian tapi pas dimarahin sama Adara... More

Rolandara'1
Rolandara'2
Rolandara'3
Rolandara'4
Rolandara'5
Rolandara'6
Rolandara'7
Rolandara'8
Rolandara'10
Rolandara'11
Rolandara'12
Rolandara'13
Rolandara'14
Rolandara'15
Rolandara'16
Rolandara'17
Rolandara'18
Rolandara'19
Rolandara'20
Rolandara'21
Rolandara'22
Rolandara'23
Rolandara'24
Rolandara'25 (a)
Rolandara'25 (z)
Rolandara'26
Rolandara'27
Rolandara'28
Ask Roland
Rolandara'29
Rolandara'30
Flashback'1
Rolandara'31
Rolandara'32
Rolandara'33
Rolandara'34
Flashback'2
Roland-Adara'35
Akhir Dari Semuanya (Extra Part)
Info penerbitan/?
Pilih yuk pilih~
Novel Rolandara
SUDAH TERSEDIA DISELURUH GRAMEDIA
Komik Rolandara
Cuplikan Komik Rolandara

Rolandara'9

336K 25.5K 1.8K
By intanzs

"Daraaaaa," sudah berulang kali Roland memanggil nama Adara akan tetapi Adara tetap acuh sambil memainkan handphone-nya.

"Daaarrrraaaaaaa," panggil Roland lagi. Adara menatap Roland sebentar lalu mengalihkan pandangannya lagi ke handphone yang membuat Roland mengerang frustasi.

"Dara! Ih! Kok gue di cuekin oi!"

"Apasih!" Sinis Adara.

Roland mencibir, "giliran sama Mamih mukanya lembut banget! Giliran sama gue kayak macan kehilangan ayam!" Rolad terdiam sebentar, "ayam...! Ayam gueee di rumah gimana nasib nyaaaa!!!!" Histeris Roland langsung.

Adara memejamkan matanya berusaha menerima kenyataan bahwa pacar nya ini adalah cowok paling idiot se muka bumi. Ingat itu.

"Bodo amat. Serah lu. Ayam lu mati, mampus! Mamam tuh!" Kesal Adara membuat Roland semakin histeris.

"DARAAA! Lo harus jemput Kitty, Katty, Beti, Riri, Marni dan Seri sekarangg!!! Gak mau tauuuuuu!! Kasian mereka belum makan," rengek Roland. Dengan santai Adara menggeleng.

"Gak ah. Kurang kerjaan amat bawa ayam ke rumah sakit." Tolak Adara sambil menatap Roland sinis.

"DARA--"

"LAN! Sekali lagi lo teriak, gue panggil dokter untuk nyuntik rabies ke lo sekarang!" Potong Adara menatap Roland tajam membuat Roland langsung kicep seketika.

Setelah keadaan hening, Adara tersenyum. "Bagus."

Roland mengerucutkan bibirnya sebal.

Adara yang tadi nya duduk di sofa langsung berdiri berjalan mendekat ke Roland.

"Lo sakit apa sih?" Tanya Adara bingung, sedari tadi ia perhatikan Roland sama sekali tidak seperti orang sakit.

Roland menatap Adara dengan menyengir, "nggak ada sakit apa-apa hehehe, gue sengaja masuk rumah sakit."

Adara mengernyit, "sengaja kenapa?"

"Sengaja biar lo gak marah kalau kemaren gue bohongin lo." Jawab Roland sepelan mungkin.

Adara terdiam dengan memasang wajah kasian ke Roland, lalu---

"AWWHHH! SAKIT, DAR! SUMPAH! GUE GAK BOONG! ITU YANG LU TUSUK ADA LUKA NYA, SAYANGKUUU!" Teriak Roland sembari meringis memegangi luka yang berada di perut nya yang barusan di tusuk oleh telunjuk Adara.

Adara melotot, "serius?! Kenapa gak bilangg?! Mananya yang sakittt?" Seketika Adara panik. "Lu makanya jangan becanda bilang kagak sakit! Malah sakit beneran kan! Mampus dah ah," dengan malas Adara pun kembali duduk di sofa tanpa memerdulikan Roland yang masih meringis.

"Jahat banget sih! Dosa apa gue punya pacar kayak macan." Sungut Roland dengan wajah melaratnya.

Sedangkan Adara hanya menatap Roland dengan alis naik sebelah, "enak? Sakit kan? Makanya! Jangan berantem gak jelas. Mamam tuh!"

***

Adara menenteng kantong belanja yang berisi dua puluh kotak susu strawberry. Setelah tadi sore ia pulang untuk berganti baju, sekarang tept jam delapan malam ia kembali ke rumah sakit. Mungkin akan menginap di sana juga bersama Rena. Ya, Rena akan menjaga Dion sedangkan Adara akan menjaga Roland. Sebenarnya Adara sama sekali belum sempat ke ruangan Dion, mungkin sehabis ia memberi Roland susu strawberry ini ia akan mampir ke ruangan Dion sebentar.

Clek!
Adara membuka pintu dengan perlahan-lahan. Roland sekarang sedang tidur nyenyak, mungkin karena efek obat. Adara pun menaruh kantong belanjaan itu di meja lalu kembali keluar dari ruangan Roland dan masuk ke dalam ruangan Dion yang memang tepat di sebelah ruangan Roland.

Adara menatap Rena dan Dion yang sekarang sedang ketawa-tiwi menonton televisi.

"Tukang selingkuh bersatu dengan yang jagonya selingkuh, cocok juga ya. Haha." Sinis Adara yang sayangnya hanya di dalam hati.

"Eh, lagi berduaan ya? Gue ganggu gak nih?" Canda Adara berjalan mendekati Dion dan Rena.

Dion terkekeh menatap Adara, "selow aja kali Ra."

"Tadi siang lo pulang dulu, Ra?" Tanya Rena. Adara mengangguk.

"Iya," jawab Adara singkat sambil duduk di sofa. Entah kenapa ia malas berbicara dengan Rena saat ini. Hatinya sedari tadi tidak sabar ingin berbicara tentang Ben ke Rena. Tetapi sebisa mungkin ia tahan.

Keadaan hening dan entah kenapa benar-benar canggung. Adara dan Dion tak terlalu dekat. Mereka berdua hanya sesekali saja berbasa-basi itupun karena Dion teman dekat Roland. Di tambah lagi Dion berbeda sekolah, sangatlah jarang Adara berbicara lama dengan Dion. Karena Adara yang sepertinya sedikit menjaga jarak, ia kurang suka dengan sosok Dion ini.

"Roland udah baikan, Ra?" Tanya Dion memecahkan keheningan.

Adara tersenyum dan mengangguk, "udah."

"Kemaren Kevin nendang perut Roland keras banget kayaknya. Gue bingung kenapa Roland tiba-tiba gak ngelawan." Dion mulai cerita, Adara mencerna perkataan Dion.

"Ohh, cuma di perut doang kan?"

Dion mengangguk, "iya. Soalnya habis itu Kevin langsung di habisin sama anak yang lain."

Adara mengangguk ngerti lalu menatap Dion, "lo--kenapa juga ikut masuk rumah sakit?"

Dion membuka selimut yang memang menutupi kakinya yang di perban, "kaki gue tulangnya ke geser gitu. Gak parah-parah amat sih sebenernya, gak perlu di rawat juga, di urut doang pasti sembuh. Tapi Rena yang kelebayan nyuruh gue harus di rawat." Jawab Dion sambil melirik Rena.

"Daripada ntar kenapa-napa, mendingan lo di rawat biar luka nya itu jelas. Besok lo juga pulang kan?" Balas Rena.

"Sebenernya ada masalah apa sih? Roland gak mau cerita sama gue." Kata Adara berharap Dion akan bercerita dengannya.

Rena memutar bola matanya, "gue juga tadi udah nanya ke dia, Ra. Dia gak mau cerita,"

Dion tersenyum, "masalah cowok. Gak perlu tau."

Setelah berbincang cukup lama akhirnya Adara pun pamit dan kembali ke ruangan Roland.

Adara menatap Roland yang masih tidur, ia pun berjalan mendekat lalu membuka sedikit baju Roland dari bawah dan menatap perut Roland yang tadi siang ia tusuk itu.

Adara melotot, tepat di perut Roland sebelah kiri terdapat luka lebam berwarna ungu-kebiruan disana.

"Ngintipin perut pacar pas lagi tidur itu haram lho, Adara." Gumam Roland tiba-tiba dengan mata yang masih tertutup membuat Adara kaget.

Adara pun kembali menurunkan baju Roland lalu menarik selimut sampai dada Roland. "Tidur lagi gih."

"Oke."

***

Gue gak tau dia namanya siapa. Gue tadinya mikir dia mirip pacar gue (matt) #ea, tapii gue gak terlalu yakin (?) tapi agak yakin (?). Gimana tuh...? Hahahaha, pusing sendiri. Jadi plis jangan tanya, "tan itu siapa namanya?" Ke gue krn gue pun kagak tau.

Menurut kalian cerita ini terlalu bertele-tele gak sih? Apa perlu gue cepetin ke konflik?

Kalian bosen gak sih?? Jawab plisss jawab :(

10 Juni 2016

Continue Reading

You'll Also Like

140K 14.9K 27
[Brothership & sick story] "Bila ada yang lebih sakit dari sebuah kebohongan, Nendra yakin itu sebuah penghianatan." Semesta memang tak pernah menjan...
4.8M 164K 57
[Beberapa part udah di hapus secara random] Menyedihkan. Menyakitkan. Mengecewakan. Kira-kira seperti itulah gambaran kehidupan yang aku alami. Kehid...
3.1M 157K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
43.8K 3.8K 76
*Semua hal yang terjadi di dalam cerita ini adalah FIKSI.* "papa ikut udunan beli album ya EXO sama NCT comebacknya barengan" - Adrinara Bintang Danu...