My Sweet Devil

By MikaylaMia

1.3M 32.3K 1.2K

Nayla Princessa Fedinand. Itu nama lengkapku. Aku menikah dengan seorang Guru Sekolah Dasar. Sekalipun dalam... More

MSD - Part 1
MSD - Part 2
MSD - Part 3
MSD - Part 4
MSD - Part 5
MSD - Part 7
MSD - Part 8
MSD - Part 9
MSD - Part 10
MSD - Part 11
MSD - Part 12
MSD - Part 13
MSD - Part 14
MSD - Part 15
MSD - Part 16
MSD - Part 17
MSD - Part 18
MSD - Part 19 - Ending ^^

MSD - Part 6

66.9K 1.8K 32
By MikaylaMia

Thanks again readers yang udah setia nunggu tulisan saya yang GAJELAS dan TYPO  dimana-mana :)

Terkadang saya malah berharap banyak komentar dari pada vote'nya. Karena saya malah tertawa baca comment dari kalian.

Saran dan kritik dari kalian yang membuat saya sebagai penulis AMATIRAN jadi bersemangat untuk melanjutkannya lagi.

Saya harap bukan kata-kata yang membuat saya malah DOWN.

Saya tekankan sekali lagi.

If you like my story TAKE IT n If you don't like my story LEAVE IT.

Easy kan...

yaudah akh, sii author lagi sensi bangedd nih..

Langsung aja gak pake lama....

***

Ku buka album biru
Penuh debu dan usang
Kupandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda

Pikirku pun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku

Kata mereka diriku s’lalu dimanja
Kata mereka diriku s’lalu ditimang

Nada-nada yang indah
S’lalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Tak ’kan jadi deritanya

Tangan halus dan suci
T’lah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan

Kata mereka diriku s’lalu dimanja
Kata mereka diriku s’lalu ditimang

Oh Bunda ada dan tiada dirimu 
’Kan selalu ada di dalam hatiku

Pikirku pun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku

Kata mereka diriku s’lalu dimanja
Kata mereka diriku s’lalu ditimang

Oh Bunda ada dan tiada dirimu 
’Kan selalu ada di dalam hatiku…

Lagu Bunda terdengar mengalun indah dari ponselku dikamar tidur.

Dering yang ku setting khusus apabila Mamah menghubungiku.

Aku melempar gunting yang tadi sudah mengiris pergelangan tanganku sedikit. Apa yang ingin kulakukan barusan??

Aku terkulai lemas diatas dinginnya lantai kamar mandi.

Aku ingin menangis histeris. Tapi aku lebih memilih membekap mulutku, agar suara tangisku tak keluar dan terdengar oleh Iblis brengsek itu.

Seharusnya aku sudah mati saat ini karena menghunuskan gunting diperutku. Tapi bagaimana dengan mamah?? dengan key??

Mah, sekali lagi mamah nyelamatin nyawa aku.

Maafin nayla mah, Nayla Khilaf.

Air mataku semakin turun menderas , ketika aku teringat waktu usiaku masih 10tahun dan mamah mendonorkan ginjalnya untukku.

Satu ginjalku rusak entah karena apa?? mamah dengan ketulusan hati seorang Ibu memberikan kehidupan lagi untukku.

Kalian tahu, bahwa aku dan keenan tak pernah mengenal sosok Papah.

Papah meninggal ketika kami berdua lahir kedunia.

Dan aku tak pernah tahu itu. Mamah menyembunyikan dengan rapat mengenai tanggal kematian papah.

Coba kalian bayangkan, bagaimana mungkin kami merayakan hari lahir kami dengan meriah bersamaan dengan hari kematian papah.

Setelah kami khususnya aku tahu mengenai hal itu. Aku mulai melupakan kapan aku lahir. Bahkan sampai detik ini, kami tak pernah merayakan ulang tahun. Hari dimana aku juga divonis penyakit yang membuat papah menghembuskan nafas terkahirnya.

Mamah berjuang sendiri membesarkan kami berdua, tanpa satupun keluarga dekatnya. Mamah diusir oleh keluarga besarnya karena tetap mempertahankan untuk menikah dengan papah yang keturunan asing dan berbeda agama. Mereka tak pernah tahu bagaimana papah akhirnya memutuskan untuk belajar agama yang mamah anut dan akhirnya dinyatakan Islam satu bulan sebelum mereka menikah. Tapi apa mereka lantas mendapatkan kebahagian?? tidak sama sekali. Keluarga besar mamah sudah mencoret nama mamah dari nama keluarga. Hidup berdua dengan papah dalam kesusahan. Pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lain. 5 tahun menunggu suara tangis dirumah mungil mereka sampai akhirnya mamah dinyatakan positif hamil.

Mamah gak pernah tahu bagaimana papah menderita dengan penyakitnya.

Karena papah ingin melihat mamah bahagia, karena papah tak ingin melihat mamah meneteskan air mata. Sudah cukup penderitaannya karena menikah dengan papah. Mamah pernah bercerita pada kami, bahwa 2 jam setelah kami lahir papah diambil oleh Tuhan. Dan mamah baru tahu dari dokter bahwa penyakit papah sudah stadium akhir. Kalian bisa membayangkan bagaimana perasaan mamah saat itu, hancur.

Bunuh diri?? mungkin itu yang pertama kali terbesit difikiran mamah.

Tapi mamah melihat wajah malaikat kami dan berjanji pada papah, bahwa akan menjaga kami. Dengan jeri payahnya. Mamah berusaha untuk bangkit , melanjutkan kuliah yang tertunda dan tetap memberi perhatian penuh pada kami.

Dan itu semua yang membuatku mencintainya. Terserah kalian mau bicara apa. Mamah adalah nyawaku, nafasku, dan hidupku. Wanita yang dengan taruhan nyawa melahirkanku, wanita yang hidupnya terlunta-lunta karena membesarkan aku. Apa pantas aku menykitinya?? apa pantas aku bilang “tidak” atas apa yang mamah minta padaku. Bagaimana jika kalian jadi aku. Seorang Nayla Princessa Ferdinand, wanita karir yang sukses , pintar, berpendidikan tinggi dan berwawasan luas. Tiba-tiba menerima perjodohan dengan mudahnya. Aku yakin kalian juga akan bilang “ya” ,kalau kalian tahu bagaimana menderita nya menjadi seperti mamahku. Aku bangga memilikimu mah, aku berharap jika aku dilahirkan kembali, aku hanya ingin mamah yang menjadi wanita yang melahirkan aku.

Dan apa cuma karena Si Iblis Raffa, aku harus mengorbankan nyawa yang sudah Tuhan beri dan mamah pertahankan untuk tetap bertahan didunia ini. Tidak..tidak akan pernah aku melakukan hal ini lagi. Ini akan hanya membuat Iblis itu senang.

Aku membersihkan tubuhku dan segera keluar kamar.

Raffa masih tertidur pulas setelah melakukan hal itu padaku.

Mulai hari ini, aku bukan Nayla yang dapat kau siksa Raffa.

Kau ingin bermain denganku, raffa?? baiklah, akan aku tunjukan cara mainnya seperti apa. Aku tersenyum sinis padanya yang masih berbalut selimut.

Kuambil ponsel yang sedari tadi butuh perhatian dariku.

“ assalamualaikum, mamah.” sapaku riang.

“ ...”

“ tadi, nayla lagi mandi mah, maaf baru angkat”

“ ...”

“ akh mamah, kayak ga tahu pengantin baru aja deh”

“...”

“ aku udah minum obatnya mah, ini kan udah jam 07.00 pagi. Bentar lagi aku berangkat kerja”

“ ...”

“ raffa, masih tidur mah”

“...”

“ ya, wa'alaikum salam mah. Love you”

boleh kumulai sekarang raffa!!!

aku menyiapkan nasi goreng untuk raffa sarapan. Tak lupa kutinggalkan note untuk'nya.

Dear, My husband raffa. Terima kasih untuk malam ini. Aku begitu menikmatinya. Bagaimana denganmu?? apa kau masih lelah dengan yang kau lakukan semalam bersamaku?? ya, walaupun ini yang pertama buatku dan kau melakukannya dengan sangat kasar. Tapi aku sudah pernah bilang kan. Kalau kau adalah suamiku dan bebas melakukan apapun padaku.

Aku juga sudah menyiapkan stelan kerjamu. Semoga kau suka..oya, jangan lupa habiskan sarapanmu.

Istrimu : Nayla

aku mencoba untuk kuat dan bertahan dari semua yang terjadi padaku.

Untuk orang-orang yang mencintaiku.

Sesampainya aku dikantor, semua orang heran melihatku.

Ada apa lagi sih denganku???

Tarik nafas nayla..jangan marah-marah, hembuskan dulu nafasmu nayla.

Aku melemparkan senyumku ke seluruh staff yang berada dibawah naunganku.

“ selamat pagi” sapaku pada mereka.

Ada yang menjawab sapaanku, ada yang hanya tersenyum dan ada pula yang menatapku heran.

“ selamat bekerja” ujarku kemudian dan melangkahkan kaki ku ke ruangannku.

Fiuhh..akhirnya sampai kantor juga. Apa si iblis raffa, udah bangun ya?? apa dia udah baca 'note' ku.

“ Raffa,,raffa..kau yang memulainya!!” ujarku sinis sambil mengetuk'kan pulpen diatas meja kerjaku.

Knock,,knock..

“ masuk..” entah siapa pagi-pagi sudah ada yang mengetuk pintu ruanganku.

“ nayla, miss u too much” harusnya aku sudah tahu kalau yang tadi ingin masuk 'reva'. Hari ini dia kembali dari Milan berlibur bersama pacarnya setelah cuti 2 minggu. Reva memeluk dengan erat sekali.

“ ehh, lepasin reva. Mana oleh-oleh'nya??” tagihku pada reva.

“ iya, nanti gue kerumah loe. Tante nadine apa kabar??” tanya reva yang masih erat memelukku.

aku sudah pernah bilang kan kalau ibunya reva adalah adik dari mamahku. Dari banyaknya anggota keluarga Rahandi Wijaya. Cuma tante Fira yang diam-diam masih dekat dengan mamahku. Ya mungkin itu karena tante fira adalah adik dari mamah dan mamah bilang dekat sekali dengan mamah.

“ mamah baik kok. Tante fira gimana??” tanyaku juga mengenai kabar tante fira.

“ baik juga. Nayla, kamu tahu gak kabar kakek gimana??” tanya nya dengan wajah serius.

Aku hanya menangapinya dengan malas.

“ kakek sakit, nayla. Sekarang lagi diopname.” ujarnya.

“ terus kenapa?” jawabku cuek.

“ iya. Aku tahu kamu pasti sakit hati kan sama kakek karena pernah mengusir tante nadine dan gak menganggapmu cucu'nya. Tapi apa kamu gak mau menegoknya??” tanyanya lagi.

Aku berbalik menghadapnya. “ kamu bukan aku, reva. Jadi kamu gak'akan bisa ngerasa'in apa yang aku rasakan.”

“ oh oke” ujarnya dan berlalu tanpa berkomentar.

Belum lama melangkah. Reva berbalik lagi. “nayla, bilangin sama raffa. Kalau mau 'itu-itu' jangan ditempat yang keliatan dong.” reva membekap mulutnya menahan tawa.

Apa sih maksudnya. 'itu-itu' apa sih??

aku mengambil kaca kecil berbentuk love yang selalu ada di tasku.

“ oh my god. Apa yang iblis itu lakukan padaku?? pantas saja semua staff melihatku tadi” ujarku dengan kesal.

Untung saja aku selalu memiliki syal di laci.

Knock..knock..

“ apa lagi reva??” tanyaku.

“ hai cantik. Gak kangen nih sama aku?” suara yang terdengar lembut tapi begitu maskulin , siapa lagi yang punya kalau bukan azka.

Aku berdiri dari kursi kerjaku dan menghampirinya.

“ hahaha, kita kan baru ketemu kemarin. Kamu lupa ya dengan ayam goreng??” tanyaku balik padanya.

“ masa sih?? emang kita ketemu kemarin??” tanya nya masih menggodaku.

Azka hanya kuanggap sebagai kakak. Dia seperti key. Selalu suka menggoda dan menjahiliku.

Aku mencubit perutnya tanpa ampun. Dan azka hanya menjerit kesakitan.

Andai saja raffa seperti azka. Mungkin aku sudah bahagia saat ini.

“ hei cantik, kok bengong” ujar azka menguncang bahuku lembut.

“ yee, siapa yang bengong.” ujarku merengut.

Azka hanya mengusap kepalaku lembut.

“ kalau ada apa-apa, please cerita sama aku. Aku gak tega lihat kamu terbaring sakit kayak kemarin” ujarnya sambil tersenyum.

“ aku gak apa-apa azka. Kamu gak ada kerjaan ya, pagi-pagi udah kesini” tanyaku.

Azka hanya menggeleng. “ lupa, kalau aku menjabat sebagai siapa disini, dan terserah sama aku dong mau kemana aja”

“ yeee...gak boleh gitu kali, azka. Itu namanya memanfaatkan jabatan kamu.” ujarku dan kembali duduk dikursi kerjaku.

“ nayla. Kamu bener-bener lupa ya hari ini” tanyanya heran.

Aku mengernyit pada azka. “ apa??”

“ hari ini ada meeting di Sudirman sama perusahaan asing, customer baru kita. Dia kan mau beli beberapa kapal pesiar kita. Dan kamu adalah manager export-import. Kamu yang ngerti tentang semua prosedurnya. Bu Nayla yang terhormat. Dan ini sudah jam 09.00 pagi artinya kita hanya butuh satu jam untuk meeting yang dimulai jam 10.00” jelas azka dan mengambil duduk disofa.

“ revaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” teriaku dengan lantang. Nama yang kupanggil masuk dengan cepat.

“ apa sih, nayla pake teriak-teriak” ujarnya tertahan karena melihat azka yang duduk dengan menyilangkan kaki sambil membuka majalah bisnis.

“ kamu lupa kalau aku punya meeting hari ini, hah??” teriaku lagi.

Reva menepuk dahinya. “akh, ya..lupa. Maaf”

“ apa lupa??” tanyaku denga wajah penuh amarah.

“ iya lupa. Dan meeting juga mulai pukul 10.00 pagi. Nih masih jam 09.00 masih 1 jam lagi kan. Udah sana jalan. Nanti malan tambah telat lho.” ujarnya tanpa sedikitpun merasa bersalah. “ eh, pa azka. Permisi pa. Hati-hati'lah pa sama nayla. Suka gigit” ujarnya lagi dan meninggalkan ruangannku.

“ hahahaha,,,nayla sekertaris mu lucu sekali. Nemu dimana sih??” tanya azka sambil menahan tawanya.

“ dia sepupu aku, azka. Kalau bukan mamanya yang minta, ogah aku membiarkan dia kerja disini.” jelasku pada azka.

“ dan kamu masih mau tertawa disini ya?? yaudah aku pergi duluan kesana” ujarku dan meninggalkannya.

“ nayla tunggu, aku ikut” azka mengekoriku.

Raffa POV

Tubuhku terasa teramat sakit. Setelah seharian harus meeting di banyak tempat.

Aku menajamkan mata yang masih terasa berat.

Shit, udah jam 09.00. artinya udah telat sekian jam buat meeting dengan perusahaan kapal pesiar itu. Lagipula, kenapa mesti gue yang nanganin. Kan ada si theo. Itu kan bukan kerjaan gue.

Shittt, gini nih kalau kerja bareng temen. Diminta'in tolong 'iya' aja.

Aku berjalan gontai ke luar kamar. Haus melanda tenggorokan'ku.

Sudah 2 gelas air putih yang masuk ke tenggorokanku.

Kulirik meja makan miniku dan ada nasi goreng.

Kulahap habis nasi goreng.

..ada note'nya.

Dear, My husband raffa. Terima kasih untuk malam ini. Aku begitu menikmatinya. Bagaimana denganmu?? apa kau masih lelah dengan yang kau lakukan semalam bersamaku?? ya, walaupun ini yang pertama buatku dan kau melakukannya dengan sangat kasar. Tapi aku sudah pernah bilang kan. Kalau kau adalah suamiku dan bebas melakukan apapun padaku.

Aku juga sudah menyiapkan stelan kerjamu. Semoga kau suka..oya, jangan lupa habiskan sarapanmu.

Istrimu : Nayla

Nayla??? nayla yang membuatkan ini semua untukku.

Dan tadi malam?? apa yang telah aku lakukan padanya??

aku segera masuk ke kamar dan melihat bagaimana ranjangku begitu berantakan seperti diserang angin topan. Dan di atas seprei putih itu ada noda darah.

God, apa yang telah aku lakukan pada nayla.

Aku mencoba mengingat apa yang telah terjadi tadi malam.

Aku menghempaskan tubuh nayla dengan kasar ke atas ranjang. Dan mencumbunya tanpa ampun. Aku mencoba mencari celah bibirnya dengan lidahku. Aku juga masih ingat kelakuanku yang merobek baju nayla.

Aku mengacak rambutku dengan frustasi.

Bagaimana mungkin aku melakukan hal ini pada nayla.

Dan ternyata aku salah terhadapnya. Nayla masih suci.

Maafkan aku nayla. Aku telah memperkosamu.

Hari ini aku kekantor dengan stelan yang nayla sudah persiapkan.

“ pagi Pa raffael. Ruangan meeting nya sudah saya siapkan. Dan tadi tamunya sudah konfirmasi, bahwa mereka sudah berada dijalan tapi terkena macet.” sekertarisku bilang kalau tamuku telat.

“ oke. Terima kasih. “ ujarku tersenyum.

“ iya, pa. Sama-sama” jawabnya tersipu malu.

Knock..knockk..

“ iya,,,” jawabku.

“ pa raffael. Tamunya sudah datang. Dan langsung saya suruh masuk keruang meeting.” ujar sekertarisku.

“ hmm. Terima kasih ya. “ ujarku dan langsung menuju ruang meeting.

Aku menuju ruang meeting yang masih dilantai yang sama dengan ruanganku.

“ permisi. Selamat pagi” ujarku pada para tamuku.

“ selamat pagi” jawab salah seorang tamuku. Aku mengenal suara ini dengan teramat sangat. Suara lembut yang dapat membuat jantungku berdegup kencang.

Aku terkejut melihatnya. Begitupula dia yang kulihat membulatkan mata cokelatnya.

Kenapa dia ada disini??

***

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

132K 12.8K 57
Judul: [Masih] Sekantor Tapi Menikah Genre: Romantis Komedi Dewasa (18+) Status: On Going (Sekuel dari 'Sekantor Tapi Menikah') Cerita Ketiga dari Se...
4.9K 913 85
🚫Warning 🚫 πŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”ž Ada banyak adegan perkelahian, bijaklah dalam memilih bacaan. . . cover by: Canva . Aira seorang gadis cantik yang sangat popul...
589K 37.4K 54
Sequel MY BIG BOSS // slow update Di dunia ini ada tiga hal yang aku benci, tubuh gendut, kulit hitam dekil dan pria songong. Tiga hal itu mengingatk...
255K 12.3K 18
Cantik, dewasa, punya karier namun di usianya yang sudah dua puluh delapan tahun masih ada yang kurang dalam hidup Henrietta Nathanaella. Yaitu seora...