Autumn in My Winter Soul

By DunBroch

2.3K 273 97

Main cast: 1. Min Yoongi 2. Kim Taehyung 3. Kang Gaeul 4. Cho Hye Soo 5. Park Jimin 6. Kim Namjoon 7. Kim Seo... More

Prologue
Part 1: I Hate Autumn, Again
Part 2: Flashback
Part 3: This is Weird
Part 4: I Can't Hold It Anymore
Part 5: The Game Starts
Part 7: The Heart Can't Deny
Part 8: Such A Mess
Part 9: Bitter Truth

Part 6: Unforgiven Mistake

224 23 4
By DunBroch

🔥 Jimin POV 🔥

Pikiranku melayang ke kejadian 3 bulan lalu. Malam di mana kecelakaan menimpa Kang Gaeul. Pertemuanku dengan Hye Soo barusan mengacaukan pikiranku. Aku melihat sosok Gaeul dalam dirinya. Bagaimana bisa?

"Haduh Park Jimin kau selalu menyusahkanku. Aku bukan suruhanmu yang bisa setiap saat kau panggil saat kau kacau karena mabuk," Gaeul meneriaki diriku yang hampir tidak sadarkan diri karena mabuk.

"Ayo pulang!" katanya lagi tepat di telingaku karena musik yang memenuhi lounge memang membudakkan telinga setiap orang yang berada di sana.

Aku tidak beranjak sedikit pun dari tempat dudukku. Kepalaku terasa berat.

"Aish menyusahkan sekali." Gaeul menarik salah satu lenganku dan melingkarkan di lehernya. Kemudian dia mengaitkan lengan kanannya di pinggangku dan menariknya. Dengan sekuat tenaga, dia membopongku agar dapat berjalan. Mungkin lebih tepatnya menyeretku dengan paksa.

Sesampainya di luar Pub, terlihat Gaeul bernafas dengan tersengal-sengal. Ya walaupun badannya proporsional dan atletis tapi tidak bisa dipungkiri berat badanku melebihi kapasitas kesanggupannya.

"Benar-benar menyusahkan. Aku tidak tahu kalau kau mabuk separah ini dan bodohnya aku ke sini dengan menggunakan motor itu."

Aku melihat sebuah motor sport alias motor gede yang terparkir di depan kami. Tubuhku masih ditopang olehnya. Gaeul sibuk menekan tombol di ponselnya dan tidak lama kemudian menempelkan ponsel tersebut ke telinganya.

"Ke mana sih Hoseok saat ia sedang dibutuhkan seperti ini?" Sepertinya Gaeul barusan menelepon Hoseok dan teleponnya tidak diangkat.

Gaeul melambaikan tangannya ke arah taksi yang melintas. Saat taksi berhenti di depannya, dia langsung membuka pintu belakang dan mendorongku masuk dengan cekatan. Dia juga melempar botol mineral ke arahku. "Minum ini supaya kau merasa lebih baik."

"Pak, nanti bapak ikuti saya saja dari belakang ya. Saya harus bawa motor saya," katanya pada supir taksi.

Padahal bisa saja dia memberikan alamatku pada supir taksi dan tidak perlu repot ikut ke rumahku. Gaeul hanya ingin memastikan aku sampai ke rumah dengan selamat. Dia terlalu banyak khawatir.

"Aku titip helmku di sini ya. Aku malas pakai helm," ujar Gaeul santai sambil melempar helmnya cukup keras ke arah kepalaku. Dia sengaja melakukannya agar aku tersadar.

"Aw," hanya itu responku sambil meringis kesakitan.

"Huh ternyata responmu masih bagus," katanya mengejek sambil menutup pintu taksi.

Taksi yang aku tumpangi mengikuti motor yang dikendarai Gaeul. Tiba-tiba saja terdenger Gaeul berteriak, "Hey kau sudah gila ya?!". Sontak saja teriakannya membuat mataku membelalak.

Terlihat sebuah mobil sedan hitam sedang melaju dengan tidak karuan. Mobil tersebut melaju secara zig-zag seperti kehilangan kendali. Gaeul terlihat mengarahkan motornya ke samping kaca pengemudi dan mengetoknya dengan sikunya. "Hey berhenti! Kau bisa kecelakaan!"

Tanpa Gaeul sadari dari arah berlawanan sebuah truk melaju dengan kecepatan tinggi. Saat itu posisi Gaeul memang melewati marka jalan karena dia memposisikan motornya di samping kaca pengemudi yang berada di pinggir jalur.

Tidak terelakkan lagi, tubuh Gaeul dihempas oleh truk tersebut dan motornya masuk ke dalam kolong truk, terseret hingga ratusan meter. Mobil sedan hitam tersebut juga kehilangan kendali setelah sisi mobilnya terdorong oleh motor Gaeul yang ditabrak oleh truk, dan menabrak sebuah pohon di pinggir jalan. Kejadian itu berlangsung sangat cepat. Aku hanya bisa terperangah menyaksikan kejadian tersebut.

Entah bagaimana bisa, aku langsung tersadar dari pengaruh alkohol. "Pak, cepat putar balik. Cari Gaeul pak!". Aku menyuruh supir taksi untuk memutar balik dan mencari Gaeul yang terseret oleh truk.

Aku gelagapan. Keringat dingin mengucur dari pori-pori kulitku. Setelah kurang lebih 500 meter, aku melihat motor Gaeul yang telah ringsek berada di tengah jalan. "Berhenti pak!"

Dengan segera aku keluar dari taksi dan berlari mencari Gaeul. Supir taksi juga membantuku mencarinya. Tidak jauh dari motor Gaeul, aku melihat seseorang tergeletak di tengah jalan dengan tidak berdaya. Aku menghampirinya.

Marah, sedih, penyesalan, semuanya bercampur jadi satu saat aku melihat Gaeul terkapar tidak berdaya. Jaket kulit dan celana jeans yang ia kenakan terkoyak-koyak karena tubuhnya terseret aspal. Darah segar mengalir dari kepalanya, hidungnya, lengannya, dan bagian lain dari tubuhnya. "Gaeul!!!!". Aku berteriak sekeras-kerasnya sambil menangis, dan menggendong tubuhnya.

Supir taksi segera kembali ke mobilnya dan membawanya menghampiriku. Aku masuk ke dalam bangku penumpang dengan posisi masih menggendong Gaeul. Supir taksi dengan segera melaju kencang ke rumah sakit terdekat.

Aku membuka jaket kulit yang Gaeul kenakan dan mencoba menghentikan pendarahan yang terjadi di kepalanya. Tiba-tiba saja aku teringat sesuatu. Aku merogoh ponsel di saku celanaku. "Shit tidak diangkat."

Aku mencoba menelepon orang lain. "Jungkook, Gaeul mengalami kecelakaan di daerah Gangnam. Tolong kau segera pergi ke lokasi dan membereskan segalanya. Aku tidak ingin terlibat dengan polisi. Selain itu, coba kau cek pengendara mobil sedan hitam yang menabrak pohon di dekat sana. Pastikan kau memfoto wajahnya dengan jelas. Aku akan mengirim alamat lengkapnya melalui sms." Aku menutup sambungan telepon dan dengan cepat mengetik sebuah pesan untuk dikirimkan ke Jungkook.

Hatiku terasa sangat perih saat melihat kondisi Gaeul yang mengenaskan. "Maafkan aku, maafkan. Ini semua salahku," ujarku sambil menitikkan air mata.

"Jim! Oy kau kenapa melamun seperti itu?". Hoseok menyadarkanku dari lamunan.

"Tidak apa-apa. Hoseok bisakah kita mampir ke rumah sakit? Aku ingin melihat Gaeul sebentar saja," pintaku pada Hoseok yang sedang menyetir di sampingku.

"Baiklah terserah kau saja."

*****

✏ Author POV ✏

Min Yoongi sedang memikirkan kembali kata-kata Taehyung yang memintanya untuk berbicara dengan Hye Soo secara baik-baik. Tidak lama kemudian dia menekan angka 8 di ponselnya dan angka tersebut adalah speed dial nomor telepon Hye Soo.

"Apa kau sekarang ada di rumah?" tanya Yoongi setelah teleponnya diangkat oleh Hye Soo.

"Ne. Kenapa?". Tentu saja Hye Soo yang sebenarnya Gaeul merasa heran kenapa Min Yoongi menelepon dia lagi padahal mereka sudah putus.

"Aku ke sana sekarang. Jangan pergi ke mana-mana." Telepon ditutup oleh Yoongi. Dia segera mengambil jaketnya dan pergi menuju rumah Hye Soo.

Di rumah, Hye Soo keheranan saat telepon ditutup oleh Yoongi. "Apa sih maunya dia? Kenapa tiba-tiba ingin ke sini? Sihyuk juga ke mana ya? Kenapa dia tidak mengawasiku lagi?". Semenjak Hye Soo dan Yoongi putus, Sihyuk memang tidak lagi mengawasi Hye Soo. Entah apa yang terjadi hingga dia berani meninggalkan Gaeul yang berada di dalam tubuh Hye Soo sendirian.

Dua puluh menit kemudian, terdengar ketukan dari luar kamar Hye Soo. "Ini aku, kau ada di dalam kan?" terdengar suara berat dan serak milik Yoongi dari balik pintu.

Hye Soo membukakan pintu untuk Yoongi dan mempersilahkannya untuk duduk di sofa yang berada di dalam kamar. Hye Soo duduk di sebelahnya.

Sepertinya sulit bagi Yoongi untuk menurunkan egonya walau hanya sebentar. Dia masih berdiam diri menunggu Hye Soo yang memulai percakapan. Daritadi dia hanya membolak-balikkan halaman majalah yang ada di sofa.

"Ada perlu apa kau kemari?" Hye Soo memberanikan diri membuka percakapan karena sudah hampir 2 menit mereka hanya diam.

Akhirnya Yoongi meletakkan majalah yang dia pegang dan berdeham. "Aku ke sini untuk berbicara baik-baik padamu. Apa kau sedang ada masalah sampai berubah sejauh ini?"

Hye Soo merasa gelisah diberi pertanyaan seperti itu dan tentu saja dia bingung harus menjawab apa. "Kenapa kau bertanya seperti itu?". Hye Soo memutuskan untuk bertanya balik.

"Sihyuk ke mana sih kamu? Aku tidak pandai berbohong nih. Apalagi berhadapan dengan Min Yoongi dan ditatap dengan tatapan dinginnya. Rasanya aku ingin kabur dari ruangan ini," batin Hye Soo dalam hati.

"Answer my question first," kata Yoongi dengan tatapan dingin dan wajah datarnya.

"Damn," umpat Hye Soo dalam hati. Hye Soo berpikir sejenak dan merasa telah menemukan jawaban yang tepat.

"Aku memang sedang punya masalah Yoongi tapi maaf aku tidak bisa menceritakannya padamu saat ini. Aku sangat terbebani dengan masalah ini hingga akhirnya aku mengalami banyak perubahan. Aku mohon kau bisa mengerti. Aku akan menceritakan padamu saat waktunya telah tepat. Pasti," jawab Hye Soo sambil tersenyum lebar dan dengan nada yang dibuat selembut mungkin agar Yoongi dapat percaya.

"Mana mungkin aku menceritakan padamu kalau saat ini Gaeul yang berada dalam tubuh Hye Soo. Kalau aku ceritakan bisa-bisa kau pingsan mendadak," kata Hye Soo dalam hati.

"Lagi-lagi senyum konyol itu," kata Yoongi dalam hati. Yoongi memang tidak suka melihat Hye Soo tersenyum lebar seperti itu tapi entah kenapa dia merasa tenang dan hangat saat melihatnya. Hatinya hanya terlalu banyak menyangkal.

"Kenapa kau tidak bisa menceritakannya padaku? Aku pacarmu. Dulu kau selalu menceritakan semua hal yang terjadi padamu. Dari hal sepele sampai masalah besar."

"Maaf tapi kali ini aku benar-benar tidak bisa. Maafkan aku. Aku janji akan menceritakannya jika masalah ini sudah selesai. Janji," kata Hye Soo sambil mengulurkan jari kelingkingnya. Mengajak Yoongi untuk melakukan pinky swear.

"Huh apa-apaan kau ini. Sejak kapan kau menjadi cute seperti ini?"

Hye Soo terkekeh mendengar tanggapan Yoongi. "Sudah lakukan saja. Apa susahnya sih mengulurkan jari kelingking? Apa kau semalas itu sampai mengulurkan jari kelingking pun sulit?" katanya sambil mengejek.

"Iya iya," kata Yoongi sambil mengulurkan jari kelingkingnya dengan malas dan menautkannya dengan jari kelingking Hye Soo.

"Nah begini kan lebih baik. Hah tegang sekali sih tadi seperti mau perang saja," Hye Soo menghempaskan tubuhnya di sofa.

Yoongi mulai kembali percaya kalau Hye Soo yang sekarang memang Hye Soo yang dulu. Dan untuk lebih meyakinkannya, dia akan melakukan satu hal lagi.

Yoongi mendekatkan dirinya dengan tubuh Hye Soo, dan berbisik di telinganya. "Kalau begitu, kau mau kan kembali menjadi pacarku? Maafkan aku, ternyata aku keliru padamu."

Wajah Yoongi semakin mendekati wajah Hye Soo. Hye Soo dapat merasakan napas Yoongi di wajahnya. Sebentar lagi bibir Yoongi akan bersentuhan dengan bibir Hye Soo. Tentu saja Hye Soo panik karena pada kenyataannya Gaeul yang saat ini berada di tubuh Hye Soo belum pernah melakukan ciuman sama sekali.

Gaeul pasrah, dia tidak ingin merusak hubungan Hye Soo dan Yoongi lebih jauh lagi. Dia merasa bersalah kepada Hye Soo karena telah membuat mereka putus. Mungkin sekarang saat yang tepat untuk memperbaikinya.

Hye Soo memejamkan mata. Dia dapat merasakan bibir lembut Yoongi menyentuh bibirnya. Ciuman yang diberikan Yoongi semakin dalam. Hye Soo tidak tahu apakah dia harus membalas ciuman Yoongi atau tidak. Tanpa terasa air mata Hye Soo menetes dari mata sebelah kanan. Air mata kebahagiaan. Apakah itu berarti Gaeul yang sejatinya berada dalam tubuh Hye Soo merasa bahagia berciuman dengan Min Yoongi?

Yoongi terus memperdalam ciumannya menunggu Hye Soo membalas perlakuannya. Tiba-tiba saja dengan pelan Hye Soo menjauhkan kepalanya. "Maafkan aku Min Yoongi. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa menjadi pacarmu lagi," katanya sambil tertunduk. Hye Soo tidak berani menatap Yoongi.

Di dalam hatinya, Gaeul mengutuk habis-habisan dirinya sendiri. Entah apa yang dia pikirkan sampai bisa mengatakan hal seperti itu. Niatnya untuk memperbaiki kembali hubungan Cho Hye Soo dan Min Yoongi sudah gagal. Bahkan bukan gagal lagi, tapi hancur berantakan.

Tidak disangka, Yoongi hanya merespon perkataan Hye Soo dengan tersenyum. Senyum yang dipaksakan. Perlahan dia memegang kepala Hye Soo dengan kedua tangannya dan mencium keningnya dengan pelan dan lembut. Setelah agak lama, baru Yoongi melepaskan ciuman di kening Hye Soo.

"Kalau itu memang keputusanmu, aku terima. Aku menjadi lebih lega karena telah berpisah denganmu secara baik-baik. Saat tadi menciummu, aku pikir kita akan bersatu kembali dan bersama selamanya. Terimakasih telah mau menghabiskan waktumu yang berharga bersamaku selama 21 bulan. Aku pulang dulu sekarang."

Yoongi berjalan keluar kamar Hye Soo. "Aku sudah sering berciuman dengan Hye Soo tapi mengapa ciuman tadi terasa berbeda. It feels right. Aku merasa semua bebanku hilang saat berciuman tadi. Hatiku terasa tenang dan sejuk. Itulah mengapa aku merasa akan kembali bersama dirinya selamanya. Hati ini sakit saat mendengar penolakan dari Hye Soo tapi secara bersamaan merasa bahagia. Perasaan macam apa ini?" batin Yoongi dalam hati.

- TBC -

Note: Jangan bingung ya antara Gaeul sama Hye Soo. Pokoknya saat ini yang ada di dalam tubuh Hye Soo itu Gaeul. Don't forget to give vote and comments. Thanks a lot 😙🙆

Continue Reading

You'll Also Like

728K 67.9K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
YES, DADDY! By

Fanfiction

315K 2K 10
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
57.1K 10.1K 29
kisah seorang jenderal yg di permalukan setelah kekalahan yg di alaminya. seorang jenderal agung pemimpin 300.000 pasukan di khianati hingga menyebab...
735K 58.9K 63
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...