Kim Jong In remaja berusia 18 tahun dengan kemampuan menggambarnya yang luar biasa telah membawanya ke berbagai kota di korea bahkan luar negeri. Ia biasa mengikuti lomba dan sering menjuarainya. Untuk seukuran siswa SMA memang dia bisa dikatakan hebat daripada yang lainnya.
Kai(nama panggilannya) sering menggambar berbagai macam gambaran. Seperti sketch,3D, doodle, manga dan sebagainya.
Dan suatu hari seorang fans memberinya sebuah buku sketch berukuran A4 sebagai hadiah. Namun buku itu nampak berbeda. Bahkan yang memberinya nampak aneh.
Ia tidak memperlihatkan wajahnya sama sekali dan berlalu begitu saja tanpa mengatakan apapun.
Sesampainya dirumah kai membuka buku sketch berwarna coklat muda dengan cover seperti air dibuat 3D tersebut. Ia membuka halaman pertama dan mendapati sebuah tulisan tangan dengan pulpen.
"SEMUA PASTI AKAN MENJADI NYATA"
"apa maksudnya?" kai mengernyitkan dahinya bingung.
"kai waktunya makan" teriak ibunya dari luar kamarnya.
"ne eomma" sahutnya lalu bergegas keluar.
"makan yang banyak ne. Eomma harus ke rumah sakit lagi. Ada operas mendesak oke" ucap ibunya sembari menepuk bahu kai dan beranjak pergi menjinjing tasnya.
Yah lagi lagi kai harus sendiri dirumah.
Begitulah kehidupan seorang Kai. Kedua orang tuanya adalah dokter yang harus selalu siap kapan saja untuk operasi dan juga meninggalkan kai kapan saja. Dan dengan begitu kai hanya bisa pasrah dengan kesendiriannya dirumah. Menjadi anak tunggal dari sepasang dokter memang terlihat menyenangkan dengan segelimpang harta yang terus mengalir bahkan dengan karyanya ia juga mendapat banyak uang. Tetapi apa gunanya semua ith jika ia hanya kesepian. Coba saja ia punya saudara atau teman dekat. Mungkin itu akan menyenangkan bukan.
Itu juga salah satu alasan kai bisa menggambar dengan baik. Karena sejak kecil ia ditinggal sendirian maka dari itu ia mencari kesibukan untuk dirinya sendiri. Menggambar adalah pilihannya. Mulai dari terburuk sampai terbaik ia pernah menggambarkannya. Orang tuapun selalu mendukung peralatan dan juga aktivitas lombanya karena mereka menganggap itu hal positiv dan kai menyukainya.
Dengan kebiasaan itu pula ia tidak memiliki banyak teman. Ya hanya teman ia punya bukan teman dekat. Karena dimanapun dan kapanpun ia selalu menggambar. Bahkan ketika pelajaran berlangsung ia memilih menggambar ketimbang mendengarkan pelajaran yang menurutnya membosankan itu.
Sepertinya guru pun tidak keberatan karena nilai kai tidak mengkhawatirkan dan juga ia termasuk anak berprestasi dan juga dari keluarga terpandang.
"ahh benar benar membosankan" gerutu kai sembari berjalan menuju kamarnya.
Ia raih sketchbooknya beserta alat gambar lainnya.
Ia dudukkan pantatnya pada kursi belajar dan terlihat akan memulai menggambar.
"hemh apa yang harus kugambar sekarang?" ia bertanya pada dirinya sendiri.
Mengetuk ngetukkan pensil pada bibirnya dan terlihat sedang berfikir.
"aha kenapa baru terfikirkan, bukankah menyenangkan jika punya teman meskipun lain dimensi? semacam monalisa yang nampak nyata namun sebenarnya tidak pernah ada! hehem ide bagus kai" batinnya
"tapi aku harus menggambar siapa?Namja atau yeoja?" ia menggerutu sendiri
"hemh baiklah aku harus menggambar teman namja dengan usia seumuran denganku"
Ia mulai menggoreskan pensilnya pada buku barunya itu. Membentuk sebuah rancangan untuk menggambar manusia laki laki agar tampak nyata. Ia memulai dari bagian mata kanan lalu kiri. Matanya terlihat sayu dan indah .Dilanjutkan hidung yang mancung dan terakhir pada bibir mungil dan tipis.
Ia mengambil pensil warnanya. Mulai mewarnai bagian sekitar kulit. Dengan warna coklat terang bisa dikatakan berkulit putih untuk ukuran manusia. Manik mata hitam dengan tepian coklat gelap lalu bibir merah muda yang menawan.
Setelah 2 jam berkutat dengan bukunya kai pun merasa lega telah menyelesaikan karyanya tersebut.
"ahh akhirnya selesai juga" lenguhnya panjang sambil melakukan sedikit peregangan pada tubuhnya yang terasa kaku.
TBC!
Votenya donk sama coment