(END) SEAN AND VALERIA

By matchamallow

18.7M 890K 32K

ISI MASIH LENGKAP! ROMANCE DEWASA Seri ke 1 dari trilogi Sean-Rayhan-Daniel/ Bastard Squad Series MENURUT S... More

Harap Dibaca ❤️❤️
Part 1-Pertunangan
Part 2-Pesta Topeng
Part 3-Pesta topeng part 2
Part 4-Siapa Kau Sebenarnya?
Part 5-Dilema dan Penyangkalan
Part 6-Akan Kuhancurkan Hidupmu
Part 7-Keputusan
Part 8-Pertemuan
Part 9-Pernikahan
Part 10-First Night With You...
Part 11-Kiss Mark
Part 12-Tenang Sebelum Badai
Part 13-(PRIVATE) Aku Membencimu...
Part 14.1 - Apa Kau Mencintaiku?
Lanjutan part 14 (part 14.2) - Apa kau mencintaiku
Part 15.1 - Maafkan Aku
Part 15. 2-Maafkan Aku
PART 15.3 - Maafkan Aku
PART 15.4 - Maafkan Aku
Part 16.1 - Jealousy
Part 16.2 - Jealousy
Part 16.3 - Jealousy
Part 16.4 - Jealousy
Part 17.1 - About Daniel
Lanjutan Part 17.2
Part 17.3
Part 18-About Fabian
Part 18.2 - About Fabian
Part 18.3 - About Fabian
PART 19- Dating
Part 19.2 - Dating
Part 19.3 - Dating
Part 20-Realize
Part 20.2 - Realize
Part 20.3 - Realize
Part 21-Fallin in Love
Part 21.2 - Fallin in Love
Part 21.3 - Fallin in Love
Part 22.1 -Don't Leave Him
PART 22.2 - Don't Leave Him
Part 23.1 - That Day
Part 23.2 - That Day
Part 23.3 - That Day
PART 24.1 - Lost
Part 24.2 - Lost
Part 24.3 - Lost
Part 25.1 - Somewhere Only We Know
Part 25.2 - Somewhere Only We Know
Part 26.1 - Faded
Part 26.2 - Faded
PART 26.3 - Faded
Part 27.1 - Runaway
Part 27.2 - Runaway
Part 27.3 - Runaway
Part 27.4 - Runaway
Part 27.5 - Runaway
Part 28 - Masa Lalu Sean
Visualisasi Tokoh dan Promo Cerita Sekuel
Part 29 - END - When Love is Not Just A Word to Say
EPILOG, EXTRA PART, SECRET CHAPTER

Part 26.4 - Faded

269K 20.4K 954
By matchamallow

"The monster running wild inside of me. I'm faded..."
~Sean~

***

"Jean, sudah bangun? Mama sudah siapkan sarapan, ayo makan bersama Sean juga." Mamanya berujar riang.

Jean menatap penampilan Sean yang bersih namun kacau balau.

Ia sesungguhnya sempat mendengar sedikit percakapan yang terjadi antara Mamanya dan Sean tadi. Jean duduk di salah satu kursi makan di hadapan Sean.

Bik Sani membawakan kopi untuk mereka. Jean menerima cangkir kopinya dengan penuh sukacita.

Ia meminum kopinya sambil menatap Sean.

Sean balas menatapnya sambil meminum kopinya dan memakan sarapannya. Jean ingin menantangnya bermain intimidasi dengan tatapan mata?

Jean tiba-tiba tersenyum padanya dan menaruh kopinya.

"Bagaimana kabarmu?" Jean berujar. Pertanyaannya membuat Sean keheranan.

"Seperti yang kaulihat. Tergantung bagaimana kau menilainya." jawab Sean acuh tak acuh.

"Kau masih tetap sombong, Sean. Padahal kau terlihat menyedihkan." Jean tertawa.

"Aku tidak ingin berdebat denganmu, Jean." Sean menanggapi dengan tenang. Bisa-bisanya Jean tertawa tanpa kesulitan di saat adiknya menghilang. Gadis ini sungguh gadis berdarah dingin.

Tunggu dulu!!

Ia tidak mungkin tidak peduli. Jean terlalu sayang pada Valeria.

Sean teringat Jean pernah ke kantornya saat pertama kali dan mengamuk tak terkendali. Ia tidak tertawa sedikitpun.

Sean berhenti makan dan menatapnya. Sebuah kesadaran mulai terbentuk perlahan-lahan di pikirannya. Rayhan mengatakan bahwa pasti ada seseorang yang membantu Valeria....

"Astaga! Kau orangnya!" Sean bergumam.

Jean terkejut mendengarnya dan memalingkan wajahnya.

Reaksi Jean membuat Sean tidak meragukan kecurigaannya. "Kau tahu dimana dia!! Katakan padaku, Jean!!" Sean berdiri dan mendesaknya.

"Aku tidak bisa, Sean!! Aku sudah berjanji padanya. Silakan saja kau mengamuk, aku tidak bisa tidak menepati janjiku." Jean menopangkan dagunya pada tangannya dan menatap taman.

Suasana hening seketika. Jean merasa khawatir akan reaksi Sean. Ia tidak ingin Sean mengamuk di rumahnya, tapi ia sudah berjanji....Kenapa Sean bisa seketika menebak dirinya dengan tepat?!

"Kumohon katakan padaku, Jean."

Jean mengerutkan kening. Sean... tidak mengamuk? Dan memohon padanya?

Jean menoleh dan mendapati Sean berlutut padanya. Ia seketika berdiri dari kursinya dan menjauhi Sean.

Ia tidak percaya ini!!

Sean Martadinata berlutut memohon pada orang lain?

Ya, Tuhan...Sean juga mencintai adiknya....

Jean menutup mulutnya dengan prihatin. Ia terdiam menimang-nimang sesuatu. Jean akhirnya memutuskan sambil memutar bola matanya.

"Sean...aku sudah berjanji...Tapi kau terlihat begitu menyedihkan. Ada baiknya kau mengunjungi ibumu..."

Sean tercengang mendengarnya. "Ia...disana?!"

"Aku hanya menyarankanmu menemui ibumu! Bukan mengatakan ia ada disana, Sean!! Aku sudah berjanji!!" Jean menggertakkan giginya dengan kesal.

Sean seketika berdiri dan berjalan menuju pintu depan.

"Tunggu, Sean!! Jika kau menyakitinya sehelai rambut..."

Ucapan Jean terhenti. Sean menangkup wajahnya dan mencium pipinya. Kejadian itu terjadi saat Amelia kembali dari dapur serta Andre dan Felix turun dari tangga. Mereka ternganga menatap Sean dan Jean.

"Terimakasih, Jean." Sean tersenyum padanya.

Jean memegang pipinya sambil bibirnya membentuk huruf O. Ia merona seketika mendapati dirinya ditatap oleh seluruh anggota keluarganya.

Sean kembali berjalan keluar sambil melambaikan tangan pada mereka semua.

"Ada apa dengannya?" Amelia bertanya pada Jean yang masih beum tersadar dari keterkejutannya.

"Ia...sudah menemukan Vally, Ma." Jean menjawab dengan cemberut.

Mama Papanya dan Felix mulai ribut mendengar pernyataannya. Mereka mulai mengguncang bahu Jean untuk menjelaskan semuanya.

Jean memikirkan Sean yang tersenyum.

Ia terlihat menawan....Sedikit...Selama beberapa detik..Oh sudahlah!!

Apa ia menyesal tidak mencoba mengenal Sean Martadinata sebelumnya?

***

Sean merasa beruntung mengetahui berita itu sepagi ini.

Marinka, Ibunya itu tinggal di sebuah villa di wilayah Sentul jadi perjalanannya melalui jalan tol tidak akan menemui kemacetan jika masih pagi. Ia langsung pulang ke rumahnya untuk menukar mobilnya dengan mobil sportnya.

Ia jarang memakai mobil sportnya dan lebih memilih SUV jika berada di dalam kota yang penuh kemacetan. Tapi dengan mobil itu, ia bisa ngebut dan mencapai tujuan dalam waktu kurang dari satu jam. Ia sungguh tidak sabar lagi.

Ia sengaja tidak menelepon ibunya karena takut Valeria akan mengetahuinya dan berencana kabur kembali. Ia percaya sepenuhnya pada ucapan Jean yang menyatakan adiknya ada di sana.

Sepanjang perjalanan ia memikirkannya kembali. Kenapa semua orang bisa melewatkan rumah ibunya, termasuk dirinya sendiri. Rumah ibunya masih merupakan miliknya dan sudah pasti tersedia makanan dan pelayan. Dan itu berarti ia harus kembali mengakui teori Daniel. Sean merasa kesal harus mengakui kepintaran Daniel. Ia sudah bisa membayangkan senyum lebar Daniel saat Daniel mengetahui ini nanti.

Ia sampai tanpa masalah beberapa saat kemudian dan memarkir mobilnya di depan gerbang agar tak terdengar.

"Kenapa kau baru datang sekarang, Sean?!!" Ibunya terkejut saat melihatnya di ruang tamu.

Sean memandang sekelilingnya dan suasana tempat tinggal ibunya begitu sepi. Ia mulai ragu apa benar Valeria ada di tempat ini.

"Lihat dirimu!! Apa kau tidak memiliki cermin di rumah!? Kau lebih mirip gelandangan!! Berapa lama kau tidak bercukur?" Marinka mengomeli penampilan Sean dengan terlalu berlebihan seperti biasa. Sean merasa penampilannya baik-baik saja.

Ia tidak sempat menjawab pertanyaan tidak penting ibunya karena harus bertanya hal yang paling penting. "Ma! Apakah Vale..."

Ucapannya terpotong karena tangisan bayi,

Sean membeku mendengarnya.

"Anakmu menangis lagi. Nanti saja kau bertanya, Sean." Marinka berbalik dengan santai hendak menaiki tangga.

"Biar aku saja, Ma." tiba-tiba seorang gadis berlari mendahului Marinka dari arah kanan dan mendahuluinya menaiki tangga. Ia memakai sleep dress warna putih selutut yang melambai-lambai saat berlari menaiki tangga.

Sean semakin membeku tak bergerak menatap pemandangan di depannya. Gadis berpakaian putih itu... Dia Valeria...dan ia tidak melihat Sean yang berdiri jauh di belakang Marinka.

Marinka berdecak kesal melihatnya. "Valeria!! Berapa kali sudah Mama bilang. Jangan berlari!! Kau bisa jatuh!"

"Iya, maaf, Ma." Valeria tertawa renyah namun tetap berlari.

Marinka menoleh pada Sean. "Sean!! Apa kau tidak pernah memarahi istrimu?!"

Valeria mendengarnya dan berhenti berlari...

Ia terdiam masih memunggungi mereka dan mencengkeram terali tangga hingga buku-buku jarinya memutih.

Perlahan-lahan ia menoleh.

Dan matanya bertemu dengan mata Sean yang menatapnya.

***
10 Mei 2016
Yg menebak dimana Vale sesudah tgl terbit Faded ini tdk masuk hitungan haha...coz sdh ketauan.

Dan ternyata gak ada yg bisa nebak sebelum part ini muncul. Sipp deh...

Satu part lagi end. 4200++ kata.

Ingin menyaksikan Sean mengungkapkan pengakuan terbesar sepanjang hidupnya?

Yang kuminta hanya satu :

VOTE SEMUA PART CERITA INI MULAI DARI PART PROLOG HINGGA SEKARANG YANG BELUM KALIAN VOTE.

Bagi yang sudah melakukannya saya ucapkan terimakasih. Silahkan duduk manis dan tunggu update selanjutnya.

Aku meminta bantuan kalian, chingu. Part awal-awalku votenya begitu sedikit dan mengalami ketimpangan sosial ke belakang. hehe

Kurasa memberi bintang itu hanya memakan waktu beberapa detik saja bukan? sedangkan aku membuat cerita ini dengan begadang selama 2 malam. Tinggal kalian yang menentukan apakah Sean dan Vale berhak mendapatkan penghargaan itu.

Thanks.

Judul terinspirasi dari Faded~Alan Walker yang selalu menemaniku.

Continue Reading

You'll Also Like

383K 21.6K 29
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
3.7M 40.5K 32
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
6.6M 338K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
2M 9.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...