"Cass.." panggil seorang gadis bername tag Azheella Agnes Alexandra pada sahabatnya yang sedang memperhatikan keadaan ramai kantin ini. Rok seragam merah bermotif kotak dan garisnya menjuntai ke bawah saat ia duduk, bagian atasnya sedikit tersingkap tanpa ia pedulikan.
"Hmm." yang menjadi lawan bicaranya yang juga berseragam sama hanya berdeham sebagai jawabannya.
"Gue kangen sama dia lagi." kata Agnes itu ringan.
Gadis bername tag Cassandra Zhevani menoleh.
"Duh Agnes-ku yang paling cantik, hari ini udah lebih dari lima kali lo bilang kaya gitu ke gue. Pertama, gue denger. Kedua, gue gak budek alias kuping gue masih bagus. Ketiga, gue bosen." cibirnya sambil meniup poni yang menghalangi keningnya agar dapat menyingkir lalu melirik Agnes dengan sinis.
"Ya mau gimana lagi, gue emang kangen."
"Agnes, gini deh ya. Lo yakinin aja ke diri dan hati lo kalau suatu hari nanti lo bisa ketemu sama dia lagi. Atau lo berdoa aja semoga hari ini lo dipertemukan sama dia." ucap Cassie sok bijak.
Agnes mengangguk mengerti "Tumben bijak lo!" cibir Agnes setelahnya membuat Cassie menatapnya sinis lagi.
"Ah iya Cass, balik sekolah, mall yuk! Gue mau beli sepatu nih!" ajak Agnes sambil memainkan sedotan jusnya.
"Boleh boleh, flatshoes sama wedges gue juga udah mulai ngebosenin." jawab Cassie bersemangat.
"Menurut lo, gue pantesnya pake sepatu apa? Flatshoes? Converse? Vans? Atau wedges? Atau sepatu kaca?" Agnes bertanya lalu terkekeh pelan.
"Lo kira pangeran mau nyari istri? Kaki lo sih dipakein apa aja pantes, Nes. Pake sendal jepit juga pantes aja tuh kaki lo!" Cassie kembali mencibir. Agnes yang mendengarnya mendengus kesal.
"Pangeran gue gak boleh nyari istri dulu, gue belum siap." Agnes menunjukkan cengirannya membuat Cassie berdecak.
"Emang kenapa kalau pake Converse?" tanya Cassie mencoba fokus ke topiknya tadi.
"Soalnya, gue mau pake yang tinggian, FILA gimana?"
"Yaudah, lo jangan pake itu lagi. Eum, gimana kalau Snackers?"
"Bol-
Papa's calling
Agnes menghentikan ucapannya dan mengangkat tangan kirinya menunjukkan lambaian pada Cassie, seakan berkata nanti dulu sementara tangan kanannya mengangkat Iphone-nya mendekat kearah telinga.
"Iya Pa? Ada apa heum?"
"Apa!? Gak! Agnes gak mau!"
"Pokoknya Agnes gak mau! Lagipula pulang sekolah nanti Agnes mau ke Mall bareng Cassie."
"Apaan sih Papa, please deh gak perlu nyangkut pautin sama fasilitas."
"Iya-iya Agnes mau."
Akhirnya, gadis itu pasrah setelah merasa kalah diperdebatan singkat yang barusaja terjadi antara ia dan ayahnya.
Agnes membuang nafas kasar.
"Kayaknya nanti kita gak akan jadi ke Mall deh, Cass.."
Cassandra menoleh. "Loh, kenapa? Bukannya lo gak ada jadwal private? Kan guru lo kemarin baru resign.."
"Justru itu, hari ini Papa gue udah dapet guru private baru. Daripada fasilitas gue dicabut, mendingan gue private." diangguki oleh Cassandra.
"Guru private baru lagi? Hah, paling juga dapet tiga kali ngajar udah mundur tuh guru." cibir Cassie sambil terkekeh.
"Hahaha, kita liat aja permainan selanjutnya."
***
"Pa, Mah, Kak Alwan.. Agnes pulang!" Agnes memasuki pintu rumah bak istana itu setelah satpam membukanya.
Seorang wanita paruh baya yang biasa ia sebut bibi menghampirinya.
"Maaf Nona, Tuan dan Nyonya besar ada meeting mendadak di London selama tiga bulan. Den Alwan ada Study Banding di Lombok selama satu bulan. Para maid dan si mbok akan diistirahatkan selama Tuan dan Nyonya besar meeting." jelas wanita yang menghampirinya tadi, lalu menunduk.
"Hah? Terus Mbok Imah juga mau libur?" tanyanya terkejut.
Wanita yang diketahui bernama Mbok Imah itu mengangguk.
"Kalau Mbok Imah juga libur, nanti Agnes sama siapa?"
"Maafkan simbok Nona, tapi cucu simbok sedang sakit dikampung. Tadi Den Alwan menitipkan surat ini, katanya didalam sini ada alamat, Nona disuruh tinggal disana sampai Tuan dan Nyonya besar pulang." jawabnya sambil memberikan sebuah amplop coklat.
Agnes langsung mengambilnya.
"Yaudah deh, Mbok Imah boleh pulang sekarang, nanti Agnes ke alamat yang ada disini kok. Titip salam buat cucunya ya, semoga cepet sembuh. Ini! Agnes cuma punya uang segini, semoga bisa bantuin Mbok Imah sama cucunya." ujar Agnes sambil memberi 10 lembar uang seratus ribuan yang barusaja diambil dari tasnya.
"Tidak usah Non, Simbok sudah digaji oleh Tuan besar." tolak Mbok Imah dengan halus.
"Gak apa-apa. Ini itung-itung tanda terimakasih Agnes buat Mbok yang udah mau jagain Agnes dari Agnes kecil sampai sekarang." Nakal, ya, tapi tidak dapat dipungkiri, Agnes juga baik hati sebenarnya.
Setelah berterima kasih pada Agnes, Mbok Imah pun pamit undur diri. Dan Agnes segera pergi kekamarnya untuk prepare.
***
"27 Februari 2014.
Dek, maaf gue gak ngabarin lo dulu kalau gue ada Study Banding. Nanti lo dateng aja ke alamat yang gue tulis dibawah. Namanya Ari Rizky. Lo kenal kok sama dia. Dia lebih tua dari lo, panggil aja dia kakak kek atau om atau apa aja sesuka hati lo.
Gue harap, selama gue, papa dan mama gak ada disamping lo. Lo bisa berubah dari sikap nakal lo dan semoga lo bisa jaga diri. Gue yakin Ari adalah orang yang tepat buat gue nitipin lo. Oh iya, setelah satu minggu lo tinggal bareng dia, semua akses fasilitas lo dan saldo ATM jatuh ketangan dia. Jadi lo harus minta dulu sama dia, dan gak bisa seenaknya. Hehe, maafkan abangmu yang tampan ini ya..
Apartement Clods lantai 7 kamar 4251
Love you, Alwan Ezrais Haq."
Agnes membuang nafas sebal. Mengepal kertas itu dengan kuat lalu membuangnya asal.
"Sebandel itu gue? Sampe gue dititipin ke orang yang gak gue kenal banget dan fasilitas gue jatuh ke dia? Kalo gue bandel, ya dijaga. Jangan ditinggal mulu, heran!" Agnes berdecak kesal.
***
TBC?
24 April 2019.