Look At Me, Please! [날 봐,제발!]

By SparkleKook

4.1K 369 61

"For once, Can't you look at me?" - Min Yoongi "I love you, Jeon Jungkook" - Oh Minyoung "I'm sorry, Minyoung... More

Chapter 1 - Break Up
Chapter 2 - First meet
Chapter 3 - Nonsense
Chapter 4 - The Sucks Boy
Chapter 5 - Unexpected
Chapter 6 - Avoid
Chapter 7 - Special Appearance
[Special] Memories
Chapter 9 - Flashback

Chapter 8 - Comeback

243 24 2
By SparkleKook


"Jungkook-ah." Jungkook membalikkan badannya lalu tersenyum menghampiriku.

"Morning babe." Ia mencium pipiku cepat lalu mengedipkan sebelah matanya.

Aku terdiam.

Ahh, Jeon Jungkook benar benar. Aku yakin pipiku sudah semerah tomat sekarang. Jantungku terus berdentum dengan cepat.

Sedangkan ia-Jeon Jungkook- sedang berada beberapa langkah di depanku sambil tertawa dengan bahagia dan berlari meninggalkanku.

"Ya!" Aku berlari mengejarnya.

Jungkook sudah berada jauh di depanku, karena memang ia berlari lebih cepat dariku.

Aku terus mengejarnya, tapi karena tidak berhati hati aku terjatuh.

"Aw." Aku meringis pelan.

Jungkook berbalik dan langsung menghampiriku.

"Gwaenchana? Paboya." Ia membantuku berdiri lalu tertawa.

Setelah aku benar benar berdiri, aku memukul kepala belakang Jungkook, membuatnya meringis, dan aku tertawa senang.

Kami berjalan bersama menyusuri koridor sekolah bersama.

__

"Kau akan terus memperhatikanku, Jungkook?"

Sudah lebih dari lima belas menit Jungkook terus menatapku yang sedang menyalin catatan yang ada di papan tulis. Ia tidak menulis catatannya sama sekali. Dia bahkan terus tersenyum seperti orang bodoh sambil menatapku. Sekarang pun begitu. Ini adalah keputusan yang salah membiarkannya duduk sebangku denganku.

"Neo jinjja yeppeo."

Blush. Mengapa ia terus menggodaku? Pipiku terasa panas dan kupu kupu mulai berterbangan di perutku.

"Perhatikan ke depan Jungkook." aku mendesis pelan

"Sirheo, kau jauh lebih menarik dari pada rumus-rumus yang ada dipapan tulis itu," ucapnya masih terus memeperhatikan setiap inci wajahku.

Aku yakin dan dapat ku pastikan aku sudah semerah kepiting rebus kini.

"Kau menggemaskan." Jungkook mencubit pipiku dan terus memamerkan deretan gigi putih bersih miliknya. Entah ia terlalu gemas atau terlalu bersemangat, pipi ku terasa sedikit sakit dan Jungkook tak kunjung menyingkirkan tangannya.

"Appa." aku memberikan deathglare ku kepada namja yang entah bagaimana bisa aku cintai itu.

"Ah, mianhae uri Minyoung." Jungkook mengusap pipiku yang sedikit memerah. Sentuhannya tidak membuatku merasa lebih baikan, malahan wajah ku menjadi terasa sangat panas dan aku tak mampu menahan senyuman yang mengembang diwajahku.

"Ck! Kalian membuatku tidak bisa berkonsentrasi," sungut seseorang dari arah belakang, yang aku sangat hafal itu adalah suara Taehyung. Ne,kau benar, Taehyung,namja yang sudah mengkhianatiku,meninggalkanku demi yeoja lain.
Sudahlah, aku tak ingin membahasnya lagi.

"Katakan saja kau juga menginginkannya. Dasar namja kesepian," ledek Jungkook dan aku sangat bangga dengan Jungkook karena ia bisa menjerumuskan Taehyung hanya dengan satu kalimat.

"Jalhaesseo Jungkook-ah," Ucapku pelan dan mengacungkan ibu jariku tepat di depan wajah Jungkook.
.
.
.

Aku kesal. Aku sangat kesal. Sangat sangat kesal. Oh tuhan,bagaimana bisa makhluk seperti Park Jimin hidup dimuka bumi ini.

"Minyoung-ah, cepatlah! Kau belum membereskan kamarku," teriak namja sialan itu dari kamarnya. Sungguh,aku ingin berlari kekamarnya dan langsung mencekik lehernya.

"Mengapa aku harus membereskan kamarmu?!" Balasku berteriak.

"Coba lah untuk berbakti sedikit kepadaku, pabo."

Cih! Berbakti pantatku,dan dia bilang 'sedikit' berbakti? Oh tuhan, namja itu sudah menyuruhku mencuci mobilnya,membelikannya camilan di supermarket yang tidak dekat dari sini, lalu ia memberantaki kamarku yang mau tidak mau harus aku rapikan, dan Jimin mengatakan untuk 'sedikit' berbakti kepadanya. Aku tidak yakin ia benar-benar mengerti apa arti kata 'sedikit' .

Drt... drt...

Ponselku bergetar, aku segera mengangkat telefon dari seseorang dan mengabaikan namja abnormal yang sedari tadi berteriak ini dan itu kepadaku.

"Yeoboseyo." aku memulai percakapan.

"Minyoung-ah," Jawab seseorang dari seberang sana. Tunggu, aku kenal suara ini dan aku merindukannya.

"Yoongi-ya." Aku berteriak girang karena Yoongi akhirnya menghubungiku setelah beberapa hari ia pergi dan tidak pernah menghubungiku.

Melihat aku yang tak menghiraukan panggilan-panggilan Jimin, ia pun memasuki kamarku dan aku memberikan tatapan tidak suka ku kepadanya. Aku kesal kau tau.

"Aku merindukanmu. Mari bertemu di taman dekat rumahmu," Ucap Yoongi menarikku kembali ke percakapan kami di telefon.

"Jinjja? Ah, arraseo. Tunggu aku disana, aku akan tiba 5 menit lagi," Ucapku dan sambungan telefon terputus. Tanpa babibu lagi, aku segera mengambil mantelku dan pergi keluar.

"Ya,ya,ya! Mau kemana kau?" Tanya Jimin sambil menghalangi jalanku.

"Bikyeo!" Aku mendorong tubuh kekar namja itu dan meninggalkannya yang masih terus menggerutu.

Aku berjalan dengan tempo yang cepat menuju taman karena takut Yoongi menunggu lama.

"Yoongi-ya!" Aku berteriak sambil memeluk tubuh Yoongi dan aku tau aku sedang menjadi pusat perhatian orang-orang disini.

"Kau membuatku malu, Minyoung-ah." Ia membalas pelukanku dan mengusap kepala belakangku pelan.

"Neo bogoshipeosseo geurae." Aku semakin mengeratkan pelukanku.

"Sebegitunya kah kau merindukanku?" Ia melepas pelukan kami lalu mencubit kedua pipiku. Aku tersenyum lalu mengangguk.

"Neo eodigasseo?" Aku bertanya sambil berjalan dengannya menuju bangku di taman itu.

"Hm, aku mengurus beberapa keperluan karirku nanti," Jawab Yoongi sambil tersenyum kepadaku.

Aku mengangguk mengerti.

"Yoongi-ah!" seru ku tiba-tiba yang membuat Yoongi terkesiap, tawaku meledak saat melihat Yoongi dengan ekspresi nya yang seperti itu.

Yoongi menjitak kepalaku dan itu sedikit sakit.

Aku meringis pelan, "Appeujanha."

Kulihat ia menjulurkan lidahnya padaku. Ck.

"Kau akan membawa ku kemana?"

"Lotte World, eottae? Call?"

Mataku berbinar, "Jinjja? Call."

Aku mengangkat tangan kananku, mengajak Yoongi ber-highfive.

Tapi dengan teganya ia berjalan melewatiku. Sial. Aku menatap kesal ke arahnya yang sedang tertawa lepas.

-------

Minyoung's husband: eodiya?♡

Sudut bibirku tertarik, lalu aku mengetik pesan balasan.

Ah benar. Aku belum memberitahu Yoongi bahwa aku berpacaran dengan Jungkook.

"Yoongi-ya." aku menoleh ke samping dan mendapati Yoongi juga menatap ke arahku.

"Wae?" Ia tersenyum dengan manisnya.

"Aku dengan Jungkook...," aku berhenti sebentar untuk mengambil napas

"Kami memutuskan untuk berpacaran."

Author's POV

Setelah mengatakan hal itu, Minyoung berjalan mendahului Yoongi sambil tersenyum girang.

Gadis itu tidak menyadari perubahan dari wajah Yoongi.

Penuturan dari Minyoung itu membuat mood Yoongi menjadi tidak baik.

Mereka berdua berjalan dengan keheningan hingga akhirnya Yoongi berbicara, "Minyoung-ah."

"Wae?"

"Sepertinya kita tidak bisa ke Lotte World hari ini, mungkin lain kali saja."

Minyoung yang menyadari aura tidak baik dari Yoongi hanya menganggukan kepalanya meng-iyakan perkataan Yoongi.

---

"Dari mana saja kau?"

Minyoung mendelik sebal ke pemilik suara -Park Jimin- lalu menjawab, "Bukan urusanmu."

"Ya! Ini urusanku. Appa mu menyuruhku untuk menjagamu. Tentu saja aku harus tau dari mana saja kau." Jimin menghalangi jalan Minyoung lalu menatapnya tajam. Wajah namja itu terlihat sedikit menyeramkan.

Lalu Jimin mendaratkan sebuah jitakan ke kepala Minyoung dan membuat siempunya kepala menjerit tak terima.

"Berani sekali kau menyakiti kepala indahku," ucap Minyeong sambil menginjak sebelah kaki Jimin.

Setelah itu Minyoung berlari dari hadapan Jimin karena namja itu terlihat sangat marah. Jimin pun langsung mengejar Minyoung.

Karena kondisi rumah yang berserakan -baju kotor Jimin dimana mana- , Minyoung tersungkur.

Lalu Jimin dengan bahagianya menertawakan Minyoung sebelum akhirnya membantu Minyoung berdiri.

"Ya, Park Jimin. Mengapa rumah ini masih berantakan?" Minyoung sangat kesal karena kondisi rumah saat ini sama persis dengan kondisi disaat ia akan pergi keluar tadi. Bahkan saat ini lebih parah.

"Karena kau tidak membersihkannya bodoh."

"Mengapa harus aku yang membersihkannya? Yatuhan, Park Jimin, kau bukan anak kecil lagi. Apa apaan kau membersihkan ini saja tidak bisa?" Minyoung terus mengomel seperti ibu ibu kebanyakan.

Jimin terkekeh memandangi yeoja yang sedang mengomel itu sebelum akhirnya membantu Minyoung membereskan segala kekacauan di rumah itu.

'Lihat lah betapa lucunya ia ketika marah.' Jimin membatin.

Ketika sudah selesai, Minyoung melangkahkan kakinya menuju anak tangga dengan Jimin yang berada di belakangnya.

Yeoja itu terus menceramahi Jimin sampai sampai ia tidak memperhatikan jalannya.

Akibatnya, Minyoung kehilangan keseimbangan dan hampir terjungkal kebelakang. Minyoung sudah pasrah akan apa yang terjadi pada dirinya ketika jatuh.

Bukannya merasa sakit, Minyoung malah merasakan sepasang tangan kekar melingkari pinggangnya.

Ya, Park Jimin sedang menahan pinggang gadis itu.

Minyoung masih mencoba menstabilkan detak jantungnya akibat terkejut karena hampir terjatuh tadi. Ia tidak dapat membayangkan apa jadinya jika Jimin tidak menahan pinggangnya.

Minyoung dan Jimin saling bertatapan untuk beberapa saat. Mata mereka saling terkunci.

Wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saat ini. Jimin bisa merasakan hembusan napas Minyoung yang tidak beraturan, begitupun Minyoung.

Jimin merasakan gelenyar aneh pada tubuhnya saat menahan dan bertatapan dengan Minyoung seperti saat ini. Jantungnya mulai berdetak lebih cepat dari biasanya.

Minyoung yang tersadar lebih dulu segera memposisikan tubuhnya dengan benar lalu berlari ke kamarnya dengan tangan yang menangkup kedua pipinya. Jelas sekali bahwa gadis itu sedang blushing.

Jimin yang melihat itu langsung terkekeh.

'How cute that girl. I think i starting to like you, Oh Minyoung'- Park Jimin

To be continued

Chapter 8 here👋👋

Sorry karena slow update.

Aku kena writer block, dan aku rasa cerita ini gak ngefeel sama sekali😭😭

Makasih yaa buat yang masih mau baca cerita ini,love you so much lah💕💕

Keep vomment, guys💞

Continue Reading

You'll Also Like

63.2K 8.4K 92
This is just fanfiction, don't hate me! This is short story! Happy reading💜
299K 23.4K 101
Kita temenan karena tetanggaan juga, gue kenal dia udah dari dia masih dalem perut bundanya
46K 4.4K 28
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
461K 34.9K 40
Hidup Linka yang menurutnya flat semenjak keluar dari panti asuhan mendadak berubah saat seorang cowok datang dan mengaku sebagai anaknya. ** Linka t...