"We are one, EXO saranghaja!"

By fluxsweet

19.9K 1.1K 71

Kisah dibalik layar mengenai beberapa hal yang terjadi pada member EXO. Start : 16/05/2014 - End : 15/05/201... More

1st Lawsuit - Kris
Not An Update
2nd Lawsuit - Luhan
3rd Lawsuit - Tao
1st Scandal - Baekhyun pt.1
1st Scandal - Baekhyun pt.2
Not An Update - About Kai
2nd Scandal - Kai
Side Story - Fansite
Bonus: EXO-K #DailyFluff

Side Story - Sasaeng

1.1K 63 2
By fluxsweet

"Pikiranku mengatakan bahwa aku salah, tapi hatiku berkata 'lakukan apa yang membuatmu bahagia'" – Ahn Jikyung

Satu Koin, Dua Sisi.

The Bad Side

***

"Ahn Jikyung!" seorang gadis berambut pendek berteriak dari seberang jalan. Tangannya melambai seolah-olah mengatakan untuk menunggunya.

Gadis yang dipanggil Jikyung itu berbalik, tersenyum. "Kim Jihae!" teriaknya senang.

"Aku sudah lama tidak melihatmu," Jihae memeluk Jikyung, rasanya rindu setelah melihat teman lamanya itu. "Bagaimana kabarmu?"

"Masih seperti dulu," Jikyung menjawab dengan santai. "Apa yang kau lakukan setelah berhenti?"

Jihae tahu apa yang dimaksud oleh Jikyung. Perasaan menyesal dan bersalah terlihat jelas dari raut wajahnya. "Ah itu adalah masa-masa yang buruk. Aku tak ingin membicarakannya. Oh omong-omong mengapa kau tidak berkeliaran di sekitar Oppa?"

"Mereka sedang ada jadwal di luar negeri. Sangat menyebalkan," Jikyung mendengus kesal. "Jika saja aku sekaya pengurus fansite itu mungkin aku bisa mengikuti mereka kesana."

"Kau gila."

"Sudah dari dulu," Jikyung kembali menatap Jihae, ia melirik tanda pengenal yang dikenakan Jihae, khas seorang karyawan magang. "Kau sudah bekerja?"

"Ya. cukup sulit mencari perkejaan setelah aku keluar dari sana. Apalagi kualifikasiku sangat kurang. Tapi inilah yang bisa kulakukan," Jihae tersenyum sedih.

"Memangnya kau bahagia?"

"Bisa dikatakan bahagia tapi juga tidak. Hei, rasanya menyenangkan menerima gaji dan bisa melakukan berbagai hal untuk diri sendiri. Mereka tak akan memberimu makan, jadi kuharap kau segera berhenti."

"Kau tahu bahwa masyarakat mengutuk tindakan kita– ah kuralat, tindakanku. Tapi satu-satunya kebahagiaanku adalah mereka."

"Terserah kau saja. Aku tidak ingin berdebat," kata Jihae menyudahi perdebatan mereka. "Aku akan mentraktirmu minum. Ayo!"

***

Jikyung berlari kecil sambil berusaha merapatkan mantel yang dikenakannya, karena angin dingin berusaha menyentuh kulitnya. Dia berhenti berlari ketika mencapai salah satu salon kecantikan di Cheongdamdong, beberapa gadis lainnya tengah berkumpul disudut jalan.

Dia baru saja mendapatkan informasi bahwa malam ini EXO akan kembali ke Korea setelah menyelesaikan rangkaian tur luar negeri. Sehingga ia berniat menunggu di dekitar dorm.

Ahn Jikyung sama seperti gadis normal lainnya, yang suka memandang lama-lama pada lelaki tampan dengan segudang bakat. Sejak SMP dia sangat menyukai idol. Karena hobinya inilah dia sering sekali dikucilkan disekolah. Masa-masa sekolah tidak berjalan mulus untuk seseorang seperti dirinya. Tidak pintar, tidak kaya, tidak mudah bergaul dan tidak secantik boneka.

Yang perlu dia miliki hanyalah uang untuk mencari tahu keberadaan, apa yang sedang dilakukan, dan segudang aktivitas pribadi member EXO. Sudah 3 macam pekerjaan paruh waktu yang dilakukannya untuk mencari uang. Bahkan seorang sasaeng seperti dirinya tidak akan segan untuk menjual tubuh demi mendapatkan uang.

***

"Kau itu cuma seorang penguntit," tuduh adik Jikyung yang sudah sangat hafal dengan tindakan kakaknya itu. Pergi selama berhari-hari hanya untuk mengikuti EXO. Menghabiskan setiap uang yang dimilikinya untuk membayar jasa taksi.

"Jaga mulutmu. Aku cuma mempelajari jadwal mereka untuk mendukungnya," Jikyung membela dirinya.

"Mendukungnya? Yang kau lakukan hanya berkeliaran disekitar Oppa-mu itu? Mengumbar segala privasi mereka dan kau mengatakan untuk mendukungnya?!"

"Aku hanya ingin lebih dekat dengan mereka, sehingga mereka mengingatku."

"Tidak akan mengubah apapun jika mereka mengingatmu."

"Setidaknya cintaku pada mereka tersampaikan. Mereka akan mengingatku diantara ribuan fans lainnya."

"Seharusnya kau berkaca. Tindakanmu ini adalah obsesi gila yang mengatasnamakan cinta."

"T-Tidak–Bukan se–"

"Kau sakit jiwa."

***

Ada sejuta hal gila yang dapat dilakukan sasaeng fans hanya untuk diingat oleh member EXO. Tak perlu dijelaskan lebih lanjut karena hanya dengan mengetik kata 'sasaeng' pada mesin pencari akan muncul ratusan, ribuan, bahkan jutaan artikel yang membahasnya.

"Oppa, kau mau kemana?" Ahn Jikyung berjalan mengekor dibelakang Chanyeol yang baru saja keluar dari dorm. "Apa kau mengingatku? Siapa namaku?"

Chanyeol merasa terkejut saat mendengar suara dibelakangnya. Ia sudah mengumpat dalam hati sebelum berbalik. "Kau lagi. Pergilah. Kumohon untuk tidak mengikutiku."

Jikyung tersenyum puas, karena Chanyeol mengingatnya. "Aku hanya bertanya kau mau kemana, mengapa kau menyuruhku untuk pergi?"

"Aku sedang ada urusan dan kumohon untuk berhenti mengikutiku."

"Kau ingin bertemu wanita itu lagi? Kau tahu bahwa itu akan menyakitiku."

Tak ada jawaban dari Chanyeol.

"Mengapa kau mengubah nomor telponmu? Kau tahu bahwa aku mendapatnya dengan susah payah."

Chanyeol mendesah kasar. Bagaimana tidak, jika setiap harinya dia akan menerima puluhan telpon dan ratusan pesan yang sangat mengganggunya.

"Aku sudah mengingatmu. Jadi sekarang kau tak usah berusaha agar aku mengingatmu lagi," kata Chanyeol berusaha menahan emosinya.

"Siapa namaku?"

". . ."

"Kau bahkan tak ingat namaku."

"Memang siapa namamu? Aku akan mengingatnya mulai saat ini."

"Ahn Jikyung," Jikyung menyebutkan namanya. "Jika kau melupakannya lagi, aku akan memaksamu untuk mengingatnya. Bagaimanapun caranya."

Chanyeol merasakan bulu kuduknya meremang. Tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi.

"Baiklah Ahn Jikyung. Sekarang, bisakah kau pergi dari sini dan berhenti mengikutiku?"

"Tidak. Sebelum kau mengatakan akan kemana, dengan siapa, mau berbuat apa."

"Kau kelewatan. Ini sudah melanggar privasiku," Chanyeol memberi peringatan. Ia mengeluarkan ponselnya dan berniat mendial nomor polisi terdekat. "Jika kau terus seperti ini aku akan melaporkanmu."

"Jika kau berani melakukan itu, aku akan berteriak dan mengatakan pada semua orang bahwa kau melakukan pelecehan seksual padaku. Kau ingin hal itu terjadi?"

***

Chanyeol mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Sesekali dia mengumpat kasar ketika melihat siapa yang berusaha membuntutinya melalui kaca spion. Seorang -atau lebih- sasaeng dalam taksi.

Jika Chanyeol tetap mempertahankan kecepatannya saat ini dia bisa saja mengalami kecelakaan lalu lintas. Bahkan secepat apapun Chanyeol melajukan mobilnya, mereka dapat selalu mengejarnya. Sungguh menyebalkan.

Ia meraih ponselnya menekan speed dial nomor 4, lalu memasang handsfree pada telinga kanannya.

"Hai, sayang. Maaf– " kata Chanyeol setelah sambungan telponnya terhubung. "Sepertinya kita tidak bisa bertemu saat ini. Aku sedang diikuti... Aku akan menghubungimu lain kali... Hmm.. Hmm.. selamat malam."

Chanyeol menurunkan kecepatannya dan berhenti disalah satu cafe untuk membeli segelas kopi dan kembali pulang. Ia membuka akun instagram pribadinya, kembali memberi peringatan.

Ini bukan kali pertama dia meminta sasaeng untuk berhenti mencampuri urusan pribadinya. Tapi peringatan yang ia berikan bahkan hanya dianggap sebagai angin lalu oleh sasaeng itu.

***

Pagi ini sangat cerah, bahkan matahari megnintip malu-malu dibalik awan. EXO tidak memiliki jadwal resmi hari ini sehingga beberapa sasaeng berkeliaran disekitar dorm.

Jikyung baru sampai lokasi ketika mendapat pesan melalui kakaotalk bahwa Oppa-nya, Chanyeol Oppa ada di dorm.

"Kau sudah dengar kemaren Sung Minji berhasil mendapatkan nomor ponsel Sehun Oppa, bahkan dia mendapatkan foto eksklusif dari Sehun yang sedang tidak memakai baju atasan, irinya," ucap Park Sena, temannya dalam grup sasaeng yang sama, baru beberapa bulan ini Sena menjadi sasaeng. "Aku saja belum pernah masuk kedalam dorm mereka."

"Kau harus masuk kesana untuk melihat lucunya mereka tidur tanpa baju. Terlihat seperti bayi polos, terutama Sehun Oppa. Dia yang terbaik," jelas Jikyung.

"Kau pernah masuk kesana, Unnie?"

"Tentu saja, tapi baru sekali. Itu saja harus dibantu oleh seorang profesional."

"Kudengar memang ada perusahaan yang bergerak dibidang itu. Tapi aku ragu."

"Tentu saja ada. Kau pikir bagaimana kita bisa mengatahui informasi penting seperti nomor telpon atau warna pakaian dalam yang dikenakan Oppa ketika tidur."

"Melalui SNS? Bukannya hal itu cukup akurat?" tanya Sena lagi.

"Benar. Tapi tidak selamanya SNS membantu. Terkadang SNS dapat berguna ketika kita melacak lokasi Oppa dan hal-hal yang disukai atau dibenci mereka," jelas Jikyung. "Tetapi ada sebuah Perusahaan dimana mereka bisa mematai-matai– ah tidak, mengawasi Oppa kita selama seharian penuh. Tetapi biaya yang dibutuhkan cukup mahal."

Sena mengangguk-anggukkan kepalanya lagi. "No ID, nomor telpon, kunci duplikat, sadap-menyadap, lokasi terkini, foto eksklusif dan semua informasi pribadi dapat diperjual belikan?"

"Benar. Apapun bahkan informasi mengenai keluarga Oppa."

"Kalau mengenai sasaeng taksi?" Sena kembali bertanya.

"Mereka bertanggung jawab atas mobilitas kita dan dapat secara akurat memberikan info mengenai lokasi terkini dari Oppa. Bayaran untuk mereka juga cukup besar. Jika kau tidak punya uang lebih kusarankan untuk tidak menggunakan jasa mereka. Karena mereka akan memintamu membayar dengan tubuhmu jika kau tidak memiliki uang untuk membayar jasa mereka untuk membuntuti Oppa."

"Oh," kata Sena. "Aku jadi ingin mengetahui itu semua. Rasanya setelah mengetahui hal-hal seperti itu membuatku semacam ada ikatan. Aku seperti mempunyai suatu hubungan dengan Oppa."

"Aku mengerti perasaanmu. Hahaha..."

***

"Bersiap-siaplah, kita akan mulai boardcast Naver's V app," kata Chanyeol sambil mempersiapkan perekam yang akan digunakan. EXO baru saja menyelesaikan jadwal mereka hari itu dan bersiap kembali ke dorm.

Baekhyun yang duduk disebelahnya masih sibuk dengan ponselnya. Begitu pula dengan Suho.

Baekhyun, Chanyeol, Sehun, dan Suho memulai acaranya. Menyapa penggemar dan mengatakan hal-hal ringan lainnya.

Chanyeol merasakan ponselnya bergetar. Ia melihat sekilas siapa yang menelponnya ditengah siaran langsung. Tak ada nama.

Beberapa menit kemudian, Sehun juga mendapatkan panggilan masuk. Dua panggilan masuk berturut-turut dengan nomor yang sama.

"Nomor Tidak Diketahui terus saja menelponku," kata Sehun ditengah-tengah siaran.

"Ah! Nomor Tidak Diketahui juga terus menelpon dan menganggilku 'Oppa'," balas Chanyeol, dia menatap Suho sekilas. "Bolehkah aku mengungkapkan nomornya?"

Suho dan Baekhyun mengangguk pelan.

"Yang berlakangnya 0474 bukan?" Tanya Chanyeol.

Sehun mengangguk, "ya."

"Itu adalah nomor yang sama," Chanyeol terkekeh pelan.

Disisi lain Korea Selatan, seseorang kesal karena sambungan telponnya tidak diangkat.

***

Chanyeol menatap kearah luar melalui jendelanya. Menatap geram kearah kumpulan gadis yang tergolong masih remaja itu.

"Apa yang kau lihat?" tanya D.O yang menghampiri Chanyeol, matanya juga tertuju searah dengan pandangan mata Chanyeol. "Tak akan ada habisnya jika berurusan dengan mereka. Kau tak bisa melawan orang gila dengan tindakan gila."

Ya, itu benar. Resiko menjadi seorang Idol adalah mendapatkan penggemar dan pengikut.

Ada 2 macam pengikut dalam dunia ini:

Sasaeng atau Fansite.

***

Hmm... Next chapter, Side Story – Fansite ?

Continue Reading

You'll Also Like

69.3K 3.3K 8
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
1.6M 146K 74
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
936K 77K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
2K 61 9
Tentang seoeang anak yang sangat malang, dia memiliki kisah broken home sejak kecil tetapi dia tidak menyadarinya