CHANGED [New Version]

Por babybun40

931K 45.3K 2.4K

The story has been update with new version! hope you guys enjoy it. Thanks:) *** Copyright © by Babybun40 BEB... Mais

Informasi!
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
WAJIB BACA!
Chapter 51
Q&A about Changed Old Version
Chapter 52 (Epilog)

Chapter 9

12.7K 925 27
Por babybun40

[9] Hazel's Girlfriend

Hazel memandang Angel yang berada di hadapannya dengan pandangan lembutnya. Ia mengelus rambut pirang gadis itu dengan seyuman yang terukir tipis di wajahnya. Sudah dua minggu Angel berada di rumahnya dan hari ini Angel akan pergi ke sekolah bersama dengan dirinya. Bundanya memang sudah mendaftarkan Angel untuk masuk di sekolah yang sama dengan dirinya—juga berada di kelas yang sama dengan dirinya. Hazel tahu, saat ia membawa Angel ke sekolah dan ke kelasnya, maka ia harus menjelaskan siapa gadis yang bersama dengan dirinya. Hazel juga harus siap mendapatkan berbagai pertanyaan menuntut dari teman-temannya mengapa ia baru menjelaskan hal ini kepada mereka.

"Udah siap semua, Zel?" tanya Bunda masuk ke dalam kamar tamu yang menjadi kamar tetap Angel sekarang.

"Udah, Bun." Hazel memperhatikan semua yang berada di sekelilingnya. Ransel milik Angel, sepatu dan seragamnya juga sudah dikenakan oleh gadis itu.

"Bunda," panggil Angel menjeda. "Terima kasih," lanjut gadis itu sembari memberikan senyuman tulusnya. Ia memang memanggil Sella dengan sebutan Bunda karena Sella sendiri yang meminta gadis itu untuk memanggilnya seperti itu.

Bunda tersenyum. "Sama-sama, Sayang."

Hazel yang melihat kedua orang yang disayanginya terlihat akrab, tersenyum. Ia melirik pada Bundanya sebelum akhirnya melihat kembali Angel yang kini juga menatapnya. "Yuk, berangkat," ajaknya sembari bangkit dari duduknya. Angel ikut berdiri sembari dibantu oleh Hazel.

"Bunda, aku berangkat dulu." Hazel berpamitan sembari mencium pipi Bunda, begitu pun dengan Angel yang melakukan hal yang sama.

Keduanya berjalan menuju ke lantai satu. Ia berjalan dengar perlahan menuntun Angel yang masih belum bisa berjalan sendiri menuju mobilnya yang terparkir di luar rumah. Sebenarnya, Reyhan tadi ingin datang ke rumahnya untuk berangkat bersama. Sayang, Hazel tidak menginginkan Reyhan tahu terlebih dulu tentang Angel, jadi ia memutuskan untuk menyuruh Reyhan berangkat lebih dulu ke sekolah.

"Kalian hati-hati," ucap Bunda sebelum akhirnya Hazel masuk ke dalam mobil bersama dengan Angel dan meninggalkan perkarangan rumah.

"Aku udah nggak sabar untuk ketemu sama temen-temen kamu," gumam Angel sembari menatap Hazel yang sedang fokus menyetir. Gadis itu memberikan cengiran kecilnya yang dibalas dengan usapan lembut di rambutnya.

"Aku juga udah nggak sabar untuk ngenalin kamu ke temen-temenku," jawab Hazel dengan senyuman manisnya. Keduanya pun mengobrol dengan lancar, tertawa dan bersenandung bersama-sama. Hazel yang sudah lama tidak merasakan hal seperti itu begitu senang. Gadisnya sudah kembali ke dalam pelukannya sekarang.

Sesampainya di sekolah, Hazel segera menggandeng tangan Angel menuju ke dalam kelasnya. Selama perjalanan menuju kelas banyak mata yang memandang Hazel dan Angel dengan pandangan aneh—terlebih kepada Angel yang memang baru kali ini terlihat bersama Hazel di sekolah mereka. Namun, Hazel tidak mempedulikan tatapan itu. Yang dipedulikan olehnya sekarang adalah, bagaimana cara menjelaskan kepada teman-temannya.

"Nah, itu Hazel—eh?" ucapan Vano terputus ketika Hazel muncul dengan Angel yang berada di belakangnya. Ia menatap bingung pada Reyhan dan Bimo yang sedang mengerutkan keningnya. Ketiganya sama-sama memandang Hazel dengan pandangan penuh tanya.

Reyhan berdeham. "Dia siapa?" tanyanya langsung. Reyhan menatap Angel dari atas hingga bawah, membuat gadis itu menunduk dengan risih ketika dipandang seperti itu.

"Dia..."

"Aku Angel, pacarnya Hazel." Angel menjawab dengan begitu lancarnya. Gadis itu memberikan senyuman lebarnya ketika mendapati mata Reyhan, Bimo dan Vano yang membulat tidak percaya.

Hazel yang mendengar perkataan Angel hanya bisa diam. Ia tidak akan mengatakan apapun jika temannya tidak bertanya kepada dirinya. Reyhan, Bimo dan Vano masih saja terdiam. Menyerap kalimat Angel yang begitu singkat, namun membuat mereka menjadi bingung. Mereka tidak tahu apakah ini hanya lelucon, tapi, Reyhan sendiri tahu jika wajah Angel tidak menyiratkan sebuah lelucon semata.

"Lo dari kapan pacaran sama Hazel?" tanya Bimo pada akhirnya. Setelah terdiam cukup lama, Bimo lebih memilih untuk bertanya langsung kepada Angel. Urusan bertanya dengan Hazel, itu bisa nanti. Yang terpenting, ia tahu dari kapan gadis ini menyandang status berpacaran dengan Hazel.

Angel terlihat berpikir sejenak. "Aku sama Abra udah lama..." gadis itu menggantungkan kalimatnya, membuat Bimo melirik pada Hazel yang kini menatapnya dengan satu alis terangkat.

"Gue sama Angel udah 4 tahun." Akhirnya, Hazel menjawab jujur. Hal itu bukan membuat teman-temannya senang atau lebih kepo terhadap dirinya, justru membuat ketiga temannya terdiam—menatap Hazel dengan tatapan yang tidak dapat diartikan oleh pemuda itu sendiri.

"Kenapa lo—oke, Angel. Selamat bergabung sama kita." Reyhan langsung memotong perkataannya dan mempersilahkan Angel untuk duduk bersama dengan Hazel. Ia mengambil tasnya dan duduk di bangku kosong tepat di belakang Bimo dan Vano.

"Terima kasih." Angel menjawab dengan begitu manis.

Angel melirik pada Hazel, kemudian gadis itu menarik tangan Hazel dengan lembut menuju tempat duduk yang tadi Reyhan duduki. Hazel yang ditarik hanya diam dan menuruti gadisnya. Ia menatap ketiga dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Namun, ketiga temannya hanya menatap dengan tatapan penuh tuntutan.

Oh, Hazel sangat yakin jika setelah ini ia akan diberondong dengan berbagai macam pertanyaan.

"Abra, aku belum bayar buku." Angel memiringkan kepalanya dan menatap Hazel yang baru saja menjatuhkan diri tepat di bangku sebelahnya.

Hazel tersenyum tipis. "Iya, Sayang. Abis ini kita bayar buku, ya."

Reyhan, Bimo dan Vano hanya bisa mengerjapkan matanya ketika mendengar nada lembut yang Hazel keluarkan kepada Angel. Mereka tidak pernah melihat Hazel yang selembut ini kepada seorang gadis—bahkan kepada Anggita yang begitu lembut pun, Hazel masih saja bersikap dingin.

"Apa ini yang ngebuat Hazel jadi nggak mau deket sama Anggita?" tanya Reyhan bergumam pada dirinya sendiri. Tapi, gumamannya masih bisa didengar oleh Bimo dan Vano yang berada di hadapannya.

"Kantin yuk," ajak Bimo yang langsung ditanggapi dengan anggukkan oleh kedua temannya.

Hazel mengerutkan dahinya bingung ketika melihat ketiga temannya bangkit secara bersamaan dari bangku mereka. "Lo mau ke mana semua?" tanyanya dengan tatapan bingungnya.

"Mau ke kantin. Ikut?" tanya Reyhan sembari melirik Angel yang juga menatapnya dengan pandangan ingin tahu.

Hazel menggedikkan bahunya. "Gue nganterin Angel dulu ke kantin, baru nyusul kalian."

Reyhan menganggukkan kepalanya. Ia melirik sekali lagi pada Angel yang tersenyum kepadanya, sebelum akhirnya meninggalkan Hazel dan Angel dengan kedua temannya.

"Kenapa temen kamu pada kayak gitu?" tanya Angel yang membuat Hazel mengerutkan keningnya dengan bignung.

"Maksud kamu?"

Angel menghela nafasnya. "Aku ngerasa kalo temen kamu itu nggak ada yang suka sama aku. Mereka ngeliat aku dengan pandangan yang nggak biasa—bahkan, saat aku ngelanin nama ke mereka, respon mereka datar-datar aja. Mereka juga nggak ada yang ngenalin balik diri mereka," cerocos Angel yang membuat Hazel menghembuskan nafasnya pelan. Ia baingung harus menjawab apa kepada gadisnya.

Hazel tahu jika teman-temannya merespon dengan sangat buruk ketika Angel memperkenalkan diri sebagai kekasihnya. Hazel pun mengerti mengapa teman-temannya bersikap seperti itu. Ia tahu jika ketiga temannya pasti kecewa karena dirinya baru saja memberitahu soal Angel yang menjadi kekasihnya. Terlebih, selama ini ia tidak menceritakan tentang Angel kepada siapapun—termasuk Reyhan yang terhitung sangat dekat kepadanya. Hazel selama ini hanya diam tentang Angel kepada teman-temannya. Wajar jika mereka merasa kecewa dengannya.

"Mungkin mereka masih kaget karena aku baru ngasih tau tentang kamu sama mereka sekarang." Hazel menjawab—mencoba meyakinkan Angel jika teman-temannya menyukai dirinya. Hanya saja, mereka masih belum bisa mencerna semuanya.

Angel terdiam sejenak. "Iya sih," gumamnya sembari menganggukkan kepalanya.

Hazel tersenyum lega ketika mendengar nada percaya dari gadisnya. "Nah, mending sekarang kita bayar buku, terus nyusul temenku ke kantin. Gimana?" tawar Hazel yang langsung mendapatkan anggukkan dari Angel.

"Yuk," ajak gadis itu diikuti oleh Hazel yang berdiri dan menggenggam tangannya lembut.

Keduanya berjalan dengan tangan yang masih terus saling menggenggam, membuat para murid yang berada di koridor tempat mereka berjalan memperhatikan mereka dengan pandangan bingung. Pasalnya, baru kali ini Hazel menggandeng seorang gadis setelah sekian lama ia sendirian.

Saat keduanya ingin berbelok menuju koridor tempat di mana TU berada, Hazel bertemu dengan Anggita yang kini menatapnya dengan kaget—hanya beberapa detik sebelum akhirnya gadis itu memberikan senyuman lebarnya.

"Hazel—" kata-kata Anggita terputus ketika mendapati Angel yang berada di sebelah Hazel dengan tangan yang menggenggam tangan Hazel dengan erat.

"Ini—kamu—" Anggita tidak bisa berkata-kata. Gadis itu menatap bingung pada Hazel yang hanya memberikan ekspresi datar kepada dirinya.

Angel menyengir. "Hai, pasti kamu temennya Abra juga. Kenalin, aku Angel, pacarnya Abra." Gadis itu mengulurkan tangannya kepada Anggita yang menatapnya dengan pandangan mata membulat besar. Anggita terdiam, memandang pada Hazel sekilas dan kembali memandang Angel yang masih mengulurkan tangannya.

Ragu, Anggita meraih uluran tangan itu. "Anggita," jawabnya dengan gumaman kecil.

Angel tersenyum. "Semoga kita bisa jadi temen baik, ya," kata Angel dengan girang. Gadis itu kemudian melirik pada Hazel yang masih saja diam, memperhatikan keduanya.

"Udah?" tanya Hazel dengan nada lembutnya.

Anggita yang baru pertama kali mendengar nada seperti itu pun mengerjapkan matanya dengan tidak percaya. Ia menatap Hazel yang balas menatapnya dengan pandangan datarnya. Padahal, beberapa detik yang lalu Hazel memberikan tatapan hangat kepada Angel. Dan sekarang, pemuda itu kembali berubah menjadi dingin ketika pandangannya bertemu dengan pandangan milik Anggita.

Anggita tidak tahu perasaan apa yang menelusup masuk ke dalam hatinya ketika ia merasakan dadanya terasa seperti terhimpit oleh sesuatu. Anggita hanya diam, tidak mencoba untuk mencari tahu perasaan apa yang sedang dirasakan olehnya sekarang. Ia tidak ingin tahu perasaan itu karena dirinya yakin, itu pasti akan menyakitinya.

"Anggita, aku pergi dulu ya." Angel membuyarkan lamunannya.

Anggita mengerjapkan matanya. "Oh, oke," jawabnya dengan pelan. Angel tersenyum lebar kepadaya sebelum akhirnya menarik Hazel yang tanpa ekspresi pergi meninggalkan dirinya.

TBC!

Give me VOTES and COMMENT! thanks:)

Continuar a ler

Também vai Gostar

1M 73.2K 38
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
Monster Tyrant Por Nursida122004

Ficção Adolescente

1.1M 104K 56
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
3.3M 271K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
MUARA KIBLAT Por Awaliarrahman

Ficção Adolescente

372K 37.7K 17
*Spin off Kiblat Cinta. Disarankan untuk membaca cerita Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengetahui alur dan karakter tokoh di dalam cerita Muara Kibla...