WSG + Crossover

By MAlfharizy

110K 2.8K 819

Setelah dipikir-pikir, cerita ini banyak mengandung unsur E. Jadi, aku ingatkan cerita ini boleh dibaca untuk... More

RENCANA KEDUA: TERANGSANG?
RENCANA KETIGA: CHUUNIBYOU
RENCANA KEEMPAT: TSUNDERE
RENCANA KELIMA: BENTO DAN MANTRA
RENCANA KEENAM: LOLI
RENCANA KETUJUH: PERTANDINGAN
RENCANA KEDELAPAN: BERANI?
RENCANA KESEMBILAN: MUSIM PANAS
RENCANA KESEPULUH: BIKINI!
RENCANA PENYELESAIAN: KECEMASAN
RENCANA SPESIAL PERTAMA: PEMANDIAN AIR PANAS
RENCANA SPESIAL KEDUA: TIDUR DENGAN DUA LOLI
RENCANA SPESIAL KETIGA: PESTA PIYAMA PARA GADIS
RENCANA SPESIAL KEEMPAT: PANJANG
RENCANA SPESIAL KELIMA: FESTIVAL MUSIM PANAS
RENCANA SPESIAL KEENAM: INGIN MELAKUKANNYA
RENCANA SPESIAL KETUJUH: MERAYAKAN
RENCANA SPESIAL KEDELAPAN: KERETA
RENCANA SPESIAL SEMBILAN + CROSSOVER: KETENTUAN
RENCANA SPESIAL KESEPULUH: MATA QREN
RENCANA SPESIAL KESEBELAS: KEMENANGAN
RENCANA SPESIAL KEDUA BELAS: IDE PENAMPILAN
RENCANA SPESIAL KETIGA BELAS: BAGAIMANA?
RENCANA SPESIAL KEEMPAT BELAS: DI TENGAH MUSIM GUGUR
RENCANA SPESIAL KELIMA BELAS: MENCOBA LAGI
RENCANA SPESIAL PENYELESAIAN: RENCANA
SPESIAL BONUS: MALAM PERTAMA SETELAH MENIKAH
KALIMAT PENUTUP

RENCANA PERTAMA: PERKENALAN PRIA

14.4K 306 170
By MAlfharizy

Bel pun berbunyi, seluruh siswa-siswi di kelas berlari menghampiri tempat duduknya masing-masing. Seorang guru masuk, lalu ketua kelas menyuruh semuanya berdiri untuk memberi salam. Setelah memberi salam, mereka semua kembali duduk, dan pelajaran pun dimulai. Tapi, belum guru itu membuka pelajarannya, tiba-tiba ada yang membuka pintu dengan kasar. Itu ulah seorang pria berbadan kekar dengan pakaian jas, dengan lencana bintang emas di saku dadanya. Pria kekar itu berjalan dengan ekpresi marah menuju meja guru.

"Apakah di sini ada siswa bernama Qren Otonashi?!" tanya keras pria kekar itu.

Seorang siswa berseragam putih, dasi biru bergaris putih dengan corak kotak-kotak, rompi bercorak sama seperti dasinya, dan celananya pun sama, berambut coklat pendek, matanya sipit hampir terlihat seperti menutup matanya, dan berkulit putih langsung berdiri kaget.

Lalu muncul dua pria berpakaian polisi, mereka menahan kedua tangan siswa itu. "Kau, kami tangkap karena sudah menghamili seorang wanita dewasa!"

"Ehhhh?!!" kaget seluruh murid.

"Tu-Tung-"

"Segala pembelaan kau gunakan di pengadilan saja! Bawa dia!"

Kedua pria itu membawa paksa siswa itu. Siswa itu meninggalkan kelas dengan salam perpisahan berupa tatapan jijik dari siswi-siswi kelas. Mereka membawa ke luar sekolah, dan memasukannya ke dalam mobil polisi.

Mobil itu berjalan dengan cepat, bahkan mereka sampai menerobos pengendara lain, seperti sedang membawa penjahat yang sangat membahayakan dunia atau ambulan yang membawa seseorang yang terluka parah. Setelah cukup jauh, tepatnya di jalan yang jauh dari kota. Mobil polisi ini berjalan biasa. Mobil ini membawa siswa ini ke sebuah tempat yang jauh dari kota, bahkan siswa yang ditahan itu harus ditutup matanya dengan karung hitam.

Lalu, sampailah mobil itu di sebuah gerbang sekolah. Mereka membawa siswa yang masih dikarungi kepalanya ke dalam gedung sekolah. Kebetulan di lorong tidak ada siswa atau siswi, mungkin pelajaran sedang dimulai. Pokoknya, di lorong ini sepi. Mereka membawa siswa itu ke sebuah ruangan bertuliskan 'Ruang Kepala Sekolah'. Setelah masuk, mereka meninggalkan siswa itu dengan tergeletak di lantai. Siswa itu merasa sudah tidak ada yang menahannya, jadi dia berdiri dan melepaskan karung yang menutupi kepalanya.

"Selamat datang di Fujishi," sambut seorang wanita di depannya. Wanita itu berpakaian jas warna abu-abu dengan rok yang pendek, rambut kuning diikat ekor kuda, anting putih yang menempel di telinga kirinya, menggunakan sepatu tinggi, dan matanya berwarna biru cerah. "Terima kasih sudah datang kemari, Qren Otonashi-kun."

"Aku dibawa paksa, bukan datang karena keinginanku!?" kesal siswa bernama Qren itu. "Lalu, ini dimana?"

"Ini di sekolah bernama Fujishi, sekolah khusus perempuan. Oh iya, namaku Yumi Fujishi, kepala sekolah sekaligus pendiri sekolah ini."

"Aku punya beberapa pertanyaan... Pertama, kenapa Anda menculikku dengan alasan sudah menghamili wanita dewasa? Kedua, kenapa aku harus dibawa ke sekolah khusus perempuan? Keti..."

"Tenang dulu, aku belum menjelaskannya. Jadi, kau belum boleh bertanya." Tiba-tiba Kepala Sekolah menghentikan kalimatnya dan mengambil napas panjang. "Kecuali kau mau mempertanyakan keperawananku!" lanjutnya keras.

"Aku tidak akan menanyakan itu!" protes keras Qren.

"Baiklah, aku akan menjelaskannya. Seperti yang kau tahu, sekolah ini adalah sekolah khusus perempuan, berarti tidak ada laki-lakinya. Akibat itu banyak alumni yang takut dengan laki-laki, membenci laki-laki, bahkan sampai melakukan lesbian saat mereka ke kota. Maka dari itu, aku membawamu kemari. Aku akan manjalankan program pembiasaan dengan laki-laki untuk mencegah siswi di sini takut dengan laki-laki, membenci laki-laki, terutama lesbian. Dengan program ini aku akan menumbuhkan rasa cinta siswi di sini kepada laki-laki!"

"Kalau begitu, kenapa tidak membawa laki-laki yang tampan saja? Dan kenapa harus aku?"

"Ck, ck, ck." Kepala Sekolah menggelengkan kepalanya. "Aku ingin menumbuhkan rasa cinta mereka kepada laki-laki, jadi kalau aku membawa laki-laki tampan tidak akan tumbuh cinta. Karena cinta tidak memandang ketampanannya! Melainkan memandang pe... maksudku hati laki-laki!"

"Tadi Anda ingin mengatakan sesuatu yang berbahaya, ya?"

"Kenapa aku memilih kau? Karena kau itu tidak tampan, tidak punya pacar, jomblo, bahkan tidak populer di kalangan perempuan."

"Aku merasa tersakiti, dan kenapa arti tidak punya pacar harus diulang tiga kali?"

"Selain itu, kau diketahui sudah banyak sekali menyelesaikan game eroge. Maka dari itu, aku menugaskanmu untuk mengsukseskan program itu! Kau akan berkerja menjadi guru pelajaran s*x."

"Pelajaran macam apa itu!? Kenapa juga Anda bisa tahu hal itu?!"

"Tidak perlu dipikirkan aku tahu hal itu dari mana. Jadi, apa kau mau? Aku memperbolehkanmu mem*er*osa siswi-siswiku selama pelajaran atau kapanpun semaumu."

"Ti-"

"Ah, kalau kau menolaknya, aku harus mempenjarakan dan menghukum mati kau. Karena, tempat ini sangat rahasia sekali."

"Ti...dak masalah, a-aku akan menerimanya..." balas Qren ketakutan.

"Jawaban yang bagus."

"Jadi, aku hanya harus membuat siswi-siswi di sini menyukai laki-laki, kan?"

"Benar sekali."

"La-Lalu, bagaimana dengan sekolahku? Apa pihak sekolah mengetahui hal ini?"

"Tentu saja tidak. Masalah sekolahmu, aku bisa mengaturnya agar kau dinyatakan lulus. Asal kau bisa menjalankan program ini dengan baik."

"Ba-Baiklah..."

"Kalau begitu... masuk."

Pintu di belakang Qren tiba-tiba terbuka, menampakkan seorang siswi berseragam putih, dasi biru pendek, rok pendek coklat bercorak kotak-kotak dengan garis putih, berambut biru diikat dua dengan pita putih, iris mata ungu, dan wajahnya seperti gadis cool. Lalu, siswi itu masuk.

"Perkenalkan, dia adalah Sakuno dari kelas 2-B. Dia yang nanti akan memandumu mengelilingi sekolah ini."

"Jadi, Anda Qren Otonashi-san?" tanya siswi bernama Sakuno itu.

"Ah iya, salam kenal. Eto..."

"Sakuno Usugi, aku masih perawan."

"Eh?"

"Maaf, aku mengatakan hal yang tidak sopan... Maksudku se*aput v*gi*aku belum pecah."

"Itu malah lebih parah!"

"Perkenalan yang bagus, Sakuno-chan!" Kepala Sekolah itu memberikan jempol.

"Terima kasih, Yumi-san." Sakuno membalas jempolan Kepala Sekolah dengan jempolannya.

"Sepertinya kalian sudah saling mengenal."

"Tentu saja karena lebat je**bat kami sama!" jawab mereka serempak.

"Pendekatan macam apa itu?!"

"Kalau begitu, sebaiknya kau segera ke kelas Sakuno-chan, jam pelajaran sebentar lagi dimulai," ucap Yumi sang Kepala Sekolah.

"Eh? Bu-Bukankah seharusnya aku diajak keliling sekolah ini dulu?!"

"Kan tadi aku bilang 'nanti'. Sekarang, kau harus mengajar dulu."

"Tu-Tunggu dulu! Bahkan aku belum menyiapkan materinya!"

"Tenang saja, aku akan membantumu, Otonashi-sensei."

"Sensei? Aku kan seumuran denganmu."

"Jangan merendah begitu... Oh, Anda lebih suka dipandang rendah, berarti Anda masokis?"

"..."

"Ayo cepat, jam pelajaran kedua sudah dimulai!"

"Kalau begitu, lewat sini, Otonashi-sensei."

Mereka berdua langsung keluar dari ruang kepala sekolah. Berjalan di lorong yang sepi, menuju lantai dua. "Oh iya, Otonashi-sensei, kenapa mata Anda sangat sipit? Apa jangan-jangan Anda sengaja supaya bisa melihat wanita telanjang saat disuruh menutup mata?"

"Bukan! Ini...Ini karena sebuah kecelakaan..." balas pelan Qren.

"Apakah kecelakaan karena ketahuan mengintip dan selalu ditampar oleh perempuan?"

"Kau ternyata bejat."

"Terima kasih."

"Itu bukan pujian!"

"Kalau begitu, biar aku masuk duluan." Sakuno masuk membuka pintu di depannya, dan masuk.

Setelah beberapa saat dia masuk, Qren ikut masuk dengan gugup. Setelah masuk, dia disambut oleh teriakan ketua kelas yang berdiri dan memberi salam. Mereka duduk kembali dan Qren sudah ada di depan papan tulis. Suasana di kelas ini hening, karena sang guru tidak bicara apa-apa. Akhirnya Qren menarik napas dan melihat ke depan dengan matanya yang masih tertutup... tepatnya sipit.

"Pe-Perkenalkan, na-namaku Qren Otonashi. Saya di sini akan mengajar tentang...tentang s*x... Sebelum dimulai pelajarannya, saya akan absen dulu." Qren pun mengambil kertas absen.

Guru ini menyebutkan satu-persatu nama muridnya. Ada yang meresponnya dengan semangat, ada juga yang terlihat malas, dan ada satu yang meresponnya dengan aneh, yang tak lain adalah Sakuno. Setelah selesai mengabsen, Qren memutuskan untuk memberi kesempatan untuk bertanya. Dan Sakuno mengangkat tangannya.

"Iya, Usugi-san."

"Panggil saja saya Sakuno." Lalu Sakuno berdiri. "Apakah Sensei masih perjaka?" tanya Sakuno membuat semua murid langsung terfokus kembali ke Qren.

"Pertanyaan macam apa itu?!"

"Maaf, maksudku apakah Sensei sudah punya pacar?"

Bagaikan sebuah panah yang datang tiba-tiba menusuk dadanya, Qren merasakan sakit di dada. "Ti-Tidak..."

"Berarti kami punya kesempatan untuk diisi air ma*i Sensei?"

"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi!" protes Qren keras. "Ehm, baiklah, kita mulai pelajarannya." Qren mulai menulis sesuatu di papan tulis dengan spidol. Tulisannya adalah 'laki-laki'. "Seperti yang kalian ketahui, saya mengajar di sini adalah tentang 'itu'... Sebelum itu apakah kalian sudah mengenal yang namanya laki-laki? Apakah ada yang berani berbicara untuk mendeskripsikan tentang laki-laki?"

Seorang siswi mengangkat tangannya dengan semangat, yang tak lain adalah Sakuno. "Laki-laki adalah manusia yang memiliki pe*is yang bisa mengeluarkan air ma*i untuk membuat perempuan ha-"

"Baiklah, sudah cukup!" potong Qren keras. "Apakah ada yang lain?"

Seorang siswi berambut pink panjang, berwajah cantik seperti tuan putri, berkulit putih terlihat kenyal. Dia mengangkat tangannya. "Laki-laki adalah makhluk yang menyebalkan! Mereka seharusnya tidak ada di muka bumi ini, karena mereka perusak hubungan indah antara perempuan dengan perempuan, bahkan mereka adalah makhluk yang seharusnya sudah mus-"

"Baiklah, aku mengerti," potong Qren lembut. "Sepertinya benar kata kepala sekolah," gumam Qren dalam hati. "Apakah ada yang lain?"

Mereka tidak ada yang mengangkat tangan lagi, tapi mereka membalas dengan tatapan tajam atau tatapan biasa kepada guru ini. Dilihat dari gerak-geriknya, seperti kedua perempuan yang menjawab tadi sudah mewakili jawaban mereka semua.

"Baiklah, sepertinya kedua jawaban itu mewakili sebagian besar jawaban kalian. Langsung saja, kita mulai pelajarannya."

***

"Saya cukup kagum, tidak salah saya memilihmu, Qren Otonashi-kun," puji Yumi.

"Aku anggap itu pujian..." balas malas Qren.

"Jadi, kau tidak ingin dipuji, ya... Berarti kau masokis."

"..."

"Jelek sekali, bahkan anak TK pun bisa mengajar lebih baik!!"

"Kenapa malah dimarahi?!"

"Kau kan masokis."

"Aku bukan masokis!"

"Baiklah, kalau begitu, aku tinggal. Kau tunggu saja sampai anggota lain datang." Lalu kepala sekolah keluar dari ruangan klub WSG.

Selain menjadi guru, Qren ditugaskan menjadi pembina klub WSG. WSG adalah singkatan dari Women S*x Gentelmen. Klub ini memberikan sebuah pengarahan lebih mendalam tentang kenikmatan s*x dengan laki-laki.

Lalu tak lama kemudian datang Sakuno. "Ah, Sensei sudah ada di sini."

"Di mana anggota lainnya?" tanya Qren.

"Sebentar lagi akan datang."

"Jadi, ada berapa anggotanya?"

Sakuno berjalan mendekati Qren, lalu mendekatkan mulutnya ke telinga kanannya. "Dua."

"Kenapa bisik-bisik, pendengaranku masih baik."

"Setahuku laki-laki sangat suka dengan bisik-bisik."

"Kau dapat dari mana pemikiran itu?"

"Karena pengantin baru di saat malam pertama harus bisik-bisik untuk melakukan s*x."

"Kita bukan pengantin baru!"

Lalu terdengar suara pintu terbuka dengan keras, pintu di sini semuanya digeser. Seorang siswi berambut pirang panjang, mata hitam, kulit putih, dan dadanya lumayan besar memasuki ruangan.

"Maaf, saya terlam..." Siswi itu menghentikan kalimatnya karena melihat Qren. "Laki-laki!" Dia berjalan dengan cepat menghampiri Qren. Tiba-tiba dia memegang tangan Qren. "Namaku Misa Sakurai, panggil saja saya Misa."

"Na-Namaku Qren Otonashi..."

"Jadi ini yang namanya laki-laki." Misa memegang kedua lengan Qren, kepala, rambut, dan hampir memegang 'itu'.

"Jangan dipegang, Misa!" cegah Sakuno.

"Ma-Maaf, habisnya aku pena..."

"Bukan, kau tidak boleh memegang 'itu', tapi kau boleh menjilatnya!"

"Aku tidak akan mengijinkannya!"

Misa dan Sakuno langsung memasang wajah kecewa setelah mendengar pernyataan Qren.

"Eh? Kalian serius?!"

"Karena Misa sudah datang, ayo kita mulai kegiatannya, Sensei," ucap Sakuno mengalihkan pembicaraan.

"Lalu, apa yang akan kita lakukan?"

"Eh? Kupikir Sensei sudah punya ide."

"Kau kan ketua klub ini!"

"Bukankah itu tugas dari pembimbing?"

"Be-Benar juga... Tapi, aku kan mendadak menjadi pembimbing klub ini, jadi tidak ada ide."

"Bagaimana kalau kita mencari anggota lain dulu?" saran Misa.

"Ide yang bagus, Misa. Tapi, bagaimana caranya?" tanya Sakuno.

"Mungkin sebaiknya kita membuat poster tentang klub ini."

"Poster yang bagaimana, Sensei?"

"Tentu saja tentang tujuan klub ini didirikan."

"Benar juga, ide yang bagus. Kalau begitu, ayo kita mulai membuatnya!"

Mereka berdua berteriak dengan semangat, lalu berjalan menuju meja terdekat. Sedangkan sang pembina hanya menghela napas. Dia menghela napas karena harus berhadapan dengan dua gadis berpikiran kotor, ditambah dia harus mengajar hal kotor. Tapi, penyesalannya hilang setelah melihat mereka bersemangat mencari ide untuk ditulis di poster.

"Kurasa tidak terlaluburuk." Qren pun tersenyum kecil, lalu menghampiri mereka.

Continue Reading

You'll Also Like

667K 55.3K 58
Rainey Keysa Shireen adalah perempuan berumur 19 tahun yang menjadi korban keserakahan ibu tirinya karena sudah menjualnya di sebuah club Namun semen...
2.4M 35.6K 48
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
51.6K 3.9K 14
Seorang gadis bernama Jung Soojung telah bertemu seseorang yang pernah ditemuinya sejak kecil. Dia mengingat bahwa dia pernah dekat dengannya, semenj...
10.5K 272 38
Just a bunch of songs that i listened to sometimes