Cinta Anita (Season 2)

By puputn99

140K 6.1K 85

Cerita lengkap bisa didapatkan di google play store book 😍 dan juga tersedia di Dreame/Innovel Sinopsis : Ra... More

Tersedia di Play Store
Kenyataan ♥1♥
Rindu ❦3❦
Rahasia hati ❦4❦
Sakit Hati(1) ❦5❦
Sakit Hati (2) ❦6❦

Permintaan Menikah ❦2❦

9.2K 1K 7
By puputn99

Bagian 2 – Permintaan Menikah

❀✿•♥•✿❀

Pov's Raka.

Aku memandangi Khansa yang sedang menangis di kursi taman rumah sakit ini. Tubuh gadis itu bergetar pelan, aku berjalan mendekatinya dengan perasaan sulit diartikan. Ingin rasanya aku memeluk anakku ini, sungguh ingin memeluknya. Suara tangisnya terdengar sangat menyakitkan hatiku, aku tidak tega melihatnya menangis seperti ini. Pertemuanku untuk pertama kalinya dengan Khansa mengapa harus seperti ini? Aku semakin bersalah kepada anakku.

Aku menghampirinya dan berdiri tepat disampingnya dengan hembusan napas berat. Khansa menatapku ketika aku mengulurkan sebuah cokelat kepadanya, coklat yang baru saja aku beli di kantin rumah sakit. Keningnya berkerut bingung memandangiku, aku tersenyum dan duduk disampingnya.

"Om siapa?" tanyanya bingung sambil menyeka airmatanya.

"Aku kakak ayah kamu, kita sudah pernah bertemu dulu waktu kamu masih kecil." Jawabku lirih dan menatap wajahnya yang cantik.

Keningnya berkerut, "Papa tidak pernah cerita kalau dia punya kakak." Ucapnya membuatku tersenyum.

Sepertinya Benny maupun Anita menepati janjinya kepadaku, agar tidak memberitahukan tentang diriku kepada Khansa, "Iya, om sudah lama tinggal di Singapore, jadi selama bertahun-tahun ini kami tidak pernah bertemu." kataku memandangi wajah Khansa.

Matanya yang cokelat terang menahan tangisnya. Wajahnya sama sekali tidak mirip dengan Tania, wajahnya sangat mirip Anita. Ya Tuhan, anakku sangat mirip sekali dengan Anita.

"Om... maafkan aku..." ucapnya menangis. "Maaf Om, kalau aku sudah membuat Papa, adik om meninggal." isaknya tertunduk lemah, "seandainya... seandainya aku tidak meminta papa, mama dan Deva adikku kesekolahku mereka tidak akan seperti ini" Ucapnya mengepalkan kedua tangannya, "Padahal baru beberapa hari yang lalu aku bermain dengan Deva dan Papa, tapi sekarang---" isaknya menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

Aku langsung memeluk tubuh anakku dan membuatnya menangis sejadi-jadinya di dalam pelukanku.

"Maafkan aku om..." ucapnya sesenggukan, aku hanya mengusap lembut rambutnya dengan mata terpejam.

Ini bukan salah kamu nak, ini semua sudah takdir Tuhan. Maafkan ayah Khansa yang sudah lari dari tanggungjawab untuk membesarkanmu, ayah tidak pantas menjadi ayahmu Khansa.

❀✿•♥•✿❀

Empat bulan kemudian....

Sudah beberapa bulan ini, Anita masih belum sadar. Aku terus menjaganya dan tidak akan membiarkanya sendiri. Setiap hari aku selalu datang menjenguk Anita, aku ingin menjadi orang yang pertama yang wanita itu lihat ketika dia sadar. Anita sempat sadar sebentar beberapa bulan yang lalu dan kata ibuku dia bertanya tentang keberadaanku. Dia mengingatku karena dia masih menganggapku adalah suaminya.

Saat ini aku sedang memandangi wajah Anita yang masih terlelap dalam tidur panjangnya. Senyumku mengembang tipis memandangi wajahnya, masih ingat dibenakku ketika aku menyakitinya dulu. Jika mengingat kenangan buruk itu membuat hatiku sakit dan menyesal pernah menyakiti hatinya. Tetapi sekarang aku sangat mencintai Anita dan aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan pernah menyakiti hatinya kembali.

Aku mengenggam lembut tanganya dan mencium pucuk tangannya. "Anita aku mohon sadarlah..." pintaku lirih.

Ibuku dan ibunya selalu menangisi kondisinya yang belum sadarkan diri. Bahkan Khansa sepanjang waktu selalu menghabiskan waktunya sepulang sekolah menemani Anita, selain itu dia selalu menceritakan kegiatan di sekolahnya kepada Anita dengan tangisan.

"Mama..." Suara Anita terdengar serak dan lirih, aku menatapnya dengan mata melebar.

Jantungku berdebar kencang saat melihat Anita mengerjapkan kedua matanya dengan pandangan sayu. Aku tersenyum bahagia ketika dia sadar. Aku langsung mengusap keningnya dan mememandangi wajahnya.

"Anita, kamu sudah sadar?" tanyaku antara cemas dan senang.

Anita membuka pelan matanya, aku tersenyum hangat ketika melihat dia membuka matanya.

"Mas Raka?" pekiknya terkejut ketika melihatku.

"Tunggu aku akan panggil dokter..." kataku dengan senyuman sumringah saat dia memandangiku dengan mata melebar.

"Tidak usah Mas," cegah Anita pelan, "untuk apa Mas disini?" tanyanya membuatku bingung. "apa mas mau menyakiti hatiku lagi?" tanyanya kembali semakin membuatku tak mengerti. "apa mas ingin memperkosaku lagi?! Hah?!" tanyanya berteriak dengan wajah penuh amarah di sana.

Ya Tuhan, ternyata Anita masih mengingat kejadian disaat aku ingin memperkosanya?

"Jawab aku Mas?" tanyanya kembali dan menatapku dengan sorotan kebencian.

Aku menggeleng, "tidak Anita, aku tidak ingin memperkosamu. Aku hanya khawatir kepadamu..." kataku.

"Khawatir?! kamu khawatir kepadaku?!" tanyanya tertawa kecut, "apa aku harus terluka dulu supaya kamu khawatir kepadaku?" tanyanya kembali dengan tatapan marah.

"Anita aku mohon, kamu tenang dulu, kamu baru sadar." Kataku menenangkannya sambil mengusap wajahnya. Anita langsung menepis tanganku kasar saat aku menyentuh wajahnya.

"Aku tidak mengerti apa yang terjadi denganmu mas, kemarin kamu bersikap kasar kepadaku, lalu sekarang kamu malah bersikap baik kepadaku." Ucap Anita memandangiku dengan pandangan heran, "Aku ingin berpisah darimu Mas... aku sudah tidak sanggup lagi mas hidup denganmu!" serunya terisak.

Aku yang mendengar ucapannya hanya tersenyum lirih. Anita melupakan sebagian ingatannya, kenapa dia harus mengingat ketika aku ingin memperkosanya dan membuatnya kecelakaan? setelah itu dia meminta berpisah dariku. Kenapa dia harus mengingat bagian cerita ini Tuhan?

"Aku ingin berpisah darimu mas..." Ucapnya kembali.

Sungguh hatiku sakit kembali ketika dia mengatakan ingin berpisah dariku. Sebenci itukah Anita kepadaku? Kejadian itu telah bertahun-tahun lamanya, tetapi dia masih mengingatnya. Semua perkataanya membuat hatiku hancur.

"Mas kenapa kamu diam saja?" tanyanya menatapku aneh. "Mas, jawab aku..."

Aku memandanginya sesaat dan melepaskan tangannya yang menarik kemejaku. Aku tidak menjawab pertanyaanya dan melangkah pergi dari hadapannya. Aku tidak ingin bertemu dengannya kembali karena itu hanya membuat perasaanku sakit.

"Mas Raka...." Panggilnya dengan suara serak, aku tidak memperdulikannya dan terus melangkah pergi dari luar ruangan ini, aku tidak sanggup jika harus mendengar perkataannya yang ingin berpisah dariku, "Aww..." pekik Anita ketika aku ingin membuka pintu, aku kontan menoleh.

Sedetik kemudian aku berlari kearah Anita ketika melihatnya terjatuh dari ranjang rumah sakit, " Mas, kakiku kenapa?" tanyanya menatapku, aku tidak menjawabnya dan hanya menggendongnya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang, "Mas, kakiku kenapa?!" tanyanya kembali dengan wajah pucat. Aku hanya memandangi wajahnya, aku tidak sanggup memberitahu kepadanya bahwa dia lumpuh.

"Mas, jawab aku..." teriaknya gusar.

Aku menghembuskan napasku berat. "Kamu lumpuh Anita..." kataku akhirnya, Anita langsung menangis dan memukul kakinya.

"Tidak mungkin mas!" teriaknya, Aku langsung memeluknya erat. "Aku tidak mungkin lumpuh Mas!" isaknya dengan berontak ketika aku memeluknya.

Aku berusaha menenangkannya dengan terus mencoba memeluknya, semakin lama tubuhnya lemas dan dia memelukku menangis. Aku yang mendengar suara tangisannya, mengecup keningnya lembut. Aku tidak tega melihatnya seperti ini.

"Maafkan aku Anita..." ucapku lirih.

❀✿•♥•✿❀

Dua jam kemudian...

Aku, ibuku dan ibu Anita sedang berada di lobby rumah sakit. Saat aku beritahu Anita sudah sadar mereka langsung datang. Saat ini Anita sedang tertidur lelap saat dokter memberikan obat penenang untuknya. Anita terus menyalahkan diriku atas kelumpuhannya, aku hanya bisa pasrah ketika dia terus menyalahkanku. Aku pantas mendapatkan semua ini darinya.

Lalu aku memandangi kedua wanita yang sudah menua dengan wajah penuh kesedihan yang menyelimuti hati mereka.

"Kenapa anakku harus mengalami nasib seperti ini Tuhan..." ucap Ibu Anita menangis.

Sejak bertemu denganku, ibu Anita terus menghardik diriku. Semua kejadian yang menimpa Anita, Benny dan juga anak mereka adalah kesalahanku di masa lalu, selain menyalahkan ku dia juga menyalahkan anakku Khansa. Aku tidak terima ketika dia menyalahkan anakku, aku terima dengan lapang dada jika mereka menyalahkanku. Tetapi tolong jangan salahkan anakku, anakku tidak tahu apapun tentang semua ini. Ibu Anita masih sangat membenciku, aku pantas dibenci olehnya.

"Kita tidak ada pilihan lain, kamu harus segera menikahi Anita kembali Raka." Ucap Ibuku membuatku dan ibu Anita terkejut memandangi Ibuku.

"Apa?! Tidak! Aku tidak setuju jika anakku kembali menikah dengan anakmu yang sudah menyakiti hati anakku!" tolak Ibu Anita dengan penuh amarah, "hatiku masih terasa sakit melihatnya menduakan anakku dengan wanita iblis itu!" makinya menatapku dengan sorotan tajam, aku hanya terdiam mendengar makiannya.

"Kita tidak ada pilihan lain, Anita sedang lupa ingatan. Kalau dia tahu anaknya dan suaminya telah meninggal dia akan semakin terpuruk dan mungkin kita akan juga kehilangan Anita." Jelas ibuku memandangi ibu Anita yang masih belum bisa terima dengan keputusan ibuku itu, "Lagipula Anita masih mengingat jika kamu adalah suaminya Raka..." kata ibuku menatap wajahku.

"Tapi Ma, aku tidak mau menyakiti hati Anita lagi. Aku tidak ingin dia semakin membenciku ma, jika dia mengetahui hal yang sebenarnya..." kataku menolak, yah aku tidak ingin menikah kembali dengan Anita.

Aku tidak ingin membohongi Anita, aku tidak ingin dia semakin membenciku. Jika wanita itu tahu bahwa anak dan suaminya telah meninggal dan aku menikahinya tanpa persetujuannya, aku sangat yakin Anita akan benar-benar membenciku suatu hari nanti.

"Raka, apapun yang akan terjadi nanti kita semua serahkan pada Tuhan. Mama hanya tidak mau kehilangan Anita dan membuatnya harus sedih kembali. Mama ingin kamu menikah dengannya dan buat dia bahagia, ini kesempatan untukmu untuk menebus semua kesalahanmu padanya." Ucap ibuku, aku hanya terdiam dan tidak bisa mengatakan apapun.

Ibuku sangat mudah mengatakan semua itu, tetapi itu sangat sulit untukku. Anita sudah tidak mencintaiku, lalu untuk apa aku menikahinya? Aku tidak ingin menikahinya karena aku tidak ingin membohonginya.

"Lagipula masa iddah Anita sudah lewat dan kamu boleh menikahinya Raka," ucap ibuku kembali, "bagaimana denganmu, apa kamu setuju dengan keputusanku?" tanya Ibuku kepada Ibu Anita. "Aku mohon demi Anita..." mohon ibuku kepada ibu Anita, "aku sangat menyayangi Anita dan tidak ingin kehilangannya, sudah cukup bagiku kehilangan anak dan cucu..." isak ibuku.

Ibu Anita berjalan menghampiriku dan memandangiku dengan wajah merah menahan amarah. Tiba-tiba aku merasakan panas di pipiku, ibu Anita menamparku dan menatapku menangis. "Aku rela anakku di nikahi kembali olehmu, tetapi jika kamu menyakitinya kembali aku akan membunuhmu Raka. Demi Tuhan dan demi seorang Ibu yang menyayangi anaknya, aku akan membunuhmu!" katanya mengancam dengan isakan, aku hanya menatapnya dengan hati miris.

"Raka, bagaimana Nak?" tanya Ibuku, wajahnya seakan berharap aku menyetujui permintaanya.

Aku tidak langsung menjawab, aku hanya menatapnya dengan raut wajah bingung. Lalu aku mengangguk pelan dan menyetujui permintaan ibuku ketika melihat wajahnya penuh harap. Entah apa yang ada di dalam pikiran ibuku, kenapa dia ingin aku menikah dengan Anita kembali? Padahal aku tidak ingin, aku tidak ingin menyakiti hatinya dengan semua kebohongan ini. Pernikahan itu adalah janji suci dan aku tidak ingin mengotori janji suci itu dengan semua kebohongan ini.

Tiba-tiba Ibuku memelukku dan menangis dipelukannku. Sedangkan ibu Anita menangis lemah di kursi, aku tahu hatinya hancur saat ini. Tetapi aku tidak ada pilihan lain selain menuruti semua permintaan ibuku. Sungguh aku sangat bingung saat ini, di lain sisi aku tidak ingin menikahi Anita. Namun, di lain sisi aku tidak ingin kehilangannya jika wanita itu tahu suami dan anaknya telah meninggal.

Semoga saja keputusanku yang ku ambil untuk menikahi Anita kembali adalah keputusan yang benar. Amin ya Tuhan...

❀✿•♥•✿❀

Continue Reading

You'll Also Like

4.2M 475K 49
Deva, cowok dengan segabrek reputasi buruk di kampus. Namanya mengudara seantreo Fakultas Ekonomi sampai Fakultas tetangga. Entah siapa yang mengawal...
2.2M 306K 42
(Cerita Pilihan @WattpadChicklitID Bulan Januari 2023) Afif Akelio Ramaza Hi, Sherina. Saya udah lihat profil kamu. Bisa datang wawancara ke kantor d...
467K 68.9K 33
Mili sangat membenci kondisi ini. Dikejar-kejar oleh Mamanya sendiri yang mau menjodohkannya. Bahkan, titah untuk menikah sebelum usia 24 tahun terus...
258K 45.1K 40
Bagi Padaka Upih Maheswari, jatuh cinta pada pandangan pertama sangat mungkin terjadi termasuk ke pria kewarganegaraan Daher Reu yang sering wara-wir...