Forced Marriage | MS #1 [COMP...

Oleh elship_L

117K 11K 1.8K

[COMPLETED] Pt. 1 - 9 : PUBLIC Pt. END : PRIVATE ===================================== Ma... Lebih Banyak

FM 2 - Can't Stand Anymore
FM 3 - Wake Up, Please
FM 4 - Don't Leave Me
FM 5 - Settle Down
FM 6 - Miss You, Dad
FM 7 - Home Sweet Home
FM 8 - Precious Wife
FM 9 - Before The Storm
FM 10 [ENDING] - Goodbye
NOTIFICATION

FM 1 - Devil

19.7K 1.3K 320
Oleh elship_L

VOTE BEFORE YOU READ.

Mata tajam itu terus memandang ke arah cermin, dimana ranjang miliknya terpantul dengan jelas dan di atasnya terdapat wanita yang sedang seunggukan dengan posisi yang bergelung di dalam selimut. Menutup hampir seluruh tubuhnya. Dia berdecak saat memakai kemejanya, tak tahan mendengar isakan itu akhirnya dia berbalik dan berjalan hingga di pinggir ranjang, matanya begitu tajam menusuk saat menatap tepat di mata wanita tersebut.

"Kau istriku, tidak seharusnya kau menangis setelah aku menidurimu," geramnya dengan suara tertahan, wanita itu masih terisak saat dia mengeluarkan kepalanya dari dalam selimut dan balas menatap pria tersebut.

"Aku tidak meminta untuk menjadi istrimu," balasnya dengan berani, menatap langsung mata pria itu dengan penuh tantangan. Aku tidak akan takut padamu brengsek!

"Aku bahkan masih 19 tahun!" Desisnya menandakan bahwa apa yang dilakukan pria itu adalah pelecehan seksual kepadanya.

"Bae Sooji-"

Wanita itu berjengkit dan semakin menenggelamkan dirinya ke ranjang saat melihat raut marah dari pria itu yang melakukan ancang-ancang untuk meringset maju kepadanya. Namun, sepertinya tuhan sedang berada dipihaknya saat ini karena suara ketukan pintu kamar membuat sang pria mengurungkan niat menerjang dirinya.

"Heh, bersihkan dirimu. Aku tunggu di meja makan," desah pria itu kemudian berjalan meninggalkan Sooji di dalam kamar.

Setelah kepergiannya, Sooji kembali menangis. Kini bukan hanya sebuah isakan kecil melainkan tangisan kencang yang bisa saja meruntuhkan segala isi rumah ini. Dia membenamkan wajah kedalam selimut, meratapi nasibnya yang begitu sial karena harus terjebak ikatan pernikahan dengan pria iblis tersebut.

Setelah puas menangis, akhirnya ia beranjak dari ranjang. Susah payah menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos. Brengsek! Dia bahkan tidak meminta persetujuanku untuk bercinta.

Dengan susah payah Sooji membersihkan dirinya, sejujurnya tubuhnya sangat lelah saat ini tapi karena tidak ingin menimbulkan masalah dia harus keluar dari kamar untuk sarapan bersama pria itu. Dia bahkan masih ingat bagaimana tubuhnya bergetar saat melihat pria itu meringset maju kepadanya dengan wajah yang penuh emosi, sudah pasti dia akan menghajar Sooji jika saja mereka tidak diganggu oleh panggilan pelayan dirumah ini tadi.

*

"Apa yang menahanmu begitu lama?" Sooji menundukan wajahnya enggan untuk menjawab, toh dirinya sudah berada di sini. Duduk dihadapan pria yang sedang menikmati sarapannya itu. "Bae Sooji, kau tau aku tidak senang jika pertanyaanku tidak dijawab," desis pria itu kemudian membuat Sooji mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan pandangan kosong.

"Aku membersihkan tubuhku yang kotor," jawab Sooji dengan nada melecehkan membuat pria dihadapannya semakin geram sehingga membuang sendok makannya. Hilang sudah nafsu makannya melihat pembangkangan yang dilakukan oleh istrinya itu.

Sooji tidak takut dengannya, meskipun harus mendapatkan pukulan dia sudah tidak takut lagi. Apapun yang didapatkannya akan dia terima, karena dia tidak ingin menyerah untuk tunduk di bawah kaki pria itu. Dia membencinya, sangat.

"Aku berangkat. Istirahatlah jika kau merasa lelah," diluar dugaan! Bukannya marah, pria itu malah menyahut dengan suara yang lebih lembut dari sebelumnya membuat Sooji memandang kaget padanya namun secepatnya dia menghilangkannya karena tidak ingin memperlihatkan ekspresi terkejutnya tersebut.

"Hanya jangan keluar dari rumah tanpa ada yang menemanimu dan tentunya harus melalui izinku." Pria itu beranjak dari kursinya saat tidak mendapatkan respon dari Sooji, dia menghela nafasnya panjang saat menghampiri istrinya yang masih diam dengan wajah datar.

"Aku pergi, sayang," bisiknya pelan kemudian mengecup kening Sooji dengan lembut dan berbalik meninggalkan Sooji yang hanya mematung ditempatnya. Terkejut dengan kelembutan yang pria itu berikan kepadanya, sangat berbeda saat mereka berada di dalam kamar semalam maupun pagi tadi.

***

"Wah! Pengantin baru! Apa yang kau lakukan di sini?" Seruan itu membuat pria yang kini baru saja duduk di atas kursi kerjanya mendengus keras, matanya melirik tajam pria yang baru saja meledeknya itu.

"Bekerja tentu saja," jawabnya dengan ketus.

"Bekerja? Apa aku tidak salah dengar? Hei, kau baru menikah kemarin dan hari ini sudah mau bekerja? Ckck, poor your wife dude!"

"Shin Wonho! Berhenti menggangguku dan keluar dari ruanganku sekarang!" Kelakar pria itu dengan marah, hari ini moodnya benar-benar buruk dan pria yang bernama Wonho itu datang seenaknya untuk mengganggu dirinya yang sedang tidak dalam keadaan baik untuk bermain-main.

"Tunggu--there's something wrong?" Wonho mengernyit curiga padanya, matanya melebar saat melihat pria itu hanya menghela nafasnya dan menekuk wajah, benar! pasti terjadi sesuatu di sini, "kau tidak melakukan malam pertamamu?" Wonho berseru dengan suara tercekat dan wajah yang begitu shock. Begitupula dengan pria itu menatap Wonho sama terkejutnya namun sedetik kemudian dia mendelik dengan tajam.

"Bukan itu," ketusnya dan dengan gerakan cepat Wonho melesat untuk duduk dihadapan pria itu menatapnya dengan antusias menanti untuk mendengar cerita darinya.

"Lalu apa? dia baik-baik saja kan?"

"Heh, kau tau-dia bahkan menangis setelah malam pertama kami," desahnya membuat Wonho mengerutkan alis.

"Kim Myungsoo, jangan katakan kalau dia tidak menginginkan hal itu dan kau memaksanya untuk melakukannya," tanya Wonho waspada, pria itu menatapnya dengan datar dan mengangguk pelan.

"Astaga! kau tau dengan jelas mengapa dia menangis! Dia pasti berpikir kau memperkosanya bodoh!" Pekik Wonho histeris membuat Myungsoo mengorek kupingnya merasa pengang akibat teriakan tersebut.

"Dia istri sahku secara agama dan hukum, jadi tidak masalah jika kita melakukannya."

"Tapi jika melakukannya dengan paksa tetap saja namanya pemerkosaan! Kau benar-benar brengsek" Myungsoo hanya mencibir mendengar makian itu, dia sudah terlalu terbiasa mendengar kata-kata itu untuk dirinya jadi dia sama sekali tidak ambil pusing dengan apa yang dikatakan Wonho tentangnya.

"Kau tau aku mencintainya." Desah Myungsoo membuat Wonho menatapnya dengan iba, dia jelas tau perjuangan Myungsoo untuk mendapatkan gadis itu dan bagaimana jerih payahnya untuk meresmikan hubungan mereka secara legal dan sah dimata agama dan hukum. Tapi tetap saja yang dilakukannya adalah tidak benar.

"Tapi dia tidak tau dan itu adalah salahmu. Kalau aku menjadi Sooji, sudah pasti aku sangat membencimu saat ini. Kau tidak tau apa yang ada di kepalanya saat kau tiba-tiba menikahinya seperti ini, apalagi mengetahui alasanmu menikahinya, dia pasti berpikir kau hanya ingin memanfaatkan keadaannya."

"Aku tidak seperti itu." Myungsoo mendesis menatap Wonho kesal, sedari tadi pria itu seolah-olah ingin menyudutkannya saja. Dia tidak merasa salah dalam hal ini, dan menikahi wanita yang dicintainya bukanlah sebuah tindak kejahatan bagaimanapun caranya.

"Yah terserah kau! Aku hanya ingin mengingatkan, sebaiknya kau berbicara jujur pada Sooji dan katakan kau menikahinya karena mencintainya." Wonho mendesah lalu menatap malas pada Myungsoo, sudah sejak dulu dia mengatakan agar Myungsoo mau melakukan pendekatan pada Sooji sampai nanti Sooji bisa membalas perasaannya dan mereka akan menikah tapi pria itu malah memilih jalan pintas dengan melakukan rencana yang benar-benar tidak terduga.

Myungsoo hanya diam tanpa menanggapi perkataan Wonho membuat pria itu mendengus dengan kesal atas sifat keras kepalanya.

"Baiklah, jangan cari aku jika Sooji melarikan diri darimu nanti!" Desis Wonho kemudian keluar dari ruangan Myungsoo membuat pria itu terpekur di tempatnya. Jelas Sooji tidak akan berani meninggalkannya, bagaimanapun dia sudah terikat secara sah bersama Myungsoo dan dalam keadaan apapun pria itu tidak akan pernah melepaskan Sooji.

***

"Di mana Sooji?" Pria itu menyahut dengan suara dingin saat kepala pelayan dirumahnya yang menyambut kedatangannya malam ini.

"Nyonya sedang di dalam kamar tuan, setelah makan siang tadi dia berdiam diri dalam kamar dan tidak keluar-keluar."

"Siapkan makan malam," pria itu menganggukan kepala singkat kemudian berlalu untuk menaiki tangga rumahnya, menemui sang istri yang katanya sejak tadi sudah mendekam di dalam kamar tidur mereka.

"Sooji-" Myungsoo membuka pintu kamarnya dan mendapatkan istrinya sedang duduk dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang, sementara kedua tanganya menopang sebuah buku tebal yang diduga Myungsoo adalah salah satu koleksi novel milik Sooji.

Gadis itu hanya melirik sekilas kepadanya kemudian dengan acuhnya dia kembali memusatkan perhatiannya pada novel yang berada dipangkuannya itu, Myungsoo tersenyum miris lalu mendekati Sooji, "apa yang kau lakukan?" Tanyanya dengan lembut namun Sooji sama sekali tidak menggubrisnya membuat Myungsoo akhirnya menggeram marah.

"Bae Sooji, jika suamimu bertanya jawablah," desisnya menatap Sooji tajam, gadis itu hanya mendelik saat dia mendongak untuk melempar tatapan kesalnya pada pria itu.

"Apa kau buta? Aku sedang membaca," ketusnya sembari melirik novel yang berada dikedua tangannya, perlahan raut wajah Myungsoo melembut kemudian dia mengumbar senyumnya membuat Sooji harus memutar bola matanya karena tidak percaya perubahan mood yang dialami pria itu tidak masuk akal.

"Kau sudah makan? ayo kita makan malam." Ajak Myungsoo menepuk pundak Sooji, gadis itu menghindar kemudian melipat buku novelnya dengan kasar.

"Aku mengantuk," ucap Sooji singkat kemudian membaringkan tubuhnya setelah meletakkan buku novelnya di atas nakas, dia kemudian menarik selimut hingga menutupi hampir seluruh tubuhnya dan memejamkan mata tidak memperdulikan bahwa Myungsoo masih ada di sana menatapnya dengan nanar.

"Baiklah, aku akan makan sendiri. Sleep well baby-"

Sooji bergerak menjauh saat merasakan kecupan hinggap di keningnya saat ini, Myungsoo menyadari penolakannya namun dia enggan untuk melepaskan kecupan tersebut. Hingga setelah beberapa detik barulah dia menjauh dan meninggalkan Sooji yang sepenuhnya masih sadar itu di dalam kamar mereka.

*

Setelah makan malam dan membersihkan dirinya Myungsoo kembali masuk ke dalam kamar, matanya menatap nanar pemandangan Sooji yang kini tengah tidur meringkuk di atas ranjang mereka. Kakinya perlahan menghampiri sisi ranjang di mana Sooji tertidur dan dia duduk disana.

"Sayang, maafkan aku-" Myungsoo bergumam pelan sembari tangannya mengelus pipi Sooji yang terasa begitu lembut dikulitnya, dia tersenyum miris mengingat masa-masa di mana dia pertama kali bertemu dengan gadisnya ini.

"Astaga, maaf-maafkan saya." Gadis itu berseru pelan dengan wajah terkejut saat dirinya tidak sengaja menabrak seorang pria dan menumpahkan ice cream yang digenggamnya ke kemeja pria tersebut.

"Tidak apa-apa, lain kali perhatikan jalanmu," jawab pria itu acuh, saat sang gadis mengangkat wajahnya untuk menatap pria tersebut, keduanya sempat terdiam. Pria yang tadinya memasang wajah acuhnya kini perlahan menampilkan raut wajah yang lembut, senyumnya sedikit demi sedikit berkembang saat menyelami manik lembut gadis dihadapannya.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya pria itu, sang gadis yang sempat terpaku sesaat itu langsung menggelengkan kepalanya.

"Saya baik-baik saja. Tapi baju anda-" Dia tersenyum melihat bajunya yang terkena noda ice cream milik gadis dihadapannya.

"Tidak apa-apa, aku salah karena tidak melihatmu," ujarnya, sang gadis mengerjapkan mata bulatnya menatap senyum yang masih tersampir di wajah pria itu, "aku akan mengganti ice cream mu-lihat ini sudah tidak bisa di makan," pria itu menunjuk ice cream yang sudah meleleh di tangan sang gadis.

"Ti-tidak perlu,maafkan saya karena saya kemeja anda jadi kotor," gadis itu kembali membungkukan badannya minta maaf.

"Sudah kukatakan tidak apa-apa. Siapa namamu adik kecil?"

"Soo-Sooji, Bae Sooji," ucap sang gadis ragu, pria itu tersenyum lalu mengusap puncak kepala gadis belia yang kiranya masih berada di bangku sekolah menengah pertama itu.

"Nama yang indah. Sampai bertemu lagi, Sooji?" Ucapnya sebelum berlalu meninggalkan gadis itu yang sedang terdiam ditempatnya, masih belum menyadari apa yang baru saja pria itu lakukan pada pipinya. Semenit berselang sang gadis memekik histeris sembari mengusap pipi kanannya.

"Dia menciumku!"

***

Sooji duduk termenung di atas ranjang, Myungsoo sudah pergi ke kantor sejak jam 8 pagi tadi dan sekarang sudah hampir jam makan siang namun dia masih betah untuk berada di dalam kamarnya. Pikirannya menerawang mengingat awal mula mengapa dia bisa berakhir di dalam istana neraka ini, tanpa sadar buliran bening dari matanya menetes hingga membasahi kedua pipinya yang tirus.

"Ahbeoji, aku merindukanmu," gumam Sooji lirih, dia benar-benar tidak habis pikir dengan segala musibah yang menimpanya. Dia memiliki cita-cita yang begitu tinggi, ingin menjadi seorang designer dan bisa memamerkan karya-karyanya ke semua penikmat fashion. Tapi semua rencananya harus kandas karena masalah yang menimpa keluarganya, dia bahkan tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena masalah ekonomi ayahnya.

Belum cukup penderitaan yang dia alami dengan tidak bisa kuliah di tempat yang dia impikan, tiba-tiba seorang pria asing datang dan menikahinya secara paksa. Dia bahkan tidak diberikan pilihan ketika pria itu datang kepada ayahnya.

Sooji terisak di atas ranjangnya sembari memeluk selimut yang menutupi tubuh polosnya dengan erat, dia masih sangat kecil untuk menjalani kehidupan ini. Dia masih belum siap mental untuk menjadi seorang istri dan menerima perlakuan bejat pria yang telah menjadi suaminya saat ini.

Tok tok tok~

Suara ketukan di pintu kamarnya membuat Sooji sedikit tersentak, dia menegakkan punggungnya dengan mengusap air mata yang telah sukses membasahi seluruh wajahnya itu.

"Ada apa?" Serunya dari dalam kamar, dia tau saat ini adalah pelayan yang sedang mengetuk pintu kamarnya. Tidak mungkin pria itu karena dia jelas akan langsung masuk ke dalam kamar ini tanpa membutuhkan izin dari siapapun.

"Nyonya, waktunya makan siang," sahut sang kepala pelayan dari luar kamarnya, Sooji mendesah-semenjak menikah makannya tidak teratur. Dia hanya sarapan tepat waktu tiap hari karena suaminya masih berada di rumah, jika waktu makan siang tiba dia hanya berdiam diri di dalam kamar, tetapi terkadang juga dia hanya memakan satu atau dua sendok makanan kemudian kembali ke dalam kamar. Begitupula dengan waktu makan malam, dia lebih memilih untuk tidur lebih awal sebelum suaminya pulang dari kantor-yang akhirnya akan sia-sia karena saat tengah malam pria itu selalu membangunkannya secara paksa dan menjadikan dirinya pelampiasan nafsu bejatnya.

"Sebentar lagi aku akan turun."

Setelah mendengar derap kaki yang menjauh, Sooji bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi masih dengan menggenggam erat selimut agar menutupi tubuhnya.

Sooji sudah membulatkan tekadnya, mulai saat ini dia tidak ingin terlihat lemah lagi dihadapan suaminya. Dia harus makan untuk mendapatkan energi, karena dia tidak akan bisa melawan pria itu jika dia lemas seperti hari-hari sebelumnya.

*

TBC

New FF. Semoga kalian suka. Hanya sekedar selingan selagi menunggu MLMG.

Cerita ini punya alur yang cepat dan tiap part sekitar kurang lebih 2000+ words.

Ini sekedar pemberitahuan, kalau cerita ini mungkin akan merujuk ke genre mature--jadi bagi yang belum cukup umur aku harap kebijakan kalian untuk tidak membacanya. Tapi jika pilihan kalian untuk baca, it's okay. Aku tidak punya hak untuk melarang.

Silahkan diberi komentar(kritik+saran) untuk cerita ini. Jangan lupa untuk berikan vote kalian.

Thank.xoxo

Regads,
elship_L

-10/02/2016-

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

95.3K 10.6K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
Be My Man Oleh Rabery

Fiksi Penggemar

129K 7K 25
Demi pengobatan sang kekasih Kim Bum akhirnya rela diperbudak oleh seorang wanita angkuh.... Namun ternyata dibalik keangkuhan wanita bernama Kim So...
FLAT Oleh Han Moon

Fiksi Penggemar

85K 9.6K 37
"Tapi bagaimana kalau ada yang tahu kalau kita tinggal satu rumah? Hanya berdua pula." "Harusnya ayahmu tahu kalau sekarang aku sedang berdiri di dep...
48.8K 4.8K 30
Terlahir sebagai bungsu Dirgantara, tak ada satu pria pun yang cukup berani untuk mendekati Vely. Mengingat keluarganya yang begitu overprotektif pad...