Friends, Lovers, or Nothing?

By pizzajunkie

241K 26K 2.2K

Friends, lovers, or nothing? We can really only ever be one. Don't you know, we'll never be the inbetween ♪ More

01. Orang Ketiga
02. Lesung Pipit
03. Cita-cita
04. Sushi
05. Tunggu
06. Jam Delapan
07. Pulang
08. Pluviophobia
09. Braga
10. Kritis
11. Cemburu
12. Mr. Cold
13. Firasat
14. Superhero
16. Sahabat
17. April Mop
18. Proyek
19. Sepi
20. Skakmat
21. Janggal
22. Teka-teki
23. Bencana
24. Interview
25. Dilema

15. Khawatir

7K 1K 89
By pizzajunkie

"Semuanya empat ratus ribu rupiah, Mas," ucap penjaga kasir sambil tersenyum.

Emir memberikan credit card-nya pada penjaga kasir sebelum kemudian mengambil belanjaan dan keluar dari pasar swalayan yang terletak di dalam mall Pondok Indah itu.

Sejak terbiasa tinggal sendiri selama bertahun-tahun, Emir lama-lama menjadi hafal keperluan bulanan apa saja yang ia harus beli untuk stok selama satu bulan. Ia jadi ingat ketika pertama kali belanja kebutuhan bulanan, ia harus menuliskan daftar barang belanjaan agar tidak lupa.

Mobil Honda Jazz keluaran terbaru miliknya melaju dengan kecepatan dibawah empat puluh kilometer melewati jalan raya yang memisahkan Pondok Indah Mall 1 dan 2. Yah, walaupun sudah malam, jalanan itu tidak pernah sepi.

Sementara menunggu mobil di depannya jalan, Emir mengecek ponselnya dan membaca-baca chat di conference-nya.

Arkan P: lg pada gabut gak? dota yuk

Nico Ananda: ntar dulu gua mau war

Arkan P: ahelah COC-an mulu. gabut bgt nih gua

Arkan P: nonton yuk nic midnight

Nico Ananda: dih semuanya aje lo pengen berasa ibu2 hamil

Emir Laksamana: lah kan elo bapaknya nic

Nico Ananda: aku khilaf mz :(

Arkan P: serius gua ayok Batman vs Superman. siapa yg menang yak

Nico Ananda: ketauan bgt jomblonya kalo nonton ama batangan semua :(

Emir Laksamana: tanya rei lah, doi kan dapet tiket premier hari ini

Arkan P: lagi asik dapet jatah dia

Nico Ananda: rei nonton ama dhira, gila!

Oh?

Reihan Soe: gua td cuma setengah doang tapi seru parah coy

Arkan P: lah itu tiket premier cuma buat setengah jam doang? itu tiket ori apa kw dah

Reihan Soe: wkakaka otak lo setengah. gua td ke rumah jasmine, dia maag-nya kambuh

Emir tersenyum tipis ketika membaca chat dari Reihan. Alasan klasik. Sakit maag, sakit kepala, keram perut, sesak nafas... ah, Emir sudah khatam dengan itu semua! Itu kan hanya akal-akalan Jasmine agar Reihan mau ke rumahnya.

Tapi tunggu, ada yang tidak beres.

Reihan ke rumah Jasmine? Lalu Nadhira?

Eh, bukan urusannya juga sih sebenarnya. Sumpah. Ia juga tidak terlalu peduli. Seharusnya Nadhira bisa pulang sendiri kan? Maksudnya, dia kan bukan cewek manja. Lagipula sekarang masih jam sembilan lewat seperempat...

Emir Laksamana: dhira dimana rei?

Arkan P: AIH CIEEE NANYAIN. KHAWATIR NI YEE

Nico Ananda: wadaw siaga 1

Nico Ananda:  dihatimu bang, coba dicek

Emir Laksamana: tadi kalian nonton dimana?

Arkan P: emang si yayang gak ngabarin? kacian :(

Reihan Soe: di pim. deket kok dr rumah, jadi dia bisa balik sendiri

Emir Laksamana: dhira pulang sendirian?

Reihan Soe: iya tadi, tapi paling sekarang udh dirumah

Dengan satu gerakan cepat, Emir memperlambat laju mobilnya dan langsung bersiap-siap memutar balik ke arah pusat perbelanjaan yang tertinggal beberapa kilometer di belakangnya itu.

Duh... kenapa gue jadi ngerasa bertanggung jawab gini sih? gerutu Emir dalam hati.

***

"Permisi, Om. Maaf ganggu malem-malem," sapa Emir ramah kemudian menyalami ayah Nadhira yang terlihat heran itu.

Fyuh! Tantangan pertama, gumam Emir dalam hati.

Sambil berdeham beberapa kali, Emir bertanya, "Ng... Dhira nya ada, Om?"

"Ada," jawab ayah Nadhira cepat, "Kamu... temannya Dhira yang waktu itu kesini kan? Ada perlu apa?"

Ah, syukur deh ternyata emang udah pulang. Itu anak bikin panik aja! Emir bergumam sambil menghembuskan nafas lega. Nah, tantangan selanjutnya yang harus ia lakukan adalah mencari alasan kenapa ia mencari Nadhira sampai ke rumahnya begini. Hmm...

"Eh, enggak Om. Ini mau ngasih flashdisk tugas, soalnya internet rumah saya mati jadi nggak bisa ngirim lewat e-mail," jawab Emir berbohong dengan lancar. Fyuh!

Kenapa bokapnya Dhira serem banget ya? Gue kok berasa lagi ditatar gini, sih, pikir Emir dalam hati sambil menatap sosok pria di depannya sambil tersenyum sungkan.

"Emang di deket rumah kamu nggak ada Wi-Fi?"

Emir menggeleng pelan, takut kalau ia berbicara malah akan ketahuan berbohong.

"Ya udah, kamu tunggu sebentar. Om panggilkan Dhira dulu."

Berhasil!

Baiklah, tantangan terakhir dari petualangannya hari ini adalah; apa yang akan ia katakan ketika bertemu Nadhira? Cewek itu tahu pasti kalau mereka bahkan belum membicarakan tentang tugas sama sekali.

"Eh, Emir?"

Nadhira yang malam itu menggunakan sweater kebesaran berwarna abu-abu terlihat heran, rambutnya yang sepundak dikuncir half bun dan menyisakan bagian bawahnya yang masih terlihat pendek.

"Hai Dhir," sapa Emir kikuk.

"Kata bokap gue lo mau ngasih flashdisk? Tugas kelompok kita ya pasti? Duh, sorry banget gue malah nggak ngebantu lo sama sekali! Tapi itu masih mentahnya aja kan? Biar gue yang selesaiin deh, Mir. Oke? Gimana?" Nadhira langsung berbicara panjang lebar dan memasang ekspresi sungkan yang tidak dibuat-buat.

Emir menggeleng lambat-lambat, sambil mencuri pandang ke bagian dalam rumah Nadhira—takut kalau-kalau ayah cewek itu tiba-tiba muncul.

"Iya, gitu... tapi kayaknya flashdisk-nya ketinggalan deh, Dhir."

Ketinggalan?! Alasan macam apa itu? Emir merutuk dirinya sendiri, dan ketika melirik ke arah Nadhira, cewek itu sedang menatapnya dengan cemas.

"Sebenernya ada apa, Mir?"

"Nggak ada apa-apa kok, Dhir... emang lo kira apa? Gue tadinya mau ngasih flashdisk, tapi—"

Nadhira mendengus pelan, "Ah akting lo kurang bagus!"

Emir menarik sudut-sudut bibirnya membentuk sebuah senyum, sadar kalau ia sudah ketahuan berbohong.

"Jadi kenapa?"

"Apanya?" Emir balik bertanya, pura-pura bingung.

Mendengar itu, Nadhira langsung mendesah tidak sabar, "Kenapa lo kesini?"

"Ngasih flashdisk."

"Serius!" timpal Nadhira sambil tertawa dan meninju pelan lengan Emir bagian atas.

Emir menggeleng dan menolak untuk menjawab, ia hanya ikut tertawa dan mencoba menghindar dari tinju Nadhira.

"Kenapa nggak?!"

"Kan udah gue bilang daritadi, mau ngasih flashdisk," jawab Emir sambil menahan tawa.

Setelah perdebatan yang cukup lama itu terjadi dan Emir tetap tidak menjawab apa alasan kedatangannya ke rumah Nadhira, akhirnya cewek itu pun menyerah dan membiarkan Emir pulang.

"Dadah!" teriak Nadhira dari teras rumahnya sambil cekikikan.

Emir melambaikan tangan dari dalam mobilnya sambil kemudian memberi kode pada Nadhira untuk mendekat.

"Apaan lagi nih?" tanya Nadhira ketus.

"Lo inget nggak yang waktu itu gue bilang di kelas?"

Nadhira terlihat berpkir sebentar sebelum menggelengkan kepalanya pelan, "Tentang tugas itu ya? Hmm, nggak. Kayaknya lo belum pernah kasihtau gue deh..."

"Ih bukan," kali ini Emir yang mendesah tidak sabar, "Kalo urusan itu gampang deh, nanti malem gue kirimin aja ke e-mail lo."

"Emang tau?"

"Nggak sih..."

Benar juga, dia kan tidak tahu e-mail cewek itu. Jangankan e-mail, kontaknya saja dia tidak punya! Yah, kontak cewek di ponsel Emir memang bisa dihitung dengan jari, sih. Hanya ada kontak mbak penjaga laundry, ibu-ibu penjual nasi uduk di depan apartemennya, lalu... 

Eh, kok topiknya jadi melenceng begini?

"Dhir, dengerin gue dulu," kata Emir kemudian dengan ekspresi serius, "Kan gue pernah bilang, kalo ada apa-apa kasih tau gue aja."

Nadhira mengangguk-angguk mengerti, wajahnya juga tidak kalah serius.

"Iya... terus?"

"Ya kayak hari ini deh, contohnya. Kenapa lo nggak kasih tau gue?"

Hening cukup lama sampai akhirnya Nadhira menatap mata Emir lurus-lurus, pipinya yang agak chubby itu terlihat merona.

Seketika Emir merasa jantungnya berdegup kencang ketika balik menatap sepasang bola mata yang teduh itu.

Ya Tuhan...

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 295K 49
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
4.2M 247K 60
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
4.9M 370K 52
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
3.6M 172K 63
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...