In Her imagine (Yesung Fanfi...

Por Han_koudo

3.9K 323 68

Apa yang terjadi ketika Song Nara gadis yang di cintai Jong Woon sakit. Bukan sakit fisik mematikan melainkan... Más

In Her Imagine - Chapter 2
In Her Imagine - Chapter 3
In Her Imagine - Chapter 4A
In Her Imagine - Chapter 4 Full
Read It Coldy Reader
In Her Imagine-Chapter 5
Mr Kim & Nona Han
Back In Time
Bastard Woon
We All Lie

In Her Imagine - Chapter 1

1.2K 65 5
Por Han_koudo

Tittle : In Her Imagine
Genre : Romance, sad
Cast : Kim Jong woon (Yesung)
Song Nara
Song Hara
Donghae, Another

Terima kasih sudah mau mampir di fanfiction ku ini, selamat membaca. Entah kalian silent read , pembaca gelap atau apalah semoga kalian menyukainya kkkk~~. Oh ya terima kasih untuk kalian yang sudah berkenan vote dan comen di ff ini ^^ gak tahu lagi deh mau ngomong apa kkkk~~

*Sedikit Pengetahuan
~~Pengertian Skizofrenia

Menurut Wikipedia.com Skizofrenia adalah gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi lemah, keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi, paranoid, keyakinan atau pikiran yang salah yang tidak sesuai dengan dunia nyata serta di bangun atas unsur yang tidak berdasarkan logika.

Sementara itu menurut Hawari (2003), Gejala positif skizofrenia, merupakan gejala yang mencolok, mudah dikenali, menganggu keluarga dan masyarakat serta merupakan salah satu motivasi keluarga untuk membawa klien berobat (Hawari, 2003). Gejala-gejala positif skizofrenia yang diperlihatkan pada klien skizofrenia yaitu sebagai berikut :

1) Delusi atau waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal). Meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinan itu tidak rasional, namun klien tetap meyakini kebenarannya.
2) Halusinasi, yaitu pengalaman pasca indera tanpa rangsangan (stimulus). Misalnya klien mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari suara atau bisikian itu.
3) Kekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya. Misalnya bicaranya kacau, sehingga tidak dapat diikuti alur pikirannya.
4) Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat dan gembira berlebihan. Dan lain-lain.

~~Pengertian Amnesia Disosiatif

Amnesia disosiatif dipercaya sebagai tipe yang paling umum dari gangguan disosiatif. Kehilangan memori karena penyebab psikologik disebut amnesia disosiatif. Amnesia diambil dari kata Yunani a-, berarti "tanpa" dan mnasthai, berarti "untuk mengingat". Mengingat kembali dalam amnesia psikogenik dapat terjadi secara bertahap tapi sering muncul secara tiba-tiba atau spontan (Maldonado, Butler, dan Speigel, 1998).

Sementara itu menurut wikispaces.com Dissociative Amnesia (amnesia disosiatif) sebelumnya disebut amnesia psikogenik, individu tidak mampu untuk mengingat detail personal yang penting dan pengalaman yang sering kali berhubungan dengan kejadian traumatis atau sangat menekan. Memori ini hilang tanpa berhubungan dengan disfungsi otak yang berkaitan dengan kerusakan otak. juga buka sebuah kondisi lupa yang umumnya terjadi. Orang-orang yang mengalami amnesia disosiatif sangat umum memberikan gambaran tentang sebuah rentang atau rangkaian dalam ingatan mereka mengenai kejadian bermasalah di masa lalu atau bagian-bagian kehidupan mereka.

*Terima Kasih

*Start Reading

**********

Nara gadis kini melihat seluruh isi kelas, semua mata tertuju kepadanya. Ada rasa sedih, kecewa dan marah kini dibenaknya, terlebih lagi Jongwoon kini memperhatikannya dengan tatapan tajam.

"Benarkah kau mengambilnya?"tanya Jong woon.

Nara , gadis itu menatap tak percaya pada pertanyaan Jong woon barusan. Dia tidak peduli semua tidak mempercayainya, tapi ini Jong woon, kekasihnya, mata gadis itu terlihat memanas dengan cepat gadis itu lari dari kelas itu.

Gadis itu mengusap bulir-bulir air mata yang terus saja mengalir dari sudut matanya, gadis itu berlari ke atap gedung sekolah itu. Memang sudah suatu kebiasaan gadis itu jika ingin menghindari masalah sekolah dia akan lari ke tempat itu .

***********

Dan gadis itu sudah ada di atas gedung sekolah itu kini, memandang beberapa gedung di bawah sana dari ia tampat ia berdiri.

"Nara, maaf aku tadi tidak bermaksud untuk bertanya pada mu" Kata Jong woon tepat di belakang Nara kini. Namja itu tahu kebiasaan kekasihnya itu, jika ada masalah pasti lari ke arah sini. Nara membalikkan badannya melihat sosok Jong woon kini yang berdiri di hadapannya.

"kau sama saja seperti mereka Jong woon, yang menatapku tanpa mengetahui apa kebenarannya, dan yang membuatku sakit adalah kau mengatakan itu di saat kau masih kekasihku. Bagaimana orang lain akan mempercayaiku , jika kekasihku saja meragukan ku?" Kata Nara bertubi-tubi pada Jongwoon dan bulir-bulir air mata terus keluar dari sudut mata gadis itu

"mianhae Nara aku......"

"aku tidak perlu perminta maaf...." potong gadis itu pada ucapan Jongwoon saat ini.

"aku tahu sekarang.... kau lebih mempercayai Ji soo dari pada aku, itu membuktikan bahwa kau masih menyukai gadis itu, tidak mungkin kau mengatakan hal itu tadi jika rasa suka mu pada ku lebih besar dari pada ke Ji soo, kau tidak tahan melihat air mata Ji soo, sehingga kata-kata itu keluar dari bibir mu aku tahu" Kata Nara lagi, danJong woon hanya bisa diam tanpa bisa menyangkal semua perkataan Nara terhadap dirinya.

"Kalau ku katakan bahwa aku telah di fitnah oleh Ji soo dan Mi yeong hari ini apa kau percaya pada ku?" Tanya Nara . Hening tidak ada jawaban dari bibir Jong woon.

"ku rasa tidak.........." kata Nara sambil menggelengkan kepalanya.

"karna kau tidak mencoba menyangkal semua perkataan ku saat ini Jong woon, aku memang tidak secantik mantan kekasihmu Ji soo itu, aku juga tidak bisa berakting menangis licik sepertinya, tidak juga membohongi semua orang bahwa aku telah mengambil uang Mi yeong" kata pedas Nara yang tertuju pada Ji soo.

"diam, Nara!" gertak Jong woon pada Nara kini.

Gadis itu semakin merasa sesak sekarang mendengar gertakan Jong woon barusan. Baiklah gadis itu mengerti sekarang Jong woon memang lebih menyukai Ji soo dari pada dirinya, Nara tadi memang memancing Jong woon dengan mengucapkan kejelekan Ji soo di depan Jong woon. Dan inilah hasilnya Jong woon marah padanya.

**********

Sejak saat itu semua teman menjauhi Nara. Termasuk Jong woon juga ikut menjauhi dirinya, entah apa karena Jong woon masih marah pada Nara,tidak mempercayainya , atau dia takut di jauhi teman-temannya sebab dekat dengan Nara. 2 bulan berlangsung seperti itu . Nara sendirian , tidak ada yang mengajaknya berbicara. Gadis itu selalu terlihat sendiri entah di kantin, di kelas dan juga di perpustakaan. Semua orang menjauhinya, mengucilkannya seolah menganggap Nara itu tidak ada.

Gadis itu sudah berusaha mengajak berbicara teman-temannya selama ini, terutama Jong woon, tapi apa? hasilnya nihil, tidak ada respon dari mereka, terlebih lagi Nara bingung kini statusnya dengan Jong woon. Namja itu tidak pernah memutuskan hubungannya dengan Nara, tidak juga menghubungi Nara, padahal mereka satu sekolah, satu kelas pula, hubungan itu di gantung begitu saja oleh Jong woon. Setiap hari Nara berusaha mendekati Jong woon di sekolah, menelevon Jong woon ataupun mengiriminya pesan. Tapi tetap saja tidak ada respon dari Jong woon.

Akhir 3 bulan gadis itu dengan kesendiriannya di sekolah terdengar kabar gadis itu pindah, tanpa ada pamit, tanpa ada telvon, tanpa ada pesan dari gadis itu untuk Jong woon.

**********

*4 Tahun Kemudian

Jong won Namja itu kini telah sukses menggantikan jabatan ayah nya sebagai direktur di perusahaan ayahnya tersebut. Nama Jong woon sudah terkenal di penjuru Korea, siapa yang tak kenal sosok Jong woon? Direktur muda yang sudah berhasil, banyak ibu-ibu dari para gadis berusaha menjodohkan anaknya dengan Namja satu ini. Tapi Jong woon masih menutup pintu hatinya. Dan inilah sekarang yang di kerjakan Jong woon, tengah sibuk mengurus beberapa proposal di tanggannya, dan seseorang tiba-tiba masuk ruangannya yang tentunya membuyarkan semua konsentrasi namja itu.

"aku menemukannya" kata Donghae yang berjabat sebagai sekretaris sekaligus sahabat yang paling di percayainya.

"menemukan apa?" tanya Jong woon tak mengerti, dan masih berkutat dengan beberapa proposal yang ada di tanggannya.

"gadis itu...gadis itu ada di Seol kini" Kata Donghae yang pada Jong woon.

Jongwoon tahu kemana arah pembicaraan mereka, dan menyebut seorang gadis yang pasti Jong woon yakini adalah seseorang yang ia cari selama ini.

"berikan alamatnya pada ku" kata Jong woon menatap tajam Donghae yang kini ada di depannya dengan tidak sabarnya.

"dia sakit Jong woon....gadis mu sedang sakit" kata Donghae melemah.

"apa yang kau bicarakan?" tanya Jong woon tak mengerti , sambil berdiri dari tempat ia duduk.

**********

Jong woon memencet bell rumah yang dimaksud oleh Donghae kini, dan tak lama kemudian munculah seorang ahjuma yang Jong woon yakini adalah pembantu di rumah ini.

"maaf mencari siapa tuan?" tanya ahjuma itu

"Tuan Song" jawab Jong woon menyebut nama pemilik rumah itu, sekaligus mitra kerjanya selama 1 tahun ini.

"ah tuan Song belum pulang"

"aku akan menunggunya"
Dan disinlah Jong woon sekarang, berada di ruang tamu rumah tuan Song.

"siapa ahjuma Lee?" tanya seorang gadis pada ahjuma itu.

"Tuan Jong woon, mitra kerja tuan Song Nona" jawab ahjuma itu. Jong woon melihat gadis itu dengan seksama, dia bukan Nara, apakah dia Hara? Anak pertama Tuan Song? Tebak Jong woon kini di kepalanya. Dan Jong woon baru mengetahui fakta bahwa kedua anak Tuan Song baru saja kembali dari Paris, yang Jong woon tahu dari Donghae tadi .Bahwa Hara baru saja menyelesaikan study nya di sana. Kalau Hara ada di rumah ini, pastinya Nara juga ada, fikir Jong woon

"aaaaaaaaa......" Teriak seorang gadis yang Jong woon yakini bahwa itu suara Nara, dengan inisiatif Jong woon mencari sumber suara itu berasal, dan dia menemukan sebuah kamar, dengan tidak sopan tanpa mengetuk Jong woon membuka pintu itu.

Jong woon menatap ruangan itu sekarang , ruangan yang cukup besar sebenarnya untuk sebuah kamar, tidak ada foto, tidak ada perabotan yang mahal atau unik hanya sebuah kamar besar dengan cat warna putih ,tempat tidur dan dua kursi dengan satu meja di sudut ruangan itu, tidak ada yang lain. mata Jong woon tertuju pada salah satu kursi itu, terdapat gadis yang selama ini ia cari, gadis itu memakai gaun warna putih sebatas lutut, tersenyum, kemudian berubah ekspresi menjadi sedih, dan tersenyum lagi.

Sepertinya gadis itu menyadari keberadaan Jong woon kini, matanya kini menatap ke arah pintu kamarnya karena Jong Woon berdiri di sana.

"hei lihat laki-laki itu menatap kita" kata Nara , gadis itu menatap kembali kursi yang berseberangan dengan meja yang ia duduki saat ini, gadis itu menoleh lagi ke arah Jong won.

"ah lihat-lihat matanya tajam sekali, benarkan!" lagi lagi gadis itu berkata dan menatap lagi kursi di depannya, sesuatu yang harusnya tidak ada, sesuatu imajinasi yang gadis itu ciptakan , kemudian gadis itu tersenyum lagi .

Lagi lagi gadis itu menoleh ke arah pintu

"ah lihat, matanya tajam, seolah bom waktu yang akan meledakkan kita yoon" Kata Nara pada imajinasinya. Jong woon namja itu perlahan mendekat ke arah Nara , gadis yang sedang ia tatap ini memang sedang sakit, tapi bukan sakit fisik, lebih tepatnya sakit psikis.
Langkah jong woon terhenti saat dia berdiri tepat di depan Nara, menatap gadis itu dari dekat.

"jadi aku harus mengusirnya? baiklah" Kata Nara dengan imajinasinya. Gadis itu berdiri di depan Jong woon bermaksud mengusirnya.

"hei tuan, sebaiknya kau pergi dari....." belum sempat Nara melanjutnya perkataannya Jong woon sudah menarik tubuh Nara dengan tiba-tiba dan memeluk gadis itu saat ini. Gadis yang di pelukanya itu pun berontak. Nara masih berontak dengan pelukan Jong Woon saat ini, dan kemudian gadis itu berhasil menjauh dari tubuh Jong woon.

"ah dia tidak meledakkan matanya yoon, Dia hanya meneteskan air mata, Lihat!" Kata Nara menatap Jong woon, kemudian gadis itu kembali lagi ke kursinya . Kembali lagi dengan kesenangan gadis itu dengan imajinasinya sekali lagi.

"Song Nara" Kata Jong woon menyebut nama itu, gadis yang di sebut namanya itu pun masih reflek dan menoleh ke arah Jong woon yang kini berdiri tak jauh dari tempat ia duduk.

"dia tahu nama ku Yoon" kata Song Nara sambil melihat ke arah Jong woon.

Jong woon mendekat ke arahnya dan Nara terlihat seakan takut, Nara menganggap seseorang di depannya adalah orang asing, maka dari itu dia berlari ke arah tempat tidurnya dan melempar bantalnya ke arah Jong Woon

"pergi dari sini, siapa kau aku tidak mengenal mu...Pergi!" teriak Nara pada Jong woon saat ini.

Jong woon sungguh terkejut dengan sikap Nara saat ini, Namja itu membeku di tempatnya melihat kelakuan Nara yang seolah tidak mengenalnya. Hara yang mendengar teriakan Nara berlari ke arah kamar Nara, dengan cepat mendekat ke arah adiknya itu dan memeluk Nara untuk menenangkan gadis itu.

Rasa bersalah kini memenuhi fikiran Jong woon melihat keadaan Nara yang seperti ini. Jong woon sangat sadar Nara seperti ini karena dirinya, dan bodohnya Jong woon tidak mengetahui bahwa sebenarnya Nara, gadis itu selama ini sudah sangat dekat dengannya. Sebagai anak dari Tuan Song mitra kerjanya, harusnya dia tahu lebih cepat.

*Flasback on*
*1 Tahun yang lalu

"terima kasih direktur Kim, kau sudah mau bekerja sama dengan perusahaan kami" kata Tuan Song selaku mitra kerja baru Jong woon.

"tak masalah Tuan Song ....jangan seperti itu, perusahaan kalian juga besar" kata Jong woon tersenyum ke arah Tuan Song.

"aku sebagai mitra kerja tidak akan menutup-nutupi berita yang beredar tentang keluargaku kepadamu, yang sedang hangat di bicarakan akhir-akhir ini, aku mempunyai 2 orang anak gadis, dan memang salah satu anak ku sedang sakit, sakit psikis tepatnya" kata Tuan Song jujur pada Jong woon yang di depannya kini. Memang akhir-akhir ini seluruh media sedang menyoroti keluarganya, mereka menggali informasi tentang salah satu anaknya yang mereka beritakan sebagai anak "gila".

Dan mendengar kata-kata mitra kerjanya saat ini Jong woon semakin yakin pada pilihannya untuk bekerja sama dengan perusahaan itu , karena pemilik sekaligus pemimpin perusaan itu seseorang yang jujur, dan Jong woon tidak memperdulikan apa yang sedang menjadi 'hot issue' masyarakat tentang keluarga mereka. Toh yang ia butuhkan kerja sama bisnis yang baik. Dan jong woon tidak ingin mencari tahu tentang masalah keluarga orang lain.

*Flasback off*

"Pergilah dari sini Tuan, ini bukan kamar yang mudah saja kau masuki" Usir Hara sambil memeluk Nara kini . Jong woon perlahan menjauhi tempat itu, dan sebelum ia menutup rapat kamar itu Jong woon dapat mendengar suara Hara yang berusaha menenangkan gadis itu

"tenanglah Ra.....eonni ada di sini..tenang!"

***********

Jong woon menghempaskan tubunya pada kursi yang ada di ruangan nya itu, wajahnya seakan frustasi. Dan Donghae melihat sahabatnya selama 3 tahun ini hanya menggelengkan kepalanya.

"sejak kapan gadis itu seperti itu?" tanya Jong woon sambil melonggarkan dasi yang melekat pada kerah lehernya.

"4 tahun" jawab Donghae.

"hah........" terdengar helaan dari Jong woon barusan setelah mendengar jawaban Donghae.

"Kau selalu mencari gadis itu, saat ku tanya siapa Nara, kau selalu menjawab akan ku beri tahu kalau gadis itu sudah ketemu, dan sekarang kau sudah menemukannya, Siapa Song Nara dan kenapa kau mencarinya Jong woon?" tanya Donghae menatap Jong woon.

"Dia kekasih ku saat sekolah dulu, kurasa dia menjadi seperti itu karena aku" kata Jong woon sambil memejamkan matanya sejenak.

"Song Nara gadis mu itu sekarang ini sedang sakit skizofrenia dan amnesia disosiatif secara bersamaaan" Jelas Donghae pada Jong woon saat ini.

***********

Pagi ini Tuan Song sudah ada di perusahann Jong woon.Karena dia mendapat kabar kemarin dari pembantunya bahwa direktur muda ini datang ke rumahnya, lalu karena terkejut dengan keadaan Nara, Namja ini pulang, tanpa bertemu dulu dengan dirinya.

"ku dengar kemarin kau kerumah ku direktur Kim" tanya Tuan Song pada Jong woon

"ah iya...tuan Song, aku akan membahas beberapa masalah tapi sepertinya sudah teratasi kemarin" kata Jong woon berbohong, padahal tidak ada yang bermasalah dengan hubungan kerja samanya itu.

"aku minta maaf, sepertinya kemarin kau melihat sesuatu yang tidak menyenangkan di rumah kami" kata Tulus minta maaf Tuang Song pada Jong woon kini

"oh tidak masalah Tuan Song, ah iya....." kata Jong woon ingin mengutarakan apa yang ada di fikirannya.

"saya tertarik dengan salah satu anak gadis anda?"

"Kau tertarik dengan salah sau anak gadis ku? Song hara?" Tanya Tuan Song kini memastikan pada direktur muda di depannya kini.

"bukan! aku tertarik pada anak gadis mu yang satunya lagi, Song Nara" Kata Jong woon membuat kening Tuan Song terangkat memikirkan kata Jong woon barusan, karena selain membuat Tuan Song terkejut dengan pernyataan Jong woon, bahwa laki-laki ini tertarik dengan seorang wanita, terlebih lagi dia tertarik dengan anaknya yang orang anggap sebagai anak "gila". Tuan Song sedikit tersenyum saat ini, biasanya kalau bertemu Jong woon, ia akan membicarakan bisnis, tapi apa yang di suguhkan Jong woon saat ini? Laki-laki ini sedang membicarakan ketertarikan Jong woon dengan seorang gadis.

"Song Nara? Anak ku itu sedang sakit saat ini direktur Kim"

"aku tahu Tuan Song, maka dari itu meminta ijin untuk lebih dekat mengenalnya" kata Jong woon berbohong, padahal Namja itu sudah mengenal Song Nara.

"aku tidak tahu apa yang membuatmu tertarik dengan anak ku satu itu, aku tidak melarangmu untuk tidak mengenalnya, tapi aku akan memberi tahumu bahwa anak ku itu kini sedang sakit, jadi jangan terkejut dengan semua perilakunya" kata Tuan Song pada Jong woon yang kini duduk di depannya

"Baiklah, pembicaraan kita, cukup disini, aku juga ada pertemuan lain" kata Tuan Song sambil melihat jam tangan yang melekat pada pergelangan tangannya.

***********

Jong woon membuka laci yang ada meja kantornya saat ini membuka sebuah kotak kecil yang selama ini ia simpan , perlahan laki-laki itu mengambil kotak kecil itu, membukanya perlahan, terdapat sebuah cincin di sana.

Sebuah cincin yang harusnya sudah melekat pada gadis itu , Nara. Benar! Jong woon memang sudah mempersiapkan cincin itu dari dulu untuk Nara
Lagi-lagi Namja ini mengacak rambutnya frustasi

*Flasback on
*4 Tahun yang lalu

"bukan kah sangat indah jika ada sebuah cincin melekat di salah satu jariku" kata Nara pada Jong woon yang tepat di sampingnya, sambil memandang jari-jarinya sendiri.

"hei...belikan aku sebuah cincin suatu saat nanti" kata Nara sekali lagi mengganggu aktivitas Jong woon yang sedang membaca buku di taman itu, padahal mereka sedang berkencan saat ini. Dan Jong woon tengah asyik dengan aktifitasnya membaca.
Nara berdiri dari tempatnya ia duduk tadi, gadis itu meregangkan tubuhnya, menoleh kebelakang untuk melihat Jong woon sejenak, Lalu kembali menatap kedepan lagi.

"haruskah aku yang membelikan mu cincin duluan, aku kemarin yang terlebih dulu menyatakan perasaan ku. perlukah aku dulu yang melamar mu?" canda Nara ke arah Jong woon

"tidak perlu, aku yang akan membelikan mu" kata Jong woon sambil ikut berdiri dari tempat duduknya dan mengusap pelan ujung kepala Nara.

"benarkah? Aku tidak percaya, kau kan masih menyukai Ji soo" canda lagi Nara ke arah Jong woon, dan laki-laki di sebelahnya ini tidak menyangkal perkataan Nara, hanya memandang serius ke arah Nara kemudian mengacak rambut gadis itu sekali lagi

"kita sedang berkencan dan jangan menyebutkan gadis lain sekarang" kata Jong woon

"baiklah" kata Nara singkat, dan menarik tangan Jong woon mengajaknya ke suatu tempat.

*Flasback off*

***********

Di sinilah Jong woon saat ini, di depan rumah Nara, dan ingin menemui Nara. Entahlah sejak pertemuan mereka saat itu Jong woon merindukan gadis itu, tak berapa lama setelah Jong woon memencet bell rumah itu, terbukalah pintu, dapat Jong woon lihat, Hara sang kakak membukanya.

"kau mencari siapa Tuan? Appa ku sedang keluar kota mengurusi beberapa urusan bisnis" kata Hara sebelum Jong woon menanyakan appanya.

"Bukan ! aku ingin bertemu dengan Song Nara!"

"pergilah, adikku takut padamu, bukankah beberapa hari lalu kau juga mengetahuinya" Usir Hara pada Jong woon.

"mungkin karena dia tidak mengenalku, dia takut padaku, mungkin kalau aku lebih dekat dengannya keadaan mungkin berbeda" jelas Jong woon pada Hara.

Hara memejamkan matanya sejenak mendengar jawaban dari Jong woon.

"kau bisa membodoh i Appa ku, berbicara padanya bahwa kau tidak mengenal Song Nara, tapi kau tidak bisa membodohiku Jong woon" kata Hara pada Jong woon tanpa embel-embel "Tuan" saat menyebut namanya.

"Jelas-jelas kau mengenalnya, kau tahu bahwa dia sudah kembali ke rumahnya, makanya kau mencarinya, dan satu lagi aku tahu hubungan kalian di masa lalu.Aku tidak akan mengijinkan seseorang yang akan menyakiti adik ku dekat dengannya, JADI PERGILAH DARI SINI" usir Hara pada Jong woon dengan kilatan marah pada mata Hara kini.

TBC

Seguir leyendo

También te gustarán

53.4K 8.4K 52
Rahasia dibalik semuanya
56.3K 4.1K 27
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
476K 47.4K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
1M 84.8K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...