The Secret Life of The Loveab...

By wldstrs

91.7K 4.1K 115

Orang-orang dengan hidup yang mudah selalu berharap mendapatkan sesuatu yang lebih rumit untuk memberikan hid... More

Author's Note
Cover
Chlonder's Playlist
1. A True Friendship
Statement
2. Before All This
3. Your Feather Touches
4. You're a Trendsetter
5. Happy Go Buzzed
6. Where It Is
7. Before You Exit
8. Did Not Believe
9. A Louder Silence
10. Our Beating Heart
11. It Gets Harder
12. Your Good Radiance
13. Bite Your Tongue
14. You'll Find Me
15. Tree Of Secrets
16. Sharp as Knives
Probably Read This Already
17. Broken To Pieces
!!!
18. Hold Me Down
20
20. He's My Prince
21. I Am Burning
22. Pieces You Left
23. A Concrete Heart
.
24. Jingle The Bangle
25. Knight To Remember
Intermezzo
26. Bliss Of Tomorrow
Cover
27. View Of Green
Uh Huh...
Please
28. The Inconspicuous Pothos
29. Troubles The Heart
30. Hotel Room Affair
31. Beneath Your Beautiful
31. Beneath Your Beautiful (Full Version)
32. Keep It Yourself
33. Set The Fire
34. As You Wish
Huh
35. The Deepest Point
36. Get Ready For
Promise.
37. Flock of Birds
Sequel: ??
Sequel: The Secret Life of The Innocent Daughter
38. I'm Only Yours (EPILOGUE)
Series

19. A True Heartbreak

1K 86 1
By wldstrs

Oh hey guys, turns out I have a little bit of free time :)
Yeay horay!!
----------------------------------------------------------------------------------------------

Seperti yang Skye katakan, Alexander datang beberapa jam kemudian, dia tidak mengatakan apapun selain "kau sudah siap?" Yang aku balas dengan "tidak. Aku bahkan tidak tahu kapan kau akan datang" ia hanya menggeleng dan menyuruh ku untuk segera bersiap-siap.

"Apa kita akan mendatangi pesta lain di London?" Tanya ku kembali keluar

"Sebuah pernikahan" balasnya ringan "kita akan transit di New York, penerbangan lanjutkan tidak berangkat sampai jam 12 malam, kau bisa bertemu dengan teman mu. Kau yakin kau ingin memakai itu?" Lanjutnya menujuk jeans dan sweater ku

"Bahkan kalau aku akan bertemu dengan Abigail, dia tidak akan peduli dengan apa yang aku pakai" balas ku mengerlingkan mata "dan Abigail sibuk, aku dari tadi mencoba menghubunginya, tapi ia tidak menjawab. Jelas sekali ia sedang sibuk"

"Apa kau mengatakan kau tidak ingin bertemu dengan teman mu nanti?" Tanya Alexander bingung

"Aku mengatakan kita akan melihatnya nanti" balas ku

"Hmm.. Terakhir kali kau sangat bersemangat untuk bertemu dengannya, kau belum bertemu dengannya untuk waktu yang lama" kenapa Alexander memaksa ku untuk menemui Abigail?

"Dia sebetulnya pulang liburan musim panas kemarin, dan memperpanjang liburannya sampai Januari" balas ku "haruskah kita pergi sekarang?"

"Ya"

5 jam kemudian, kita mendarat di New York. Saat itu sudah jam 7 malam waktu setempat, yang berarti penerbangan kita masih 5 jam lagi. Sejak Alexander sepertinya tidak memiliki apapun untuk ia lakukan, dia bertanya pada ku apa yang ingin aku lakukan selama menunggu, tapi sama sepertinya, aku juga tidak tahu apa yang harus kita lakukan sejak Abigail tidak mengangkat telepon ku saat aku menghubunginya tadi, jadi menemui Abigail jelas keluar dari pilihan.

Sejak kita tidak bisa hanya berdiri di terminal kedatangan dan menunggu sampai penerbangan kita diperbolehkan check in, Alexander pun memutuskan untuk mengajak ku keluar bandara untuk membuang waktu dan mencari makanan, aku tidak melihat alasan kenapa kita tidak bisa melakukan hal itu.

Saat jam menunjukkan jam 21.07, kita bergerak dari restoran untuk kembali ke bandara, Alexander mengantisipasi kemacetan di kota New York yang ternyata bukanlah hal yang salah untuk dilakukan, karena saat ini, kita terjebak ditengah kemacetan.

Perjalanan yang seharunya hanya 10-15 menit ditempuh menjadi 2 kali lipatnya. Saat kita sampai, jam sudah menunjukkan waktu 21.37. Kita sampai dalam waktu 30 menit tepat.

Aku sedang menanti Alexander yang sedang mengurusi check ini saat aku melihatnya. Aku melihat Abigail, dia baru saja memasuki pintu bandara, dan saat ini ia terlihat seperti seseorang yang hilang, tidak hanya itu, dia juga tidak membawa apapun bersamanya, dan Abigail selalu membawa setidaknya dompet di tangannya saat ia pergi, tak pernah tangan kosong. Aku baru saja akan memanggilnya saat matanya mengunci pada satu titik, aku mengikuti tatapannya. Mata Abigail ditujukan pada seorang pria dengan sebuah ransel di bahu kirinya, dari tempat ku duduk, aku tidak bisa melihat wajah pria itu, tapi aku yakin Abigail bisa karena saat ini ia sudah bergerak mendekatinya. Abigail mengatakan sesuatu para pria itu, dan saat ia mengadah untuk menemui tatapan Abigail, aku dapat melihat wajah pria itu, dan aku cukup yakin kalau aku melihat Lyander di sana. Apa ia akan pergi atau sesuatu?

"Apa yang kau sedang lakukan?" Alexander datang dan mengganggu

"Shh" desis ku melayangkan tangan ku

"Siapa mereka?" Sepertinya Alexander mengikuti arah tatapan ku dan menemukan Abigail dan Lyander

"Itu, Abigail" ucap ku "dan prianya adalah Lyander"

"Mereka pacaran atau sesuatu?" Tanyanya saat melihat Abigail mendorong Lyander

"Tidak, Abigail memiliki pacar, Gary, kalau tak salah namanya"

"Hmm.." Alexander mengangguk lalu diam ikut menonton bersama ku. Ini salah, kita tidak seharusnya melakukan ini! "Mereka berciuman. Apa kau yakin mereka tidak berpacaran?"

"Aku yakin! Gary adalah pacarnya, bukan Lyander. Dan lihat, Abigail bahkan tidak membalas ciumannya" sejujurnya, aku tahu ada sesuatu di antara mereka berdua, dia tidak harus memberitahu ku secara langsung, plus, dia kurang lebih mengkonfirmasi dugaan ku saat aku menelponnya beberapa hari yang lalu dan Abigail mengangkat telepon ku dengan suara seperti habis menangis. Saat aku bertanya prianya ataukah prianya yang lain, dia mengatakan prianya yang lain

"Dia menarik tangan teman mu dan sekarang ia memeluknya" ucap Alexander benar-benar mengganggu

"Aku bisa melihatnya juga kau tahu" ucap ku risih "kau tidak perlu memberi komentar"

Lyander mengatakan sesuatu pada Abigail selama ia memeluknya, dan saat ia selesai, mereka berdua sama-sama mengeluarkan air mata. Apakah ini sesuatu yang aku pikirkan? Lyander mengatakan sesuatu yang lain sebelum ia bergerak menjauh, Abigail terlihat seperti sedang menimbang sesuatu

"Teman mu mencium--"

"Aku melihatnya, diam!" Potong ku memukul tangannya

"Kalau mereka tidak pacaran, aku tidak tahu apa" ucap Alexander setelah Lyander berjalan meninggalkan Abigail dengan air mata derasnya.

Jadi itulah yang membuat Abigail sangat bersedih beberapa hari yang lalu saat aku menelponnya, dia masih belum berubah pikiran dan tinggal. Well..

👻👻

Aku terus berpikir tentang Abigail dan kejadian yang baru saja ku saksikan. Apa yang aku lihat dari Abigail dan Lyander tadi, aku belum pernah lihat dalam hubungan siapapun. Apakah mungkin itu yang mereka katakan sebagai cinta?

"Kau harus berhenti memikirkan teman mu dan pria itu" ucap Alexander menyadarkan ku

"Tapi itu membuat ku penasaran" ucap ku menyuarakan pikiran ku

"Kenapa tidak kau tanyakan sendiri?" Ucap Alexander menunjuk dengan kepalanya "sepertinya kita akan berada dipenerbangan yang sama dengannya"

Aku menatap Lyander, mencoba membaca situasi yang sedang terjadi, aku bahkan berharap ia mengadah dan menemukan tatapan ku. Tapi itu tidak terjadi, dia hanya menatap ke HPnya, menyembunyikan wajahnya, dan kadang bermain dengan jarinya. Saat kelas bisnis penerbangan kita dipanggil untuk boarding, Lyander mengeluarkan pasport dari ranselnya yang aku cukup yakin merupakan pasport Inggris, berdiri dari kursinya, dan berjalan menuju pintu boarding. Lyander berkewarganegaraan Inggris? Tapi seingat ku saat ia berbicara kemarin aksennya aksen Amerika, bukan Inggris. Mungkin dia berkewarganegaraan ganda?

Saat giliran kelas ekonomi dipanggil, rasanya aku sudah tidak sabar untuk segera masuk dalam pesawat. Aku tak sabar untuk segera take off agar aku bisa mengconfront Lyander dan mencari tahu apa yang aku tidak ketahui, lalu saat aku kembali nanti, aku akan mencari Abigail dan meminta penjelasan darinya juga, walaupun memang sangat aneh aku melakukan itu.

Aku tahu dimana ia duduk, aku berjalan melewatinya saat aku masuk tadi. Dia duduk sendiri, tentu saja, ini kelas bisnis. Saat lampu sabuk pengaman dimatikan, aku pun segera berdiri.

Dari pengalaman ku di pesawat, aku cukup tahu kalau kelas bawah dilarang memasuki kelas atasnya, tapi sepertinya aku harus melanggar. Tidak seperti mereka akan melempar ku keluar pesawat kalau aku melakukannya. Kemungkinan terburuk yang akan terjadi hanyalah aku ditahan dibelakang pesawat oleh sang air marshal.

Alexander tidak berkata apapun saat melihat ku berdiri, ia hanya melirik sebelum kembali pada laptopnya. Dia tidak bekerja, dia bermain game. Aku sedikit terkejut saat aku melihatnya bermain game, dia Alexander, dia selalu serius, dia tidak bermain game, tapi ternyata sebaliknya.

Okay. Mari kita lakukan ini.

EarPods terpasang dikedua telinganya, jalan yang paling efektif mengambil perhatiannya hanyalah menarik EarPods tersebut. Jadi itulah yang aku lakukan, dia terlihat marah pada awalnya, tapi saat ia melihat ku, wajahnya berubah sepenuhnya

"Oh, Chloe" ucapnya datar

"Kenapa kau melakukannya?" Sembur ku melenceng dari rencana

"Maaf?"

"Kenapa kau meninggalkan Abigail kalau hal itu adalah sesuatu yang berat? Atau apakah semua itu hanya sandiwara?" Tanya ku

"Kenapa hal itu penting untuk mu?" Tanyanya menghindari menjawab

"Karena dia sahabat ku" balas ku bersedekap

"Apapun alasan pilihan ku bukanlah urusan mu" balasnya menatap ku

"Kenapa kau bersikap seperti bajingan, Lyander?" Tunggu... Bagaimana bisa ia mengetahui nama ku? Aku tidak ingat Abigail pernah mengenalkan ku atau menyebut nama ku didepannya...

"Kau tidak mengenal ku, Chloe, kau tidak bisa menghakimi ku" ucapnya pahit "sekarang kembalilah ke kursi mu, kau tidak seharusnya berada disini" lanjutnya membuang muka dan kembali memasang EarPodsnya

"Aku tidak mengerti" ucap ku pelan

Lyander mengehela nafas lelah dan melepas EarPodsnya lalu kembali menatap ku "apa yang tidak kau mengerti, Chloe?"

"Bagaimana cara Abigail membuat mu jatuh cinta padanya" balas ku dan Lyander tertawa

"Tidakkah kau membaca novel?" Ia mengangkat sebelah alisnya "the bad boy always falls for the good girl"

"Aku cukup yakin Abigail tidak masuk dalam kartegori gadis baik" balas ku

"Ya, dia minum dan merokok, itu bukan apa-apa" balasnya mengangkat bahu lalu terdiam.. Apa dia.. Oh tidak..

"Kau mengcorrupt Abigail, dan sekarang kau memiliki semacam kesadaran diri" ucap ku mengerti. Lyander telah tidur dengan Abigail, dan sekarang ia merasa tak pantas untuknya!

Hal ini klasik dalam novel, gadis baik tidur dengan pria nakal, pria nakal jatuh cinta, pria nakal pergi karena merasa tidak pantas untuk si gadis baik, mematahkan hati si gadis dan pria dalam prosesnya. Dan entah kenapa, aku bangga memanggil Abigail sahabat ku.

Continue Reading

You'll Also Like

459K 12.7K 34
[Telah selesai] Mereka dijodohkan oleh kedua orangtua mereka hanya karena saham. Tapi bagaimana kalau nantinya itu akan menjadi perasaan? Lalu saling...
52.1K 986 12
Dia puas dengan hidupnya dan kesenangan sementara yang mengalir melaluinya. Sampai suatu malam seorang wanita mengubah segalanya. Alyssa Gillespie se...
469K 32.8K 43
Lyla tidak berminat menikah. Namun, siapa sangka ia harus terjebak dalam pernikahan dengan sahabatnya sendiri? "You're a jerk, Hanan." "And you're tr...
1M 2.7K 6
Kisah Perselingkuhan penuh gairah, dari berbagai latar belakang Publish ulang di wattpad!