Twins Painful (Kyra Version)

Bởi keyshandira

51.1K 1.6K 70

Ini cerita tentang Kyra Alodia, gadis 17 tahun dengan sejuta kesedihan didalam hidupnya. Kyra benar benar sen... Xem Thêm

HARUS BACA!
Informasi Penting!
Prolog
Satu
Dua
Group Wattpad
Informasi penting !! (2)

Tiga

4.5K 211 12
Bởi keyshandira

Jika kalian menikmati karya ini, silahkan tinggalkan jejak berupa vote/comment/add this story to your library! terimakasih :-)

-------
Kamis, 7 April 2016 ;

pagi di rumah Aaron, terlihat Kyra yang sedang bersantai di ruang tamu ditemani semangkuk sereal. Ia nampak begitu serius menatap layar Televisi dan sesekali menyuapkan sesendok sereal kedalam mulutnya.

Sebenarnya Kyra harus ke sekolah, begitu juga dengan Aaron yang harus ke kantor, tetapi sesuai kesepakatan yang ia buat dengan Aaron semalam bahwa mereka berdua memutuskan untuk meliburkan diri dari segala aktivitas dan menghabiskan satu hari full hanya berdua.

Kemarin sore, kedatangan Kyra langsung disambut hangat oleh Aaron. Yang lebih mengejutkan lagi, Aaron sudah menunggunya sejak satu jam sebelum ia datang. Kyra merasa lega. Ternyata Aaron tidak marah kepadanya. Sempat kemarin Kyra membahas dan meminta maaf perihal kejadian tak menyenangkan itu, tetapi yang Aaron lakukan hanya bergumam dan berkata bahwa ia memaklumi kejadian tersebut sebab kehadiran Aline yang membuat Kyra mau tidak mau harus bersikap seperti itu.

Kyra yang entah sejak kapan sudah tak lagi memperhatikan layar televisi seketika terlonjak kaget mendapati Aaron yang tengah memandanginya heran,

" Kamu bangun jam berapa? Semalem kamu tidur jam 3 kan? Kok bangunnya cepet? Gak enak ya tidur sama Papa? " celetuk Aaron diikuti gerakan sigap memegang tangan Kyra yang sedang menggenggam sendok berisi sereal lalu mengarahkan tangan kanan Kyra itu menuju mulutnya.

Tindakan tersebut membuat Kyra menarik kasar sendok dari mulut Aaron dan meletakkannya diatas mangkuk yang sudah kosong.

" Apaan sih Pa, itu tuh suapan terakhir dan Papa ambil seenaknya. Kalo papa mau bikin aja sendiri jangan nyolong punya aku " Kyra mengoceh kesal kemudian berjalan meninggalkan ruang tamu menuju dapur untuk menaruh mangkuk bekas serealnya ditempat cuci,

Aaron terkekeh melihat ekspresi kesal Kyra yang berjalan sambil menghentakkan kaki keras keras, " Kamu gitu aja ngambek. Kan kalo masih mau bisa bikin lagi,
perempuan tuh ribet ya. "

Mendengar tanggapan dari Aaron, Kyra hanya mendelik sebal. Ia tidak mau tenaganya terbuang secara percuma akibat berdebat dengan Aaron, yang memiliki sifat tidak mau dikalah sama seperti dirinya. "Serah papa ah,"

Kyra lalu menghampiri Aaron yang tengah menatap layar TV dengan raut bingung?, ia lantas memeluk Aaron dari samping, " Papa bau iler tapi Kyra suka" sahut Kyra semakin menempelkan kepalanya pada dada bidang milik Aaron dan menghirup bau bayi, maskulin, dan iler yang tercampur menjadi satu. Ini kalau gue bikin Parfume yang bau nya kayak gini pasti laku. Pikir Kyra lalu menggelengkan kepalanya atas pemikirannya yang mulai ngelantur.

" Enak aja ngatain Papa bau iler. Kamu tuh yang ilerin papa makanya jadi bau kayak gini. "

Kyra hanya nyengir lalu kembali memejamkan matanya menikmati kedamaian dan kasih sayang yang jarang Ia rasakan. Puas -puasin sebelum Mama dan Keyna pulang. batin Kyra bersuara membuatnya tersenyum senang.

Aaron membalas pelukan Kyra dan mengecup puncak kepala milik anak kesayangannya. Sekejap Aaron merasa lebih rileks, rasa lelah yang selalu menyertainya bagai musnah tertiup angin. " Sore nanti, kita jengukin Abang ya. Papa semalem mimpiin Darrel, dia nyariin kamu"

Kyra melepaskan pelukannya dan menatap Aaron senang, " Iya Pa. Aku juga udah hampir sebulan gak kesana"

- - -
Jumat, 8 April 2016 ;

Kyra sedang sibuk membuat sarapan pagi ini, ia dibuat sedikit kerepotan karena tidak mengetahui dimana Mamanya biasa menyimpan benda ini dan itu.

" Mama simpen susu coklat dimana ya?" Seperti sekarang, Kyra masih saja sibuk membuka satu persatu laci guna menemukan susu coklat yang ia cari, Kyra kemudian beralih ke kulkas kecil yang terletak di sudut ruangan lalu memekik kesenangan karena telah mendapat barang yang ia cari sedari tadi.

Setelah selesai menghancurkan se -isi dapur dan para kawanannya, Kyra berjalan sembari memegang nampan yang berisi dua gelas susu coklat dan sepiring roti bakar dengan hati -hati.

Kyra bukan orang yang ceroboh, hanya saja tangannya tidak bisa diajak kompromi saat memegang sesuatu. Ada saja hal tak terduga yang akan terjadi saat Kyra beraksi dengan tangannya yang terkutuk itu. Sudah tak terhitung berapa kali ia memecahkan piring dirumahnya, juga cangkir milik Bu Angel -wali kelasnya, dan yang paling parah dari semua itu adalah Handphone miliknya. Aaron bahkan mengancam akan mencabut semua fasilitas Kyra selama 3 tahun karena telah merusak, -atau menjatuhkan Handphone miliknya lebih dari 3 kali dalam sebulan. Mengingat hal tersebut membuat Kyra memperlambat langkahnya, mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi, batinnya.

" PAH BURUAN TURUN, SARAPAN UDAH SELESAI. JANGAN KELAMAAN NGACA NANTI GANTENGNYA ILANG" Kyra yakin, Aaron sedari tadi sibuk mencoba jam tangan miliknya satu persatu lalu bergaya di depan cermin. Aaron akan melakukan hal tersebut secara terus menerus sampai Ia merasa jam tangan yang ia kenakan pas dengan outfitnya di hari itu.

Kyra berjalan menuju tangga, " AYAAAAH, TELAT SEMENIT AKU TINGGAL" tidak mendapat sahutan dari Aaron, Kyra berjalan kembali menuju ruang makan dengan tampang cemberut. Ia mulai menyantap sarapannya tanpa memperdulikan Aaron yang masih belum terlihat batang hidungnya.

Mendengar suara langkah kaki Aaron yang menuruni tangga, Kyra mendesah pelan melihat Aaron yang berjalan ke -arahnya sambil bersenandung lagu yang dinyanyikan oleh The Chainsmokers dengan judul 'Something Just Like This'.

" Doo-doo-doo, doo-doo-doo. Oh i want something just like this"

Kyra memutar matanya malas, Aaron sudah caper pagi -pagi.

" Kamu berangkat sama papa kan? Mobil kamu kan di pake Shanin" sahut Aaron seraya mengambil sepotong roti bakar,

Kyra mengangguk, lalu ia teringat pesan yang Shanin kirimkan semalam, " Semalem Shanin ngasih tau aku, jam 11 nanti aku ada pemotretan. Semisal aku nggak pulang kesini sampe jam 10 malem itu artinya aku tidur di Apartment"

" Hm yaudah, papa hari ini juga lembur kok"

- - -

" Lah bangsat" Tasya terus mengumpat mengutarakan kekesalannya pada Bu Dika.

Pagi ini Bu Dika memasuki kelas dengan wajah sumringah, yang berarti pertanda buruk bagi seluruh murid kelas 10 IPS 4. Benar saja, sehabis meletakkan buku absensi di meja guru, sahutan tak terbatahkan dari Bu Dika mengakibatkan keributan berupa umpatan kekesalan dari banyak murid,
" Seperti apa yang saya katakan pada pertemuan sebelumnya, hari ini kita Ujian. Tidak ada protes atau umpatan, saya sudah memberi tahu untuk membaca ulang buku catatan kalian di rumah minggu lalu".

Banyak siswa yang tadinya tertidur sekejap terbangun dengan raut bingung, lalu ikut mengumpat ketika diberitahu bahwa hari ini mereka akan ulangan. Ada juga yang segera membuka buku catatannya dan mulai membaca cepat tak karuan. Kyra sendiri memilih untuk diam dan mengumpat sekesal -kesalnya dalam hati. Ia bahkan tidak ingat kapan terakhir kali ia hadir saat mata pelajaran Bu Dika —selain hari ini, tentunya. Lalu bagaimana ia bisa menjawab semua soal yang Bu Dika berikan?!

Kyra mengacungkan tangan membelah kegaduhan yang sedang tercipta di kelasnya, " Ada apa, Kyra Alodia?" tanya Bu Dika

" Mhhm saya bisa nggak, ujian susulan? Saya kan jarang masuk pas ibu ngajar, buku catatan saya juga masih kosong Bu,"

Dalam hati Kyra tak henti -hentinya berdoa semoga Bu Dika dapat memahami kondisinya, " Tidak bisa Kyra Alodia. Itu salah kamu yang tidak menyalin catatan dari buku teman temanmu. Saya sudah bilang tadi, Saya tidak menerima penolakan"

Kyra mendesah keras mendengar jawaban dari Bu Dika. Ia mengumpat dan diam diam menyumpahi guru berbadan kurus kerempeng tersebut.

Kyra menunduk menghindari tatapan tajam yang diberikan Bu Dika padanya, " Dosa apa gue dapat guru macam bu Dika"

Tasya yang mendengar keluhan teman sebangkunya itu ikut menghela napas berat —membenarkan ucapan Kyra.

" Yang tidak siap mengikuti Ujian, silahkan keluar. Sekarang, naikkan  kertas selembar!" perintah Bu Dika bangkit dari kursinya lalu berjalan dengan tangan memegang kertas yang berisi soal ulangan.

" Tidak ada yang menengok ke samping, dan kebelakang. Yang saya dapati menyontek ataupun memberi jawaban akan saya keluarkan" lanjutnya seraya berjalan membagikan soal untuk para siswa.

Semua murid di kelas 10 IPS 4 sudah siap dengan dua lembar kertas diatas meja masing -masing. Yang satu kertas kosong dan yang satu---

" Nadenta Wijaya! Saya sudah katakan yang tidak siap ulangan dan masih ingin berbicara silahkan keluar" tegur bu Dika pada siswa bernama Denta yang sedari tadi memang sibuk bercanda dengan Nina, teman sebangkunya.

Denta kemudian membalikkan badannya dan mengumpat kecil, " Baik, kalian boleh mulai mengerjakan sekarang. 20 menit kemudian, selesai tidak selesai dikumpul! Sebab saya akan melanjutkan materi setelah itu"

- - -

Sehabis pemotretan, Kyra dan Shanin memutuskan untuk sedikit bersantai menikmati senja dan menyaksikan matahari terbenam di Cafe yang letaknya berada tepat di pinggir pantai.

Kyra termenung memikirkan nilai ulangannya tadi, Ia bahkan hanya menjawab 4 dari 15 soal. Ia tidak masalah jika harus kena omelan dari Aline, Kyra cuma takut Aline menyalahkan Shanin yang tak bisa
mengatur jadwal pemotretan dengan waktu sekolah dengan baik.

Padahal, pihak sekolah sudah mengizinkan Kyra akan hal tersebut karena menganggap Kyra mampu mengejar ketinggalannya. Kyra hanya tak bisa ulangan secara mendadak seperti tadi. Jika saja Bu Dika memberi waktu sebentar saja untuk belajar, Kyra yakin setidaknya ia bisa menjawab 10 soal — atau bahkan lebih.

Shanin yang sedari tadi fokus pada ponselnya, kini mengalihkan pandangan dan menghelas nafas gusar, " Udahlah Ra, emangnya kalau lo remed lo langsung di D.O?"

Kyra tersentak mendengar ucapan Shanin, " Bukan itu Shanin, gue sih gak peduli mau gue remed atau nggak, intinya ya gue naik kelas. Tapi nanti mama nyalahin lo karena gak bisa atur jadwal kerja sama sekolah dengan baik. Padahalkan itu semua gue yang mau, bahkan yang ngelarang gue kalo gue pengen bolos cuma lo"

Shanin tersenyum, " Tante Aline gak bakal marahin gue, ya palingan negur doang. Udah ah, jangan mikirin gue tadi katanya lo mau refreshing"

" Iya deh. Eh, malem ini gue tidur dimana ya? Papa lembur, palingan kalau dia pulang gue udah tidur"

Shanin menggumam kecil tetapi masih mampu didengar oleh Kyra, " Cantik -cantik lemot nih anak"

Dengan muka cemberut, Kyra membalas gumaman Shanin, " Gue gak lem-- "

" Shhhh-- udah diem. Sekarang coba lo pikir, seandainya Om Aaron pulang malem dalam kondisi capek bisa aja pas dia ngeliat lo capeknya berkurang, am i right?"

Kyra tersenyum dan mengangguk membenarkan ucapan Shanin. Dengan mulut yang masih penuh dengan makanan, " Kita disini sampe jam 9 aja ya? Lagian ada wifi, lumayan lah gue bisa nugas disini. Bentar lagi masuk yuk, disini pasti banyak nyamuk" Shanin mengajak Kyra lalu segera berdiri berjalan masuk ke dalam Cafe.

" Eh Sha! tungguin gue, tadi bilangnya sebentar bukan sekarang"

Dengan tergopoh -gopoh, Kyra berjalan mendekati meja nomor 27 lalu menarik kursi yang terdapat dihadapan Shanin. Letak meja tersebut berada tepat di samping Panggung Mini berisi beberapa macam alat musik.

" Ra, coba deh lo liat kearah jam 9, yang bagian sofa itu"

Kyra memutar kepalanya mengikuti instruksi dari Shanin lalu melihat kearah sekumpulan cowok yang masih mengenakan celana sekolah dan beberapa dari mereka mengenakan jaket ataupun kaos polos sebagai atasan. Matanya terhenti pada seorang cowok yang sedang serius menatap layar handphone miliknya, tanpa memperdulikan kebisingan disekitar dirinya. Ia menggunakan jaket denim dengan celana sekolah dan juga converse hitam yang sudah buluk. " Yang mana? 7 orang cowok itu, ya?"

Shanin menjawab pertanyaan Kyra jengkel, " Bukan, bego. Samping cowok -cowok itu,"

Kyra membulatkan mulutnya berbentuk 'O' lalu melihat sepasang kekasih? -tidak, Kyra tidak tahu pasti apakah mereka pacaran atau nggak. Di mata Kyra, mereka terlihat sangat serasi. " Hm, lo kenal sama mereka?"

"Nggak. Tapi gue yakin, sebentar lagi mereka pacaran. Si cowok bakal nembak si cewek dan udah, mereka jadian" ujar Shanin dengan senyum tiga jari. Shanin terlihat seperti peramal jadi jadian.

Kyra tertawa, " Dih? Sok tau lo. Gue rasa mereka udah pacaran. Mereka kayak lagi ngerayain Anniversarry mereka"

" Berani taruhan? Kalo sampe dugaan gue bener, lo harus turutin 3 permintaan dari gue tanpa 'tapi -tapian'" jawab Shanin masih dengan senyum misteriusnya.

Kyra membalas senyum Shanin,
" Okay! Deal!"

Keduanya kembali terfokus pada benda elektronik milik masing -masing. Shanin yang terlihat sedang berpikir keras didepan layar laptopnya, serta Kyra yang sedari tadi senyam -senyum sendiri melihat jokes receh dari salah satu Official Account yang terdapat di line.

" Malam. Kami dari The Wild akan menyanyikan beberapa lagu yang akan menemani malam jumat kalian semua. Enjoy!"

Suara indah tersebut berhasil membelah kegaduhan yang terjadi didalam cafe. Kyra yang sedari tadi fokus memainkan handphone miliknya kini mengubah posisinya menyampingi Shanin. " Sha! itu cewek yang tadi?! Ohhh- mereka se -Band. Suara si cewek merdu banget anjir" ujar Kyra memperhatikan 4 orang yang sedang berdiri di atas panggung satu persatu.

Baru saja Shanin ingin membalas ucapan Kyra, suara merdu nan penuh kedamaian menggema melalui pengeras suara yang terletak di sisi kanan dan kiri panggung. Kyra dan beberapa pengunjung lainnya terkesima mendengar suara emas yang sedang menyandingkan lagu dari Ed - Sheeran, How would you feel.

Kyra berani bertaruh, ini suara ter -adem yang pernah ia dengar selama hampir 17 tahun ia hidup. Ia dibuat terhanyut menikmati kedamaian suara cewek ini.

Bait perbait dinyanyikan secara bergilir oleh cewek itu dan si Gitarrist -cowok yang tadi, tentunya.

" Tell me that you love me too"

Mereka mengakhiri lagu tersebut dengan saling menatap penuh arti. Tepuk tangan dan seruan memenuhi seluruh penjuru ruangan ini. Shanin berseru keras, ia bahkan meneteskan air mata, ikut merasakan penghayatan dari sang penyanyi.

Wajah dari ke empat kawula muda tersebut terlihat berseri seri. Membungkukkan badan tanda terima kasih, sang bassist dan pianist lalu meninggalkan panggung menyisakan kedua temannya itu.

" Check. Malam ini gue pengen kalian semua jadi saksinya" sahut si gitarrist -cowok itu- yang telihat salah tingkah melihat raut wajah bingung yang ditunjukkan secara jelas oleh si cewek.

" Hmmh Nat, mungkin gue ngegantungin lo kelamaan sampe sampe bikin lo hampir nyerah. Gue minta maaf perihal itu, lo pasti tau kan alasannya apa. Gue akui, gue pengecut karena masih terbayang bayang masa lalu. Gue gak tau apakah lo masih mau nerima gue atau nggak. Intinya, malam ini, hari jumat tanggal 28 februari jam 07 : 13. Gue meminta kepada Renata Matahari untuk menjadi pacar dari Raka Aby Sentosa, mau nggak?"

Renata segera berlari dan menghambur di pelukan Raka. Ia menangis, tentu saja. Raka mengelus -elus rambut panjang milik Renata dengan tangan kirinya, " Hei, jangan nangis. Sekarang jawab, mau jadi pacar gue nggak?"

Dengan masih menangis, Renata tersenyum kemudian menganggukan kepalanya pertanda —ia mau.

Teriakan, tepuk tangan, pekikan, bercampur menjadi satu seolah ikut merasa bahagia melihat pasangan baru itu. Mereka terlihat sangat serasi.

" Makasih buat Rico, Fajar, Danis, Giselle, Dita, dan para pengunjung cafe ini yang udah bantuin serta jadi saksi untuk hari bersejarah ini, acara ini gak akan berhasil tanpa kalian!" ujar Raka yang segera menarik Renata keluar panggung.

" ANJIRR SISAIN COWOK KAYAK RAKA SATU PLIS BUAT GUEEEE" teriak Shanin yang masih terbawa atmosfer romantis tadi,

Melihat sekeliling dan mendapati orang orang menatap Shanin aneh, Kyra melempar kentang miliknya tepat di wajah Shanin,
" Shanin! gila ya lo? Diliatin orang orang tau gak?! Malu gue"

Shanin hanya cengengesan tak jelas sambil mentap pengunjung dengan tatapan meminta maaf. " EHH GUE BARU ING--" Kyra mau tak mau membekap mulut Shanin dengan kedua tangannya,

" Jangan teriak bego! Kita daritadi diperhatiin orang orang" kesal Kyra kemudian melepas bekapannya,

" Bodo amat sih. Intinya gue menang dan lo harus nurutin 3 permintaan gue!" ucapnya dengan smirk macam pedofil.

Kyra hanya mengangguk pasrah, Ia semestinya tau akhirnya akan seperti ini. Shanin memang jago dalam tebak -menebak. Kyra bahkan sudah berkali kali menjadi korban pembodohan Shanin karena kalah bertaruh seperti ini. Ia hanya berharap semoga Shanin tidak memintanya melakukan yang aneh -aneh.

Karena duduknya yang membelakangi sang pemilik mata,  membuat Kyra tidak sadar kalau ada sepasang mata yang menatapnya penasaran sedari tadi,

" Namanya Shanin" sahut Juno, yang dibalas Farrel dengan menaikkan salah satu alisnya.

" Lo kenal?"

Juno mengendikkan bahunya, " Sekampus sama abang gue"

Farrel menyerngit, Shanin -Shanin yang Juno maksud sudah kuliah? Ia pikir,  Shanin -Shanin itu masih setara dengannya.

- - -

Kalo kalian males baca author note, setidaknya tolong baca yang gue bold dong.

2506 words. gila. rekor sih ini. semoga nggak pada bosen deh :(habisnya gue bingung mau cut bagian apa.

maafin daku yang sering php. fyi gue tuh nulis cerita ini kayak : part 3 published trus baru lanjut nulis part 4. jadi gak ada persediaan samsek.

i kno itu sangat tidak konsisten tapi maafkan lah penulis amatir ini.

buat kalian yang mungkin bingung sama ending part ini, nanti di jelasin di next part deh.

udah ah kebanyakan bacot gue. bye.

All The Love,
key & dira

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

644K 43.6K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
4.8M 258K 58
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
649K 34.7K 75
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
740K 34.7K 40
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...