Forbidden Love

By SenarGitar

240K 9.9K 853

# REINA APRILLIA # Kau hadir dan memberi cahaya walau disisi paling gelap didalam hatiku Kau hadir dan aku mu... More

Part I
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
PART 8
PART 9
PART 10 (Flashback)
PART 11 (Memperbaiki Hati)
PART 12 (Pertemuan)
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33 ( 6 Month )
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38
PART 39
PART 40
PART 41
PART 42
PART 43
PART 44
PART 45
PART 46
PART 47
PART 48
PART 49
PART 50
gxg

PART 21

4.8K 176 4
By SenarGitar

# ADRIANA SUHANDI #

Aku masih memperhatikan gadis yang sedang tertidur pulas dengan berbantalkan kakiku. Memperhatikan sosok yang terlalu tampan untuk ukuran seorang wanita. Mengusap rambutnya pelan sambil terus menatap wajah polosnya saat tertidur.

.

*flashback*

"Aku sayang kamu Ri, terus sama-sama aku ya, semakin dewasa, cepet lulus kuliahnya, dan semoga cepet dapet cowok yang bisa buat kamu lebih baik lagi." Kata Rei pelan.

Aku tau itu terlalu sakit untuk ia katakan padaku. Tapi aku hanya terus tersenyum sambil menatap mata dan senyum indah itu.

Aku memang bukan seorang pujangga yang pandai merangkai kata untuk dirinya. Dan Rei, ia juga bukan pribadi yang ingin selalu disanjung dengan segala kata manis yang keluar dari bibirku. Tapi yang terpenting adalah, kami sama-sama tau bahwa kami saling membutuhkan satu dengan yang lain.

"Berhenti maksain bibir kamu buat ngucapin sesuatu yang nyakitin hati kamu sendiri. Karna aku ga mau itu !! Aku cuma mau terus liat senyum itu menghiasi bibir kamu." Kataku. Mencium pipinya sekilas, lalu berjalan pergi meninggalkannya menuju dapur rumahku.

Semua kisah ini terlalu rumit untuk dijalani. Terlalu rumit untuk terus memikirkan hal negatif dari hubungan ini.

Persamaan jenis kelamin kami !! Dan juga pandangan dunia tentang hubungan kami !! Semua itu seakan menjadi beban tersendiri untuk dapat kami lalui hanya dengan seorang diri.

Dunia ini memang terlalu kejam untuk pasangan seperti kami. Tapi, aku amat sangat yakin. Disetiap sudut dunia, pasti menyimpan suatu kebaikan untuk hubungan ini, hubungan kita.

"Love you, love you, love you" kata Rei tak henti.

Memelukku dari belakang dan ia menenggelamkan kepalanya dileherku. Ia hanya berdiam dan tak melakukan apapun. Hanya terus memeluk dan berusaha bernafas disana, dileherku.

Ada detak bahagia dihati ini. Bahagia karna adanya orang spesial dihari spesial ini !! Bahagia karna kejutannya untukku yang begitu romantis !! Dan bahagian karna ia kini sedang memelukku. Memeluk tubuh rapuh ini agar terus berdiri disampingnya.

"Makasih buat hari ini ya, hari yang indah, hari yang penuh dengan hal romantis, dan hari yang penuh dengan cinta !!" Kataku.

Mengusap tangannya pelan, dan kemudian melepaskan pelukannya. Bukan hanya pelukannya, tapi aku pun akan melepaskan segala keegoisanku yang masih ragu untuk menerimanya. Aku akan melepaskan hal itu, dan akan memulai mencintainya sepenuh hati.

Mencintainya walau hubungan ini hanya sekedar seorang sahabat.

Mencintainya walau ia bukanlah orang pertama yang mengisi hati ini.

Aku hanya ingin terus berada disampingnya. Dan tak ingin kehilangannya untuk kedua kalinya. Karna kehilangannya, sama saja seperti kehilangan sebagian jiwaku. Kehilangannya sama saja seperti membuang semua kenangan indah ke tempat sampah walaupun sebenarnya aku ingin terus mengingatnya didalam otakku.

Teruslah bersamaku !! Teruslah kita bersama-sama mengukir kenangan itu, kenangan indah yang mungkin dapat kita ceritakan pada semua orang, kenangan indah yang mungkin dapat membuat mereka iri karnanya !!

Teruslah menjadi tempatku mengukir senyum, karna senyum ini hanya untukmu !!

Teruslah menjadi teman didalam hidupku, teman yang akan selalu mempunyai tempat terindah dihati ini !!

Dan teruslah menjadi tempat ku berlabuh, tempat dimana cinta ini harus berpulang !!

.

"Ehhh om Dimas telpon" kagetku karna suara handphone Rei yang menarikku untuk segera kembali dari bayangan indah beberap puluh menit yang lalu

"Reiii, ayah kamu telpon nih."

"Hmmmm"

"Heiii, bangun dulu. Jawab dulu ini telpon ayah kamu !!

"Iya yah, kenapa ??" Jawabnya setelah merebut handphonenya dari tanganku.

"........."

"Aku dirumah Riana, mamanya pergi ke Semarang. Jadi aku temenin dia."

".........."

"Iya !!"

".........."

"Hmmmm, ya udah aku mau tidur lagi !!" jawabnya malas.

Menaruh handphonenya dan kembali melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.

"Tidur sana dikamar kamu" suruhnya, masih dengan mata yang enggan ia buka.

"Kamu tidur dimana ??"

"Aku tidur disini aja. Udah sana tidur !!" Suruhnya lagi. Beranjak bangun dari posisinya, dan mendorong tubuhku agar segera menuju kamarku.

Aku hanya tersenyum, lalu kemudian menurutinya untuk pergi kekamarku. Meninggalkannya yang kini sudah terlelap disofa ruang tamuku.

Mungkin inilah Cinta. Terlalu sulit dicerna, namun indah dirasa.

Mungkin inilah Cinta. Terlalu sulit dibenarkan, namun mudah dirasakan.

Biarlah Cinta ini hanya aku dan kamu yang merasakan.

Biarlah Cinta ini hanya tentang sebuah perasaan terlarang yang terlalu indah untuk dilupakan.

Tapi aku harap, sayang ini, cinta ini, dan semua yang kurasa ini hanya untukmu. Untuk dirimu gadis manis yang kini telah kembali berada disampingku.

.

***-***-***

.

# REINA APRILLIA #

Aku masih memeluknya erat, membenamkan kepalaku dilehernya dan menghirup wangi parfum tubuhnya.

Aku mencintaimu Rianaku. Gadis yang kini telah bertambah umurnya, gadis yang kini telah semakin dewasa.

Ada ketakutan jika kedewasaannya itu akan menuntunnya untuk segera menemukan pria yang akan membahagiakannya. Menemukan pria yang akan menjadi ayah dari anak-anaknya.

Mungkin aku bukanlah orang terbaik yang ada dihidupnya, tapi aku akan terus mencoba mengerti dirinya. Mencoba mengerti bahwa cinta itu masih belum bisa tumbuh dihatinya. Dan jika semua itu akan benar terjadi, aku akan mencoba merelakanmu. Merelakan cintaku bahagia dengan pria lain. Pria yang juga mencintai gadis dalam pelukanku.

"Makasih buat hari ini ya, hari yang indah, hari yang penuh dengan hal romantis, dan hari yang penuh dengan cinta !!" Katanya pelan.

Ada usapan singkat ditanganku. Usapan yang menghantarkan berjuta-juta kebahagiaan dihati ini.

"Ayooo !!" Ajakku. Menarik tangannya agar mengikutiku menuju sofa ruang tamunya.

Memberikan sebuah kotak kecil yang berisi sebuah hadiah. Hadiah yang telah aku siapkan sejak beberapa hari yang lalu.

"Ini buat kamu !!"

"Apaan ??"

"Cuma hadiah kecil sih."

"Semua yang udah kamu kasih buat aku hari ini adalah hadiah paling istimewa dihidup aku Rei !!"

"Dan aku harap kado ini jadi pelengkap keistimewaan itu !!"

Kotak kecil yang berbungkuskan kertas kado berwarna merah menjadi saksi akan keistimewaannya dihati ini. Keistimewaannya yang telah mengisi sebagian besar hati ini.

"Boleh dibuka ??" Tanyanya ragu.

Aku hanya menganggukkan kepala, kemudian tersenyum saat mendapati tangannya mulai membuka pelan kertas kado merah yang melekat diatas kotak kecil ditangannya.

Kotak kecil yang berisikan sebuah kalung kupu-kupu kecil. Kupu-kupu yang melambangkan Rianaku. Gadis yang dulunya hanya berupa kepongpong biasa yang berubah semakin indah seiring berjalannya waktu.

"Makasih Rei, aku suka !! Suka banget malah !!" Katanya dengan senyum indah yang kembali terhias diwajahnya

Kupasangkan kalung itu dilehernya, terasa cocok dan semakin indah karna kalung itu dipasang disana.

Dengan senyuman yang juga terukir diwajahku, kubaringkan kepalaku tepat diatas kakinya. Kaki ramping yang selalu kugunakan sebagai bantalan ketika mata ini mulai tak kuasa menahan kantuk.

.

"Ya udah, ati-ati ya kalian" pesan ayah.

"Hmmmm, ya udah aku mau tidur lagi !!" jawabku malas.

Mengakhiri telponku dengan ayah dan menaruh handphoneku sembarang. Melanjutkan tidurku yang sempat tertunda diatas kaki ramping gadis bawelku.

"Tidur sana dikamar kamu" suruhku pada Riana yang masih terdiam.

"Kamu tidur dimana ??"

"Aku tidur disini aja. Udah sana tidur !!" Suruhku lagi. Beranjak bangun dari posisi nyamanku dan mendorong tubuh Riana agar segera menuju kamarnya.

Membiarkannya tidur dikamar dan aku disofa ruang tamunya. Memberi jarak agar perasaan ini tak melakukan hal yang tak ingin kulakukan.

Kupejamkan mataku untuk kembali tidur, tapi perasaan ini membuat diriku kembali terjaga. Terjaga dari tidur yang sebelumnya terasa begitu nyaman untuk kulakukan.

Kulirik Rianaku yang kini telah menutup pintu kamarnya rapat. Kembali beranjak bangun dan mengambil handphoneku.

Ada perasaan sedih saat mata ini menangkap foto diriku, Ardi dan Raka dilayar handphoneku. Merasakan sedih dan rindu secara bersamaan didalam hatiku.

Send Message

Hy Di, masih marah ama gue !!

Hari ini Riana ultah Di, tadinya gue mau ajak loe sama Raka buat kasih supprise ke dia. Tapi sampe hari ini, telpon sama semua sms gue ga pernah loe bales.

Gue kangen loe Di.

,

Tulisku dan mengirimnya ke nomor Ardi. Berharap pria yang hampir 1 bulan ini tak pernah kujumpai mau membaca pesanku.

Entah ada dimana ia sekarang, mamanya pun tak pernah memberitahuku keberadaannya. Sebegitu besarkah kemarahannya padaku !! Sebegitu marahkah ia padaku hingga ketika diriku sakitpun ia tak pernah menjengukku.

Mungkin ia butuh waktu !! Bukan, mungkin kami yang butuh waktu untuk menenangkan diri ini. Aku butuh waktu untuk membuktikan pada Ardi bahwa cintaku tulus. Dan Ardi pun butuh waktu karna memiliki seorang teman yang lesbian !!

.

"Heii, bangun Rei. Kamu ga kuliah ??" Panggil sebuah suara

Tapi dengan rasa kantuk yang menguasai diriku, membuat mata ini enggan untuk terbuka. Tapi suara itu terus saja memanggilku. Sesekali tubuh ini digoyangkannya agar aku segera bangun

"Hmmmm."

"Bangun Rei !!!"

"Hmmm, hari ini aku jadwal kuliah siang mbah!!" Jawabku malas.

"Kamu ga mau anter aku ??"

"Haduhhh, perasaan gue ga kangen tuh anak bawel deh. Tapi kenapa nih suaranya kaya ada disebelah gue ya !!"

"Reiii, ihh nyebelin banget sih. Kamu tuh lagi nginep dirumah aku tau !!"

"Hahhhhhh !!" Kagetku dan langsung bangun dari tidurku.

Memperhatikan sekelilingku dan mendapati Riana yang kini sudah bermuka masam akibat kata-kataku sebelumnya.

"Ahhh kenapa bisa lupa gini sih gue !! Maaf, maaf, aku cuci muka dulu ya. Nanti aku anter !!"

"Udah ahh ga usah, aku jalan sendiri aja !!"

"Jangan marah dong !! Nanti cantiknya ilang tuh. Lagian aku ga rela, masa Riana aku udah dandan cantik-cantik dianternya sama orang lain. Bentar ya !!" Rayuku.

Riana hanya diam, duduk manis disofa yang sebelumnya jadi tempat tidurku dan tetap memasang duck face yang selalu menggemaskan untukku.

Aku bergegas membasuh wajahku, menggosok gigi dengan sikat gigi yang telah Riana siapkan untukku, dan segera mungkin kembali kehadapan tuan putri yang pagi ini begitu cantik dan wangi.

Hahahhaaaa, entahlah mengapa ia pagi ini berdandan begitu cantik dan lebih wangi dari biasanya.

"Ayo berangkat tuan putri !!" Ajakku

"Rambutnya beresin dulu !!" Katanya dengan tangan yang sudah berada dikepalaku untuk merapihkan rambutku yang sedikit berantakan.

"Aduhh, kalo kaya gini. Rela deh diomelin ayah biar bisa nginep terus disini. Pagi-pagi bangun udah liat cewek cantik, mau berangkat rambut dirapihin. Aduhh bahagia banget dehh !!"

"Ihhhh."

"Heheeeee, bercanda kok. Oh iya Ri. Besok jangan dandan kaya gini lagi ya !! Aku ga mau orang lain ngelirik kamu. Aku juga ga mau kalo Riana aku banyak yang suka. Nanti yang ada kamu ga ada waktu lagi buat aku karna terlalu banyak fans !!"

"Apaan sih, ga jelas banget !!"

"Hmmm, ya udah deh. Terserah kamu aja mau gimana !!" Kataku menahan sebal.

Melangkahkan kaki ini keluar. Memanaskan motorku dan membuat suaranya meraung-raung keras disekitar rumah Riana.

Menyalakan sebatang rokok ditanganku, dan mulai menghisapnya cepat. Merasa sebal akan sikap Riana padaku.

Bagaimana rela aku melihat gadis yang kucintai dilirik oleh begitu banyak pasang mata yang mengagumi kecantikkannya.

Dan bagaimana mungkin aku rela membiarkan Rianaku diperhatikan oleh pria-pria mesum yang seakan menelanjangi Riana.

"Ayooo !!" Ajak Riana.

Aku meliriknya sekilas. Dan terkaget karna kini ia sudah membersihkan dandanan yang melekat diwajahnya.

"Kok bengong, bukan harusnya seneng ya aku hapus dandanan aku ??"

"Iya aku seneng !!" jawabku datar

"Gitu banget jawabnya !!"

"Iya aku seneng Riana." Jawabku sambil mencubit pipinya gemas.

Membuang puntung rokok ditanganku sembarang, dan memakaikan jaketku padanya. Merasa bahagia karna kami layaknya sepasang kekasih walau tanpa status yang pasti.

Mungkin inilah bertanda, bahwa dunia sedikit demi sedikit mulai berdamai dengan hubungan terlarang ini.

Dan mungkin ini adalah firasat baik. Firasat yang akan menghantarkan begitu banyak kebahagiaan untukku.

Bila nanti kebahagiaan itu benar-benar datang untukku. Aku akan membuka tanganku lebar-lebar untuk menyambutnya. Menyambut sang KEBAHAGIAAN dan memeluknya erat. Enggan untuk melepaskannya lagi walau seinci pun.

Karna aku amat sangat tau rasanya sakit karna sang bahagia pergi menjauh dariku. Dan karna itu pula aku tak akan rela kehilangannya (lagi).

Ini adalah pagi yang indah untuk perasaan yang sama indahnya dengan sang mentari pagi ini. Ia bersinar dengan begitu terangnya, seakan melambangkan Rianaku yang telah membawa penerangan dihati dan hidup ini.

Asap kendaraan, teriakan para sopir angkot, bunyi kenalpot motor yang saling bersautan, seakan menjadi musik pengiring diriku menembus macetnya ibu kota dipagi yang indah ini.

Tapi aku selalu menyukai sang pagi !! Karna pagi adalah hari indah. Hari dimana aku telah melewati malam-malam gelap yang dulu terasa begitu menakutkan. Hari dimana aku telah melewati mimpi buruk saat mata ini terpejam. Dan pagi adalah hari dimana aku dapat kembali melihat senyum itu. Senyum yang membuat pagiku menjadi semakin indah.

Selamat datang sang pagi, dan selamat datang kebahagiaan !!

Teruslah tinggal dihidupku !!

Teruslah tinggal dan memberi warna indah disetiap langkah kakiku !!

Dan teruslah mengukir senyum dibibir ini, agar dunia pun tau bahwa aku telah memiliki seseorang yang menjadi pelengkap kesempurnaan pagiku !!

"Parkir didalem aja mas !!" Suruh seorang security ramah

"Makasih ya pak." Jawab Riana.

Mungkin jika pak security itu tidak seumuran dengan ayah, mungkin aku akan merasa cemburu karna sikap ramah Riana padanya.

"Jangan lupa sarapan dulu ya !!" Kataku sesampainy diparkiran

Membantu Riana membuka helm yang ia kenakan, dan memperhatikannya yang merapihkan rambut pendeknya yang sedikit berantakan.

"Ikut sarapan aja yuk !!"

"Engga deh."

"Kenapa ?? Kamu kan juga belum makan, nanti ayah kamu ngomelin aku. Dikiranya aku ga kasih makan kamu."

"Aku makan dirumah aja." Kataku sambil tersenyum.

"Ihhh, batu banget sih. Udah ikut aku sarapan ayo !!" katanya sambil menarik tanganku kuat.

"Ri, aku makan dirumah aja ya !! Bener deh, bukannya ga mau nemenin kamu makan. Cuma dada aku lagi agak sedikit sesak. Nanti sore juga mau latihan, jadi aku mau istirahat dulu. Boleh ya !!"

"Hmmm" jawabnya malas.

Tapi punggung tangannya kini telah berada dikeningku. Memeriksa suhu tubuhku dari sana.

Dalam diam, Riana seakan mengerti keadaanku. Memberikan jaket yang sebelumnya aku pakaikan padanya untuk kukenakan.

"Hati-hati dijalan ya. Kalo udah sampe rumah kabarin aku !!" Suruhnya pelan.

Kembali memeriksa suhu tubuhku, lalu memeluk tubuhku pelan.

"Makasih buat semuanya, maaf kalo gara-gara aku kamu jadi sakit lagi !!"

"Aku ga sakit Ri, cuma pengen istirahat aja !!"

"hmmm, terserah !! Oya, rokok kamu mana ??"

"Hahhhh !!"

"Rokok kamu mana Rei !!"

"Nihhh " jawabku sambil menyodorkan bungkus rokok dari saku celanaku.

Riana langsung merebut rokokku cepat. Membuangnya sembarang, dan menatap diriku penuh amarah.

"Ehhhh Ri !!" Teriakku kaget

"Makanya, ngerokok aja terus biar sakit dadanya. Biar sesak terus nafasnya !! Jangan dengerin omongan aku, biar dadanya terus sakit." Marahnya sambil memukul badanku pelan

Aku hanya bisa mengukir senyum diwajah ini. Merasa kebahagiaan di pagi ini begitu sempurna untuk terus dinikmati. Bahkan rasa sakit ini, seakan sirna hanya karna sedikit perhatiannya.

Aku mengusap rambutnya pelan. Menyampingnya rambutnya kedaun telinganya agar wajah cantiknya dapat terlihat jelas oleh mata ini.

"Makasih !!" Jawabku pelan.

Terus menatapnya dan enggan untuk berpaling dari wajah itu. Wajah yang akan selalu mengantarkan rindu jika mata ini tak dapat menatapnya.

"Mmmm" jawabnya sambil menganggukkan kepalanya.

Menarik tanganku kedalam genggamannya. Dan memegangnya erat.

"Jaga kesehatan ya, aku ga larang kamu ngerokok kok. Cuma, kalo boleh kamu kurangin rokok ya. Seenggaknya, kamu jaga kesehatan kamu buat aku !!" Katanya lagi.

Aku hanya mengangguk pelan, menggenggam tangannya erat dengan perasaan cinta yang semakin membuncah dihati.

Sang angin seakan tau, betapa aku begitu bahagianya. Karna mereka kini mulai menari-nari indah diatas kulitku.

Hari ini begitu sempurna. Dan semoga semua kebahagiaan yang aku rasakan hari ini, akan berjalan terus. Karna aku ingin terus bersamanya. Mengukir kebahagiaan indah hanya dengannya. Dengan gadis pertama yang memiliki hati ini.

"Aku pulang ya !!"

"Iya, hati-hati ya."

Kunyalakan motorku, dan meninggalkan Riana yang masih menatapku dengan tatapan yang seakan enggan kehilangan diriku dari pandangan matanya.

Aku hanya bisa mengukir senyum dan terus melajukan motorku cepat. Sesekali menarik nafas dalam, agar detak jantung yang terasa begitu cepat ini kembali pada ritmenya seperti biasa.

Andai Tuhan ikut merasakan jatuh cinta seperti yang aku rasakan. Mungkin Ia akan mengerti, betapa bahagia dan berharganya Riana untuk diriku.

Andai Tuhan ikut merasakan jatuh cinta seperti yang aku rasakan, mungkin Ia tidak akan membuat semua orang memandang diriku dan orang-orang yang merasakan perasaan yang sama dengan diriku dengan pandangan berbeda.

Andai Tuhan ikut merasakan jatuh cinta seperti yang aku rasakan, mungkin Ia tak akan memberikan begitu banyak masalah untuk dapat aku laluin bersama Riana.

Karna, Ia pasti akan tau bagaimana rasanya sakit ditinggal orang yang kita cintai.

Karna, Ia pasti akan tau bagaimana rasanya kesal saat semua orang memandang diriku berbeda.

Karna, Ia pasti akan tau bagaimana rasanya sesak saat masalah itu datang dan mencoba merusak hubungan ini.

Aku tak ingin sesuatu yang berlebihan Tuhan, aku hanya ingin engkau menberikan pundak yang kuat agar diriku dapat menopang dengan kuat setiap masalah yang datang kepadaku.

Sama seperti dulu, saat kau memberikan pundak yang begitu kuat pada gadis kecil yang berjuang sendiri saat sang ibu yang aku cintai pergi meninggalkan diriku hanya bersama ayah.

Biarlah semua ini akan menjadi awal baik untuk semuanya.

Untuk hubunganku dengan Riana. Untuk hubunganku dengan Ayah. Dan untuk hubunganku dengan dunia luar yang dulu selalu aku hindari karna ketakutan kehilangan orang berharga dihidupku.

Tuhan, menarilah bersama diriku dan sang angin yang bergerak pelan. Agar aku tau, bahwa kau tak akan pernah meninggalkanku layaknya sampah yang dibuang begitu saja setelah tidak digunakan.

Tuhan, melangkahlah beriringan bersamaku. Agar aku dapat terus merasa aman walau dengan cinta yang berbeda ini.

Tuhan, teruslah disisiku. Seperti aku mengharapkan Riana terus berada disisiku dengan kondisi apapun.

Dan Cinta, teruslah tinggal dihatiku. Dan buat hati ini terus merasa hangat, hingga tak ada lagi sifat dingin yang ia tinggalkam dikehidupanku.

Dan Riana, teruslah mengukir senyum itu. Karna senyummu adalah kebahagiaanku.

Continue Reading

You'll Also Like

496K 36.2K 28
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
335K 18.6K 66
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
647K 76K 10
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
5.9M 253K 57
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...