Fated to Love You

Autorstwa YuniSaussay

307K 19.2K 843

Daviss terjangkit penyakit aneh, dia merasa lidahnya iritasi setiap kali tidak bertengkar dengan Reina, gadis... Więcej

Something Weird
5 Jurus Jitu
Let's Play! Truth or Dare?
Burning
Mission Impossible
What happen, Daviss?
Kemana Abran si congkak?
Get well soon, Abran!
The Secret Mission
Still...
Need to See U
On Fire
Lost Side
Good News "Naik Cetak"
vote cover
Kuis lagi
pengumuman kuis kemarin
Open Pre-Order Fated to Love You

Pirang Albino Abran

39.8K 1.9K 88
Autorstwa YuniSaussay

heloo... ketemu lagi sama saya fufufufu... semoga ngga bosen yah. oke di sini aku coba bikin genre baru, kalo kemaren-kemaren karyaku hampir semuanya hurt & comfort, nah sekarang pengen bikin yang romance humor.

WARNING: Tulisan saya penuh dengan kekurangan termasuk banyak typo(s), alur kecepetan dan mainstream, ide abal, so if u don't like, don't read. NO FLAME, NO BULLY!!! I WAS WARNED YOU.

Rate : Mature for language content.

Genre : Romance & Humor

♡♡♡ Happy Reading ♡♡♡

"Abraaan!!!"

Teriakan seperti ini bagi siswa yang tinggal di asrama bukanlah hal yang asing lagi, sudah menjadi makanan sehari-hari, dan hey kalau sehari tak ada teriakan seperti tadi mungkin dunia sudah kiamat.

Reina berjalan tergesa dengan segudang kedongkolan di tenggorokannya yang siap ia ledakkan pada sosok pirang albino yang mungkin saat ini sedang tertawa puas di singgasana ketua asrama. Sial, ditahun ke terakhir ini kenapa ia terpilih menjadi ketua asrama putri, dan bertambah sialnya lagi karena si pirang tak tau diri itu yang menjadi partner ketua asrama putra untuk angkatan mereka.

Jangan bertanya kenapa harus ada asrama karena jawaban yang diberikan oleh Headmaster, "Asrama ini wajib untuk siswa dan siswi, guna membangun lulusan yang disiplin dan juga mandiri. This dorm is a reflection of the international and humanist traditions of the London."

Hell, tanpa masuk asrama pun Reina sudah belajar disiplin dan mandiri sedari kecil, kalau si pirang itu mungkin 'ya' dia butuh di didik kedisiplinan dan juga kemandirian serta tata krama menilik status bangsawan yang mendarah daging pada tubuh congkaknya itu.

BRAK!!! Suara deguman pintu yang dibuka secara tidak terhormat menyentak kedua bangsawan yang sedang tertawa nista di singgahsana mereka. "Oh hay, hari yang cerah ya Chryssan."

"Oh tutup mulut Abran, dengar, aku sudah terlampau muak dengan semua tingkahmu itu." Ujar Reina bersungut-sungut.

"Seperti aku tidak saja, kalau kau muak maka enyah dari kampus ini, orang sepertimu sudah sepatutnya bergabung dengan lumpur, bukan kelas bangsawan seperti kami." Lidah terasah Daviss bergumam lancar, jangan lewatkan dengan seringai pongahnya.

Benar, seharusnya Reina tak mengambil beasiswa undangan dari Universitas ternama ini mengingat dirinya bukanlah siapa-siapa, bukan keturunan kerajaan maupun bangsawan. Tapi apa salah jika ia ingin menempuh pendidikan yang bagus dengan masuk ke sini? Damn, jangan ditanya seberapa susahnya untuk masuk ke fakultas sastra di universitas nomer satu di London ini. Reina harus membatasi dirinya dengan dunia luar, membatasi dunia remaja untuk anak seumurannya saat itu, berteman dengan tumpukan buku sepanjang hidupnya agar bisa memperoleh beasiswa, dan sekarang setelah impiannya tercapai dan selangkah lagi ia akan lulus, haruskah ia menyerah? Yeah, mimpi saja kau Abran!

"Oh bermimpilah, aku takkan keluar dari sini hanya karena pecundang albino sepertimu. Katakan saja kalau kau takut tersaingi olehku, benar kan?"

Iris keperakan milik Daviss menyipit tajam, "Takut padamu? Pada gadis sepertimu? Mari bertaruh, kalau nilai ujian ALC kali ini kau mendapat nilai Outstanding lagi, maka aku berjanji dengan seluruh harga diriku tidak akan pernah mengusik hidupmu sampai lulus tahun depan. Tapi... jika nilai ALCmu lebih rendah dariku, maka kau harus menuruti semua permintaanku, bagimana?"

Ck, tipu daya seorang Abran tak lagi mempan untuk orang secerdas Reina. "Membual lah Abran, aku tak tertarik dengan akal licikmu itu. Terserah apa yang akan kau lakukan, tapi kuperingatkan bahwa aku tak akan lagi diam seperti 3 tahun ini, jika kau mengusikku maka bersiaplah menggali kuburmu sendiri!"

Setelah mengatakan kata-kata tak terindahkan itu Reina menyeret kakinya keluar dari sarang pirang albino brengsek Abran. Ugh, dia tak yakin kalau tadi dia berbicara dengan lancar tanpa ada kesalahan dalam setiap kata yang ditekannya.

*

*

*


Dibelahan dunia ini ada beberapa hal yang memang sudah mendarah daging, contohnya saja di Indonesia, jika di sana masih ada status kasta, maka di London ini masih berlaku status darah, yaitu darah biru keturunan bangsawan dan darah biasa bagi mereka yang sama sekali tak memiliki garis keturunan kerajaan.

Daviss menggeram seraya menjungkir balikkan meja dan kursi yang ada di kamarnya. "Sial, berani sekali gadis lumpur sepertinya mengancamku!"

"Dan seingatku, kau hanya diam saja mendengar ceramahnya tadi." timpal Theo sahabat karib Daviss sedari masa taman kanak-kanak dulu.

Pria pucat dengan surai pirang itu mendengus kesal, ia melemparkan tatapan membunuh pada sahabatnya itu. "Lihat saja, akan ku bungkam mulut bar bar si darah lumpur itu nanti,"

"Dav, Dav, aku tak mengerti jalan pikiranmu. Kau biarkan dia saja okay? Dia sama sekali tak mengusikmu kan? Ah justru kau yang selalu mengusiknya selama 3 tahun ini? Apa masalahnya jika kalangan biasa sepertinya masuk sekolah setara dengan kalangan bangsawan seperti kita? Atau... kau memiliki perasaan tersembunyi padanya?"

CRANG!!! Gelas yang digenggam Daviss meluruh saat bibir lincah Theo mengoceh dan apa dia bilang? Memiliki perasaan tersembunyi pada gadis lumpur itu? Hell, yang benar saja! Sampai semua jenis roda bundar berubah jadi kotak pun itu tak akan pernah terjadi.

"Kau tidak waras Huge," kesalnya dengan memanggil nama belakang keluarga Theo.

"Hanya prediksiku saja," kekeh Theo seraya mengendihkan bahu.

*

*

*

Lain Daviss lain juga dengan Reina, gadis berambut ikal ini sedang sibuk memilah baju yang kotor dan bersih, oh damn, terkutuk untuk si pirang albino Abran itu. Seharusnya hari minggu begini adalah waktu bersantainya, namun si pirang idiot itu malah membuatnya sibuk.

"Apa ini? Bukankah kau sudah mencuci baju-baju ini tiga hari yang lalu?"

Reina mendengus, "Ya, memang, dan si pirang brengsek itu baru saja menambah draft pekerjaanku di akhir pekan yang seharusnya menjadi hari tenangku."

Emily mengerutkan keningnya, "Lagi? Apa yang sudah dia lakukan dengan baju-bajumu?"

"Kau bisa lihat sendiri. Dia menaruh entah berapa ember lumpur ke dalam lokerku, dan sialnya baju-baju yang sudah kucuci belum sempat kupindahkan dari sana."

Emily memandang iba sahabatnya, "Oh shit, kurang kerjaan sekali si pirang itu."

"Dan yeah, dia berhasil membuatku menjadi orang paling sibuk dihari munggu begini." Kesal Reina seraya mengucek baju-bajunya yang sudah ia rendam beberapa kali dengan air bersih untuk menghilangkan lumpur membandel.

"Biar kubantu." Em lekas menggulung lengan bajunya keatas dan mulai mencelupkan tangannya ke dalam bak pakaian yang sudah direndam dengan detergen. "Aku tak mengerti dengan kalian berdua,"

"Maksudmu?"

"Entahlah, mungkin ini hanya perasaanku saja, tapi sepertinya si pirang menyebalkan Abran itu mempunyai maksud lain dibalik sifat menyebalkannya itu."

"Oh tentu saja Em, dia itu sengaja sekali membuatku naik pitam, membuatku tak nyaman, karena dia ingin mendepakku dari sini secepat yang ia bisa."

"Bukan itu maksudku, bodoh!"

"Lalu?"

"Mungkin dia menyukaimu, karena terlalu gengsi jadi dia menarik perhatianmu dengan cara menyebalkan seperti itu."

Reina sukses menganga dibuatnya. Apa dia bilang? Daviss pirang albino busuk Abran menyukainya? "Jangan bercanda, Em. Itu sama mustahilnya dengan London di terpa badai pasir."

Emily mengangkat kedua bahunya, "Mungkin saja kan, there is no imposible in the world"

"Ya ya ya, terserah kau saja. Now, aku ingin menjemur pakaianku, kau mau membantuku atau tidak?"

"Yes, Ma'am... tapi setelah ini biarkan aku melihat essaymu yah, Reina."

"Gezzz..."

*

*

*


Great hall sudah ramai dihuni murid tingkat 1 sampai tingkat 7, mereka sedang melakukan ritual sarapan pagi sebelum beraktifitas. Reina mengambil tempat di meja paling pojok, tak membaur dengan yang lain, ia tak biasa makan satu meja dengan mereka.

"Sadar diri eh, Chryssan?" telinga Reina terlalu peka untuk mengetahui siapa pemilik suara laki-laki tadi.

"Seperti yang kau lihat, Mr. Abran." Jawabnya tak kalah sarkasme.

"Yeah, lumpur memang terlalu kontras jika disandingkan dengan berlian." Ejeknya seperti biasa, "Dan, wewangian yang kau pakai ini sejujurnya tak menutupi bau menyengat yang sudah mendarah daging pada tubuhmu."

"Tutup mulutmu brengsek dan jauh-jauh dari lumpur sepertiku!"

"Seperti aku mau saja dekat-dekat denganmu." Ujarnya seraya berlalu, tak lupa menyemprotkan parfum mahal miliknya ke seluruh tubuh.

Brengsek! Reina menggeram, tangannya terkepal, emosinya memuncak setiap kali mendengar cemohan dari bibir pirang albino itu. Tidak, sebelumnya Reina merasa dunianya baik-baik saja sampai ketika pirang itu memulai dengan mengatainya darah lumpur, sial, semua orang mulai memandangnya berbeda. Apa yang salah karena mempunyai orang tua seorang Dokter gigi? Hell, bahkan tidak semua orang yang menempuh pendidikan di sini adalah kalangan bangsawan maupun keturunan kerajaan, banyak dari mereka yang orang tuanya seorang dokter seperti ayahnya, dosen, anak profesor, tapi kenapa selalu dirinya saja yang di cemoh oleh Daviss? Ya, si brengsek itu adalah anak dari salah satu bangsawan berpengaruh di Britania Raya ini.

Reina segera membereskan buku-buku miliknya dan lekas pergi ke kelas, ia tak mau berlama-lama di great hall yang seperti neraka untuknya, terlebih dengan pandangan kemenangan dari Daviss busuk Abran.

*

DELET

or

TBC

*

A/n : maaf yah kalo misalkan alurnya mainstream dan yeah... ngga enak dibaca. Review, saran dan votenya aku tunggu.

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

9.8M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
32.2M 2M 103
1# Mavros Series | COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerit...
13.8M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...