Cerita Cinta Kita

By Seruni

11.8K 213 59

Ini kumpulan kisah tentang kami..... Evan-Ageisa More

Penyesalan Terdalam - Bagian 1
Penyesalan Terdalam - Bagian 2 (END)
Embun Pagi

Teruskanlah

5K 61 26
By Seruni

"Aku mencintaimu Sa."

Evan memegang kedua tanganku dan menatapku dalam, tatapan hangat yang membuatku meleleh. Matanya memancarkan cintanya padaku. Bibirnya menyunggingkan senyuman khas favoritku yang membuat siapa saja melayang ke angkasa jika melihatnya.

Ya, siapa saja boleh melihat senyuman itu. Tapi dia hanya tersenyum padaku. Catat!! PADAKU!!

Aku tak bisa berkata-kata. Hanya bisa tersenyum lebar dan meneteskan air mata. Suaraku sembunyi entah di mana. Mungkin karna saking bahagia, dia menari-nari, melayang-layang ke khayangan, bertemu bidadari dan tak mau kembali.

Selang beberapa waktu, setelah aku memaksanya pulang ke tenggorokanku, akhirnya dia kembali.

"A a aku juga mencintaimu, Evan!"

Dengan terbata dan sekuat tenaga akhirnya kalimat itu terucap juga dari bibirku yang masih tersenyum lebar.

Evan melepas genggaman tangannya padaku, menautkan jari-jari tangan kirinya pada jemari kananku. Dia menuntunku melewati taman bunga warna-warni. Aku hanya bisa mengenali bunga mawar di taman itu. Karna pikiranku, mataku, hatiku masih terlalu bahagia untuk membaginya dengan apa saja, siapa saja. Kecuali Evan tentu saja.

Kami sedang berada di taman bunga yang sangat luas dipenuhi bunga-bunga cantik. Bunga-bunganya disusun rapi sehingga membentuk suatu pola unik dengan degradasi warna cantik yang mengelilingi fountain. Di sekeliling fountain ada bangku-bangku taman menghadap ke taman bunga dan membelakangi fountain. Bangku-bangku itu terbuat dari besi tempa dengan ukiran bunga dan sulur-sulur daun. Kami duduk di salah satu bangku. Tidak ada kata yang terucap. Kami hanya saling menatap dan berpegangan tangan. Mengucap cinta dengan tatapan.

Kami serasa sepasang Pangeran dan Putri negeri dongeng yang sedang menikmati hari-hari indah bersama. Saling mencintai dan menyayangi.

Kriiiinnnngggggg

Kriiiiiiiinngggggg

Kriiiiiiiiinnngggg

Suara monoton terdengar memekakan telingaku. Suara apa itu? Aku merasa terganggu tapi enggan memalingkan wajahku dari Evan. Aku takut jika aku mengalihakan pandanganku, dia akan hilang.

Kriiiinnnngggggg

Kriiiiiiiinngggggg

Kriiiiiiiiinnngggg

Suara jelek itu semakin kencang saja terdengar telingaku.

Kriiiinnnngggggg

Kriiiiiiiinngggggg

Kriiiiiiiiinnngggg

Semakin lama semakin keras. Huft. Mau tak mau aku memalingkan pandanganku. Memandang sekeliling taman.

Tiba-tiba bayangan hitam merenggut Evan dari tanganku. Evan berteriak. Aku mencoba menarik tangannya. Tapi bayangan itu terlalu kuat. Tapi suara jelek itu masih saja terdengar. malah semakin keras.

Akhirnya aku terjatuh.

Kriiiinnnngggggg

Kriiiiiiiinngggggg

Kriiiiiiiiinnngggg

Aku membuka mataku dan tiba-tiba saja aku sudah berada di bawah tempat tidurku. Selimut tebal Mickey Mouse kesayanganku melilit tubuhku dengan cantiknya. Aku benar-benar mirip lemper.

Kriiiinnnngggggg

Kriiiiiiiinngggggg

Kriiiiiiiiinnngggg

Huuuuaaaaaa suara itu benar-benar menulikan telingaku sekarang. Ku tutup telingaku dengan kedua tangan.

Sial! Alarm memaksaku kembali ke bumi. Dengan terseok aku ambil waker yang ada di meja samping tempat tidurku dan menekan kepala mickey mouse itu. Terpampang nyata angka 7:30 pada perut jam mickey mouseku.

Aku sedikit kesusahan keluar dari bungkus "lemper"ku kemudian dengan gontai melangkah ke kamar mandi dan mandi. Hari ini aku akan menjadi hari penting.

***

"Hai sayaaaaang......"

"Oh hai Sa!"

Cuma itu? Dan dia hanya melirikku sebentar sambil tersenyum tipis dan langsung melanjutkan apapun yang sedang dikerjakan. Sabar Sa, mungkin dia masih capek. Aku masuk ke ruangan Evan dan meletakan kotak bekal yang kubawa ke meja tamu yang ada di ruangan ini.

"Sayang, kamu udah makan siang belum? Hari ini aku masak makanan kesukaan kamu. Kamu makan ya."

"Iya nanti."

Aku hanya mengangkat bahuku pasrah. Begini rasanya punya kekasih workaholic. Selalu diduain sama kerjaan.

"Kamu inget ini hari apa kan, Van?" Aku mencoba meringankan suasana.

"Hm? Iya inget." jawabya tanpa menatapku. Ya, aku sudah terbiasa dengan tingkahnya ini.

Aku berdiri dan menghampiri mejanya. Tak tau mau melakukan apa. Seketika mataku melihat hiasan keramik berbentuk telur berwarna dasar hitam dengan lukisan kincir angin Belanda yang dilukis dengan dominan cat emas. Aku ingat, ini hadiah ulang tahun dari ibunya. Aku mengambil keramik telur itu dari meja kerja Evan dan mengamati gambarnya. Tiba-tiba telepon di dekatku berbunyi. Aku yang sedang melamun tersentak dan dengan bodohnya menjatuhkan keramik telur itu ke lantai.

"Ageisaaaaa......!!!!"

"Kamu taukan hiasan itu dari mamakuuu???" Teriakan Evan menyadarkanku dari keterkejutan.

"Astagfirullah... Maaf Van, aku gak sengaja." Tanganku bergetar memungut hiasan keramik yang terbelah benjadi tiga bagian itu.

"Aku ganti ya. Atau nanti aku betulin. Maaf."

"Gak akan ngaruh kamu betulin atau beli yang baru. Hiasan itu gak akan sama lagi artinya!!"

"Maaf, Van. Aku bener-bener gak sengaja."

"Kamu benar-benar merusak moodku hari ini. Lebih baik sekarang kamu pulang. Gak ada gunanya juga kamu di sini."

Aku melangkah keluar dari kantor Evan dengan gemetaran. Entah mulai kapan muka ku basah oleh air mata, aku merasakan tatapan dari seluruh karyawan di kantor ini. Aku hanya bisa menangis sekarang.

***

"Van?"

Aku masuk ke kantor Evan keesokan harinya dengan membawa hiasan yang sama persis seperti miliknya. "Aku ke sini mau ganti keramik yang kemarin aku pecahin."

Tak ada tanggapan darinya. Ku letakkan hiasan keramik yang kubawa di sebelah hiasan keramiknya yang sudah tak berbentuk. Evan sama sekali tak memperdulikanku.

Telepon genggam Evan berbunyi membelah kesunyian.

"Halo?"

"Haaaiiii Don. Hahaha yo'i bro. Thanks ya. Lo mau ke sini? Iya, gue di kantor. Oke oke gue tunggu ya. Hahahahaha iya terserah lo deh. Oke see you."

What? Dia bisa ramah banget sama temennya. Tapi sama aku?? Selaluuu saja begini. Aku seperti gak ada artinya buat dia. Aku merasa hanya patung untuk hiasan rumahnya.

" Van?"

Hening

"Evan, aku minta maaf."

Tak ada jawaban.

Aku mengela nafas dan anya bisa mematung di samping meja kerja Evan. Tak lama terdengar ketukan pintu. Ketika aku hendak beranjak membuka, ternyata Evan mendahuluiku. Ada beberapa teman kantornya berkunjung. Enam? Tujuh orang? Tiga di antaranya adalah wanita. Dan yang membuat aku syok Evan seperti tidak ada beban bersama mereka. Dia mempersilakan teman-temannya masuk tanpa memperdulikan aku yang mematung di dekat meja kerjanya.

Ada desiran aneh di hatiku. Sakit? Kecewa? Marah? Sedih? Entahlah, aku sudah sering merasakan ini tanpa tahu apa kata yang pas untuk mengungkapkannya. Mungkin gabungan keempatnya. Desiran di hatiku mengalir, merayap ke atas sehingga membuat mataku memanas. Aku merasakan butiran air mengalir dari sudut mataku.

Aku sudah tak tahan lagi.

Salah satu temannya menyadari kehadiranku. "Siapa ni Van?"

"Bukan siapa-siapa."

Aku sudah tak tahan lagi.

Aku segera mengambil tasku dan berlari keluar dari kantor Evan. Segera menuju mobilku. Tak ku perdulikan tatapan heran dari orang-orang yang kulewati. Bayangan mimpiku semalam melintas di ingatanku. Betapa indahnya hidupku jika Evan mau menganggapku ada. Bagai diperintah, air mataku mengalir deras. Aku mengidupkan radio mobilku. Terdengar suara Agnes Monica mengalun dari speaker mobilku. Dan lagu apa ini?

Kuhidup dengan siapa

Ku tak tau kau siapa

Kau kekasihku tapi

Orang lain bagiku

Kau dengan dirimu saja

Kau dengan duniamu saja

Teruskan lah.. Teruskan lah

Kau begitu

(Agnes Monica - Teruskanlah)

Oh Tuhan!! Aku tak tahan lagi!! Ku tepikan mobilku dan aku menangis sekencang-kencangnya.

END

Semarang, 2009

Tulisan ini memang terinspirasi dari lagu Agnes Monica -Teruskanlah. Eh tapi agak menjiplak dari cerita yang ada di video klip nya sih. hehehehehe. Jadi terkesan maksa dan aneh.

Maaf, tapi ini tulisan pertamaku di tengah-tengah himpitan nulis tugas akhir. Aku berani-beraniin share di Wattpad. Jadi, saya sangat menghargai kalau ada yang bersedia mengkritik dan memberi saran karena tulisan ini jauh dari kata sempurna.

Terimakasih sudah mau membaca tulisan ini. (emang ada yang mau baca? hehehe.)

Sekian.

-dc-

Continue Reading

You'll Also Like

4.9K 283 16
[COMPLETE] 2nd MILIK SERIES AZREEYA x LUTH AUFAT Dalam diam, suka sama suka ❤️ Idea asal dan cerita adalah idea saya sepenuhnya. Penulisan agak ring...
561K 1.4K 29
As in 6 December 2022: 1st place #18sx 1st place #lucah 1st place #malay 1st place #asrama Violet memilih untuk dimasukkan ke sekolah berasrama penuh...
7.4K 282 19
Najuwa Farhana, seorang tentera laut diraja Malaysia yang berpangkat leftenan komando. Fateh El Mukmin, seorang lecturer yang mengajar dalam bidang s...
1.1M 3.2K 11
"Mama, adik nak tidur rumah tok boleh?" tanyaku kepada mama. "Boleh. Jaga diri elok2. Esok mama amik" balas mama kepadaku. "Okay mama" jawabku gembir...