Friendship or Friendshit (PRO...

By ceuramel

1M 50.5K 611

More

#1
#2
#3
#4
#5
#6
#7
#8
#9
#10
#11
#12
#13
#14
#15
#16
#17
#18
#19
#20
#21
#22
#23
#24
#25
#26
#27
#28
#29
#30
#31
#32
Pengumuman
#33
#34
#35
#37
#38
#39
#40
#41
#42
#43
#44
#45 (END)
#46 (EXTRA PART)
THANKS FOR..
HELLO!

#36

16.7K 953 4
By ceuramel

Chellin POV

"Eh cepetan udah jam 7!"

"Yah mampus gua, lupa kalo hari ini Senin"

"Yah seragam gua, yah yah"

"Tenang, tenang. Buat yang cewe kalian bisa minjem baju gua. Tapi kalo buat yang cowo...." ucap Lami sambil menenangkan

"Oke gua tau lo mau ngomong apa. Mending kita pulang dulu terus ketemuan di belakang sekolah" kata Mark lalu berlari mengambil snapbagnya lalu berlari ke mobil nya di ikuti cowo cowo yang lain

"Kak, kak, kak, kak" panggil Keisha sambil menarik narik bajuku

"Kenapa cantik?"

"Nanti aku dilumah sama siapa? Aku takut sendilian" katanya dengan suara khasnya yang cadel huruf "R"

Aku menepuk punggu Lami. "Anyway, Keisha gimana nasibnya? Kan Tian udah dibawa kerumah gue" ucapku sambil berbisik

Dia menepuk dahinya. "Eh iya gua lupa. Tante Talita kayaknya masih ada di Bandung, Mama sama Papa ada di Bogor. Gimana nih?!" katanya sambil menggigit bibir

"Sayang, kamu mau main sama Tian lagi?" tanyaku

"Mau kak!" katanya sambil mengangguk semangat

"Lam, kita anterin Keisha kerumah gua aja. Disana ada Tian sama orang tua gua. Pasti mereka gak ada masalah kok. Mama sama Papa suka anak kecil" usul ku pada Lami

"Okeh. Kita tinggal nugguin Alexa sama Ariana selesai mandi"

"Tuh anak mandi apa luluran sih? Lama banget. Gua aja mandi gak nyampe 2 menit"

"Itumah lu nya aja yang jorok" kata Lami sambil tertawa

Setelah kami semua selesai mengantar Keisha ke rumahku, kami mengikuti perkataan Mark untuk menunggu anak anak yang lain di belakang sekolah. Taksi pun berhenti tepat disana dan Lami pun membayar sesuai argonya. Mark, Sam, Nathan, dan Dave yang sudah berada disana dengan masing masing 2 tas terkecuali Mark

"Terus kita harus ngapain nih!" kata Lami sambil melihat arlojinya

Kami semua diam dan tiba tiba Sam menjentikkan jarinya petanda ide telah datang. "Gua punya ide"

"Apaan?"

"Apaan dah?"

Sam berlari ke arah bangku kayu yang rumayan panjang lalu mengangkatnya ke arah kami. "Nah, gini"

"Pertamanya, Nathan ngambil perhatian Pak Paijo...-" omongan Sam terpotong oleh Nathan

"Ngapa gua?"

"Gua maunya elu"

"Kenapa gak elu aja?"

"Kan gua yang nyumbang ide"

"Oh oke" Sam langsung mendengus dan kami masih mendengarkannya

"Terus pas Nathan lagi ngobrol ngobrol ganteng sama Pak Paijo, kita masuk kecuali Nathan. Elo Nath, balik lagi kesini. Naikin nih tangga ngelompatin dinding ini" serunya sambil berbisik

"Ya kali gua ngelompatin nih dinding. Lu tau ndiri nih dinding tinggi kayak benteng takeshi" kata Nathan meringis

"Kita bantuin Nath!" seru kami bersama sama

"Oh oce kakak" katanya sambil mengacungkan jempol

Nathan POV

"Samlekom Pak Pai" sapa ku dari luar pagar melihatnya sedang bersantai dengan kopi dan gorengannya

"Kamu lagi kamu lagi. Capek saya melihat kamu telat" katanya sambil mendecak

"Ah bapak, saya kan salam sama bapak. Hukumnya wajib lo pak buat jawab salam" kataku mengulur waktu

"Kamu gak akan bisa masuk Nath"

"Saya gak mau masuk kok pak"

Pak Pai pun membuka gerbang. "Terus kamu ngapain kesini?"

"Gini pak, kan saya punya tugas bahasa...." ku lihat anak anak sudah mulai menyelinap masuk satu persatu sambil menahan tawanya

"Ehm.. Pak. Saya pergi dulu ya. Takut ketauan Bu Sulas nih pak. Samlekom" kataku lalu berlalu pergi

"Dasar, untuk kamu orang. Coba kalo kamu kutu, tak pites pites koe" ucapnya yang ku dengar

Setelah aku sampai di dinding benteng takeshi, aku meneriakki anak anak. "Woi, woi!"

"Nath, naek ke bangku!" teriak Mark

Aku menaiki bangku yang sudah bergoyang itu pelan pelan lalu melemparkan tas yang isinya buku buku ke seberang sana. "Udah nih!"

"LOMPAT KE DINDING!"

"Hah? Lo gila? Bukannya masuk ke kelas gua malah masuk UGD entar" seru ku balik

"Gua udah bikin formasi cheerleader nih buat lu. Udah aman"

"Gua 75 kilo. Lu pada kuat?" seru ku lagi

"Kebanyakan nanya lu njing" teriak Sam geram

"Eh cepetan dong. Tadarusan 15 menit lagi selese" teriak Lami

Aku mengangkat kedua tanganku. "Ya Allah, selamatkan lah hamba yang ganteng dalam misi mencari ilmu ini. Hamba belom punya pacar Ya Allah. Lagi tahap PDKT...-"

"WOI CEPETAN KAMBENG"

"BENTAR, GUA LAGI DOA CUMI!" balasku lalu mengambil ancang ancang untuk duduk ke dinding

Ku lihat mereka sudah membuat formasi untuk menangkapku saat jatuh. Ariana terlihat melihat ku dari tadi dengan muka cemas. "Yah nih anak malah ngelamun" tiba tiba kerikil sudah mencium dahiku

Aku pun melompat dari dinding takeshi ini. Saat aku melompat walau rasanya sakit tapi tak terlalu. Lebih parah Sam, Mark dan Dave yang meringis dari tadi

"Anjer kebanyakan dosa lu ye"

"Kayak babon"

"Karung beras lu najis"

Aku pun berdiri lalu merapikan baju bajuku. "Lo gak kenapa kenapa kan? Gak lecet kan? Sakit gak?" tanya Ariana tiba tiba memutar mutar tubuhku.

"Eh bucet, ucing ala pangelan" kataku untuk membuatnya tertawa

"Najis lu. Kayak anak alay bayaran" katanya sambil menampar pelan pipiku

"pacarannya nanti aja" bisik Sam

"Mang nape?" bisik ku balik

"Bu Sulas...-"

"Bu Sulas nape?"

"Arah jarum jam 3" bisiknya lalu berlari menarik Chellin di ikuti oleh ku yang menarik Ariana

"Kampret tuh guru. Gak tau orang lagi PDKT ape" batin ku

Mark POV

"Sodakhoullah huladzim" ucap serentak kelas Lami setelah selesai mengaji

"Huh, pas banget" katanya sambil menghembuskan nafas cepat

"Yodeh, belajar yang bener lu. Gua mau buru buru nih. Pelajaran pertama bimbingan konseling" ucapku lalu berancang ancang berlari tapi tanganku tertahan olehnya

"Kenap...-" omonganku tertahan karna Lami mencium pipiku tiba tiba

"Thanks" serunya sambil tersenyum lalu buru buru masuk kerumah

"Untung ini di sekolah. Coba kalo..... Ahsudahlah" aku langsung berlari ke kelas ku

Ketika aku masuk ke kelas dan untungnya belum ada guru disana. "Lo nganterin Lami ampe 10 menit. Abis ngapain lu hah?" tanya Nathan sarkastik

"Nganu" kataku asal sambil mengeluarkan headphone dari tas

"NGANU?!" seru Dave, Delvo, dan Nathan

"Wah lu pada mikir apaan? Nganu tuh satu kata beribu arti. Nganu yang gua maksud tuh abis ngobrol bentar" kataku menjelaskan

"Ah lu mah buat gua ambigu" kata Dave

"Najis lu Dave, kalo ngobrol ama kita selalu ada desahannye"

"Gugel"

"Paan tuh gugel?"

"Gua geli"

"Jibang"

"Paan lagi jibang?"

"Jijik banget"

Kami langsung tertawa dan tiba tiba Nathan mengeluarkan kartu Uno. "Lah Uno" kataku lalu bengong

"Anjirlah nih anak. Gak sekalian lu bawa kartu remi, gaple" ucap Delvo sambil mengeluarkan kartu Uno dari boxnya

"Kita tuh masih SMA. Gak boleh main kartu kayak gitu" katanya dengan mimik polos

"Geli gua. Sok imut lu najis"

"Gua bukan imut. Gua hanya menawan" katanya sambil menyisir nyisir rambutnya

"Golok mana sih golok" kataku geram

"Gua gak bawa, takut disita BK" katanya lalu membagi kartu Uno tersebut dan dilanjutkan kami ber empat yang memainkan kartu Uno sambik menunggu guru datang

Lami POV

"Aaaa tadi ulangan biologinya susah banget" kata Chellin sambil meregangkan otot tangannya di perjalan kami ke kantin

"Lagian lu sok alim kagak mau nerima jawaban gua" kata Alexa sambil cekikikan

"Gua mencoba untuk menjadi anak yang baik, tapi itu susah" katanya sambil mengusap muka

"Wahai teman teman ku yang berbakti. Jangan lah kalian saling bekerjasama dalam ulangan..."

"...Kalo gak ngajak gua" sambungku lalu mendapat jitakan dari mereka

Kami berjalan sambil tertawa terkadang dorong dorongan. Tapi seketika aku melihat Chellin dengan mimik muka tak wajar. Dia seperti melihat orang yang dia benci disana. Ketika aku mengikuti arah tujuan mata Chellin. Ku lihat disana Melody sedang bermain bersama Angel, Kak Mikha beserta antek anteknya.

"Chell, lo gak papa kan?" tanyaku memastikan

"I'm fine. Ayok kita pergi. Pasti anak anak udah nungguin kita di kantin" katanya berusaha untuk tersenyum lalu menarik kita berdua

Kami duduk di bangku panjang bersama. Kami juga mengingat ngingat kejadian tadi pagi. Kami juga diceritakan tentang Nathan yang membawa kartu Uno dan bermain bersama sewaktu jam kosong.

"Eh besok kita udah UTS ya?" tanyaku

"Hooh"

"Yoe"

"Belajar bareng kuy"

"Ayok! Dimana?" kami semua berpikir pikir dan menimbang rumah mana yang cocok untuk belajar bersama

"Rumah Chellin?" tiba tiba kata itu terlontar dari mulutku

Orang yang merasa terpanggil langsung berpaling dari makanannya. "Lah? Gua?"

"Iye rumah lu"

"Kalo kita bosen bisa nyebrang ke rumah Sam buat maen PS atau Dota" celetuk Nathan

"Gua dibawa pula" kata Sam

"Mau nya kapan nih kita belajar barengnya?" tanya Lexa

"Sekarang aje, pada bisa kagak?"

"Gua mah free setiap saat"

"Bisa gua"

"Lah ayok ayok ae gua mah"

Chellin memijat mijat kepalanya. "Yodeh yodeh. Emak gua mah pasti seneng kalo lu pada kerumah, biar ada yang ngabisin makanan" kata nya

"Wehhh.. Rumah lu banyak makanan?" tanya Nathan

"Buanyak"

"Oke sip gua bawa kantong kresek"

"Buat?"

"Buat gua makan di rumah sambil maen COC. Kan mantep tuh" ucap Nathan sambil mengacungkan jempol

"Tae lo Nath"

----------------------
Mueheheheheheheh...
Gimana gimana? Seru kan! :v

Cie cie! Happy 5200 reader

Kalo kata orang lebih baik menciptakan dari pada hanya menikmati. Dan alhamdulillahnya gua salah satu dari itu :'v #AYUTERHURA

Pokoknya makasih buat yang sering vote, ataupun sider :'v (kalo bisa jangan sider yak)

Luph luph
Ayu

Continue Reading

You'll Also Like

ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.8M 93K 54
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
Stay or Die By Gvdgvrl

Mystery / Thriller

120K 8.2K 87
[Perhatian!] Cerita privat acak. Follow untuk bagian lengkapnya. Hal yang tidak masuk di akal sehatmu, akan terjadi disini. Percayalah. Deagra Lucia...
1.6K 134 12
📌bxb|sliceoflife|lokal - Kenapa disebut one and only? Karena emang cuman kak Wana yang one and only diduniya nya Anton Anjay DOM - Anton SUB - Wonbi...
835 110 5
Gendre GxG. Jangan salah lapak❕ Katanya, cara terbaik membuat seseorang jatuh cinta adalah membuat dia tertawa. Namun aku tidak pernah bisa. Karna ke...