Lami POV
Dirumah jadi terasa sepi semenjak Kak Reyhan pergi. Hari ini aku dan Mark berencana untuk pergi ke rumah sakit tempat kakeknya di rawat. Ku lihat sekali lagi penampilanku di cermin. Aku hanya memakai jeans, sepatu vans, dan baju lengan panjang berwarna mint.
"Lamiii, itu Mark udah dateng" teriak Mama dari bawah
Aku mengambil tas slempang lalu segera turun dan pamit pada kedua orangtua ku. Aku keluar dan langsung naik ke motor sport yang dipinjam Mark dari Dave.
"Jalan bang, sepuluh rebu ya ampe depan" gurauku sambil menepuk pundaknya
"Oke neng, abang siap" jawabnya lalu menyalahkan mesin motor dan motor itu melaju
Rumah Sakit Harapan Bakti
Aku turun dan merapikan baju ku dari atas sampai bawah dan jalan bersama Mark masuk ke salah satu ruangan melewati koridor rumah sakit yang terdapat banyak kursi kosong.
"Ehm.. Mark, gua duduk di bangku situ aja ya" kataku sambil menunjuk salah satu bangku kosong
"Loh kenapa gak ikutan aja?" dia mengelus rambutku
"Ya gak enak lah, kan itu urusan keluarga. Masa gua ikut juga" ucapku
"Yaudah, tunggu disitu. Jangan kemana mana, kalo diculik wewe gombel gawat"
Aku duduk di bangku kosong dekat sebuah kamar. Lalu mengutak atik handphone yang ada di genggaman ku. Tak lama, seorang kakek tua duduk di sebelahku dengan tongkatnya. Karna keadaan yang hening, ku coba untuk menyapanya
"Ehm.. Kakek kok disini? Kakek gak ke kamar?" tanyaku berhati hati melihat bajunya memakai baju pasien rumah sakit
"Kakek bosen di kamar. Kakek mau nunggu cucu kakek disini"
"Maaf kalau aku terlalu frontal. Kenapa dengan cucu kakek?"
"Kakek egois, dia marah sama kakek dan dia kabur dari rumah karna kakek. Kakek gak tau dia masih mau jenguk kakek atau tidak" ucapnya dengan air muka yang bersedih dan terlihat tekanan disana
"Kenapa kakek gak nyoba buat telfon dia atau hubungin dia? Mungkin dia akan berubah pikiran"
"Kakek malu sama dia. Mungkin sekarang dia sudah membenci kakek" dia seperti sudah menyerah menghadapi masalahnya
"Maaf kek, bukannya aku songong atau apalah yang kakek pikir. Kakek harus berani berbuat dan bertanggung jawab. Tapi menurut aku, gak mungkin cucu kakek sampai membenci seorang kakeknya sendiri" kataku sambik tersenyum
Kakek itu mentap mataku lalu ikut tersenyum sambil membelai rambutku. "Hati kamu lembut nak, kamu juga anak yang baik. Beruntung sekali orang yang memiliki hati mu"
Aku langsung tersipu mendengar kata katanya. "Kakek udah makan belum. Ke kantin yuk kek" kataku mengajak kakek ini dan membantunya berjalan menuju kantin
Mark POV
"Kakek dimana sus?!" tanyaku panik pada seorang suster yang lewat di depan ruangan kakek
"Loh, penghuni ruangan ini tadi keluar" katanya
"Kenapa orang yang masih sakit di biarkan keluar!"
"Saya tidak tau, mas. Saya bukan keamanan disini" ucapnya tampa bersalah
"Ya tapi mau keamanan atau bukan tetep aja harus jagain pasien dong" aku sudah kesal dengan itu dan tiba tiba mama dan papa
"Ada apa ini?" tanya mamaku
"Kakek ilang, gak tau kemana" aku takut ada apa apa dengan kakek.
Tiba tiba seorang lelaki tua berjalan kearah kami menggunakan tongkatnya dan dibantu oleh seorang perempuan desampingnya yang sepertinya ku kenal.
Tunggu.
Itu Lami?
"Kakek dari mana aja? Aku nyari nyariin dari tadi" tanyaku lalu kakek langsung memeluku
Ku lihat Lami terlihat bingung dan juga shock. "Maafkan kakek, Mark. Kake tak akan memaksakan pilihanmu lagi. Kembali lah kerumah"
"Iya kek, Mark mau balik kerumah. Kakek istirahat dulu ya" kataku lalu membopongnya ke kamar lalu kembali ke Lami
"Ja.. jadi..-" ucapannya ku potong lalu ku gandeng tangannya
"Kita ngobrol di tempat lain oke?"
Ku gandeng Lami ke kursi lalu menggenggam kedua tangannya yang dingin. "Tadi itu.... kakek lo?" Ku jawab anggukan
"Kakek lo cerita ke gua"
"Katanya dia punya masalah sama cucunya dan dia malu minta maaf ke cucunya itu" tambahnya dengan murung
"Maafin kakek lo, Mark. Apapun itu masalahnya. Dia juga anggota keluarga yang paling tua. Hargain dia, gua rela kalo emang lo di jodoh...-" aku langsung membungkamnya dengan pelukanku
"Tapi gua gak bisa. Kalo hati gua bisa milih kepada siapa gua harus mencintai, gua gak bakal milih orang yang gak bakal jadi milik gua, Lam" kataku sambil mengelus rambutnya
Aku berdiri dan menggenggam tangannya untuk ikut berdiri. "Ikut gua"
"Kemana?"
"Keluarga gua"
"Keluarga lo milih Shella, Mark. Gue gak bisa" katanya dengan mata berkaca kaca
"Itu bukan alesan buat gua" aku tetap kukuh menarik tangannya ke kamar kakek
Aku mengetuk pintu kamar kakek lalu membuka knopnya dan masuk. Kakek, mama, dan Papa terlihat bingung ketika aku menggandeng Lami Masuk
"Pa, Ma, dan terlebihnya Kakek. Saya akan memperkenalkan seseorang"
"Ini Lami. Pacar saya. Dan saya minta perjodohan saya dan Shella dibatalkan" kataku dengan penekanan
"Jadi ini pacar kamu?" tanya kakek
"Iya, ini pacar saya. Dan dia lebih lebih lebih baik dari pada Shella"
"Lebih baik dari Adelyn?" tanya kakeku lagu dan aku hanya busa menelan ludah
Hening sejenak lalu aku mengeluarkan suara lagi. "Iya, lebih baik dari pada Adelyn" kataku mantap lalu Kakek menyuruhku dan Lami mendekat ke ranjangnya
Kakek mengambil genggaman tanganku dan Lami juga lalu menyatukannya. "Saya merestui kalian Dan, saya akan membatalkan perjodohan mu"
"Kau sangat beruntung mendapatkan Lami. Aku mendapatkan pelajaran spesial darinya" kata kakek ku lagi sambil tersenyum
Aku menarik Lami ke pelukanku di depan Mama, Papa, dan Kakek. Aky tak bisa menahan senyum yang mengembang di bibirku sedari tadi.
"I love you" bisik ku
"I love you too" jawabnya
Chellin POV
Hari ini aku bermain ke rumah Sam dan membantu ibunya untuk membuat cemilan.
"Kita buat pudding saja ya buat Sam. Dia sangat suka pudding" kata Tante Ira
"Iya tan. Aku tau cara buat pudding kok. Sering bantuin mama juga dirumah" kataku sambil tersenyum dan mengikat cepol rambutku
Setelah membuat pudding, ku taruh pudding di kulkas lalu membantu tante Ira beres beres dapurnya. Setelah selesai, aku menghampiri Sam di ruang tengah yang sedang bermain PS.
"Udah masaknya sama mama?" tanya nya
"Udah, puddingnya gua taruh di kulkas" Dia mem-pause gamenya dan menatapku
"Apaan sih? Serem amat ngeliatin gua ampe kayak gitu" kataku sambil menampar pelan pipinya
"Udah berapa lama kita pacaran?" tanyanya serius
"Ehmm.." aku mengitung dengan jari dari pertama kali Sam menambak ku sampai sekarang
"2 bulan" kataku simple
"Kenapa kita gak pernah rayain annive ya?" tanyanya lagi sambil menaikkan sebelah alisnya
"Sam, dengerin gua. Kita jadian bukan berarti tiap bulan ngerayain annive, candle light dinner, atau tiup lilin. Kita jadian itu karna saling cinta"
"Bukan berarti majang nama pacar kita di status bbm, twitter, atau line" tambahku
"Ini tanggal berapa?" dia tetap bertanya
"Dua belas"
Dia mengeluarkan kotak berwarna biru lalu membukanya yang berisi kalung berliontin SC yang diukir
"Selamat hari jadian kita yang ke 2 bulan" ucapnya sambil tersenyum manis
Aku menutup mulut menahan senyum melihat kalung yang ia sentuh. Aku langsung memeluknya erat. "Tumben lu romantis" kataku sambil menjitaknya
"Udeh gak usah cerewet. Sini gua pakein" dia melingkarkan kalung di leherku.
Dia mengeluarkan kalung dengan rantai kalung rumayan besar dan panjang dari ku dengan liontin yang sama.
"Oh ya, gua lupa. Sebulan lagi ada olimpiade basket di Aussie. Mark, Dave, gua, sama Nathan di tunjuk jadi salah satu perawakilan sekolah"
"Terus?"
"Lo ikut ya?! Maximum bawa 5 penonton" katanya dengan wajah berseri
"Ada syaratnya" jawabku singkat
"Apa?"
"Temenin gua ngerjain tugas dari Bu Sulastri nanti malem, traktir nasi goreng bang sikin, beliin basreng, sama anterin gua ke suatu tempat" jawabku dengan misterius
"Suatu tempat? Kemana?" tanyanya lebih bingung
"Ada deh.. Kepo nya nanti aja. Sekarang kita makan pudding. Gua ambil dulu" kataku lalu berpergi dengan pikiran yang masih melayang menahan senyum sedari tadi
----------
Lala
Yeyeye
Lalalala
Yeyeye
Halooooo
Udah apdet lagiii
Maap suka ngaret :'v
Besok uts
Mama nyuruh belajar
#ahsudahlah
Oh iya sekalian promosi
Follow ig gua ya..
@d.ayuu
Sama ask.fmnya
@Diahayu_BLJ
Makasihhh...