Stupid Love [END]

By AfiraHetiani

19.4K 652 24

[Complete] Persahabatan, cinta tak akan bisa terpisah jauh. Apapun yang kurasakan saat ini adalah nyaman. Nya... More

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

1

3.9K 93 4
By AfiraHetiani

"Eh lo bisa gak kerjain tugas gw?" Ucap seorang lelaki yang memiliki tinggi semampai sedang berdiri tepat di depan mejaku.

Aku melirik ke wajahnya. "Gak ah cape" balasku.

"Yaampun lo gitu banget, gimana sih? Kita kan temen kali ayolah Dil" ucapnya memohon dan memasang wajah memelas.

"Iyaa deh" balasku seadanya. Ia tersenyum girang. Segera mencubit pipi chubbyku dan pergi berlalu.

Ia pergi melewati pintu kelas menuju lapangan. Itu yang sering ia lakukan saat jam istirahat tiba. Seorang lelaki tinggi semampai berkulit hitam manis dengan wajah badboy nya, ia selalu menyelipkan slayer berwarna merah di kantong belakang celananya. Panji Hutama lelaki yang sudah aku kenal dari kelas 2 SD. Kami sudah cukup mengenal satu sama lain sebagai sahabat dimana aku dan Panji kini bertemu lagi di satu sekolah yang sama dan juga menjadi teman sekelas selama 3 tahun full di sma. Ini membuatku lelah karna Panji selalu bertumpu padaku entah tugas ataupun ulangan ia selalu meminta bantuan dan aku selalu mencoba untuk tidak membantunya tapi ia selalu bersikeras dengan segala cara membujukku.

"Dilaaaa di panggil Panji tuh" teriak salah satu anak lelaki dari jendela kelas.

Aku berjalan keluar dengan sedikit menghela napas, lalu aku menghampiri Panji yang duduk di pinggir lapangan.
"Ada apaan?" Tanyaku 

"Aduh Dil jangan jutek gitu kenapa sihhh" ucapnya

"Kenapa?"

"Dil gw tadi di hukum nih gara - gara mecahin kaca pas maen futsal jadi...." Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya,  aku langsung memotong omongannya itu karena aku tau akan kearah mana percakapan ini.

"Jadi.... Gw minta tolong ya Dil bantuin gw, gitu kan Ji?" Ucapku menyerobot ucapannya

Ia terkekeh, memegang tanganku menyuruhku untuk duduk disampingnya.
"Dilasya Argenia Putri lo mau kan bantuin gw? Gw disuruh nulis gitu sama beresin ruang olahraga. Jadi gw beresin ruangan nah lo nulisin buat gw ya?" Ucapnya membujukku.

"Kenapa gw lagi sih Panji Hutama?" Balasku mendengus

"Dilasyaaa, lo mau es krim ?  gw beliin deh okey? nanti baliknya lo sama gw ya hari ini" bujuknya

"Why Always me?" gerutuku, dan Panji segera menarik tanganku 

"Kalo lo nanya kenapa selalu lo, jawabannya itu karena lo itu orang yang paling bisa gw percaya Dil" jelasnya dengan memberikan senyuman ketika aku menoleh padanya.  

Aku hanya terdiam hingga akhirnya bel berdering kulangkahkan kaki menuju kelas meninggalkannya tanpa berkata apapun. Ia berlari mengejarku dan berusaha merangkulku menuju kelas.

"Ayolah Dil, ini dikit kok cuman satu folio full please yaaa" ucapnya

Aku pun terduduk kembali di kursiku dan ia tetap memohon akhirnya aku hanya mengangguk. Ia tersenyum dan berlalu menuju kursinya saat guru memasuki ruang kelas.

Jam pulang sekolah tiba. Aku pun merapihkan buku ke dalam tas, sudah ada Panji yang memberikan kertas folio dan memberitahukan aku untuk menulis SAYA BERJANJI TIDAK MERUSAK FASILITAS SEKOLAH. Aku pun menulisnya seorang diri di kelas yang sudah sepi, hanya ada aku yang menulis sedangkan Panji berada di ruang olahraga merapihkan ruangan sesuai hukumannya.

Sekitar 45 menit berlalu aku sudah merapihkan tugas menulisnya di kertas folio itu dan dia kembali ke kelas mengambil tasnya dan mengambil folio yang telah kuisi untuk di berikan kepada guru yang mengawasinya tadi. Aku berjalan menuju parkiran sesuai dengan perkataannya tadi. Tak butuh waktu lama ia berlari cepat menuju motornya dimana aku berdiri.

"Yuk pulang" ajaknya

Kami pun pulang sebelum sampai di dekat rumahku ia mampir ke indomaret.

"Beli nih es krim apa aja yang lo mau atau apa gitu" ucapnya

"Yeeeey!! Beneran yah? Hmm gw pengen ini.... Pengen itu juga" ucapku menunjuk sedangkan ia mengambil apa saja yang aku tunjuk untuk dimasukkan ke keranjang biru indomaret.

Selesai itu Panji mengantarku pulang.
"Makasih ya Dil udah bantuin gw. Eh iya jumat malem gw kerumah lo ya? Kerjain tugas gw itu loh... Oke?" Ucapnya

"Iya Ji. Eh jangan jumat malem dong. Gw mau les malem minggu aja deh yaa?" Tawarku

"Gak bisa gw pasti kumpul sama anak - anak. Aduh lo jomblo sih ah makanya bisanya malem minggu haha" ucapnya meledek aku hanya memukul lengannya.

"Yaudah deh gw usahain yah. Kontek aja yaa lo bisanya kapan nanti gw kerumah lo" ucapnya

"Okey Ji"

Ia berlalu dengan motor vespa biru langitnya itu ia pergi menjauh dari rumahku. Aku pun kembali ke dalam rumah dengan membawa sekantong plastik indomaret penuh makanan.

Ini yang sering kami lakukan, dimana aku menolongnya pasti panji akan memberikan aku makanan yang aku suka. Tak jarang ia membeli beberapa kap es krim aneka rasa untuk menebus permintaan tolongnya itu. Walau sebenarnya aku tidak pernah meminta imbalan tapi ini yang sering ia lakukan untukku mungkin sebagai ucapan terima kasih atas bantuan yang kuberikan.

Beberapa hari kemudian....
Malam ini adalah malam minggu sesuai perjanjian aku harus mengerjakan tugas Panji. Ia sering datang kerumah untuk menemaniku mengerjakan tugas walau sebenarnya tak ada efek menguntungkan untukku tapi setidaknnya ia punya niat untuk melihat proses pengerjaan tugasnya.

Aku sudah terduduk di ruang tengah, menyalakan laptop dan juga mengeluarkan beberapa buku sebagai sumber mengerjakan tugas. Beberapa saat kemudian aku mendengar suara yang tak asing, vespa Panji! Vespa itu tiba di depan rumah tepat pukul 9 malam.
Tanpa perlu aku membuka pintu ia pasti masuk ke rumahku dengan sendirinya, ia memang sudah mengenal orangtuaku dan saudaraku bahkan pembantu dirumahku saja sudah sangat apal dengan Panji ini semua karena seringnya ia datang kemari.

"Hey Dil" sapanya dengan mengangkat kedua tangannya yang penuh dengan plastik belanjaan.

"Ngapain lo? Ngeborong? Midnight sale? Rempong banget sih" ucapku dengan menggelengkan kepala menatapnya sekilas dan kembali menatap layar laptop

Ia berjalan menuju tempat dimana aku berada,  duduk di sofa dengan menaruh plastik yang tadi ia bawa  di meja sebelah laptop berada.

"Ini apaan?" Tanyaku

"Makanan, gw beli cemilan buat lo dan juga gw beli nasi goreng abisnya laper gw. Makan yuuuk!" ajaknya

Aku menggeleng "duh lo ke sini tuh mau ngeliatin tugas lo atau mau makan doang sih?"

"Ah Dil lo jangan serius banget lah, udah deh gw mau ke dapur lo aja yah? Mau ambil piring, mau makan. Nih cemilan mau gw masukin kulkas ya! buat elo nih kalo plastik yang ini buat kita makan bareng disini" jelasnya ribet

Aku hanya menggeleng melihat kelakuannya memang sudah melewati dari rasa malu. Ia memang sudah menganggap rumahku seperti rumahnya sendiri. setelah ia kembali dari dapur aku melihatnya kini sibuk membuka bungkusan makanan dan memindahkannya ke piring yang baru saja ia ambil tadi.

"aaaa dong, gw suapin nih" ucapnya menyodorkan sesendok nasi goreng di hadapanku

"gak ah lo gak liat apa Ji? ini tugas lo masih banyak" bantahku

ia tak patah semangat "nih aaa dulu deh baru lo ketikin tugas gw biar ada tenaga buat ngetiknya ih" ucapnya memaksa

akhirnya kubuka mulut perlahan, ia mulai menyuapiku. entah dari mana jadinya sampai nasi goreng itu ludes kami makan berdua. dia masih memperhatikan kumengetik dan kadang juga ia memainkan rambut panjangku membuatku merasa terganggu.

"lo ko cepet banget sih langsung kerumah gw? katanya mau kumpul dulu sama anak anak" ucapku membuka pembicaraan dalam keheningan.

"oh itu, enggak ah mending disini aja laper tinggal makan ngantuk tinggal tidur iya gak? haha" ucapnya bercanda

"yang bener ih Ji"

"emm, gw lagi males aja sih sebenernya lagian kumpulnya kan sampe malem banget jadi nanti aja nunggu lo beres ngerjain tugas gw nanti baru deh kumpul" ucapnya dengan nada serius

tak lama tugas yang kuketik pun beres, kumasukkan datanya ke dalam flashdisk yang ia bawa. ia pun pamit pulang. aku mengantarnya seperti biasa hingga ke depan rumah.

"makasih ya Dilasya Argenia lo emang sahabat gw banget deh" ucapnya sesaat vespanya itu sudah di nyalakan

"iya, lo lain kali ngebuat tugas sendiri kenapa sih jangan gw mulu" ucapku sambil melipat kedua tangan di perut.

"iya deh gw kerjain kalo gw udah lulus SMA haha" ucapnya terkekeh

"yaudah, gw mau balik dulu ya. bye Dil thanks lah yaaa" pamitnya

suara vespa yang bergemuruh itu pun berlalu, meninggalkan suasana hening di depan rumahku. segera aku masuk kembali ke rumah.

beberapa hari kemudian....

Hari ini di kelas banyak yang membicarakan soal pindahnya anak baru dari luar kota, menurut cerita yang aku dengar dari beberapa temanku ia adalah seorang perempuan yang mempunyai bakat dalam bidang musik dan juga ia termasuk murid berprestasi di sekolahnya dulu. Namun, ia tidak berada di kelasku tetapi berada di kelas sebelah. memang berita kepindahan murid baru ini menjadi bahan obrolan anak - anak sekolah selain karena ia berprestasi ia juga cantik dan tentunya banyak lelaki yang mengantri untuk sekedar bisa berkenalan dengannya.

Istirahat kali ini aku fokuskan waktunya untuk kugunakan ke ruang musik sekedar melihat anak - anak kelas 11 latihan. aku memang sempat menjadi anak eskul musik di sekolah dan aku cukup mahir memainkan gitar dan drum. Namun karena aku yang sudah kelas 12 ini harus fokus UN membuatku harus vacuum dari eskul yang kugeluti dari awal masuk SMA ini.

Saat aku memasuki ruang musik, aku melihat seorang perempuan tengah terduduk di kursi piano entah siapa tapi ia memainkan permainan itu dengan indah. kulangkahkan kaki ini mendekat dimana piano itu berada. kulihat seorang perempuan dengan rambut panjang terurai berwarna kecoklatan dengan kulit putih yang terduduk santai namun terlihat anggun dan juga jemari yang lincahnya menekan not - not dalam piano itu sungguh terlihat menarik.

"permainannya bagus banget" komentarku saat ia menghentikan permainannya.

ia menoleh ke arahku, tersenyum "maaf ya kalo gw lancang masuk dan main pianonya" ucapnya lembut

"ah gak papa lagi, permainannya keren banget. oh iya lo anak baru yang dari luar kota itu kan?" tanyaku dengan modal sotau.

ia berdiri dihadapan ku, "iya, kenalin nama gw Jani Putri" ucapnya mengulurkan tangannya.

kubalas uluran tangannya "nama gw Dilasya Argenia" ucapku tersenyum.

Dari perkenalan di ruang musik, membuat aku dan Jani saling mengenal satu sama lain. kali ini kami sedang berjalan menuju kantin. kebetulan Jani yang memang belum mempunyai banyak teman membuatnya ingin lebih mengenal sekolah ini dari apa yang aku tau. kini kami menjadi seorang teman walau beda kelas aku dan Jani sering berjalan bersama di koridor sekolah entah ke kantin, atau juga ke ruang musik. kami memiliki kesamaan selera, sama - sama menyukai musik dan juga beberapa hal lainnya yang sering kami bahas mau itu film atau barang.

***

"Dil, gw mau nanya dong ke elo" ucap Panji yang terduduk di bangku sebelahku saat aku sedang merapihkan buku.

"nanya apa Ji?"

"itu, cewe anak baru yang sering sama lo anaknya seru gak?" tanyanya

"seru, kenapa emang? lo tertarik?" tanyaku 

ia terkekeh, pipinya memerah "ah elo haha, dia single gak?" tanyanya penuh nada semangat

"em... gatau deh nanti deh gw tanya. lo mau gw kenalin?" tawarku

"ih ajib emang Dil lo tau aja maksud gw haha. ya maulah kenalin dong"

"yaudah, nanti deh pas balik aja gimana? di pinggir lapangan ya" ucapku

"okedeh, mantep deh Dila doang emang yang soib banget"ucapnya menepuk tanganku.

Bel pulang berbunyi, aku segera keluar kelas menuju kelas jani. sedangkan Panji segera menuju pinggir lapangan sesuai dengan perintahku. aku pun berjalan bersama Jani menuju tempat Panji berada.

"Jan, ada yang mau gw kenalin nih temen gw" ucapku dalam langkah menuju lapangan.

"siapa Dil?" tanyanya penasaran

"ada deh temen kelas gw. lo mau kan?"

Ia hanya mengangguk, sampai akhirnya kita tiba di pinggir lapangan. disini tidak begitu ramai tapi ada beberapa anak yang sedang berada disini sedang bermain basket.

"Jan, kenalin nih temen gw Panji. Panji kenalin ini Jani dari anak kelas sebelah" ucapku saling mengenalkan mereka.

Mereka pun saling berjabat tangan, saling tersenyum dalam perkenalan awal. hingga akhirnya aku dan Jani harus pulang duluan karena memang aku dan Jani sudah berencana untuk ke toko buku.

Kian hari kedekatan antara Panji dan Jani terlihat dimana Panji sering menceritakan apa saja yang ia katakan dalam sebuah chat sosial medianya kepada Jani dan begitupun dengan Jani  yang juga menceritakan hal yang sama padaku. kali ini aku berperan menjadi makcomblang untuk kedua temanku ini.

Semenjak mereka berdua dekat. entah mengapa aku merasa sangat kesepian bukan karena aku tidak mempunyai teman tapi aku merasa kesepian karena kedua temanku ini sedang menjalin hubungan sedangkan aku ? aku tidak memiliki pacar jangankan pacar pdkt-an pun aku tidak punya. Karena memang aku bukanlah seperti kebanyakan perempuan lainnya yang sudah banyak memiliki pengalaman dalam berhubungan dengan percintaan. Namun walau bagaimanapun keadaan ini tetap tidak membuat Panji berubah ia masih tetap sering meminta bantuan padaku.

"eh iya Panji gimana di kelas?" tanya Jani saat kita berada di kantin

"ya gitu masih aja minta tugas ke gw. gimana lagi Jan dia dari dulu sih kebiasaan jadinya begitu deh" keluhku

"haha udah maklum aja ya, gw udah sering bilang ke dia buat jangan minta tolong tugas dikerjain sama lo terus. tapi dia bandel gak mau denger" ucap Jani

Bel berbunyi, aku dan Jani kembali ke dalam kelas masing - masing. betapa kagetnya aku saat mendapati Panji tengah tertidur di bangku sebelah aku duduk. Aku menoleh mencari dimana teman sebangku ku, dan yang kudapat ia pindah tempat duduk. Kuyakin, teman sebangku ku ini tidak berani untuk membangunkan Panji, memang Panji terkenal sebagai anak bandel yang memiliki tempremen tinggi dimana ia bisa saja marah karena hal kecil. 

"eh Ji bangun dong" ucapku menggoyangkan tangannya

Ia sedikit meronta kecil merasa terganggu karena aku membangunkannya, "eh bangun Ji pindah jangan tidur disini" ucapku sekali lagi

Tak lama matanya terbuka perlahan, ia menatapku dengan tatapan orang yang benar - benar baru bangun tidur.

"apaan sih? ganggu aja" ucapnya

"ih ngapain lo disini sih, kasian temen gw gak bisa duduk. udah sana pindah ke belakang lagi" ucapku berusaha mengusirnya

"gak ah gw mau duduk sama lo aja Dil. males gw di belakang berisik gak bisa tidur" bantahnya yang kembali menempelkan kepalanya ke meja dan memenjamkan mata kembali.

Aku menghela napas, karena ulah bodohnya ini aku harus berpisah dengan teman sebangku ku, ia kini duduk di belakang di tempat Panji duduk semulanya. dan sekarang Panji menjadi teman sebangku ku. Entahlah ini hal buruk atau baik untukku karena ia sekarang duduk di meja kedua dari depan dan dia nampak bersemangat saat guru menerangkan.

"ngapain sih lo duduk sama gw?" ucapku jutek

"Dil, lo gak seneng apa temen lo yang ganteng ini duduk sama lo? bersyukur Dil semua anak perempuan di sekolah ini pengen banget duduk sama gw" ucapnya berusaha meninggikan diri sendiri

"alah males banget gw dengernya. paling juga siapa sih yang mau duduk ama lo? tidur mulu" ledekku

"ih ini anak jangan salah Jani aja kepincut kok sama gw segitu dia udah jadi primadona sekolah jadi gak udah di raguin lagi kali Dil" ucapnya terus meninggikan diri

aku hanya menggeleng dan me- melet padanya sampai akhirnya ia menjitak kepalaku

"bandel banget sih lo Dil" ucapnya sambil tertawa saat ia mendengar jeritan dariku saat aku dijitak olehnya.












Continue Reading

You'll Also Like

13.3M 1.1M 81
β™  𝘼 π™ˆπ˜Όπ™π™„π˜Ό π™π™Šπ™ˆπ˜Όπ™‰π˜Ύπ™€ β™  "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
5.3M 283K 55
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...