Raniah Hanum Suparman 2 {Stor...

Від Muetzakilah

260K 15.2K 441

Aku adalah Raniah Hanum Suparman, Anak dari sepasang Supir dan pembantu, Rumah Tangga, Aku Tidak perna Malu a... Більше

2. Aku suka dia.
3. Dua malaikat pencabut nyawa.
4. Hari yang aneh dan kesedihanku.
5. Rangga Argantara Gergio
6. Raniah dan kejeniusannya.
7. Terimah kasih cinta.
8. Belajar melepaskan.
9. Benar benar melepaskannya.
10. Penyemangat untuk bangkit.
11. Pergi.
12. Pertemuan kembali.
13. Pura pura lupa.
14. Aku kembali.
15. Hamdam dan operprotektifnya.
16. Kenangannya.
17. Bicaraan dari hati kehati?.
18. Masalah.
19. Pembicaraan absurt dengan Diana.
20. Lamaran dan pernikahan mendadak.
21. Pertemuan.
22. Semua tidak menyangka.
23 kebersamaan.
25. Kembali ke Indonesia.
26. Undangan?.
27. Pesta pernikahan.

24 Kebersamaan 2.

8.1K 370 16
Від Muetzakilah

"Jika seperti itu kita akan segera kembali ke  Indonesia, dan mengundangnya kepesta pernikahan kita..", balas Rangga, dengan senyuman yang tidak perna hilang darinya, membuat Raniah mendongak kearahnya, tidak percaya.

Raniah terdiam, saat mencerna perkataan Rangga dalam otaknya, ia baru saja mendengar pesta pernikahan mereka yang akan segera di laksanakan!. Dan Ia tidak perna memikirkan ini sebelumnya!.

"Pe...,pesta pernikahan kita?", tanyanya, sedikit gugup.

"Ya, jangan katakan jika kamu tidak ingin melaksanakannya?, aku ingin semua orang tahu, jika kamu Istriku!", balas Rangga sedikit mengintimidasi. Membuat Raniah salah tingkah.

"Bu.., bukannya Raniah tidak ingin melaksanakannya Mas.., hanya saja itu tidak terpikir di otak Raniah sebelumnya hehe..", aku'nya, sedikit terkekeh, ingin mencairkan suasana.

"Lalu?", tanya Rangga, belum puas dengan jawaban Raniah.

"Waktunya sholat asar Mas..., dan yah pesta pernikahan kita akan segera di laksanakan setibanya kita di Indonesia..", bela Raniah, mendengar suara Azan di smartphonnya, bertanda waktu sholat asar telah tiba, yah.., sedikit menghindar.

Rangga masih tidak ingin bangkit dari duduknya, ia masih ingin menggoda Istrinya.

"Bagai mana dengan sesi bulan madu kita di sini?", tanya Rangga kemudian. Membuat Raniah terasa ingin  menghilang dari tempat duduknya!.

"Pe..., pertanyaan macam apa itu??", tantang Raniah kemudian, berusaha menghilangkan rasa gugupnya.

"Pertanyaan Suami kepada Istrinya", jawab Rangga santai, berusaha menyembunyikan tawanya. Istrinya sangat menggemaskan dengan wajah memerah, bertanda ia sangat malu.

"Mas.., tahu sendiri jika Raniah sedang uzur!!", jawab Raniah kesal, melupakan rasa malunya.

"Hahaha..., Mas hanya menggodamu sayang.., tahu kah kamu?, jika kamu seperti ini, kamu sangat menggemaskan...", jelas Rangga kemudian, tahu Istrinya sedang kesal. Raniah tidak menjawab pertanyaan Rangga.

"Maaf.., jika Mas membuatmu marah..,  dan kamu tahu Raniah.., berbulan madu itu tidak seperti yang kamu pikirkan sekarang.., kebersaan kita.., atau sekedar menjelajahi kota Turki bersama, itu sudah cukup di kata gorikan seperti itu..", tambahnya, menjelaskan apa arti bulan madu sebenarnya. Raniah masih diam, bukannya apa ia malu, sangat malu dengan pikiran melanturnya.

"Ya sudah..., Mas sholat Asar dulu..", pamit Rangga kemudian, beranjak dari tempat tidur, dan menutup pintu tempat tidur mereka dengan pelan. Rangga tidak bermaksud membuat Raniah marah.

*****

"Apa Istrimu sudah baik baik saja Nak?", tanya Elisa kepada Rangga. Saat ini mereka telah selesai menjalankan sholat asar secara berjamaah, dan berkumpul di ruang tengah.

"Bunda mendengarnya dari Saidah..", tambah Elisa tahu kebingungan Rangga. Mengingat hanya ia, Raniah dan beberapa pembantu rumah tangga yang berada di rumah.

"Oh, Raniah sudah baik baik saja Bunda.., dia hanya sedikit pusing", jelas Rangga. Membuay Elisa mengagguk mengerti.

"Itu biasa terjadi jika seorang wanita sedang uzur Nak.., dan jangan heran jika dia tiba tiba marah tampa sebab...", jelas Elisa kemudian. Membuat Rangga tersenyum kikuk, menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, tahu ia telah memancing emosi Istrinya tadi.

"Sedikit berjalan jalan di taman mungkin bisa merubah suasa hatinya Nak..", tambah Elisa, tersenyum manis kearah Rangga. Membuat Aqsah terkekeh di sampingnya.

"Kau akan terbiasa Nak.., seperti Abimu ini", belah Aqsah kemudian, dan mendapatkan sikuan pelan dari Istrinya. Membuat Rangga tersenyum di tempatnya, dan berdoa semoga ia dan Raniah bisa seperti keduanya kelak, sampai kakek, nenek, dan hanya ajal yang bisa memisahkan keduanya.

Seakan teringat sesuatu Rangga melihat keduanya serius, "Bunda.., Abi..", panggilnya.

"Ya, ada pa Nak?", tanya Elisa.

"Sebagai mana Bunda dan Abi tahu, aku dan Raniah belum mengadakan resepsi pernikahan kami.., kami akan kembali keindonesia beberapa hari ini, dan jika Abi.., Bunda.. dan semuanya berkenan, Rangga dan Raniah mengundang kalian keindonesia..", jelasnya hati hati.

"Kami akan hadir di resepsi pernikahan kalian Nak..", balas Aqsah ikut serius, membuat Rangga tersenyum bahagia, dan berpikir Istrinya di kelilingi orang orang yang sangat menyayanginya dan Rangga bersyukur akan itu.., dia tahu siapa Istrinya sebelumnya, di keluarga ini.., tetapi mereka tidak mempermasalahkan itu!, malah mereka menganggapnya sebagian dari keluarganya sendiri.

"Terimah kasih Abi.., Bunda...., Rangga tidak tahu berterimah kasih bagai mana kepada kalian.., kalian sangat menyayangi Istriku..".

"Sama sama Nak, dengan membahagiakan anak kami, kami akan bahagia..", jelas Elisa memandang Rangga lembut, dan mendapatkan pelukan sayang dari Aqsah.

"Ya, jaga dia untuk kami..", kali ini Aqsah yang menimpali.

"Pasti Abi.., Bunda..!!", balas Rangga mengagguk yakin.

"Ya sudah temui Istrimu Nak.., nikmatilah kota Turki, selagi kalian masih berada di sini..", saran Elisa.

"Ya.., Bunda, aku akan segera menemui Raniah", pamit Rangga.

"Mereka pasangan yang serasi yah Bi'..", kata Elisa bahagia kepada Suaminya, setelah kepergian Rangga, Aqsah tersenyum mengetahui kebahagian Istrinya.

"Ya, Abi tahu Bunda.., dan mereka tidak lebih serasi dari kita..", balas Aqsah sedikit menggoda Istrinya.

"Abi ingat umur.., sudah punya banyak cucu..", ingat Elisa. Membuat Aqsah semakin mengeratkan pelukannya.

"Terimah kasih sayang karna kamu telah memberikan kebahagiaan ini, dan selalu setia di sampingku, suka maupun duka..", bisik Aqsah, lembut. Elisa menjatuhkan kepalanya di pundak Suaminya, ia pun bahagia, dan tidak menyadari butiran bening keluar dari kelopak matanya.

(Biarlah keduanya menikmati kebersamaan mereka, kita jangan mengganggu mereka, kembali ke Raniah dan Rangga hihi / Author).

*****

"Assalamu alaikum...", sapa Rangga pelan, sebelum masuk kedalam kamar mereka.

"Waalaikum salam...", balas Raniah menoleh kearah Rangga. Meninggalkan buku bacaannya. Saat ini Raniah tengah asyik duduk di depan balkon kamarnya, menikmati taman belakang Abi.

Rangga tersenyum manis kearah Raniah, melangkah pelan kearahnya. "Masih marah?", tanyanya pelan. Duduk di kursi malas di samping Raniah.

Raniah menggeleng sebagai jawabannya. Ia juga merasah bersalah kepada Rangga, ini mungkin pengaruh hormonnya yang naik turun, akibat menstruasinya. Raniah menoleh kearah Rangga yang sedang mengamati taman belakang Abi.

"Raniah juga meminta maaf kepada Mas..", kata Raniah pelan, Rangga melihat kearahnya tidak mengerti, "Karna Raniah marah marah tidak jelas. ", tambahnya, mengagkat kedua bahunya, seakan menjabarkan tentang segalanya.

"Mas mengerti..", balas Rangga dengan senyuman yang tidak pernah hilang dari bibirnya.

"Aku tidak tahu jika kamu senang membaca novel?", tambah Rangga, mengamati buku yang berada di  dalam genggamannya.

"Hmmm..., ini?", balas Raniah mengagkat bukunya, dan di balas dengan anggukan oleh Rangga, "Aku suka membaca buku, entah itu novel atau buku pelajaran, apagi di waktu luang.., Mas baru mengetahuinya?", tambah Raniah, berbalik bertanya kepada Rangga, yang tangah mengagguk kaku, sebagai jawaban, dan berpikir ia tidak tahu tentang Istrinya, yang ia tahu hanyalah gadis kecil yang selalu mengejarnya, jenius, pecicilan, baik hati, dan pantang menyerah.

"Tidak apa apa Mas.., Raniah juga tidak tahu bagaimana Mas Rangga yang sekarang..., saat ini dan seterusnya, kita belajar tentang diri kita masing masing.., memahami, dan menyayangi, kita nikmati prosesnya, tampa adanya benteng tidak kasat mata di antara kita, itulah gunanya sebuah ikatan pernikahan.., selain mencari ridho, rahmatnya, cinta darinya, dan cinta orang orang yang mencintainya, Allah aza wajallah...", tambahnya panjang, membuat Rangga semakin mencintainya, ia tidak salah, cintanya tidak salah.., dan Rangga tidak tahu berapa kali dalam satu hari, Raniah membuatnya jatuh cinta, dan semakin mencintai penciptanya.

"Ana uhibbuki..", gumam Rangga, membuat Raniah semakin mencondongkan kepalanya kearah Rangga, ia tidak mendengar dengan jelas perkataan Rangga.

"Apa yang Mas katakan?", tanyanya, Raniah lebih mencondongkan tubuhnya kesamping, ingin tahu. Karna Rangga belum mengulang perkataannya tadi.

Saat ini Raniah di rasuki, rasa penasaran yang sangat tinggi, membuat Rangga yang berada di sampingnya terkekeh pelan, dan menggeleng gelengkan kepalanya,  melihat tingkah Istrinya.

"Ana uhibbuki Raniah Hanum Gergio, yang hanya milik Rangga Argantara Gergio..", bisik Rangga pelan, tepat di depan wajah Raniah. Membuat Raniah membulatkan matanya seketika, ia sangat tahu arti dari perkataan Suami tampannya itu!, dan seberapapun seringnya ia mendengarnya, reaksinya tetap sama, seakan sesuatu sedang menari nari di perutnya, dengan jantung yang berkerja secara maraton.

Sesuatu yang hangat mendarat di pipinya, membuat Raniah seketika menarik wajahnya yang berada tepat di depan wajah Rangga, ia sangat malu.

"Bersiap siaplah.., temani aku menikmati kota Turki, sebelum kita kembali keindonesia..", kata Rangga tegas, berdiri dari duduknya,  menyembunyika kedua tangannya, di balik celana bahan hitam yang di kenakannya, sangat berwibawah. Raniah mengikuti langkah Rangga dengan pandangannya.

"Rangga meninggalkannya setelah perbuatannya kepadannya!!", pikirnya kalut.

Rangga meninggalkan Istrinya di dalam kamar mereka, ia tahu Raniah bingung melihat tingkahnya, tapi dia tidak ingin membuat Istrinya semakin malu.

*****

"Masih marah, hmmm..?", tanya Rangga lembut, karna sedari tadi dari rumah sampai ketaman blue mosque, Raniah hanya diam.

"Mas tidak bermaksud membuatmu marah sayang, Mas hanya tidak ingin membuatmu bertambah malu tadi..", jelas Rangga menggenggam tangan Raniah lembut. "Dan Mas yakin kamu belum siap jika Mas melakukan lebih dari itu..", tambah Rangga, membuat Raniah segerah berdiri dari duduknya, dia gugup, dan ia membenarkan perkataan Rangga, ia belum siap.

"Kenapa?", tanya Rangga serius.

"Ti.., tidak, Raniah hanya.haus", balasnya, cepat dan mengelilingi pandangannya.

"Ya sudah, ayo kita mencari cafe terdekat, dan kembali lagi..", balas Ragga ikut berdiri dari duduknya.

Mereka berjalam dalam diam, walaupun tangan keduanya masih saling menggeggam.

"Raniah..", panggil Rangga penan.

"Jangan meminta maaf lagi Mas, tidak ada yang harus di maafkan di sini", potong Raniah.

"Ya.., apa kamu ingin memberi makan merpati?", tanya Rangga , menunjuk beberapa kumpulan merpati yang beterbangan di sekitar taman.

"Ya, aku sangat menyukainnya..", balas Raniah semangat, segera menarik pergelangan tangan Rangga agar  mempercepat langkahnya. Raniah sudah tidak sabar, ia sangat menyukai burung kecil itu, burung yang di kenal sebagai lambang cinta, di karenakan kesetiaannya kepada pasangannya.

_
_

"Kamu menyukainya?", tanya Rangga di selah selah kesenangan Istrinya, memberi makan burung merpati, dan mengejarnya seperti anak kecil.

"Sangat.., terimah kasih Mas..", balas Raniah, berjinjit di samping Rangga, mengecup pipinya cepat. Dan Rangga tidak menyianyiakan itu, ia menangkap tubuh mungil Isrtinya dengan kedua lengan kekarnya, mendekapnya erat. Membut Raniah melotot kearahnya, tanda ia memprotesnya.

"Biarlah seperti ini dulu.., selain itu mereka semua tidak mengenali kita berdua.., dan tidak memperdulikan apa yang kita perbuat, Istriku!!", bisik Rangga dan menekan kata Istriku. Raniah mengelilingi sekitarnya dengan pandangannya. Rangga benar semua orang asyik dengan kegiatannya masing masing.

"Kenapa?", tanya Rangga lagi.

"Tidak", jawab Raniah singkat dan membenamkan wajahnya di dada bidang Rangga, membalas pelukannya. Tidak menyadari roti yang ia cabik cabik terjatuh dari genggamannya. Membuat ribuan burung burung merpati terbang kearah keduanya. Pemandangan yang sangat jarang, di temui di sekitar pelataran Blue Mosque.

Dan orang orang yang tampa sengaja melihat keduanya, mengabadikan moment itu dalam sebuah gambar, dan berdoa, semoga pasangan baru itu akan selalu di limpahkan kebahagiaan.

Karna tidak jarang pasangan yang baru menikah menjadikan kota Turki sebagai tempat bulan madu mereka.

_
_

"Kamu bahagia?", tanya Rangga pelan. Saat ini keduanya berada di salah satu jejeran cafe, di sekitar Blue mosque.

"Ya.., terimah kasih Mas..", balas Raniah dengan senyum mengembangnya, kembali menyesap coklat panasnya, udara di luar sana sangatlah dingin, mengingat musim dingin akan segera tiba.

"Ingin ke cappadoci?", tanya Rangga kemudian, membuat Raniah mengguk semangat.

"Ya, aku sangat ingin mengunjunginya, melaiku balon udara, menikmati keindahan seluruh kota Turki dari atas langit..", kata Raniah kemudian, semangat.

"Kita akan kesana keesokan harinya, hari mulai gelap, sekarang kita akan ke tempat perbelanjaan terdekat, membeli beberapa cindra mata untuk kelauarga yang berada di Indonesia, selain itu Tasya sudah mewanti wanti itu sejak keberangkatan Mas".

"Keponakan Mas yang Raniah buatkan cake ulang tahun beberawa bulan yang lalu yah?, anak dari Kakak Mas, Rizah?", tanya Raniah, beberapa saat kemudian, dan mendapatkan anggukan persetujuan dari Rangga.

"Wahhh.., aku sudah tidak sabar bertemu dengannya...", tambahnya penuh binar.

"Apa yang kamu katakan barusan sama dengan apa yang Tasya kataka, ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Aunty barunya, terutama Mbak Rizah, Ayah dan Ibuku..", balas Rangga, membuat Raniah kikik.

"Jangan seperti ini sayang..., mereka sangat menyayangimu, dan sangat ingin bertemu dengan gadis kecil yang selalu merecokiku setiap saat..", tambahnya, menggenggam tangan Ranih erat, memberinya sedikit ketenangan.

"Tapi Raniah malu Mas...", aku Raniah pelan.

"Raniah yang Mas kenal tidak seperti ini..".

"Raniah gugup Mas..".

"Jangan gugu, Mas akan selalu berada di sampingmu, Ok!", yakin Rangga, membuat Raniah mengagguk mengerti.

"Ayo kita pergi..", tambahnya bangkit dari duduknya, dan di ikuti oleh Raniah.

___

"Kita akan benar benar pulang keindonesia Mas?", tanya Raniah serius, di selah membolak balikkan pakaian muslim khas Turki di sebuah perbelanjaan.

"Ya, kita akan segera melakan resepsi pernikahan kita, dan bertemu dengan Bila sahabatmu..", yakin Rangga.

"Terimah kasih Mas..", balas Raniah tersenyum cerah.

"Ya, apapun untukmu Raniah..".

"Masalah pekerjaan Raniah di sini?", tanya Raniah kemudian, mengingat tujuan awalnya ke Turki.

"Mas Reza, Mas Kafkah dan Mas Rio, bisa mengaturnya, sebelum keberangkatan kita semua", balas Rangga membuat Raniah memekik senang.

___

"Kita akan berangkat sore nanti Mas?, bagai mana rencana kita kemarin dan Raniah harus terlebih dahulu mengunjungi restoran Mas Fahrul Islam, teman baru Raniah du sini, Raniah udah janji", kata Raniah sedikit khawatir setelah mengetahui keberangkatan mereka di percepat.

"Kita masih mempunyai banyak waktu sayang.., bersiaplah kita akan segera ke cappadoci", balas Rangga menenangkan, membuat Raniah mengagguk mengerti, segera malagkah ke kamar mandi, untuk bersiap siap.

Продовжити читання

Вам також сподобається

630K 4.3K 4
Tidak ada yang mau menjadi istri kedua. Termasuk Edlyn, seorang wanita cantik, sholehah, mandiri, harus menjalani kehidupan barunya menjadi istri ked...
9.5K 302 13
Kasih adalah seorang gadis berusia 10 tahun yang di nikah gantung dengan seorang pemuda berusia 17 tahun yang bernama Randi, karna pemuda tersebut ak...
54.3K 3.5K 24
Apa jadinya jika seorang suami yang melupakan tanggungjawab sebagai kepala keluarga dengan alasan bahwa anak lelaki adalah milik ibunya?
2.7M 290K 49
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...