KUMPULAN CERITA SENI GAY (21+)

By reading4healing

122K 765 35

Cerita Dewasa More

(21+) Suami Yang Digilir Cowok Macho Spanyol
(21+) Si Pemuas Satu Kos
(21+) Si Pemuas Satu Kos 2
(21+) Pemuas Suami Si Bos Bule
(21+) Pacarku Sang Pemuas Satu Geng
(21+) Driver Ojol Arab Plus - Plus
(21+) Tubuh Kekar Suamiku Dijadikan Mainan Lima Atasanku
(21+) Disetubuhi Teman Macho Istriku di Pesta Pantai Binal (1)
(21+) Disetubuhi Teman Macho Istriku di Pesta Pantai Binal (2)
(21+) TUBUHKU DIPINJAMKAN PACARKU DI PESTA LIAR
(21+) BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (1)
(21+) BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (2)
(21+) BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (3)
(21+) Piala Bergilir Pesta Seks Tokyo (1)
(21+) Piala Bergilir Pesta Seks Tokyo (2)
(21+) Di-Double Penetration Di Depan Istri Hamil (1)
(21+) Di-Double Penetration Di Depan Istri Hamil (2)
(21+) PEMUAS PARA PREMAN JALANAN
(21+) Memperawani Suami Muda Tetanggaku
(21+) Lubang Pemuas Pria - Pria Beristri
(21+) Gigolo Biseks Simpanan Mama
(21+) Pesta Bujang Liar Sang Pengantin Pria
(21+) Skandal Besar Menjelang Pernikahan
(21+) Disewa Lionel
(21+) Malam Liar Sang Budak Korporat
(21+) Takdir Seorang C*mdump
(21+) Service Plus-Plus Barber Straight Turki
(21+) Bule Online, Perebut Keperjakaanku
(21+) Salah Kamar, Aku Dapat Sugar Daddy
(21+) NAPAS BUATAN DARI PAPA SAHABATKU
(21+) MENGERJAI DADDY KEKAR BERISTRI
(21+) MENJEBAK SOPIR STRAIGHT BAD BOY
(21+) Menjajal Kejantanan Masseur Impor Rusia
(21+) Legenda Si Otong Monster
(21+) Mesin Pemuas Mantan Dan Gebetan
(21+) PELARIANKU SEORANG PRIA KEKAR BERISTRI
(21+) SI PEMUAS SEKAMPUNG
(21+) Pemilik Tubuh Indah Si Pembantu Ganteng
(21+) PEMUAS DUA GADIS LUGU DI RUMAH
(21+) PELEGA DAHAGA SAHABAT PAPAKU
(21+) TENTARA PEREBUT KEPERJAKAANKU
(21+) BELAH DUREN RAMAI-RAMAI
(21+) NIKMATNYA CUMBUAN PRIA DESA BERISTRI - 1
(21+) NIKMATNYA CUMBUAN PRIA DESA BERISTRI - 2

4 PEREMPUAN DI RUMAHKU BISA DIP4K4I SEMU4

1.1K 12 0
By reading4healing




EMPAT PEREMPUAN DI RUMAHKU BISA DIPAKAI SEMUA

by Jeremy Corazon


Tidak apa-apa aku tidak kaya. Meskipun tidak bisa mewarisi harta Papaku, seorang pebisnis Chindo sukses di Pantai Indah Kapuk, aku cukup bersyukur bisa mewarisi genetik bagus dari beliau. Sepanjang hidupku, aku selalu dianggap menang lotre genetik. Sebagai anak keturunan Tionghoa dan Sunda, aku memiliki kulit yang putih mulus meskipun aku seorang pria. Menurut definisi orang-orang, aku ini tampan. Alisku tebal, bibirku tipis pink, dan hidungku mancung. Aku juga cukup sering melakukan aktivitas fisik sehingga otot-otot tubuhku terbentuk alami dan indah sebagai seorang pejantan.


Ilustrasi: Harris


Namaku Harris. Usiaku sekitar 29 tahun dan sudah beristrikan seorang wanita cantik berusia 24 tahun. Kami sudah lima tahun menjalin mahligai pernikahan, namun kami belum dikaruniai seorang anak. Namanya Nina. Selain berwajah jelita, Nina juga bertubuh bahenol. Jujur saja, aku sama sekali bukan pria kaya raya. Malah, bisa dibilang hidupku sangat pas-pasan. Rumah kami memang di kota Jakarta, tetapi tepatnya di kampung pinggiran yang agak kumuh dan padat penduduk. Rumah ini kuwarisi dari Ibuku yang merupakan seorang gundik dari pengusaha Tionghoa kaya di kawasan Pantai Indah Kapuk. Papaku adalah seorang pria Tionghoa paruh baya yang hobi meniduri pembantunya. Ibuku adalah seorang pembantu muda dari Jawa Barat berkulit putih dan berparas cantik. Alhasil, Papaku pun tergoda dan menodai Ibuku setiap malam hingga beliau hamil anak Papaku. Aku dan Ibuku disingkirkan oleh istri sah Papaku dengan sertifikat sebuah rumah yang kuwarisi dan uang puluhan juta pada masa itu. Sebagai gantinya, Ibuku tidak diperbolehkan menghubungi Papaku kembali. Sampai kepergian Ibuku, aku tidak pernah tahu siapa Papaku. Bisa saja beliau sudah tiada karena usia Papaku katanya jauh di atas Ibuku.


[ … ]


Kini, aku bekerja sebagai office boy di sebuah perusahaan properti di dekat rumahku. Sebagai anak tunggal, aku mewarisi rumah yang dihadiahkan keluarga Papaku. Aku sangat bersyukur bisa mewarisi rumah itu karena letaknya yang strategis, dan tentunya, aku tidak perlu memikirkan biaya sewa rumah di Jakarta yang tentunya makin tahun makin mahal.

Istriku, Nina, berasal dari kampung yang tinggal tidak jauh dari rumahku. Dia juga dari keluarga yang miskin. Ayah Nina meninggal sekitar 10 tahun lalu. Ibunya menjanda dengan tiga anak. Nina adalah anak kedua. Kakaknya yang bernama Lina sudah menikah, tetapi sudah sembilan tahun belum kunjung juga dikaruniai momongan seperti aku dan istriku. Mereka tinggal mengontrak bersama ibu mertuaku dan adik semata wayang istriku, Tina, yang baru berusia 18 tahun dan masih sekolah kelas 3 SMA. 

Selama ini, kehidupan keluarga mereka sepenuhnya aku dan istriku yang menopangnya. Kami membayar kontrakan rumah mereka, dan sebagai gantinya, untuk makan sehari-hari, kedua rumah kami makan makanan yang dimasak oleh ibu mertuaku.  Kak Lina yang notabene anak pertama keluarga tidak sanggup membayar uang kontrakan karena kehidupannya juga sangat pas-pasan. Suaminya bekerja sebagai tukang ojek. Kadang-kadang, jika mendapat hasil agak banyak, dia membantu membeli beras untuk kami semua. Tapi, itu pun jarang sekali. Sebulan paling cuma sekali. Aku tidak pernah menyalahkan Mas Alfian, suami Kak Lina, karena aku tahu tidak mudah mencari nafkah pada masa ini. Aku tidak keberatan menanggung kehidupan keluarga istriku karena aku menyayangi mereka juga. Mereka semua hormat padaku sebagai suami Nina, bahkan Mas Alfian yang usianya lebih tua dariku. Kenyataannya, aku dan istriku adalah satu-satunya pasangan yang sama-sama bekerja. Istriku bekerja sebagai cleaning service di gedung yang sama denganku. Itu pun karena aku mendapatkan kesempatan untuk bisa mengajak dia bekerja dari Pak Direktur yang kasihan dengan hidup kami yang pas-pasan.



Ilustrasi: Harris


Aku bukan pria yang jagoan seks meskipun aku memiliki batang kejantanan yang kata teman-temanku cukup istimewa saat kami mandi bersama di sungai. Memang kuakui, aku ini punya kemaluan yang besarnya di atas rata-rata. Tetapi, aku ini pemalu. Aku bukan playboy. Meskipun kata teman-temanku aku memiliki bakat sebagai playboy, nyatanya hidupku selama ini lurus-lurus saja. Dalam hidupku, aku baru pertama kali berhubungan badan di malam pertama pernikahanku dengan Nina. Tampaknya, Nina sendiri selalu puas dengan apa yang aku bisa lakukan dengan batang kejantananku. Setiap malam istriku selalu minta disebadani. Kadang-kadang, aku sampai tidak mampu memenuhi nafsunya dengan alasan aku lelah. Namun, Nina tidak pernah putus asa. Dia upayakan kemaluanku bisa mengeras. Dia hobi sekali menghisap dan mengulum penisku sehingga akhirnya berdiri juga. Setelah lumayan keras, Nina buru-buru menaiki tubuhku lalu dia bergerak sesukanya.

Jujur saja, aku tidak mampu bertahan lama. Paling lama, aku bisa bertahan 15 menit. Gawatnya lagi, seringnya istriku meminta permainan berlanjut ke ronde kedua dan selanjutnya. Istriku terlihat tidak pernah puas disetubuhi diriku. Dia berupaya membangunkan kembali penisku dengan berbagai cara. Sekitar sejam biasanya penisku bisa berdiri lagi. Dia kembali menaikiku dan berusaha mencari kepuasan dengan penisku di ronde kedua. Penisku di ronde kedua ini biasanya tidak mengeras maksimum. Tetapi, istriku tidak peduli.



Ilustrasi: Harris


Setiap malam, Nina selalu berusaha mencapai kepuasan dari diriku. Tetapi, sayangnya setiap malamnya aku sudah muncrat duluan. Kalau sudah begitu, Nina tidak peduli dan akan memaksaku muncrat setidaknya tiga kali dalam semalam. Besok paginya, biasanya dia akan berusaha lagi membangunkan penisku di pagi hari. Permainan pagi selalu bisa memuaskan Nina. Karena aku mencintai Nina, aku selalu berusaha melayaninya. Bagiku, Nina itu istri yang baik dan tidak pernah mengeluh, meskipun sejak menikahiku, dia belum pernah merasakan kemewahan. Tentu saja, kalau aku harus kelelahan memuaskan dirinya tiap malam, aku sama sekali tidak keberatan.

“Bang Harris sayang, Nina cinta banget sama Abang…” ucapnya setiap malam sambil bercumbu dan memacu tubuhnya di atas tubuhku.

Karena kami tinggal berdua, Nina sama sekali tidak peduli tempat setiap mengajakku bercinta. Kami melakukan di mana pun—mulai dari dapur, ruang tamu, kamar mandi, hingga tentunya kamar tidur. Nina itu sangat suka berciuman. Dia itu paling suka mencium bibirku kalau sedang berduaan. Katanya, bibirku enak sekali diajak saling melumat.

“Bang, lumat bibir Nina!”



Ilustrasi: Harris


Biasanya, aku dan Nina saling melumat bibir sambil menonton TV sehabis kerja. Dia biasanya melepas bra yang dia pakai dan menciumi bibirku sambil menggesek-gesekkan memeknya di kontolku.

“Bang Harris ganteng banget… Nina sangat beruntung bisa diperistri Bang Harris…”

“Kamu juga cantik, sayang…” ucapku menanggapi perkataannya.

Istriku sebetulnya mempunyai daya tarik seks yang tinggi. Tubuhnya langsing dengan tetek yang cukup besar, membuat tubuhnya tampak bahenol. Pinggangnya singset dan pantatnya besar nan seksi. Yang membuatku kurang mampu bertahan lama dalam bersetubuh dengannya adalah vaginanya sangat menjepit. Alhasil, ketika penisku menyelip di lubang vaginanya, rasa nya luar biasa nikmat… Bukan hanya itu, wajah Nina juga cantik. Meskipun dia tidak berkulit putih seperti artis, wajahnya bersih tanpa jerawat dan hidungnya mancung. Suaranya juga terdengar serak-serak basah, sangat eksotis di telinga pria. Aku suka mendengar suaranya mengerang saat bercinta denganku. Sebetulnya, istriku adalah wanita yang sempurna. Apalagi, memeknya terlalu enak, sehingga membuat aku kurang mampu bertahan lama di ranjang. Dan yang lebih berat lagi, tiap malam selalu minta jatah.

Itulah sedikit latar belakang kehidupan seksku dengan istriku. Sebenarnya, tidak ada yang istimewa untuk ditulis sebagai cerita. Namun, paparanku berikut ini lah yang unik dan mungkin layak untuk disimak karena jarang ditemukan dalam keluarga normal.


[ … ]



Ilustrasi: Harris


Jakarta semakin hari semakin mahal saja. Harga sembako semakin meningkat, namun gaji naiknya tidak sepadan. Kehidupan perekonomian kami semakin hari pun semakin berat. Akhirnya, kami tidak kuat membiayai ibu mertua untuk melanjutkan kontrakan rumahnya. Ibu mertua serta semua keluarga istriku kemudian tinggal berkumpul di rumahku. Aku tidak mempermasalahkannya karena aku sayang kepada mereka semua. Karena aku anak tunggal dan Ibuku sudah meninggal lama, aku sangat menghargai keluarga istriku yang sebenarnya baik padaku. Apalagi, aku merasa kedatangan mereka cukup membawa hoki. 

Setelah kami memutuskan keluarga istriku untuk tinggal bersama kami, aku mendapatkan rezeki untuk membangun rumahku menjadi dua lantai. Selama ini, rumahku hanya memiliki dua kamar. Kami membangun lantai kedua untuk membuat kamar yang kemudian untuk kamar aku dan istriku. Ada ruang sisa sedikit yang kami gunakan untuk ruang keluarga untuk bersantai. Ibu mertuaku dan adik iparku menempati bekas kamarku di lantai bawah. Satu kamar tamu kami gunakan untuk kamar Kak Lina dan suaminya, Mas Alfian. Dengan bergabungnya ibu mertua dan kedua saudara serta ipar istriku, rumahku jadi semakin ramai. Namun, Nina tidak berubah. Dia tetap menuntutku setiap malam memuaskan nafsunya.

Ibu mertuaku itu tiga kali menikah. Semua mantan suaminya meninggal dan beliau menikah lagi tidak lama kemudian. Ketiga anaknya berasal dari suami yang berbeda. Aku menduga istriku mewarisi besarnya nafsu seks ibunya. Aku pun menduga, jika tidak besar dorongan nafsu seks ibu mertuaku, tidak mungkin beliau menikah sampai tiga kali. Itu hanya perkiraanku saja sih. Kenyataannya, aku sendiri kurang tahu. Semua itu hanya asumsiku saja.

Setelah sebulan ibu mertuaku tinggal di rumah, aku mulai disuguhi minuman yang katanya obat untuk kesehatan oleh ibu mertuaku itu. Aku bukanlah orang yang suka minum jamu karena tidak tahan rasa pahit. Namun, aku selalu dipaksa dan kalau minum selalu ditunggu oleh beliau sendiri. Aku pun lama-lama bertanya kepada istriku.

“Sayang, kenapa sih Ibu selalu memaksa aku minum dua gelas jamu itu tiap hari?”

Istriku sambil lalu menjawab, “Biar Abang tidak mudah sakit dan kuat bekerja lah, sayang…”

Kalau cuma untuk kesehatan, kupikir kan banyak jamu-jamu di tukang jamu. Kenapa ibu mertuaku repot-repot meracik sendiri jamu untukku tiap paginya? Rasa jamu racikan ibu mertuaku yang jelas sepet dan agak pahit. Ada juga yang manis madu di gelas kedua. Sebulan setelah aku rutin meminum jamu itu, aku merasa gairah seksku agak meningkat. Yang jelas, kurasakan aku jadi semakin mudah terangsang, dan kalau sedang ngaceng, rasanya kontolku jadi keras sekali. Sungguh tidak seperti biasanya. Lama-lama, bukan hanya keras, tetapi aku jadi mampu bertahan lebih lama dari biasanya dalam bercinta. Untuk bangkit di ronde kedua, kontolku juga lebih cepat bangun. Apalagi, di ronde kedua itu, kontolku juga keras seperti kayu dan bisa bertahan cukup lama. Pernah, suatu kali aku bisa menyetubuhi istriku tiga jam tanpa berhenti dan crot tiga kali di dalam memek dia.


Ilustrasi: Harris


Aku merasa dampak dari ramuan jamu ibu mertuaku membuat diriku semakin jantan. Bila sebelumnya Nina yang paling sering menginisiasi seks, kini aku juga sering sekali memulai langkah untuk mengajak istriku bermain cinta.

“Sayang, Abang di kantor kepikiran memek kamu terus,” ucapku segera melumat bibir istriku dan memainkan putingnya ketika aku menutup pintu kamar lagi.

“Nina juga, Abang sayang…” ucap Nina lalu memainkan lidahnya di dalam mulutku dan membuka resleting celanaku. “Nina hisap dulu kontol Abang, ya?”

Aku pun mengangguk-angguk setuju. Masih berpakaian lengkap, Nina hanya membuka resletingku dan memuluti kontolku. Aku sendiri cuma bisa menikmati permainan nakal dari istriku sambil tanganku meraih tetek istriku yang mulus dan halus itu. Aku pun berakhir menuntaskan orgasme di mulut istriku satu kali sebelum membanjiri memeknya dengan pejuh.

“Sayang, nanti malam masih mau kan Abang genjot lagi?” tanyaku masih belum puas menikmati tubuh istriku.

“Mau dong, sayang!” jawab istriku kegirangan. “Kan Nina belum crot juga, sayang… Nina mau digenjot lagi sampai Nina keenakan…”

Aku pun mulai menyadari bahwa jamu yang dibuat ibu mertuaku benar-benar berdampak baik dalam performaku dalam bercinta. Alhasil, aku jadi ketagihan terus untuk melahap jamu ramuan ibu mertuaku. Istriku akhirnya buka rahasia keesokan harinya setelah kami bercinta.

“Sebenarnya, selama ini itu jamu kuat, sayang…” ucap istriku sambil bernapas tersengal-sengal akibat permainan liar kami. “Nina yang minta ke Ibu biar dibuatkan jamu untuk mendongkrak stamina seks Abang…”

Namun, anehnya, meskipun permainanku semakin lama dan liar, hal itu tidak selalu membuat istriku puas. Pernah aku bermain sampai lima jam dan berganti-ganti posisi, istriku tetap saja sulit mencapai orgasme. Menurut ibu mertuaku, seperti diceritakan oleh istriku, aku kurang menguasai teknik-teknik memuaskan pasangan. Terus terang dalam hati aku agak jengkel juga mendengar paparan seperti itu. Tapi, aku tahan saja dan berusaha tidak menunjukkan rasa kesalku ke istriku. Sejak dia terbuka padaku soal konsultasi seks dengan ibunya, istriku sering berusaha memperbaiki posisi kami bersenggama. Namun, hasilnya tetap saja istriku sulit mendapat kepuasan meski mainnya sudah bisa lama.

Terus terang aku memang culun soal seks. Pada awal perkawinanku, aku tidak mengerti apa itu clitoris atau itil. Aku juga tidak mengerti maksudnya orgasme, apalagi letak g-spot, aku tidak tahu sama sekali. Aku mungkin agak kurang gaul mengenai masalah seks, jadi ketika malam pertama pun, aku kikuknya luar biasa. Istriku lah yang membantu aku mengarahkan kontolku ke dalam nonoknya. Eh, jangan menduga negatif dulu! Istriku juga masih perawan waktu itu, kok. Dia hanya lebih mengerti saja mengenai anatomi tubuhnya sendiri.

Suatu hari, pada malam hari sehabis bercinta, istriku berbicara kepadaku dengan materi yang sangat mengagetkan. Dengan tubuh yang masih penuh keringat dan ludahku karena jilatan lidahku di sekujur tubuh istriku, Nina menceritakan sebuah kegilaan besar.

“Abang sayang, Ibu kasih saran untuk mengajari Abang bagaimana cara memuaskan istri…” ucapnya membuat aku kaget setengah mati. “Kata Ibu, lebih baik praktek sama Ibu secara langsung… Kalau secara lisan, nanti tidak cepat berhasil…”



Ilustrasi: Harris


Aku benar-benar kaget bukan main! Artinya, aku akan berhubungan badan dengan ibu mertuaku sendiri? Dalam keadaan bingung, istriku malah mendesak agar aku mau menerima tawaran ibu mertuaku.

“Sudah lah, Bang… Jangan banyak dipikirkan… Yang penting, Nina dan Abang bisa saling memuaskan di ranjang… Ibu cuma mau bantu aja…”

Tidak mudah bagiku menerima begitu saja tawaran istriku. Bukannya munafik, tetapi selama ini aku menaruh hormat dan menyegani ibu mertuaku. Aku juga tidak pernah memperhatikan daya tarik seks ibu mertuaku karena aku tidak ingin berpikiran macam-macam terhadap beliau. Namun, sekarang aku menghadapi tantangan untuk melakukan hubungan badan dengan beliau dari permintaan istriku sendiri.

Apalagi, semakin lama, semakin sulit menolak bujukan istriku. Padahal, sejak istriku bercerita aku akan diajari memuaskan istri oleh ibu mertuaku, aku jadi tidak berani memandang mata beliau. Aku merasa sangat malu jika bertemu beliau. Malahan, kalau aku yakin di rumah hanya ada ibu mertuaku, aku sengaja menunda kepulangan sampai di rumah ada Tina atau istriku.

Sampai suatu hari, aku terpaksa mengikuti skenario istriku yang intinya aku harus berhubungan badan dengan ibu mertuaku. Malam itu, Tina menginap di sekolah untuk camping. Kak Lina dan Mas Alfian sedang pulang kampung ke rumah Mas Alfian di Jawa Tengah. Aku pun diharuskan hanya memakai sarung saja untuk tidur di kamar dan lampu digelapkan. Istriku akan tidur di kamar bawah dan ibu mertuaku akan naik ke atas ke kamar kami.


[ … ]



Ilustrasi: Harris


Dalam keadaan tidak menentu sambil menunggu kunjungan ibu mertuaku, aku benar-benar nervous. Tetapi, anehnya kontolku ngaceng juga membayangkan apa yang akan terjadi. Sepertinya pikiran di otakku tidak sinkron dengan selangkanganku. Di tengah kegundahanku, ibu mertuaku terlihat mulai masuk ke kamar. Aku diam saja. 

“Santai saja ya, Nak…”

Beliau mulai meraba sarungku lalu diloloskan sarungku dari kakiku. Tanpa menunggu lama, ibu mertuaku sudah menggenggam kontolku yang memang sudah mengeras sempurna. 



{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

 

“Nikmati ya, Nak…” ucap ibu mertuaku dengan santai sambil terus melahap kontolku. “Nanti si Nina juga Ibu ajari biar bisa ngisep lebih enak lagi kayak Ibu…”



Ilustrasi: Harris


Ibu mertuaku mulai agresif dalam menghisap kontolku. Kepalanya diputar-putar dan hisapannya semakin dalam, membuat rasa nikmat di kontolku semakin tak terbendung. Aku benar-benar keenakan seperti kehabisan napas. Tapi, aku masih bisa menahan diriku untuk tidak melakukan gerakan. Hanya napasku yang terus menderu karena perbuatan nakal ibu mertuaku. Tiba-tiba, ibu mertuaku pun berdiri lalu membuka celananya. Aku tidak bisa melihat terlalu jelas keadaannya. 

“Harris, jilat memek Ibu ya, Nak…”

Ibu mertuaku berbaring di sampingku, lalu membuka kain yang menutupi memeknya. Dia memamerkan memeknya yang mulus dan tercukur rapi. Tangannya membelai-belai memeknya sendiri, menunjukkan liang kenikmatannya yang berwarna pink untuk menggodaku.

“Perempuan itu keenakan kalau memeknya dijilati lidah laki-laki,” jawab ibu mertua dengan santai. “Lidah kamu gelitik memek Ibu ini sampai basah ya, Nak…”

Ibu mertuaku getol menyuruhku menjilati memeknya. Aku tidak punya pilihan lain. Ini akan menjadi pertama kalinya aku menjilat memek wanita. Aku bahkan tidak pernah menjilati memek Nina.

“Di sini lho, Nak Harris…” lanjut ibu mertuaku karena aku tidak kunjung menuruti permintaannya. “Tepat di titik ini ya, Nak…”

Sejatinya, aku merasa agak jijik… Tetapi, saat itu mungkin nafsuku sudah tinggi, jadi aku turuti kemauan beliau. Tadinya aku kira memek beliau bakal berbau pesing selazimnya lubang kencing, namun memek ibu mertuaku ini nyaris tanpa bau. Aku salut beliau pandai sekali merawat organ kewanitaannya. Lidahku pun kujulurkan untuk menyapu satu titik yang tadi ditunjukkan beliau. Ibu mertuaku mengajari agar aku mengonsentrasikan jilatan lidahku ke titik yang dia tunjuk itu.

“Arahkan sini, Harris…”

Titik itu terasa agak menonjol. Aku dipaksa agar tidak mengubah-ubah gerakan dan berpindah ke titik selain yang ditunjuk. Berkali-kali aku diingatkan agar jangan berpindah-pindah fokus jilatan lidahku. Aku sih suka menjilati titik itu karena mertuaku mengejang-ngejang dan merintih-rintih setiap lidahku mengulik titik itu. Tangannya memegangi kepalaku agar aku tidak berpindah jilatan. 



{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

“Tunggu dulu ya, Nak… Ahhhh… Tunggu,” ucapnya dengan tubuh terguncang. “Kalau tubuh wanita sudah mulai kejang-kejang mau keluar, kamu berhenti dulu ya, Nak Harris… Ulur dulu orgasmenya biar istri kamu keenakan…”

Setelah napasnya mulai normal, beliau menarik tanganku.

“Sekarang, kita mulai penetrasinya, ya…”

Aku makin terangsang ketika ibu mertuaku mengatur agar aku menindih tubuhnya. Tanpa buang-buang waktu, beliau menuntun penisku yang keras memasuki lubang memeknya.

“Ayo, masukin kontol kamu, Nak Harris…” ucap beliau dengan suara parau. “Ibu sudah tidak sabar ingin merasakan penuhnya memek Ibu gara-gara kontol kamu…”

Aku pun menurut. Tanpa ragu-ragu lagi, aku arahkan ujung kontolku ke bibir memek ibu mertuaku. 



{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

“Sambil remas tetek Ibu ya, Nak Harris…”

Tetek beliau minta diremas-remas. Aku merasakan tetek beliau lebih besar dari tetek istriku. Bentuknya lebih besar meski tidak sekenyal milik istriku. Mungkin karena faktor usia, ya… Sekitar lima menit aku genjot, ibu mertuaku mengerang panjang panjang dan mendekapku keras sekali. Memeknya terasa berdenyut-denyut.

“Istirahat sebentar, Nak…” ucap ibu mertuaku sambil memejamkan matanya dan berdesis-desis. “Kamu harus baca sinyal tubuh wanita… Kalau istrimu mau orgasme, tahan dulu… Ulur dulu… Biar nanti pas orgasme, dia benar-benar keenakan…”

Setelah itu, aku diminta menggenjot lagi dengan posisi seperti tadi. Belum ada lima menit, ibu mertuaku sudah mengerang panjang lagi. Dia minta istirahat sebentar. Begitulah sampai erangan panjang ketiga, aku pun menyemprotkan spermaku.

Ibu mertuaku memang pakar dalam soal hubungan seks. Dia merangsangku sedemikian rupa sehingga tidak sampai setengah jam, kontolku sudah mengeras lagi. Kali ini, ibu mertuaku minta di posisi di atas. Dia melakukan gerakan sementara aku pasif saja. Aku meremasi teteknya yang menggantung di depanku. 

“Benar, Nak… Mainin tetek Ibu… Kayak begini nih… Sebagai pria, kamu harus memuja tubuh wanita…”



Ilustrasi: Harris


Aku pun cuma mengangguk. Kali ini, tidak cuma meremasi tetek ibu mertua, mulut dan lidahku pun mulai memainkan tetek beliau… Aku sedot lembut tetek ibu mertuaku bergantian sambil tanganku meremas-remas pantatnya sebagai tumpuan persenggamaan terlarang kami.

“Kamu ini sudah ada bakat memuaskan wanita, Nak… Wajahmu ganteng… Badanmu bagus… Kulitmu putih mulus… Kontol kamu gede juga…” ujar ibu mertuaku sambil merem-melek, menikmati dalamnya kontolku menembus memeknya serta hisapan nakal lidahku di teteknya. “Tinggal dikasih bimbingan sedikit begini… Siap banget Nak Harris buat jadi pemuas wanita…”

Mendengar pujian dari ibu mertuaku, aku pun semakin hilang kendali dan menyodok-nyodokkan kontolku semakin dalam di dalam memek beliau.  

{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

Jika ada yang pertama, pasti ada yang kedua, ketiga dan seterusnya. Begitulah hubunganku dengan mertuaku berlanjut di samping aku tetap melayani istriku. Nina kemudian memujiku karena permainanku menjadi lebih hebat. Pada ronde pertama, istriku setidaknya bisa mendapat tiga kali orgasme. Aku pun mulai memasukkan jilat memek di menu rutin persenggamaan kami. Di ronde kedua, seringkali istriku menyerah tidak mampu meladeniku sampai aku muncrat.

“Sayang, Abang makin jago mainnya…” ucap Nina begitu keenakan. “Tidak salah deh Ibu ngajarinnya… Nina jadi bersyukur banget… Ini yang benar-benar Nina mau dari Abang selama ini…”

Dan sejak hari itu, kehidupanku berubah total. Nina masih menyarankan agar aku belajar lebih banyak dari ibunya untuk mengasah kemampuan ranjangku. Aku pun mau-mau saja karena kini aku bisa menikmati hubungan senggama dengan dua wanita tanpa merasa berdosa. Bedanya, dengan ibu mertua, aku sama sekali tidak mau mencium bibirnya. Aku cuma menghisap memek, tetek, serta sekujur tubuhnya sebelum menyetubuhinya sebagai bahan pembelajaran.

Permainanku dengan ibu mertuaku sangat kami rahasiakan dari kakak ipar dan adik iparku. Namun, aku semakin menikmati permainan ini ketika semuanya serba menantang. Aku sering kali curi-curi waktu pulang sebentar di siang hari di saat kakak ipar dan adik iparku belum pulang sekolah hanya untuk melakukan hubungan dengan mertuaku. Beruntungnya, kakak iparku, Lina, bisa kubantu mendapatkan pekerjaan sebagai admin di perusahaan pengiriman tempat aku bekerja sambilan. Selain bekerja sebagai office boy, aku juga merangkap menjadi kurir. Kesempatan bepergian itu aku sempatkan pulang sebentar untuk mereguk memek ibu mertuaku. Ibu mertuaku sangat senang bila aku mengunjungi di siang hari. Dia nafsunya juga besar seperti juga istriku.



Ilustrasi: Harris


Pernah ketika Tina ada studi wisata ke Yogyakarta dan Kak Lina serta Mas Alfian pulang ke kampung Mas Alfian, aku main bertiga bersama istri dan ibu mertuaku di satu kamar. Aku pun bergantian melayani memek mereka. Dalam keadaan nafsu di ubun-ubun, tidak ada rasa kikuk dan sungkan kepada mertua. Aku sudah menganggap dia adalah partner seksku yang sangat memuaskanku. 

Sayangnya, situasi memang cepat berubah. Suami Kak Lina ikut program TKI bekerja di Malaysia. Kak Lina sendiri tetap tinggal di rumahku namun memilih berhenti bekerja untuk membantu ibu mertuaku di rumah. Hubunganku dengan ibu mertua sejak itu agak terganggu. Sulit sekali mencari waktu senggang yang aman untuk berhubungan badan. Padahal, di titik ini aku sudah ketagihan memek ibu mertuaku. Ibu mertuaku pun sepertinya juga sama. Jika seminggu aku tidak menyetubuhi beliau, maka pagi-pagi sekali, sekitar pukul tiga subuh, ibu mertuaku akan naik ke kamarku lalu membangunkanku. Kesempatan itulah digunakan untuk minta dipuaskan olehku. Biasanya, istriku tetap tidur di sebelah kami karena kecapean habis aku entoti semalaman.

Sebagai orang yang sudah berkeluarga dan merasakan hubungan suami istri, Kak Lina menangkap ada sikap aneh antara aku dan ibu mertuaku. Feeling perempuan agaknya susah dikelabui. Kak Lina tidak pernah sekalipun memergoki aku bermain dengan ibu mertuaku, tetapi dia mencurigai aku punya hubungan khusus dengan ibu mertua. Kak Lina menanyai istriku mengenai kemungkinan adanya hubungan ganjil antara kami berdua. Istriku mengaku kepadaku bahwa dia tidak bisa berbohong ke kakaknya dan menceritakan terus terang malah dari awal hubunganku dengan ibunya diceritakan semua.

“Akhirnya, Nina ngaku Bang ke Kak Lina,” ucapnya tampak kebingungan.

“Waduh, gimana sih, sayang?” jawabku merasa canggung. “Terus Abang harus bagaimana dong?”

Bukan istriku saja yang diinterogasi, tetapi ibu mertuaku juga didesak untuk berterus terang. Mengetahui bahwa Nina sudah menceritakan apa adanya, ibu mertuaku tidak bisa berkilah lagi. Beliau malah bercerita bahwa beliau mengajari aku bermain dengan posisi yang memuaskan pasangan serta memberi jamu. Aku jadi malu sekali rasanya jika berpapasan dengan Kak Lina. Aku tidak berani memandang wajahnya setiap kali berpapasan dengannya karena rasa malu itu. Kak Lina tubuhnya lebih kecil dari istriku dan lebih pendek. Meski begitu, dia memiliki bentuk tubuh yang lumayan bahenol. Kadang-kadang, aku gemas sekali sama dia dan ingin menggendongnya. Tetapi, semua itu aku buang jauh-jauh karena aku tahu aku tidak seharusnya berpikiran soal seks juga kepada kakak iparku.

Suatu hari, ketika aku sedang makan sendirian di bawah, ketika istriku sudah naik ke tempat tidur lebih dahulu, aku didekati Kak Lina. Dia berkata sudah tahu semua skandal di rumah ini. Aku diam saja tidak bisa membela diri. Dari roman mukanya tidak terlihat dia marah atau benci. Matanya malah agak genit. 

Dari pada aku bingung menjawab semua ocehannya, maka aku tanya saja, “Apa Kakak mau juga mengajariku?”

“MAU!” jawab Kak Lina begitu cepat, membuat aku kagok setengah mati. “Jujur, aku pengen juga dong ngerasain kontol kamu, Harris… Mas Alfian kan sudah enggak ada di Jakarta. Daripada masturbasi sendiri, mendingan aku main yang beneran sama kamu, kan?”

Dibilang begini, aku cuma terdiam seribu bahasa. Tetapi, kontolku ngaceng luar biasa saat itu.



Ilustrasi: Harris


“Lagian, sejak Kakak ketemu kamu, Kakak memang sudah nafsu sama kamu, Harris… Kamu ganteng… Putih… Beda banget sama Mas Alfian…” ucap Kak Lina terang-terangan. “Siapa yang enggak pengen bisa dientot kamu?”

Kak Lina pun memegang tanganku, merasakan bisep sama trisepku. Kebetulan, saat itu aku sedang memakai kaos tidak berlengan. Dia dengan santainya memepermainkan lenganku.

“Sebentar deh… Ntar dulu, ya… Aku tanya istrimu… Siapa tahu dia bilang enggak boleh? Aku kan enggak enak…” katanya lalu bergegas naik ke kamar istriku.

Sekitar lima menit kemudian, Kak Lina turun sambil senyum-senyum. “Boleh kok kata istrimu…”

Sekarang, aku yang jadi bingung… Kakak iparku ini kayaknya ngebet banget disetubuhi, tapi mau main di mana? Di bawah ada adik iparku yang masih remaja di sebelah kamarnya. Di atas, ada istriku. Ini yang memusingkan… 

Akhirnya, aku tanya, “Maunya main di mana, Kak?”

“Di kamarmu saja… Di atas… Si Nina sudah memperbolehkan kok, Harris… Tapi ada syaratnya… Syaratnya, dia harus dapat jatah dulu baru selanjutnya kalau dia sudah tertidur, baru kamu melayani aku,” kata Kak Lina sambil berbisik agar tidak terdengar Tina.

Setelah selesai makan dan menghisap sebatang rokok ditemani secangkir kopi buatan Kak Lina, aku naik ke kamarku. Rupanya istriku masih belum tidur.

“Bang, Kak Lina minta jatah juga tuh… Tadi dia sudah ngomong sama Nina, tapi Abang puasin Nina dulu ya, Bang… Nina kan sudah nunggu Abang dari tadi…” kata istriku manja.



{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

 

Aku sebetulnya ingin menuntaskan orgasmeku juga. Tetapi, mengingat masih ada tugas lagi melayani Kak Lina, aku terpaksa menunda mencapai kepuasan tertinggiku. Karena badanku juga ikutan lelah, aku tidak sadar tertidur hanya mengenakan sarung saja setelah menyetubuhi Nina. Entah jam berapa saat itu, aku merasa kontolku tiba-tiba dihisap. Kulihat dari keremangan kamar, ternyata Kak Lina yang sedang bermain dengan kontolku.

“Kamu belum cuci kontol kamu ya, Harris? Masih bau pejuh…” ucap Kak Lina sambil memainkan kontolku seperti sebuah lolipop. “Tapi, enggak apa-apa kok… Malah enak…”



Ilustrasi: Harris


Aku merasakan kontolku dikenyot-kenyot dan disedot kuat sekali sampai rasanya spermaku dipaksa keluar semua. Permainan sedotannya dan jilatannya membuat aku terangsang sekali sampai akhirnya bobol juga pertahananku dan muncrat di dalam mulut Kak Lina dalam waktu kurang dari lima menit. Bukannya dia lepas kontolku dari mulutnya, Kak Lina malah semakin getol menyedot habis spermaku yang keluar dan membuatku kegelian luar biasa. Kepala kontolku rasanya ngilu banget karena pejuhku tuntas di mulut Kak Lina. Dalam keadaan ngilu itu, aku terpaksa menahan dengan sekuat tenaga sampai semua spermaku habis ditelannya.

“Mani kamu bau pete, lho… Tadi kamu makan pete, ya?” tanya Kak Lina iseng.

Aku tadi siang memang melahap pete karena aku makan Nasi Tempong, ditraktir orang kantorku yang lagi ulang tahun. Pete dan jengkol memang lauk favoritku. Namun, dalam keadaan seperti ini, aku jadi malu karena habis makan pete. Kontolku yang lemas dimainin terus sama Kak Lina dan dijilati di sedot sampai akhirnya bangun dan kembali keras. Tubuhku ditariknya dan aku diminta menindih tubuhnya yang ternyata sudah bugil. 



Ilustrasi: Harris


“Harris, cium bibirku, ya…” ucapnya sambil aku menindih tubuhnya karena tarikannya tadi. “Aku paling suka ciuman… Sama Mas Alfian, aku tiap hari ciuman…”

Melihat muka Kak Lina yang imut itu, aku pun tergoda. Aku setuju untuk mengecup bibirnya. Bukan cuma kecupan, lidahku pun aku julurkan dan bermain-main di dalam lidahnya. 



{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

“Pelan-pelan, Harris… Kontol kamu gede banget… Jauh lebih gede dari kontol Mas Alfian…” ucap Kak Lina mengeluh agar aku menekannya pelan-pelan karena agak sakit. “Aku harus biasain terlebih dahulu…”

Aku pun mengangguk. Lidahku terus bergerilya di dalam mulut Kak Lina sambil kontolku aku tekan semakin dalam ke dalam memek Kak Lina. Tanganku juga kumainkan di tetek Kak Lina agar dia lebih santai dan otot-otot kelaminnya terbuka. Pelan-pelan, kontolku menerobos masuk ke dalam memek sempit Kak Lina. Kak Lina melenguh keenakan bersamaan dengan penetrasi kami. Setelah kontolku bisa masuk semua, terasa sekali memeknya sempit banget menjepit batang kemaluanku. Kupikir, mungkin karena badan Kak Lina kecil, lubang memeknya juga kecil. Aku genjot pelan-pelan, rasanya nikmat banget karena memeknya terasa sempit dan licin.

“Ahhhh… Pelan, Harris…” ucap Kak Lina mulai bereaksi dengan permainanku. “Enak banget, Ris… Ahhhh…”

Kami pun kembali beradu bibir. Kumasukkan lidahku di dalam mulut Kak Lina dan lidah kami mulai bertautan. Rasanya nikmat sekali berhubungan badan dengan kakak iparku itu sambil berciuman seperti ini. Aku pun mulai mempraktekkan berbagai posisi yang diajari ibu mertua sehingga Kak Lina mulai merasakan enak. 


{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

 

Tubuh Kak Lina benar-benar kunikmati semua dengan semua inderaku. Sambil terus menyodok-nyodok liang senggamanya, mulut dan lidahku terus mencumbui sekujur tubuhnya sambil tanganku meremas-remas badan bahenolnya. Kak Lina mengerang-erang tanpa bisa menahan dirinya, yang mana aku harus bungkam dengan kecupan bibirku. 

“Enak banget kamu mainnya, Ris…” ucap Kak Lina seperti wanita jalang. “Ris, bibir kamu enak… Ludahi mulutku Ris…”

Aku pun menuruti. Kak Lina membuka mulutnya sambil matanya memandang wajahku dengan pandangan sangat genit. Cuih… Setelah kuludahi mulut Kak Lina yang terbuka dengan jalangnya, aku lumat habis bibir tipisnya. Memeknya berkedut-kedut saat aku meludahi mulut manisnya, tampak menikmati sekali permainan nakalku. Akibatnya, kami semakin liar dalam bersenggama. Kami mengadu alat kelamin kami lebih ganas. Kasur king size yang kami berdua bagi bersama istriku itu semakin bergoyang-goyang kencang. Terlihat Nina juga mengigau, sedikit terganggu dalam mimpinya dengan kondisi kasur yang penuh goyangan nafsu diriku dan kakaknya. Menjelang orgasme, memek Kak Lina terasa semakin sempit. Desahan dari mulut Kak Lina berubah menjadi rintihan yang lumayan keras.

“Bang, Kak Lina, pelan-pelan dong! Jangan berisik! Malu sama tetangga!” bisik Nina terbangun karena berisiknya persenggamaan kami.

Kak Lina berusaha menahan suaranya dengan membungkam mulutnya. Tetapi, menjelang dia orgasme, Kak Lina merintih lagi dan malah agak setengah berteriak bersamaan dengan orgasme yang dia dapat dari kejantananku. Istriku terbangun langsung menutup mulut kakaknya.

“Pelan-pelan lah, Kak!”

Kak Lina kejang-kejang, menikmati sekali permainan kontolku di memeknya. 

“Ahhhh… Aaahhhh… Oooohhh… Enak…” ucap Kak Lina dalam dekapan tangan Nina.



{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

Rasanya belum lama aku tertidur, sudah ada lagi yang ngenyotin kontolku. Kulihat kebawah, ternyata dia adalah ibu mertuaku.

Aku memang bisa ngaceng, tetapi tubuhku terasa lelah sehingga aku minta ibu mertuaku main diatas. Aku pun memejamkan mataku dan tertidur saking kecapaiannya. Mungkin dua kali ibu mertuaku orgasme malam itu, lalu beliau menyingkir kembali ke kamarnya. Istriku yang terganggu tidurnya tadi terpaksa menonton ibunya ngentot dengan aku. Mungkin dia pun terangsang lagi sehingga dia minta izin main dengan posisi dia di atas. Lumayan juga memeknya memang enak juga. Tapi itu pun tidak sampai menghantar aku muncrat meskipun dia sudah dapat dua kali.

Di luar keadaan sudah mulai terang. Padahal, aku masih agak mengantuk. Aku bilang ke istriku agar dia berangkat duluan ke kantor dan memberi tahu orang di kantorku bahwa aku ada urusan keluarga sehingga aku baru bisa masuk kantor untuk shift siang. Kebetulan kantor sedang tidak terlalu sibuk sehingga aku masih bisa mengubah jadwal semauku.

Aku pun memanfaatkan waktu untuk tidur sampai jam 12 siang. Begitu bangun, aku bergegas mandi dan sarapan makanan yang disiapkan ibu mertuaku dan meminum kopi buatan Kak Lina. Sambil aku menyantap sarapanku, Kak Lina dan ibu mertuaku tiba-tiba gelendotan di sisi kiri dan kananku. Bukan hanya itu, tangan mereka iseng banget dan merabai kontolku.

“Bu… Kak Lina… Saya lagi terburu-buru nih… Sebentar lagi, saya harus bergegas ke kantor…”

“Ya sudah, kamu selesaikan sarapan kamu saja, Ris…”

Ibu mertua serta Kak Lina pun saling mengedipkan mata mereka genit. Di luar nalarku, ibu mertuaku berjongkok di bawah meja makan. Tanpa malu-malu lagi, beliau mengeluarkan kontolku yang sudah setengah tegang karena permainan mereka dan memasukkannya dengan santai ke mulut beliau.  

{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

Sejak malam liar itu, dalam seminggu, aku bisa tiga kali main secara marathon melayani nafsu istri, kakak ipar dan ibu mertuaku. Berkat pelayananku yang memuaskan untuk mereka bertiga, mereka pun kelihatannya semakin rukun. Pada situasi formal, aku memposisikan mereka sesuai dengan kedudukannya, yaitu sebagai ibu mertua yang aku hormati, sebagai kakak ipar yang aku segani, dan sebagai istri yang aku manjakan. Namun, jika di ranjang, mereka bertiga tidak lagi punya status kecuali ingin dipuaskan oleh kontolku.



Ilustrasi: Harris


Selama tidak ada Tina, kami bebas menggelar pesta seks. Biasanya, kami main di kamar atas. Sering kali saat istriku belum pulang kerja, aku pulang duluan sehingga saat di rumah tidak ada Tina, kesempatan itu dimanfaatkan oleh ibu mertua dan Kak Lina untuk merenggut kepuasan dari tubuhku. Meskipun aku hanya seorang office boy, aku memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh bos-bosku yang uangnya jauh lebih banyak. Toh mereka kelihatan ada effort banget main dengan wanita selain istrinya. Ada yang harus membelikan apartemen, mobil, atau memberikan uang belanja bulanan. Padahal, belum tentu seminggu bisa dipakai satu kali. Sekarang, aku bukan lagi pria culun seperti beberapa bulan yang lalu. Aku bangga sekali dengan kemampuanku di ranjang. Tiga perempuan aku puaskan dengan kejantananku sehingga rukun dan sejahtera, tanpa perlu keluar biaya ekstra, bahkan mendapat biaya ekstra. Biaya itu di dapat dari Mas Alfian, suaminya Kak Lina yang bekerja sebagai TKI di Malaysia. Uang bulanan dari Mas Alfian diberikan Kak Lina padaku untuk mengelola.

Namanya juga laki-laki normal. Meskipun sudah tiga perempuan yang menjadi santapanku di rumah, aku masih tergoda untuk menikmati Tina, perempuan keempat di rumahku. Bagaimana tidak, Tina ini seksi sekali. Selain usianya paling muda, tubuhnya terlihat sangat seksi, tinggi dan kulitnya putih serta rambut hitam yang lebat. Di usianya yang 18 tahun, Tina tumbuh menjadi sosok wanita muda yang cantik. Sebetulnya, tidak pantas baginya tinggal di rumah yang kumuh seperti rumahku. Pantasnya tinggal di rumah-rumah bagus dengan AC dan kolam renang.

Mungkin karena malas tidur di kasur sempit bersama ibu mertuaku, Tina seringkali memboyong kasur busa tipis yang kami simpan di gudang ke atas dan tidur di ruang santai di luar kamarku. Sebetulnya, Tina anaknya penakut. Mungkin karena di atas tempatnya lebih lega dan sejuk, dia memilih melawan rasa takut dan tidur di sana. Kalau dia tidur di atas, lampu depan kamarku dibiarkan tetap menyala sehingga terang benderang.

Sebetulnya, aku agak terganggu karena pasti desahan istriku bakal terdengar si Tina di luar. Apalagi, istriku tidak pernah bisa menahan desahannya saat bercinta. Bahkan, erangannya saat orgasme tidak bisa ditekan. Aku mencermati semakin hari sorotan mata Tina agak menyelidik ke aku. Aku bertanya dalam hati apakah Tina mengetahui apa mencurigai hubunganku dengan ibu mertua dan kakak ipar? Pernah satu kali kutanyakan ke istri apakah dia tau bahwa Tina mencurigai hubunganku dengan dua orang yang bukan istriku.

Nina menjawab, “Harusnya sih enggak tahu ya, Abang sayang… Tapi kalau tahu ya udah mau gimana lagi? Kan kenyataannya memang begitu… Yang penting Tina tidak cerita kemana-mana…”

Aku pun akhirnya menganggap Tina tahu biar aku tidak terlalu repot memikirkan keterbatasan untuk kesenanganku. Apalagi, perempuan instingnya memang kuat. Mereka bisa menangkap perubahan perilaku orang di sekitarnya yang tidak seperti biasanya.

Suatu malam, ketika habis bertempur dengan Nina, aku keluar untuk sekedar mencuci kontolku dan kencing. Kulihat Tina tertidur nyenyak dengan selimut dan daster yang tergulung ke atas. Tapi masalahnya bukan itu. Tina tidak pakai celana dalam sehingga memeknya dengan jembut tipis terlihat jelas.

Aku dekati untuk memperjelas penglihatanku. Memeknya sangat menggiurkan dengan belahan rapat dan menggembung. Aku heran kenapa dia tidur tidak pakai celana dalam. Apa ini memang kebiasaannya atau kenapa ya?

Malam itu, aku tidak berani mengusiknya. Aku pun berlalu begitu saja. Namun, gambaran yang aku lihat mengenai memek adik iparku tadi selalu berputar-putar di kepalaku sampai aku menduga dia berlaku begitu hanya pura-pura tidur dan sengaja memancingku.

Wah, kalau memancing, apa aku harus makan umpannya? Tapi, bagaimana kalau yang lain tahu? Wah, bingung juga rasanya… Tetapi, sajian itu sangat menggiurkan dan sayang kalau dimakan orang lain,” begitu pikiran di kepalaku.

Berkali-kali aku mendapat suguhan menggairahkan itu. Bahkan, pada suatu saat, godaan ini semakin besar. Setelah aku selesai bertempur kala itu, istriku langsung tertidur karena orgasmenya yang luar biasa. Padahal, aku belum sempat orgasme saat itu. Kulihat Tina malah tidur telentang agak ngangkang.

Gila! Kakek-kakek impoten pun pasti akan terangsang! Apalagi, aku pria sehat yang belum crot, pikirku saat itu. Aku pun mendekati Tina, lalu tanpa bisa menahan diri lagi, kuraba memeknya. Aku pun masukkan sedikit jari tengahku ke belahan memeknya. Terasa berlendir. Kenapa dia tidur tetapi memeknya berlendir seperti cewek yang terangsang? Jangan-jangan dia pura-pura tidur lalu pasang aksi memancing setelah terangsang akibat mendengar suara pertempuranku dengan Nina?



Ilustrasi: Harris


Aku sudah masa bodoh lah… Saat itu, aku menganggap memang Tina menginginkan aku menjamah tubuh mudanya. Aku gosok memeknya, melihat reaksi tubuhnya. Tubuh muda Tina kejang-kejang. Aku pun menggosok-gosok memek Tina semakin dalam. Jari-jariku mulai memainkan itilnya. Saat itilnya tersentuh, tubuh Tina menggelinjang lebih parah lagi. Aku pun jadi ingin menjilati memeknya. Aku tiarap di antara kedua kakinya, langsung menjilati belahan memeknya dan menyergap itilnya. Tina menggelinjang tidak karuan. Dia hanya menghembuskan nafas berkali-kali sambil sesekali mendesis.

“Aahhhh… Ahhhhh… Aaaaahhhh…” erang Tina, tidak bisa menahan nafsunya.

Tanganku tergoda ingin meremasi tetek adik iparku itu. Namun, aku masih tidak berani. Aku pun memutuskan untuk terus memberikan kenikmatan pada memeknya terlebih dahulu, sesuatu yang jelas-jelas dia bisa toleransi sekarang.

Sekitar 10 menit aku mengoral memek Tina, akhirnya orgasmenya datang. Kurasakan memek itu sudah basah dan berkedut-kedut, tanda puncak kenikmatan itu akan tiba. Aku hapal sekali detik-detik orgasme itu karena aku sudah terlatih memberikan kenikmatan kepada tiga wanita lain yang tidak lain dan tidak bukan adalah kedua kakak dan ibu si Tina. Sama seperti mereka bertiga, Tina orgasme dan menjerit dalam dekapan tangannya sendiri. Memeknya terasa berdenyut-denyut dan mengeluarkan cairan ovum asin yang langsung aku teguk dan telan habis.

“Enak, Tina?” tanyaku nakal sambil terus menjilat-jilat serta menyedot habis cairan kenikmatan adik iparku itu.


Ilustrasi: Harris


“Enak banget, Bang Harris…” ucap Tina masih malu-malu sambil menutup matanya. “Bang, Tina pengen ciuman…”

Mendapatkan lampu hijau, aku langsung menindih tubuh Tina sambil melepas kain yang melekat dari tubuhnya. Bra Tina pun aku lepas sehingga adik iparku kini telanjang tanpa ditutupi sehelai benang pun. Tubuhnya mulus sekali, membuat batang kejantananku mengeras sempurna, ingin dipuaskan. Sengaja aku tidak menuruti permintaannya langsung untuk ciuman, namun aku malah meremasi payudaranya yang kenyal sambil menjilat serta menghisap putingnya. Aku benar-benar menikmati payudara muda adik iparku.

“Ahhh… Bang, geli Bang Harris…” ucapnya sambil merintih malu-malu. “Enak banget ini, Bang…”

“Iya, Tina…” ucapku sambil sibuk memainkan tetek Tina di mulutku sambil aku gigit-gigit lembut. “Tetek kamu juga enak banget dikenyot dan diremesin… Kenyal banget…”

“Bang Harris… Ini pertama kalinya tubuh telanjang Tina dilihat orang lain…” ucapnya sambil merintih-rintih keenakan. “Tina malu, Bang Harris…”

“Enggak usah malu, Tina,” ucapku menenangkan sambil terus menjilati tetek putihnya. “Badan kamu seksi banget… Putih dan mulus… Abang suka… Nafsuin banget…”

“Tina juga dari dulu juga nafsu sama Bang Harris… Soalnya, Bang Harris ganteng… Kayak idol Korea… Badan Bang Harris juga berotot… Macho banget… Tina suka…” ucap Tina tidak terkontrol mungkin karena dilanda nafsu besar sesaat. “Awalnya, Tina tidak berani berharap bisa dipuasin Abang… Tetapi, sejak Tina sadar Ibu sama Kak Lina juga bisa dilayani Abang, Tina enggak peduli lagi… Tina pengen dipuasin Abang juga…”

“Tina mau dipuasin Abang?” tanyaku nakal sambil semakin heboh mengenyot tetek Tina.

“Aahhhhh… Ohhhh… Tina masih perawan, Bang…” ucap Tina sambil merintih keenakan. “Pelan-pelan ya, Bang Harris…”

“Tenang aja, sayang…” ucapku kini naik sejajar dengan wajah cantik adik iparku, lalu kukecup bibirnya lembut. “Abang perawanin, ya?”

Tina pun tampak mengangguk penuh semangat. Kini, aku berusaha mengarahkan batang penisku yang sudah mengeras luar biasa itu ke ujung memeknya yang sudah basah karena air liurku. Setelah ujung kontolku siap masuk ke dalam memek Tina, aku pun mengarahkan wajahku ke wajah Tina. Aku cium mulutnya yang disambutnya dengan ganas. Sambil aku pagut mulutnya, aku membimbing kontolku untuk semakin memasuki lubang vaginanya.  

{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

Sejak itu, aku punya menu tambahan setelah bertempur dengan istriku. Aku selalu mendapat suguhan berikutnya dari Tina yang bahenol, putih dan tinggi. Dia kelihatannya juga punya hasrat seks yang tinggi dan selalu merajuk minta jatah. Ajaibnya, malam di mana aku memperawani Tina, Nina, Kak Lina serta ibu mertuaku pada tidur bagaikan kerbau. Mereka tidak mendengar permainan liar kami. Jadi, persenggamaanku dengan Tina masih belum sempat ketahuan.

Apesnya, suatu kali ketika aku sedang bertempur di atas dan istriku sudah tidur nyenyak, aku kepergok ibu mertuaku saat aku gantian menyenggamai Tina. Ibu mertuaku hanya geleng-geleng melihat pertempuran kami. Tina, bukannya canggung, malah menanyakan ke ibunya apa mau ikut bareng.

“Ibu udah lama ya enggak dapat jatah dari Abang kan?” tanya Tina.

Ibu mertuaku tidak bisa berkata apa-apa kecuali menuruti tarikan tangan agar tidur di sampingku. Aku langsung garap ibu mertuaku yang langsung terangsang karena sudah cukup lama tidak kusentuh. Memang, semenjak memperawani Tina, aku masih belum bosan merasakan jepitan ketat memeknya. 

Memang dasar si ibu mertuaku kalau main tidak bisa menahan suara. Alhasil, di tengah-tengah kami bertempur, istriku bangun. Dia melihat Tina berselimut, menutupi tubuh telanjangnya yang baru saja kupakai sambil memandangi permainanku dengan ibunya.

“Abang, gimana sih kok main di depan Tina? Ibu juga enggak bisa tahan sih? Mau aja main di depan anak kecil!” hardik Nina marah.



{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

Rumah tiba-tiba gempar karena Tina hamil. Kami semua bingung. Bukan bingung siapa bapak anak itu, tetapi bagaimana cara mempertanggung jawabkan anak dalam kandungan Tina. Tina meyakini bahwa anak yang dikandung itu adalah hasil persetubuhan denganku karena dia tidak pernah main dengan pacarnya atau siapa pun tanpa kondom. Pacarnya juga sudah putus dan pergi ke kota lain untuk bekerja.

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )


[ ... ]


PANDUAN MEMBACA VERSI LENGKAP:

Salam Pembaca yang Budiman,

Jeremy Murakami datang dengan sebuah cerita baru nih. Kalian punya 3 opsi untuk membaca karya ini:

1. Melalui What'sApp ke 0813-3838-3995
Silakan mengirim pesan ke What'sApp tersebut dan melakukan pembayaran langsung via transfer Bank BCA / Mandiri yang akan disampaikan admin. File PDF akan dikirimkan melalui e-mail atau langsung via What'sApp, tergantung permintaan pembaca.

2. Melalui Telegram ke @reading4healing / https://t.me/reading4healing
Silakan mengirim pesan ke Telegram tersebut dan melakukan pembayaran langsung via transfer Bank BCA / Mandiri yang akan disampaikan admin.

3. Melalui KaryaKarsa
Nanti akan ada versi pdf yang wajib kalian download setelah melakukan dukungan, ya. Tolong langsung di-download karena menghindari ketidaknyaman di masa mendatang. Setelah di-download, file PDF itu sudah ada di ponsel Anda dan bisa dibaca kapan pun juga.
Pembaca bisa search di laman pencarian dengan ID: reading4healing.
Kalau pencarian dari aplikasi tidak bisa muncul, kalian harus membuka via web seperti Google Chrome atau Safari, lalu ketik karyakarsa.com/reading4healing dan follow terlebih dahulu. Setelah itu, kalian bisa membuka di aplikasi di bagian orang yang kalian follow.

Nama file di KaryaKarsa adalah: EPDRBDS_JC

Maaf apabila nama file dibuat singkatan. Ini agar menghindari pemblokiran akun KaryaKarsa terhadap cerita bertema dewasa.
 

Bila ada pertanyaan, bisa hubungi via What'sApp ke admin Reading4Healing di: 0813-3838-3995
 

Terima kasih atas dukungan & antusiasme pembaca sekalian dengan karya-karya saya selama ini.
Semoga pembaca sekalian mendapatkan kesehatan dan kelimpahan rezeki dari Tuhan yang melimpah.
 

Salam sayang,
Jeremy Corazon

Continue Reading

You'll Also Like

11.8K 55 12
WARNING! PERINGATAN! TOLONG DIPERHATIKAN BATASAN UMUR SEBELUM MEMBACA! BILA TOPIK TIDAK COCOK, JANGAN DITERUSKAN! 1. Cerita mengandung unsur lgbt, mx...
2.9M 108K 54
'You didn't answer my question,' he asked, holding her gaze in his hypnotic ones. 'Wh... what question?' She was surprised at her own voice, it sound...
4.7M 158K 48
When strangers from completely different backgrounds get married... -- Shifting as the cool breeze toyed with my senses, I sighed at my husband stand...
2.8M 115K 62
Sidharth Karthikeya Roy, a dangerous and powerful businessman who is a ruthless CEO of Roy group. He got entangled in an arranged marriage with Megha...