The Past: What If Kisah Araf...

By Rtan04

1.4K 213 12

Tidak pernah terlintas sedikitpun di pikiran Araf bisa menyukai seorang gadis yang bernama Renata. Gadis yang... More

Prolog
Bodoh
Apa Yang Gue Lakuin?
Sapu Lidi
Pensiun Dini
Embun
Jagung
Info Perihal Update
Encok

The Power Of Renata

71 12 2
By Rtan04

Araf menghentikan kegiatannya saat merasa ada yang berjalan di belakangnya berulang kali. Ia menghela napasnya lelah karena sudah tidak tahan dengan perasaan takut dan campur aduk setelah kejadian bersama Renata di belakang sekolah.

"Dia ngikut?" Gumam Araf.

Melanjutkan kegiatan membaca buku, Araf berusaha mengacuhkan perasaannya. Ia tidak mau ambil pusing dan membiarkan apa yang sedari tadi melewati dirinya dengan bulu kuduk merinding.

Namun, saat hendak menoleh kesamping, ia di kejutkan dengan sosok yang ada diatas pohon waktu itu berdiri di sudut kamarnya. Ia dengan refleks menjatuhkan buku yang ada di tangannya dengan tubuh membeku.

"Mungkin gue halusinasi." Cicit Araf ketakutan.

Memejamkan matanya, Araf berusaha berpikiran positif. Ia meyakinkan dirinya sendiri kalau apa yang di lihatnya itu adalah sebuah halusinasi dirinya karena sudah mulai mengantuk.

"Gue halu-"

Araf tidak jadi melanjutkan perkataannya karena sosok tadi malah sekarang berdiri tepat di depannya. Ia menahan napasnya sendiri karena wajah sosok itu benar-benar sangat menyeramkan.

"Ikut saya.." Ucap sosok itu.

Tentu saja, mendengar perkataan itu Araf langsung menggelengkan kepalanya. Ia berusaha mempertahankan kesadarannya agar tidak pingsan.

"Kenapa sama dia kamu mau..?" Tanya nya kembali.

"Si-si-siapa?" Tanya Araf tergagap ketakutan.

"Gadis aneh itu.."

Mendengar gadis aneh, Araf langsung teringat dengan Renata. Ia malah mengedip-ngedipkan matanya saat wajah aneh milik gadis itu terlintas di benaknya.

"Karna dia cantik." Ucap Araf tanpa sadar.

"Saya lebih cantik." Ucap sosok itu.

"Tapi dia gak ngambang."

Setelah mengatakan itu, Araf memberanikan diri bergerak dan berdiri secara perlahan menjauhi sosok itu. Ia berjalan ke arah pintu kamarnya untuk lari tetapi perkataan sosok yang masih membelakanginya kembali berbicara.

"Kamu bisa mendapatkan apapun kalau kamu ikut saya.." Ucapnya.

Merasa direndahkan, Araf menatap tajam sosok itu. Rasa takut yang awalnya ia rasakan kini berubah menjadi emosi yang memuncak.

"Gue gak butuh karna gue udah punya semuanya. Terlebih, gue selalu bersyukur dengan apa yang gue miliki saat ini." Ucap Araf dingin.

Membuka pintu, Araf terdiam sebentar. Ia memejamkan matanya dan tersenyum miring sebelum melangkah.

"Dia memang aneh tapi dia gak pernah merendahkan siapapun. Sekarang lo bisa pergi dan jangan ikuti gue lagi, atau.. Lo akan gue usir secara paksa dengan cara apapun." Ucap Araf kembali.

Setelah mengatakan itu, Araf menutup pintu dengan kuat. Ia langsung menutup telinganya karena sosok yang ada di dalam kamarnya berteriak histeris sambil menangis.

***

Renata bersenandung riang sambil memasang masker di wajahnya. Ia akan melakukan ritual malamnya sebelum tidur dengan memanjakan kulit wajahnya agar terlihat sehat dan terawat. Namun, saat ia baru selesai memasang masker, keningnya berkerut karena mendengar dari arah luar rumahnya sangat berisik serta di ikuti teriakkan orang ketakutan.

"Apaan sih?! Ganggu ketenangan hidup gue aja lo yang di luar!" Kesal Renata.

Renata mencoba mengabaikan itu, ia berjalan naik keatas kasur untuk tidur dan langsung memejamkan matanya begitu berbaring. Namun, suara ricuh dari luar rumahnya membuat emosinya terpancing saat baru memejamkan mata.

"Ngajak tawuran apa gimana nih orang-orang! " Berang Renata.

Menendang selimutnya, Renata melompat dari atas kasur. Ia berjalan keluar dari dalam kamar dan terus berjalan keluar dari dalam rumah. Dan benar saja, dirinya melihat banyak warga yang berlari ketakutan dengan membawa sapu, panci dan juga senter kesana kemari.

"Wah! Ada Swiper jangan mencuri nih!" Heboh Renata.

Celingak celinguk mencari sesuatu, Renata melihat sapu lidi ada di halaman rumahnya. Ia langsung berlari dan mengambil sapu lidi itu untuk ikut bersama warga mengejar pencuri seperti yang ada di dalam pikirannya.

"Lumayan! Tes ilmu!" Ucap Renata semangat.

Setelah berlari mengikuti warga yang lain, Renata kebingungan sendiri karena di depannya banyak warga yang berkerumun. Ia kembali melihat sekitarnya karena ia berlari mengikuti warga dan ternyata sudah sangat jauh dari kompleks perumahannya. Bahkan, bisa di bilang ini kompleks belakang rumahnya.

"Lah? Jauh amat gue lari?" Ucap Renata bingung.

Menepuk pundak seorang warga, Renata mencoba bertanya. Sebenarnya apa yang terjadi hingga membuat dua kompleks berbeda bisa heboh seperti ini.

"Ada apaan ya, Pak?" Tanya Renata.

"Hantu!" Pekik Bapak itu.

"Hantu? Hantu apaan dah? Hantu kepala hitam?"

"Hantu!"

Menatap aneh Bapak itu, Renata menjadi penasaran. Ia langsung menerobos kerumunan warga sambil memegang erat sapu lidi yang ada di tangannya hingga berhasil sampai paling depan.

"Sampe juga! Lah?! Ngapain lo disini?!" Tanya Renata heboh melihat Araf yang ada di sebelahnya.

Mendengar pertanyaan Renata, Araf menoleh ke samping. Ia tersentak dan terkejut saat melihat wajah gadis itu yang sangat putih seperti sosok yang ada di atas sana. Lalu, Araf menunjuk ke atas pohon dan di ikuti oleh Renata.

"Oh! Jadi lo biangnya?! Lo biang keributan ini sampe gue gak bisa tidur?!" Teriak Renata.

Tidak menjawab pertanyaan Renata, sosok itu malah semakin menangis. Ia menangis dan terdengar seperti berkata dia.

"Banyak bacot lo! Dia, dia, dia! Suara lo gak enak di dengar!" Ucap Renata ngegas.

"Stres." Ucap Araf tak habis pikir.

"Diam gak lo?!"

Mendengar perkataan Renata, sosok tadi terdiam. Ia langsung menatap Renata dengan melotot dan tertawa mengerikan yang membuat semua orang yang ada disana berlari ketakutan kecuali Araf.

"Wah! Nantangin lo! Di sekolah gue boleh takut! Tapi kalo disini gue gak akan takut karna ini daerah kekuasaan gue!" Ucap Renata sambil menunjuk sosok itu.

Melihat Renata yang berapi-api, Araf menaikan sebelah alisnya tinggi. Entah kemana rasa takut mereka berdua hingga berani menghadapi makhluk tak kasat mata itu.

"Jelek.." Ucap sosok itu.

"Muka lo yang jelek! Gue seksoi bohay begini lo bilang jelek?! Mata lo yang jelek!" Berang Renata.

Bukannya membalas, sosok itu malah tertawa dan kembali menagis. Tangisannya semakin kuat dan hendak terbang pergi dari atas pohon. Melihat itu, Renata menarik lengan baju tidurnya. Ia mengayunkan sapu lidi yang di pegangnya sambil mengambil ancang-ancang agar sosok itu tidak pergi.

"Gak akan gue biarin lo lolos semudah itu dari hadapan gue!" Teriak Renata.

Tepat setelah mengatakan itu, Renata langsung melempar sapu lidinya ke atas. Sosok tadi yang baru hendak terbang langsung terkena lemparan sapu lidi yang di lempar Renata ke arah dirinya dan membuatnya menghilang seketika.

"Rasain lo! Berani lo sama gue?! Makan tuh sapu lidi!" Ucap Renata sombong.

Melihat itu, Araf yang sedari tadi diam berdiri menyaksikan keributan Renata dan sosok itu langsung terbelalak dengan mulut menganga lebar. Ia tertawa tidak percaya dengan suara yang tidak keluar saking terkejutnya melihat gadis itu bisa mengusir sosok yang membuat keributan dan menghebohkan warga.

Akhirnya, Araf hanya bisa bertepuk tangan takjub dengan apa yang di saksikannya bersama warga yang melihat itu dari kejauhan setelah kabur tadi.



28 April 2024

Continue Reading

You'll Also Like

40.6K 2K 36
Bagaimana jika dua bos mafia ternama yang bermusuhan mengalami transmigrasi dan menjadi saudara kembar? PATUHI PERINTAHKU! AKU KAKAKMU! - Evgen Maxi...
531K 26K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
93.5K 9.4K 28
Lizz adalah gadis yang bertarung di garis depan perang. Memakai senjata adalah kesehariannya, berperang adalah rutinitasnya. Lalu, apa yang terjadi k...
477K 17.7K 32
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...