Transmigrasi Zea Keylard

By rechan0617

155K 6.5K 209

siapa yang akan menyangka jika Zea putri tunggal keluarga Keylard mengalami kecelakaan tunggal dimalam pesta... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

24

3.7K 164 8
By rechan0617

Setelah jam kuliah selesai Lize memutuskan untuk segera kembali kerumah, ia merasa sedikit pusing dan juga badannya sedikit hangat.
'Aku benci sakit'

Selama diperjalanan ia hanya diam memandang keluar jendela sesekali ia memijat kepalanya.

Sejak dulu Zea memang tak suka jika sakit melanda badannya,walau itu hanya sakit kepala saja. Ia tak suka minum obat.

Sesampainya dirumah ia berniat langsung kekamarnya, ia benar-benar ingin istirahat saja dan tak melakukan apa-apa.

Namun langkahnya terhenti ketika mendengar seseorang menyapanya.

"Hai Lize kita bertemu lagi"
Itu Gee. Wanita pujaan suaminya.

Lihat melirik Gee. 'Dia ini kenapa sih suka sekali datang ke sini'

"Ya" Lize tak ingin memperpanjang percakapannya dengan Gee, kepalanya benar-benar pusing saat ini, ditambah lagi kehadiran wanita ini dirumah.

"Ada apa dengan sikap mu itu sangat tidak sopan" Gee terlihat kesal dengan jawaban Lize, ia merasa diabaikan begitu saja.

"Maaf tapi aku ingin segera masuk kekamar ku"

"Dimana Haizen???? "

"Mengapa bertanya pada ku, bukan kah kau dapat menghubunginya langsung"
Lize memutar malas matanya, memangnya siapa wanita ini sehingga ia harus melaporkan suaminya ada dimana.

"Aku sudah menghubunginya tapi tidak ada jawaban"

"Lantas kau pikir aku tau"

"Ya kau pasti tau,dulu saja kau selalu mengekorinya kemana pun dia pergi"

Lize kembali memijat kepalanya. 'Ini orang kenapa sih, jika aku tau pun memangnya aku akan mengatakannya'.
Namun ketegangan diantara Gee dan Lize pecah setelah Haizen tiba-tiba saja sudah berada dibelakang Lize.
Melihat itu Gee segera berlari kearah Haizen dan merangkul tangannya, dan dengan sengaja mendorong Lize.

"Heii... Apa-apan itu barusan, kau bertingkah seolah kau adalah Istrinya "
Lize tak Terima diperlakukan demikian oleh Gee.

"Yaa sebenar lagi, aku akan menjadi Istrinya, ya kan sayang"
Gee menatap Haizen, berharap lelaki itu membenarkan perkataannya, namun Haizen hanya diam dan tak membalas.

"Sudahlah aku lelah, dia yang kau tunggu sudah tiba kan, kalau begitu aku pergi"
Lize meninggalkan Gee dan Hazien.
.
.
.
Setelah menganti pakaiannya Lize segera mencari Bibi Cha. Ia ingin meminta bantuan pelayan pribadinya itu, hari ini dia benar-benar tak nyaman dengan tubuhnya, selera makannya bahkan menurun.

Dia tak menemukan wanita itu dimana pun. 'Kemana perginya Bibi itu'.
Lize berjalan memasuki dapur ia mengambil segelas air hangat, namun atansinya dialihkan oleh beberapa pelayanan baru yang ada disana.

"Kalian, sejak kapan disini"???

" Maaf nyonya, kami mulai bekerja hari ini disini"

"Oh ya jadi kalian yang menggantikan pelayan yang kemarin, jadi nama mu siapa"?? Lize menunjuk salah satu pelayan baru itu.

" Nama saya Vie, Nyonya"

"Dan Kamu? "Lize melirik pelayan disebelahnya

" Saya Zara Nyonya "

Zea terkejut mendengar nama pelayan itu, dengan cepat ia menghampirinya. Mengamati setiap inchi tubuhnya.
'Aku kira dia, hahaha ternyata didunia aku aku bertemu dengan orang yang memiliki nama yang sama dengan wanita jalang itu'.

Pelayan itu tampak tak nyaman diperhatikan demikian, namun Lize dengan cepat menyadarinya.

"Jangan takut, nama mu mengingatkan ku pada seseorang. Semoga kalian bekerja dengan baik ya"
Lize mengedipkan matanya.

"Baik Nyonya" Kedua pelayan itu menundukkan kepalanya.

.
.
.

"Jadi dia mengganti pelayan kemarin, sungguh diluar nalar dia akan bertindak begitu " Lize memasuki kamarnya kembali. Ia mencari obat disana, setidaknya ia harus minumnya jika ingin badannya terasa baik. Dan yah dia menemukan nya dan dengan sekali teguk ia meminumnya.

Namun setelah beberapa menit ia meminumnya ia merasa semakin tak nyaman. Tubuhnya terasa panas. Bahkan matanya mendadak berair.
'Apa tubuh Lize seperti ini jika sedang dikunjungi tamu bulanan'

Perlahan-lahan pandangannya menghitam, Dia pingsan.
.
.
.

Peter yang tadinya sedang Me Time di rumahnya harus berakhir dirumah Haizen dikarenakan kepanikan Tuan Muda itu saat ia menemukan Lize tak sadarkan diri dikamarnya.

Mereka berdua kini duduk diruang Tamu. Menunggu dokter keluarga Amerd itu selesai memeriksa Lize.

Mengapa Haizen tidak ikut kedalam??
Entahlah hanya dia yang tau alasannya.
Ia hanya memerintah Bibi Cha agar menemani dokter itu saat melakukan pemeriksaan pada Lize.

Setelah beberapa menit berlalu, Bibi Cha  menghampiri Haizen beserta dokter keluarga.

"Jadi bagaimana keadaanya "???
Ada sedikit nada kekhawatiran disana.

Dokter itu menarik nafasnya dalam.
" Maaf Tuan Muda, sepertinya Nyonya harus diawasi jika ia akan meminum obat mengingat saat ini Nyonya Lize hilang ingatan"

"Maksud anda"??

"Nyonya miliki riwayat alergi beberapa Obat tertentu, tadi saya melihat ada bungkus obat yang terbuka sepertinya Nyonya ada meminum obat pereda nyeri"

"Lalu"??

" Nyonya Lize alergi dengan obat itu Tuan, mungkin Nyonya belum memisahkannya dulu karena sebelumnya saya sudah memberitahunya "

Peter menatap Haizen kesal.
Bagaimana mungkin si suami ini tak tau jika istrinya memiliki alergi terhadap beberapa Obat tertentu, setidak suka itu kah dia pada Lize?

"Jadi apa yang harus dilakukan"

"Saya sudah meresepkan obat peredanya, dan  mohon untuk memilah beberapa obat untuk Nyonya Lize minum , saya sudah memberitahu pada Bibi Cha"

"Baiklah terimakasih"

"Kalau begitu saya permisi Tuan"

Setelah Dokter keluarga Amerd itu pergi, dengan cepat Peter menyenggol lengan Haizen.

"Kau sangat buruk memperlakukan Istrimu"

"Kenapa kau menyalahkan ku"

"Lalu kau berharap aku menyalahkan siapa ?? Bibi Cha?? Ingat kau suaminya, bahkan alerginya saja kau tidak tau"

Haizen diam memikirkan perkataan Peter. 'Apa aku seburuk itu padanya'

Melihat Haizen yang hanya diam membuat kekesalan Peter bertambah.
"Pergilah kekamarnya, jangan meminta Bibi Cha menemani Istrimu, yang suaminya itu adalah dirimu, cobalah melihat dari sisinya, jangan selalu merasa bahwa hanya kau yang dirugikan disini"

Mendengar itu ada sedikit kelegaan dibenak Bibi Cha, setidaknya ada Peter yang selalu memberikan masukan yang baik untuk didengar Tuannya.

"Jangan berdiam diri disini, masuklah , Aku juga akan segera pergi"

Haizen bergerak dengan langkah pelan menuju kamar Lize. Ia membuka pelan pintu kamar agar tak mengganggu, ia ingat betul Lize yang sekarang sangat cerewet.

Disana ia melihat istrinya yang tampak seperti putri tidur. Nafasnya cukup teratur. Ia berjalan mendekat.

"Kenapa hatiku tak nyaman melihat mu begini"

.
.
.

Saat fajar meninggi, Lize perlahan bangun dari tidurnya. Gerakan-gerakan kecil ia lakukan.
"Uughh sekarang sudah sedikit nyaman"

Gerakannya terhenti ketika ia melihat Haizen yang sedang menatapnya.

"Aku pasti mimpi"

Ia kembali tidur dan bangun lagi untuk memastikannya. Haizen masih tetap dengan posisinya dan semakin dalam menatap Lize.

"Kau tak bermimpi "

"Jadi benar ini kau, kenapa bisa ada dikamar ku sih menyebalkan"

"Kau tak ingat apa pun? "

" Memangnya apa"??

Haizen bangkit berdiri dan berjalan mendekati Lize, tangannya bergerak merapikan anak rambut Lize yang berantakan.

"Istri aku bahkan tidak tidur karena harus menjaga mu"

"Memangnya siapa yang meminta mu menjaga ku"
Lize terlihat kesal, bisakah suaminya ini menjelaskan langsung tanpa harus bertele-tele

"Semalam kau pingsan, karena alergi mu kambuh,ku harap kau lebih berhati-hati lagi meminum obat mengingat saat ini kau bahkan hilang ingatan"

"Ahh jadi begitu, ya sudah sana keluar"

"Kau mengusirku?? ""

"Lalu kau berharap apa? Aku berterimakasih begitu"'

"Sepertinya itu ide bagus, ayo lakukan"

"Tidak!!!! Sana pergi aku muak dengan mu"
Lize melempar bantalnya kearah Hazien. Berharap suaminya itu segera keluar. Ia kesal sekarang ,ditambah lagi semalam suaminya itu bahkan menerima begitu saja gandengan wanita pujaannya itu.

"Istri "

"Suami , jika kau tak keluar maka aku yang keluar  " Lize sedikit mengancam Haizen. Ia tak butuh diperhatikan saat ini, bisa saja kan itu hanya rasa kasihan padanya.

Haizen terpaksa keluar. Ia tak ingin bertengkar dengan Istrinya. Lize yang sekarang tak seperti yang dulu lagi. Ia bahkan berani mengancamnya sekarang.

.
.
.
. Tbc









Continue Reading

You'll Also Like

128K 12.9K 31
(Beberapa part di unpublish karena dalam proses penerbitan) Bayangkan kisah ini sebagai novel romantis yang sering kalian baca. pemeran utama pria ya...
967K 89.6K 53
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
1M 153K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
3.4K 226 13
mata lentik itu terbuka saat matahari menerpa wajah nya, dia terduduk dengan keadaan bingung dan heran, seingatnya dia tadi sudah mati karna di bunuh...