Pretty Sisters

By vavaSugar

41.2K 6.3K 1K

Ceisya Xaviera Ranjana, menghabiskan dua puluh lima tahun nya dengan seorang adik laki-laki yang super annoyi... More

1. Fake
2. Red lips
3. Kakak
4. Penyelamat
5. Annoying
6. Mendadak manis
7. Kencan Ceisya
8. Bohong
9. Hal tak terduga
11. Insiden
13. pulang
10.trauma
12. Jarak
14. Lanjut
15. Ganteng
16. Berbeda
17. Unch Unch
18. Setelah.
19. Gagal Kencan
20. Kesempatan
21. Fans Ceisya (20+)
22. Saingan Ciro
23. Tidak Terima.
25.
26
27.
28.

24. Maaf ya

383 49 10
By vavaSugar

Ciro berlutut di depan Ceisya yang sekarang duduk di sofa setelah pulang dari rumah sakit. Wajahnya masih pucat tapi berhubung ia lapar jadi ia sambil makan mekihat aksi drama Ciro.

"Cei maafin Ciro ya, Ciro khilaf terbawa emosi." Ciro berkata.

"Gitu aja terus sampai fir'aun tiktokan."

"Imposible sih, dia dah jadi mummi." Ciro berdecak pelan. "Nanti dulu berantem bahas hal randomnya. Cintaku Ceisya maafin aku ya."

"Geli." Ceisya bergidik, biasanya juga Ciro enggak selebay ini tapi hari ini lelaki itu meminta maaf berlutut di depan Ceisya.

"Loh kok geli? Aku 'kan enggak ciumin leher kamu cinta." Balasan Ciro berhasil membuat Ceisya melotot garang.

"Iya maaf." Ciro menunduk. "Aku minta maaf. Aku bakalan berlutut sampai kamu maafin aku."

"Gitu aja terus sampai Arjuna insaf jadi playboy." Ceisya menghela napas.

"Baru tahu kalau Arjuna playboy." Ciro membalas. Ceisya berdecak kesal.

"Sebenarnya lo sadar enggak sih salah lo dimana?" Ceisya meletakkan piringnya di meja lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ya gimana gue enggak ngambek." Ciro ingin bangun tapi suara Ceisya membuatnya mengurungkan niatnya.

"Kok bangun?"

"Sorry cintaku."

"So ...."

"Gue itu jealous Ceisya." Ciro mendengus, geregetan deh sama Ceisya. "Gue enggak suka sama si boty. Pokoknya lo enggak boleh malmingan sama si boty ataupun cowok lain, yang cuma boleh sama gue."

"Jeje cowok." Ceisya membalas.

"Kecuali dia, dia sukanya batangan enggak suka sama lo. Lagian memangnya lo enggak bisa nangkep tatapan mendamba si boty sama lo? Ishhhh lo beneran enggak peka banget."

"Gue enggak tahu siapa si boty, gue juga enggak ada niatan malmingan sama siapapun, termasuk lo." Ceisya menjawab.

"Beneran? Lo benar enggak akan jalan sama Xavier 'kan?" Ciro menopang dagunya di paha Ceisya.

"Oh kalau Xavier, kami janjian nonton tapi sama Mawar juga kok."

"Enggak boleh! Enggak pokoknya big no!" Ciro memeluk kaki Ceisya. "Enggak boleh! Gue enggak akan rela lo jalan sama Xavier si boty."

"Dia suka cewek, dia enggak boty."

"Dia suka lo, gue enggak suka dia." Ciro semakin mengencangkan pelukannya di kaki Ceisya.

"Ya udah sih, enggak masalah juga 'kan dia suka gue. Lumayan dapat pacar atau calon suami, dia cekep, bucin sama gue, kaya raya."

"Enggak bisa, cuma boleh gue! Gue lebih cakep, gue lebih tajir, gue lebih bucin. Lo pinta gue belah lautan aja gue sanggup, lo minta bikinin candi kayak Roro Jongrang, gue bikinin."

"Helleh mustahil."

"Ya makanya mustahil jangan suruh gue yang aneh-aneh. Lagian kita udah tidur bareng, lo nikmatin tubuh gue, masa lo enggak mau tanggung jawab. Lo perkosa gue Cei, lo renggut keperjakaan gue. Jadi lo enggak boleh sama cowok lain, cuma gue, harus gue dan hanya gue."

"Bentar gue telepon dokter rumah sakit jiwa kenalan gue, buat langsung bawa lo dirawat disana." Ceisya mengambik ponselnya.

"Ceisyaaaa ..." rengekan Ciro membuat Ceisya menghela napas.

"Lo mau apa sih sebenarnya Ci?" Ceisya memijit pangkat hidungnya, mengahdapi Ciro yang tantrum memang cukup merepotkan.

"Jangan malmingan sama Xavier, jangan sama cowok lain juga."

"Iya." Ceisya menjawab.

"Maafin gue ya? Gue salah bikin lo overthinking, gue labil banget sebagai pasangan lo."

Kening Ceisya mengkerut, apa kata Ciro barusan? Pasangan? Enggak salah dengar nih Ceisya. Ngaku-ngaku banget tapi kok Ceisya jadi agak sedikit tenang ya.

Ceisya berdehem kecil. "Tas Hermes kalau lo ke singapur."

"Siap Nyonya. Akan aku kabulkan." Ciro bangun dari duduknya dan duduk disebelah Ceisya, mengecup pipi Ceisya cukup lama. Ceisya mendengus lalu mengusap pipinya.

"Lo ileran, gue mau istirahat jangan ganggu gue." Ceisya bangun dari duduknya lalu pergi ke kamarnya.

"Ileran dari mana sih? Pipi merah gitu bilang aja salting. Gengsi di gedein." Ciro mencibir pelan tapi nyatanya pipi dan telinganya sekarang yang memerah karena malu dan salting.

***
Ciro tersenyum pagi ini, senyum sumringah saat ia melihat Ceisya yang menyuap sarapannya dengan wajah bantal.

"Good morning cinta." Ciro menyapa.

"Widih Mas Ciro, udah cinta-cinta aja. Hallalin enggak." Jeje mengejek sambil menghidangkan sup ayam.

"Widih Jeje hidungnya tambah mancung aja, operasinya dimana tuh?" Ciro membalas.

"Operasi di Thailand dong, thanks to mbak Ceisya yang modalin." Jeje membalas. "Eh iya, btw Mas ini gimana sih?"

"Gimana apanya?" Ciro membalas lalu mengecup pipi Ceisya. Ceisya melirik tajam, Ciro ini memang the real definisi di baikin makin melunjak, ibarat kata di kasih hati malah minta jantuh plus ginjal, tulang sumsum, mata hidung, mulut sebadan-badannya.

"Tuh 'kan Mas Ciro ini enggak ada tanggung jawabnya, cium Mbak Ceisya, asal peluk Ceisya, boboin Mbak Ceisya juga tapi enggak di nikahin. Cowok Jeje yang bule aja enggak pernah ngapa-ngapain Jeje tapi ngajak nikah." Jeje menyuarakan isi hatinya, sebenarnya ia tidak ingin ikut campur masalah majikannya cuma ia tidak rela kalau Ceisya-nya di permainkan.

"Nah tuh benar kata Jeje." Ceisya mendukung.

"Lo posesifin gue, lo baikin gue, lo kadang tantrum ke gue tanpa alasan yang jelas, kalau lo enggak mau tanggung jawab, biarin gue pacaran sama cowok lain dong gue juga mau kencan, nonton bioskop, party bareng, liburan bareng cowok gue. Dulu sama si sutradara yang tattoan itu juga lo enggak bolehin, padahal 'kan gue lumayan sreg tuh."

"Oh mas Ian, Mbak. Iya dia dulu sempat mau datangin Mbak Ceisya ke Belgia. Tapi gagal aja belum nemu jalan jodohnya." Jeje menyahut.

Ciro terdiam. "Lo mau nikah Cei?"

"Iyalah, gue enggak mau jones selamanya, gue juga perlu tempat bersandar, yang jajanin gue, yang nafkahin dan mengurus semua masalah gue." Ceisya menjawab.

"Oke." Ciro menjawab dengan tegas. Ceisya dan Jeje saling bertukar pandang. "Memang seharusnya lo nikah biar enggak keluyuran dan kerja sampai kelelahan. Biar ada yang bisa jaga lo."

Ceisya semakin bingung, benarkah Ciro memperbolehkannya menikah? Tapi kok rasanya hati Ceisya yang tercabik, setelah semua hal yang mereka lalui bahkan sampai tidur bersama, Ciro malah melepasnya begitu saja dengan lelaki lain.
Rasanya kok enggak adil banget gitu Ceisya pikir.

"Mbak, si Mas enggak lagi on the way kesurupan 'kan?" Jeje berbisik melihat Ciro yang terdiam sambil menyesap jus paginya.

"Udah kayaknya, setannya ini lagi mode tenang." Ceisya membalas asal.

"Aku lagi mikir ya cinta bukan berarti kesurupan." Ciro membalas. Ceisya memilih mengabaikannya, mumpung lelaki itu dalam mode tenang tanpa membalas ataupun protes pada ucapannya, bukannya bagus kalau Ciro tidak merecokinya.

"Ada acara pagi ini?" Ceisya mengalihkan pembicaraan.

"Iya, pagi ini ada meeting buat project film, aku produsernya siangnya mau ke Singapur meeting masalah kerjaan sama beliin nyonya Ceisya tas." Jawaban Ciro membuat Ceisya tersenyum.

"Entar lo fotoin terus kirim ke gue biar gue pilih warnanya, entah nanti gue mau orange atau yang lain, tasnya yang versi lebih kecilnya ya Ci, gue 'kan udah punya versi yang besarnya."

"Bahasanya harus ganti enggak boleh lagi gue-lo, harus aku-kamu."

"Dih ..."

"Aku beliin tiga hermes."

"Oke, aku-kamu." Ceisya menjawab cepat. Kapan lagi 'kan dapat tiga tas harga ratusan juta gratisan cuma modal ngomong pakai aku-kamu. "Kamu malam ini enggak pulang dong?"

"Bisa jadi Cei, tapi aku usahakan secepatnya akan mengabulkan keinginan kamu, aku janji."

"Hah? Oh terserah deh yang penting pulang besok bawa tas baru ya." Ceisya bingung tapi ia tidak ingin ambil pusing.

"Tapi kalau mau jalan harus izin ke aku, terus enggak boleh sama cowok." Ciro berkata setelah melihat wajah Ceisya yang sumringah.

**

"Yosh, Chan."

Yoshi dan Chandra saling melempar pandang lalu menoleh pada Ciro. Meeting baru berakhir lima menit yang lalu. Meeting membahas project film dengan Chandra dan juga Yoshi sebagai donaturnya.

"Kayaknya gue mau nikah dalan waktu sebulan ini." Ucapan Ciro yang sangat serius, lelaki itu menatap lurus. Berbeda dengan Chandra dan Yoshi yang menganga mendengarnya.

"Nikah muda? Sama Ceisya?" Chandra bertanya. Ciro mengangguk serius dengan tatapan penuh keyakinan.

"Ceisya enggak hamil 'kan Ci?" Yoshi menambahkan, Ciro menggeleng sebagai jawaban.

"Gue udah enggak bisa menahan lagi, Ceisya juga sudah kode keras dia mau nikah. Gue siap kapan pun. Pertama gue harus urus dokumen nikahan kami secepatnya terus akad dulu nanti resepsinya. Yang penting akad dulu biar gue bisa mengikat Ceisya, gue juga sadar kalau enggak gue nikahin nanti Ceisya di curi orang."

"Iya sih, harusnya emang lo nikahin. Entar keduluan orang walaupun lo yang perawanin." Yoshi mengangguk.

"Emang Ceisya udah mau lo nikahin? Bukannya hubungan kalian ini ngikut budaya barat. Bobo bareng iya tapi status enggak ada." Chandra berkata lalu tos dengan Yoshi.

"Akhirnya kalian menyudahi status kakak-adik with benefit." Yoshi berkata.

"Sebenarnya gue udah lama mau nikahin Ceisya, cuma gue nunggu dia bahas duluan, takutnya kalau gue lamar duluan dianya tantrum, cintanya gue 'kan independent women yang powerfull macam singa betina." Ciro bercerita.

"Tapi tadi pagi dia nyinggung pernikahan, dan gue mikir oh it's time Ciro mini muncul." Lanjut Ciro.

"Jadi apa yang bisa kita bantu Bro Ciro?" Yoshi berkata.

"Bantu urus dokumen dulu, biar secepatnya gue nikah dalam minggu-minggu ini masalah resepsi belakangan." Ciro menjawab.

"Oke, kita bantu bro. Siapin aja berkas data diri lo nanti gue bantu." Chandra berkata.

"Thankyou bro Chan." Ciro tos dengan Chandra lalu Yoshi. "Rapat selesai, gue otw singapur dulu beliin Ceisya tas."

**
Ceisya tertawa kecil sambil bermain ponsel dengan satu tangan, sedangkan tangan satunya mengambil cemilan untul di makannya setelah selesai praktek.

"Cei ..." suara Mawar dari arah pintu membuat Ceisya mendongak. "Malam ini anak-anak ngajak ke club reunian, enggak mabura sih ya kita have fun aja ketemu anak angkatan kita waktu kuliah, ikut enggak?"

"Eh kok gue enggak tahu?" Ceisya menutup layar ponselnya yang sejak tadi menampilkan vidio lucu di sakah satu flatform berlogo gambar musik warna hitam.

Mawar mengambil duduk di depan Ceisya, mengambil cemilan permen buah di toples meja Ceisya.

"Grup chat angkatan 'kan lo mute Ceisya." Mawar berdecak pelan. "Ikut enggak? Jam sembilan kita on the way."

"Pas banget gue lagi sumpek, si bocil juga lagi ke singapur." Ceisya tersenyum sumringah.

"Bocil-bocil gitu bisa bikin lo hamidun." Mawar mengejek.

"Gue udah antisipasi kali, tenang aja." Ceisya membalas. "Dari pada Mommy muda ini, punya maha karya kenangan terindah."

"Ah sialan emang lu Cei." Mawar memukul lengan Ceisya lalu tertawa.

"War jujur ya, lo udah move on belum dari daddy nya Zae?" Ceisya memulai sesi pembicaraan seriusnya.

"Hm gimana ya? Di bilang move on ya enggak juga, di bilang sakit ya masih sakit tapi gue juga bahagia. Ibarat kata nih Jaehyun Nct datang buat jadiin gue bininya, gue pasti mau." Mawar menjawab.

"Ya udah nikah lah War. Sudah cukup hati lo berkelana, udah kayak Arjuna versi cewek aja lo." Ceisya membalas.

"Ya nunggu Jaehyun kata gue. Lagian gara-gara daddy nya Zae tipe cowok gue tinggi banget."

"Yang ngedekatin lo juga standarnya tinggi semua."

"Cuma enggak bisa nerima Zae, sedangkan gue dan Zae itu sepaket."

"Iya sih, gue setuju."

"Lo sendiri sama Ciro gimana? Udah ada rasa 'kan, jujur aja. Gengsi di gedein, tete noh di gedein Cei." Mwwar tertawa.

"Sialan lo." Ceisya mendengus. "Si dokter baru tuh di urusin."

"Lah kok gue?" Mawar membalas.

"Kepergok curi-curi pandang ke lo terus tahu. Terus juga nanyain lo ke perawat Ugd. Suka tuh kayaknya sama Mommy muda kita ini." Ceisya tertawa.

"Ah sial lah Cei."

***

[To: Ciro.
Ci, kayaknya gue nginep tempat Mawar malam ini, kita ada reunian gitu di club Alte.]

Ceisya mengirim pesan singkat lalu melampirkan satu foto dimobil ia dan Mawar. Ceisya menutup layar ponselnya lalu menoleh pada Mawar yang duduk di sampingnya. "Gas sista?"

"Gasssss." Mawar menjawab.

Tiga puluh menit, kedua wanita muda itu sampai di Alta's club, club elit yang tiga tahun terakhir ini jadi club papan atas yang biasanya di isi kaum elit. Bahkan club serta bar and lunch ini juga sudah tersebar di kota-kota besar dan sepuluh cabang.

"Keren gila sih, punya crazy rich mana nih club?" Ceisya bertanya sambil meneliti saat masuk ke area club.

"Enggak tahu, misterius orangnya kayaknya." Mawar menjawab lalu menarik tangan Ceisya.

"Let's go!" Ceisya membalas

Mawar dan Ceisya disambut hangat, mereka berbincang dan bercanda serta tidak lupa adu prestasi dan flexing.

"Cowok lo sekarang siapa Cei? Kayaknya socmed lo biasanya pakai branded ya?"

"Gue? Ada lah. Pokoknya dia bucin ya 'kan War?" Ceisya tertawa.

"Beuh parah cowoknya Ceisya, oke punya. Tapi enggak perlu di jajanin cowok juga Ceisya mampu beli sendiri yekanss Cei." Mawar menyambut dengan baik umpan Ceisya lalu tertawa.

"Percaya sih gue, padahal Reymond kakak tingkat kita yang pernah naksir lo dulu, dia nanyain lo tadi tuh." Tunjuk teman angkatan Ceisya. Mata Ceisya dengan mata lelaki yang dulu menjadi kakak tingkatnya beda fakultas itu kini bertemu. Ceisya mengangkat alisnya saat lelaki itu mendekat dan tersenyum hangat.

"Waduh, korban jail dan cemburunya Ciro dulu tuh otw mau pdkt lagi nih." Mawar tertawa.

"Halo Ceisya, udah lama banget ya. Lo udah balik dari Belgia." Reymond mengulurkan tangannya.

"Oh iya Kak, udah lama banget ya terakhir sebelum Kakak ke Amerika." Ceisya tersenyum canggung sambil menjabat tangan Reymond.

Sebenarnya canggungnya Ceisya bukan karena lama tidak bertemu atau masih ada rasa tapi karena belum sempat minta maaf karena ulah Ciro lelaki itu sempat viral dengan kejadian tidak mengenakkan.

Dulu saking posesif dan cemburuannya Ciro, lelaki itu mengerjai Reymond dengan kotoran manusia asli yang di letakkan dalam mobil Reymond lalu menyiram lelaki itu dengan air comberan saat lelaki itu mengantar Ceisya, ditambah Ciro juga mengabadikan moment itu dan mengunggahnya di media sosial. Gara-gara hal itu juga Ceisya ikut ilfeel dengan kating tampan didepannya ini.

"Iya, lo sendiri Cei?" Reymond meringis pelan, pertanyaan bodoh macam apa itu.

"Sama Mawar juga, terus ini juga ngobrol sama Nanda." Ceisya menunjuk teman seangkatan yang mengajaknya mengobrol tadi.

"Enggak, enggak gitu maksud gue ...."

"Terus Kak?" Ceisya mengerutkan keningnya.

"Maksudnya lo single enggak Cei." Nanda menyahut.

"Oh itu." Ceisya berpikir sebentar. "Hmm punya pasangan."

"Oh sorry." Nada suara yang lesu itu membuat Ceisya dan Mawar saling melempar pandang.

"Cei, ayo kita kesana." Mawar yang mengerti situasi kondisi mengajak Ceisya pergi menjauh.

"Kak kita kesana dulu ya nyapa anak kelas kita." Ceisya berkata.

Disudut tempat lain Chandra dan Yoshi yang sedang minum saling melempar pandang lalu berkata secara bersamaan. "CEISYA 'KAN?"

"Yosh laporin ke Ciro." Chandra berkata dengan heboh.

"Harus nih, kita bakar biar seru." Yoshi membalas.

"Ciro pasti kebakaran jenggot nih." Chandra tertawa.

Yoshi dengan cepat mengambil potret foto Ceisya dengan kamera ponsel lalu mengirimnya pada Ciro yang baru online dan sedang membalas pesan Ceisya di Singapur.

Ciro di Singapur membulatkan matanya melihat notif pesan dari Yoshi.

[From: Yoshi
Bro Ci, bini lo nih di club lo ngobrol sama cowok. Waduh Ci jangan-jangan dia janjian sama cowok tapi ada Mawar juga sih. Teman seangkatan kah atau mantan gebetan?]

Ciro langsung menelepon asistennya selain Jojo di dering ketiga asistennya itu menjawab panggilan telepon Ciro. "Siapin jet pribadi, gue harus balik ke Indo sekarang juga."

...............Tbc

Typo, salah kata dll mohon di maafkan. 🙏🙏.

Selamat har iraya idul fitri semuanyaa, maaf lahir dan batin jugaa💕

Continue Reading

You'll Also Like

22.5K 2K 11
Tentang Jean Devine yang mencoba memperbaiki kesalahan besar dalam hidupnya. Kesalahannya pada Nanda dan anaknya. • BL • Bit angst
13.7K 1.9K 17
Kaivan Mackenzie & Shyatra Obey
3.2M 32.8K 30
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
2.5K 233 11
Saat kau melukaiku, alasanmu adalah karena kau terluka. Karena itu kali ini juga kugunakan alasan yang sama padamu. Aku terluka. "Terluka" membuat or...