Clair De Lune [On Going]

By onyourarleea

63 7 3

[On Going] "mari kuajak melintasi waktu, menghabiskan hari bahagia kita dengan sang senja sebagai saksi bisun... More

00
Introduction of the main character
02. Lumière Express

01. Once Upon a Time

7 1 0
By onyourarleea

Happy Reading

"Brengsek!! balikkin roti ku, Arlo!!"

Teriak seorang lelaki bersurai hitam legam yang tengah meneriaki sang adik lelakinya yang mengambil roti sarapannya. Aeris yang baru saja menuruni anak tangganya hanya bisa menggelengkan kepala.

"Kak, masih ada roti yang lain" Ucap gadis itu yang menghela nafas pasrah.

Aresh, kakak lelaki Aeris, menoleh dengan cepat kearah gadis dengan dress berwarna merah maroon dan dibaluti dengan cardigan berbulu berwarna putih yang membuat gadis berusia 12 tahun itu nampak sangat anggun dan elegant.

"Kamu gak lupa kan, kalo aku alergi strawberry?" Tanya Aresh dengan satu alisnya yang terangkat.

Aeris menghela nafasnya dengan kasar "kan bisa pakai selai coklat" Dengus gadis itu yang kini sudah duduk dikursi meja makan.

Aeris mulai mengambil selembar roti tawar dan mengoleskan selai kacang diatasnya, namun suara lelaki yang sepertinya berjalan mendekat ke meja makan itu membuat Aeris memasang wajah masam "manusia aneh yang menyukai kacang" Ucap seorang lelaki yang baru saja menggeser kursi yang berhadapan dengan Aeris, dia kakak lelaki Aeris ––Arlo Archandler––.

"Dan manusia aneh lah yang tidak menyukai kacang." Sebal gadis itu sembari mengunyah roti yang sudah ia poleskan dengan selai.

"Ada apasih ribut-ribut?"

Sosok wanita yang sangat cantik baru saja tiba di ruangan dinning room. Memakai dress hitam dengan rambut panjangnya yang berwarna dark brown dibiarkan tergerai begitu saja dan jangan lupa hiasan pita dibelakang kepalanya. Yang membuat wanita itu semakin cantik.

"Nih, kak Aresh sama kak Arlo berantem" Sungut Aeris sembari melemparkan tatapan sinis kepada kedua kakaknya.

"Sudah besar tapi selalu saja bertengkar" Sambung Alora yang juga baru saja tiba di dinning room.

Aresh hanya mendengus kesal sedangkan Arlo yang mendengarnya hanya memasang senyum menyebalkan.

Janganlah heran, mereka ini adalah kembar fraternal, jadi mereka memiliki banyak perbedaan. Mulai dari cara mereka menatap seseorang, berbicara, gaya berpakaian bahkan wajah mereka masing-masing.

"Pantas saja berisik, ternyata kalian sudah bangun"

Mereka yang berada di dinning room kini menoleh cepat kearah sumber suara dan mendapati seorang kepala keluarga yang baru saja tiba di dinning room dengan pakaiannya yang rapih khas bangsawan "Dad, tumben sekali kau terlambat bangun" Tanya Alora kepada sang ayah baptisnya yang bernama Frederick Archandler.

"Kau pasti tahu kenapa aku terlambat bangun kan Lora? Aku pulang cukup larut semalam" Jawab Frederick sambil berjalan kearah meja makan.

"Kau terlalu bekerja keras, Fred" Ujar Aphrodite, istri Frederick, dengan lemah lembut.
"Anything for my family" Frederick melemparkan senyuman kepada Aphrodite sembari menghampiri sang istri yang tengah menyiapkan beberapa makanan untuk sarapan.

"Bagaimana tidurmu, Aeris?" Tanya Frederick yang sudah terduduk di kursi yang berada diujung tepat ditengah.

Gadis itu menghela nafasnya singkat sebelum menjawab pertanyaan sang ayah "yeah, tidak nyenyak"

Frederick tertawa kecil, "apa kau memimpikan sesuatu?"

Gadis itu menatap sang ayah, ada keraguan dalam hatinya untuk menceritakan mimpinya semalam "aku... Memimpikan Mama dan Papa, tapi bukan seperti yang kalian kira.." Ia mengangkat kedua bahunya.

"Maksudmu?" Tanya Arlo yang sedari tadi menyimak.

Gadis itu mengerutkan dahinya sejenak lalu menjawab pertanyaan sang kakak ketiganya. "Kau tahu? Semacam... Tragedi"

Frederick dan Aphrodite yang mendengarkan jawaban Aeris sontak saling pandang satu sama lain, "seperti memori?" Frederick menghentikan aktifitas nya sejenak dan melipat kedua tangannya lalu menaruhnya diatas meja.

Aeris menganggukkan kepalanya antusias "tidak hanya itu, aku juga melihat wanita cantik berambut biru dongker! Ia mengancam Papa jika tidak memberikanku padanya"

Arlo dan Aresh langsung menghentikan aktifitas nya dan menatap kearah adik kecil mereka yang sedang sibuk menceritakan mimpinya "ia mengancam apa?" Tanya Aresh yang sepertinya tertarik dengan pembicaraan tersebut.

Gadis itu mengedikkan bahunya, "entahlah, saat bagian ia mengancam Papa, suaranya mendadak hilang"

"Apa mimpi itu datang secara terus-menerus?" Kini gantian Alora yang bertanya kepada Aeris. Sorot matanya berubah menjadi tidak dapat diartikan.

"Bukan hanya terus-menerus mimpi itu datang setelah umurku genap sepuluh tahun"

Frederick tercekat mendengar jawaban dari Aeris. Lelaki itu memandang gadis bersurai blonde dengan warna matanya yang berwarna jade green terang itu.

"Mungkin itu hanya sekedar bunga tidur, kau hanya rindu pada mereka" Sahut Arlo yang masih mengunyah makanannya.

Aeris mengedikkan bahunya, "maybe you right"

Frederick, sang kepala keluarga, dia hanya mampu terdiam dengan tatapan kosong sebelum Aphrodite memanggilnya "are you okay? Jangan terlalu dipikirkan ya?" Ucap Aphrodite dengan lemah lembut.

"I'm okay, Athee" Balas Frederick yang kini langsung melanjutkan aktifitas nya yang sempat tertunda.

"Ohya, barang-barang yang akan kau bawa ke lumière sudah siap kan, Aeris? Jika kau lupa, kita akan berangkat sejam lagi" Tanya Frederick untuk mengalihkan pembicaraan tadi.

Aeris tersenyum sembari mengangguk menatap Frederick "tentu saja, bisakah kau menceritakan sedikit tentang lumière, Dad?" Tanya Aeris dengan antusias.

Sang ayah tersenyum menatap Aeris dan kemudian mengangguk "tentu." Kata Frederick.

"Lumière adalah salah satu sekolah kerajaan terbesar sekaligus terkenal pada masanya hingga kini. Sekolah khusus para bangsawan yang tersohor karena sistem pengajaran mereka yang canggih, tidak seperti sekolah-sekolah bangsawan pada umumnya."

"Untuk memasuki Sekolah itu, cukuplah rumit. Dikarenakan namamu harus masih ada dalam daftar keluarga bangsawan, maka dari itu mereka akan memasukkan mu dalam sekolah terkenal itu" Jelas Frederick yang hanya dibalas anggukan kecil oleh gadis itu.

Seakan-akan tahu apa arti dari tatapan Aeris, Frederick yang semulanya sedang meneguk secangkir air putih langsung menaruhnya dan berniat untuk kembali menjelaskan.

"Hanya saja, seperti yang aku katakan tadi. Tak segampang itu untuk masuk kesekolah tersohor seperti lumière. Ijazah sekolah mu harus di cek, dan jika nilainya memasuki kriteria nilai lumiere, kemungkinan kau memasuki sekolah itu benar-benar sembilan puluh sembilan persen" Aeris ber'oh' kecil lalu kembali mengunyah sisa roti nya.

Dirasa makanannya sudah habis tak tersisa, gadis itu menatap kedua orang tuanya yang diyakini sebagai orang tua baptis nya itu dengan tatapan yang sepertinya ingin menanyakan hal lain.

"Sudah lama sekali aku ingin bertanya tentang hal ini. Saat aku membaca buku di perpustakaan, aku tak sengaja menemukan buku sejarah kerajaan modern, aku awalnya hanya iseng membacanya namun saat sampai di halaman The Great Chosen, aku melihat namaku tertera disana..." Ucap gadis itu dengan nada yakin sambil menompang dagunya dan menatap mereka satu persatu dengan tatapan serius namun tenang.

Gadis kecil itu menghela nafas sebelum akhirnya ia kembali berkata "apa yang terjadi? Kenapa hanya aku yang tidak tahu? Setelah aku hubungkan dengan mimpiku yang layaknya seperti puzzle dan beberapa kata tentang diriku di buku sejarah kerajaan modern, kenapa kalian merahasiakan tragedi itu dariku? Bahkan julukan ku pun ikut kalian rahasiakan"

Setelah diingat-ingat, ada benarnya apa yang dikatakan oleh Aeris. Frederick, Aphrodite beserta ketiga kakak Aeris sudah sepakat merahasiakan ini sampai dimana sudah waktunya Aeris untuk tahu tentang semuanya.

"Ada dimana saatnya tiba untuk kau tahu, Aeris" Ucap Frederick dengan senyuman nya dan beranjak dari duduknya, meninggalkan Aeris yang terpaku dengan tatapannya yang lurus kedepan.

Kenapa hanya dia yang dirahasiakan soal ini? Apakah ada sesuatu? Bukankah jika dirinya tahu, ia bisa mencegah semuanya? Dan justru tidak akan membahayakan nyawanya, bukan begitu?

To Be Continued...

Ini ada beberapa yang aku revisi sebelum up, kalo semisal kalian ngerasa ada beberapa bagian yang nggak nyambung atau bahasa narasinya kurang tepat, komen ya~

Jangan lupa berikan feedback berupa, komen, vote dan follow biar semangat untuk update chapter kedepannya, see you~

1. Aeris Jeanne Archandler

(Visualnya gak ada, jadi sesuai imajinasi kalian masing-masing. Btw nama Aeris dibacanya 'Airis')

2. Frederick Jefferson Orion Archandler

3. Aphrodite Archandler (née amour)

4. Alora Kathy Archandler

5. Aresh Xavier Archandler

6. Arlo Mattheo Archandler

Continue Reading

You'll Also Like

3K 1K 52
Katanya sih, dia itu si penguasa hati dan perisai sakti yang siap melindungi. Shaula susah move on dari mantannya yang memutuskan hubungan secara tib...
115K 6.7K 13
⚝ pls q / OO ❝ persahabatan itu, bukan sekedar pembaitan. maknanya memang sesempit rak...
20.6K 3.5K 17
Dituntut untuk mengurus seorang anak kecil di sebuah penginapan tua yang terisolasi, sekumpulan mahasiswa ini justru mendapat teror mengerikan. Anak...
542K 69.8K 55
Jenaka adalah seorang kutu buku yang tengah mempersiapkan Ujian Akhir Sekolah. Jenaka tinggal bersama nenek buyutnya yang mengidap Dementia. Suatu ha...