GEAMA CEARCALL [transmigrasi]

By ChocoSweeettt

2.9M 165K 3.9K

DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA ya... More

Number one
Number two
Number three
Number Four
number five
Number Six
number seven
Number eight
Number Nine
Number Ten
Number Eleven
Number Twelve
Number Thirteen
Number fourteen
Number Fifteen
Number Sixteen
Number Seventeen
Number Eighteen
Number Nineteen
Number Twenty
Number Twenty-one
Number Twenty-two
Number Twenty-three
Number Twenty-four
Number Twenty-five
Number Twenty-six
Number Twenty-seven
Number Twenty-eight
Number Twenty-nine
Number Thirty
Number Thirty-one
Number Thirty-two
Number Thirty-three
Number Thirty four
Number Thirty-five
Number thirty seven
Number Thirty eight
number thirty nine
Extra Chapter 1

Number Thirty-six

51.9K 3.6K 705
By ChocoSweeettt

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

***
Tiga hari berlalu, malam ini Varro dan Alora mendapatkan kabar bahwa bangunan Geama Cearcall telah selesai dan sudah lengkap dengan alat canggih di dalamnya beserta senjata.

Setelah mendapatkan kabar dari Jhony Varro dan Alora langsung bergegas untuk memeriksa langsung bangunan itu. Di dalam perjalanan Alora tidak berhenti tersenyum.

"Bahagia hm?" Tanya Varro.

Alora mengangguk, "bahagia dong, bentar lagi hari itu tiba" jawab Alora girang.

"Kapan mau mulai?"

"Kumpulin semua anggota inti dan anak buah Varro, aku mau telepon Thalita kita bahas malam ini besok kita mulai . Aku gak mau nunda lagi" ucap Alora.

Varro mengangguk paham, sesampainya di depan bangunan Varro langsung mengabari lewat grup WhatsApp. Alora meminta salah satu anggota untuk menjemput Thalita. Mereka turun dari mobil di sambut oleh Dero dan yang lain.

"Malam Non Alora" sapa Dero.

Alora mengangguk, "bagaimana keadaan di dalam? Sudah Lo pastikan lagi kalau gak terjadi kesalahan?" Tanya Alora.

Dero mengangguk,  "sudah Nona, semua sudah lengkap dan tidak ada yang kurang".

"Bagus, yasudah balik"

Dero mengangguk dan berlalu dari hadapan Alora. Setelah lumayan menunggu lama, deru mesin motor terdengar dari anggota inti Orpheus dan anak buah Varro. Semuanya berdecak kagum melihat bangunan di hadapan mereka, benar benar berbentuk lingkaran dan terlihat sangat seram. Di beri warna seperti bangunan lama membuat kesan horor menjadi terasa.

Thalita turun dari motor Arzhel. Ia menatap sekeliling, buku kuduknya langsung berdiri saat menyadari sekeliling mereka hanya ada hutan yang lebat. Thalita berlari menghampiri Alora.

"Ini bangunan Geama Cearcall?" Tanya Thalita menatap bangunan di hadapannya.

"Hm, semua ayo ikut gue" 

Semuanya mengikuti langkah Alora berjalan menelusuri lorong yang sungguh memusingkan kepala.

"Banyak amat beloknya, bisa lupa jalan keluar gue nih" celetuk Nolan.

"Ho'oh ke mansion Varro aja masih suka nyasar apa lagi di dalam nih bangunan" timpal Arzhel.

"Aelah kalo tersesat paling gak bisa keluar" sahut Galen.

"Bodoh namanya juga tersesat njir!" Cetus Arzhel.

Sesampainya di sebuah ruangan lumayan luas, ruangan tersebut adalah ruangan milik Alora. Di dalamnya banyak sekali komputer yang tersambung oleh kamera di setiap ruangan yang akan di lakukan nya sebuah permainan ini.

Mereka duduk di kursi yang sudah tersedia di sana. Kecuali anak buahnya Varro. Alora duduk di kursi yang paling mewah dan khusus untuk dirinya.

"Untuk anak buahnya Varro, besok malam saya mau kalian udah menculik orang orang yang ada di data ini. Letakkan mereka di ruangan mereka masing-masing di mana udah ada nama mereka, paham?"

"PAHAM!"

"Bagus kalian boleh keluar dan persiapkan itu".

Alora mengetuk meja dua kali, sehingga anggota ini Orpheus dan Thalita berhenti bicara dan menatapnya.

"Maaf ganggu waktu kalian,  seperti yang kalian tahu kalau bangunan ini selesai maka Geama Cearcall akan di mulai. Besok malam gue akan mulaikan ini permainan, permainan ini cukup panjang, dan gue butuh kalian".

"Untuk Arzhel dan Nolan, Kalian memantau setiap korban gue, kalian cukup berpakaian tertutup yang udah gue siapin dan juga memutar video video yang udah lama gue siapin di setiap ruangan mereka".

"Untuk Marvel, hai Mr.m dan Galen tugas kalian cukup stand by di situ, tombol senjata yang tersedia di setiap tembok bangunan ini, dengar arahan gue"

" Untuk Thalita panah kaki mereka kalau ada yang tidak mengikuti arahan gue, ingat di kaki. Latihan memanah Lo bagus, makanya gue butuh itu"

"Gue sama Varro, akan muncul di puncak permainan, paham?"

Mereka semua mengangguk paham, Alora tersenyum smirk membuat Thalita, Arzhel, Nolan dan Galen merinding.

"Hahaha, Welcome to my hell!!"

***
Geama Cearcall, kata yang berasal dari bahasa Gaelik Sotklandia yang artinya permainan lingkaran. Geama Cearcall ini adalah permainan berdarah yang di ciptakan oleh Alora untuk membalaskan dendam dan amarah yang di rasakan oleh Alora.

Dendam amarah ini adalah bukan hanya perasaan Alora asli tetapi juga dengan Nora yang memasuki tubuh Alora. Dua dendam dan dua amarah dari jiwa yang berbeda membuat rasa itu semakin meledak-ledak.

Siksaan di balas siksaan, luka di balas luka, darah di balas darah,  Alora tidak akan memberikan ampun kepada mereka semua. Hati ini terlanjur di bekukan dengan dendam yang amat besar dan rasa sakit hati yang besar.

Peraturan permainan ini sangat simpel, yang bertahan sampai puncaknya ia akan di lawan langsung oleh Alora sang pemilik Geama Cearcall.

Hari ini adalah hari yang Alora tunggu, kini gadis itu sudah siap dengan rambut yang di  kuncir menjadi satu dan memakai topeng hitam yang menutupi mata dan hidungnya serta memakai pakaian serba hitam. Kini ia sudah stand by duduk di hadapan layar layar di hadapannya.

"Sayang" panggil Varro dari arah belakang.

Varro ikut duduk di kursi sebelah Alora yang emang khusus untuknya.

"Gimana anak buah kamu?" Tanya Alora.

"Mereka udah gerak untuk culik mereka" jawab Varro.

Alora mengangguk paham, permainan akan di mulai nanti malam jadi dan ini masih pukul tiga sore. Alora melepaskan topeng hitam dan meletakkan nya di meja. Alora mengernyitkan dahinya, tiba-tiba Varro menyodorkan buku note kecil.

"Aku udah baca, tapi aku gak paham maksudnya kamu mau kembali itu apa Lora?" Tanya Varro.

"Aku rasa ini waktu yang tepat untuk nanya soal ini" ucapnya.

Deg

Jantung Alora berdegup dua kali lebih cepat,  Alora benar benar tidak berniat memberi tahu apa-apa untuk sekarang tentang siapa dirinya sebenarnya.

"Hei, kok melamun? Jawab maksudnya apa sayang?" Tanya Varro lembut.

"Em, kayaknya emang kamu harus tau" lirih Alora membuat Varro semakin penasaran.

"Varro, aku bukan Alora"

Deg

Varro tertawa, "ngaco kamu , kalo kamu bukan Alora jadi yang ada di samping aku ini siapa?".

Alora menggelengkan kepalanya, "kamu mungkin nggak percaya sama yang namanya transmigrasi, tapi aku ngalami  itu sendiri,  beberapa bulan yang lalu"

"Jangan ngawur Alora, aku lagi serius" tekan Varro.

Tes

Air mata jatuh begitu saja dari mata Alora, "serius Varro, aku Nora.  Nora Karalyn. Aku transmigrasi ke tubuh Alora hanya untuk membalaskan dendam dia aja Varro, aku gak ada niatan untuk membuka hati di sini tapi aku malah jatuh cinta sama kamu Varro, makanya aku bilang aku ingin pulang tapi aku juga gak mau pergi dari kamu Varro itu artinya"

Mata Varro memanas, "kenapa kamu gak bilang? Itu tandanya selesai permainan ini, kamu pergi?" Lirih Varro, Varro berdiri dari duduknya hendak keluar dari ruangan. Ia tidak bisa berkata-kata, lidahnya keluh  untuk bergerak mengucapkan kata-kata.

"Aku keluar dulu " pamit Varro.

Alora terdiam dan terisak, ini adalah situasi yang ia benci dan yang Alora sendiri berharap tidak akan terjadi. Ini situasi yang ia takuti, Alora merasa bersalah .

"Maaf Arro, ini bukan mau Lora "

***

Varro mengacak rambut nya frustasi, kenyataan apa lagi ini yang harus ia terima? Sungguh di luar akal sehat manusia, ingin tidak percaya tapi tulisan tulisan di buku itu?

Tidak, Varro tidak marah kalau emang Alora bukan yang asli. Tapi, ia tidak terima akan di tinggal pergi, Alora itu dunianya. Hidupnya berubah lebih bewarna karena adanya Alora, ia gak mau warna-warna itu pudar yang membuat kesuraman di hidupnya.

Varro menatap ke arah sungai yang tidak jauh dari bangunan Geama Cearcall. Ia menatap kosong air yang mengalir itu. Pikiran nya kacau, rasanya ia menyesal mencari tahu sekarang. Tapi kalau ia tahunya di saat Alora pergi, pasti akan lebih kacau. Rasanya serba salah,  di cari tahu salah tidak di cari tahu juga salah.

Dia mencintai Nora, bukan Alora. Bagaimana caranya agar Varro terus bersama dengan gadisnya ? Mencapai semua impian-impian yang udah ia susun rapi untuk masa depannya dengan Alora. Ia gak mau semua itu hancur begitu saja. Untuk sekarang biarkan permainan ini berjalan semestinya.

***
Rey sedang berada di rumah Syera, ia menatap gadis yang sedang bersandar di pundaknya. Rey memutar bola matanya, sebenarnya ia sangat malas menjenguk Syera, tetapi karena paksaan dari mamanya ia terpaksa menjenguk.

"Aku bosen di kamar terus, kita ke taman depan yuk"

Rey menggeser kepala Syera, "pegel" ketusnya.

Wajah Syera langsung murung, "seharusnya kamu kayak gini ke Alora dan kembarannya bukan ke aku" ucapnya sedih.

Rey mengernyitkan dahinya bingung, "kembaran?"

"Gak usah ngaco Lo, kembaran Alora itu hilang!"

"Hilang? Aku sama Lily lihat sendiri"

Rey menatap tajam Syera, "pasti ada sebab kenapa Lo di giniin sama Alora ".

Rey beranjak meraih kunci motor dan  melangkah keluar dari rumah Syera. Syera yang melihat itu pun panik dan mengejar Rey.

Mata Syera membulat saat, Rey di pukul oleh seseorang hingga pingsan. Saat Syera ingin berteriak, seseorang sudah membekapnya dengan kain yang sudah ada obat nya.

****

Gerald sedang menikmati kopi hitam di halaman belakang mansion, dengan tangan yang sibuk mengetik di laptop. Karena terlalu serius, ia tidak sadar ada orang asing masuk ke dalam dan memukul tengkuk kepalanya hingga pingsan.

Di markas Liondark, mereka sudah di ikat satu satu dengan kepala masing-masing di tutupi kain hitam dan mulut di lakban . Kini Elang, Gerry, Adnan sedang di masukan satu satu ke dalam mobil. Sedangkan Figo, mereka bekap dengan kain saat sedang tidur.

Jam menunjukkan pukul lima sore, dua mobil masuk ke kawasan Geama Cearcall. Arzhel dan Nolan yang tugasnya memantau,  sudah berdiri dengan pakaian jubah hitam dan topeng berwarna hitam berdiri di depan pintu utama Geama Cearcall.

"Bawa masuk ke ruangan sesuai nama mereka!" Perintah Arzhel.

"SIAP!"

Arzhel dan Nolan terus memantau, "kasihan amat, belom mati udah masuk neraka" celetuk Nolan.

"Ck, Lo bisa cool dikit gak? Gue lagi ngerasa keren nih,  kayak di film film action gitu" ucap Arzhel.

Nolan memerhatikan pakaian mereka , "lebih kayak pencabut nyawa sih, tapi it's okay, karena gue yang pakai jadi keren".

"Mau muntah gue, ayo masuk!"

***

Alora memperhatikan anak buah Varro yang sedang memposisikan manusia manusia yang ia benci di ruangan masing-masing. Pintu ruangan Alora terbuka menampilkan Varro yang murung.

Alora berdiri dan menghampiri Varro, ia memeluk cowok itu dengan erat.

"Maafin Lora"

Tangis Varro langsung pecah dan membalas pelukan Alora tak kalah eratnya.

"Lora jangan tinggalin Arro, Arro gak mau" rengek Varro.

Alora melepaskan pelukannya, ia menghapus air mata Varro.

"Kita bahas ini nanti ya, kalo Geama Cearcall berakhir. Aku akan usaha buat terus sama kamu"

"Karena aku juga butuh kamu Varro "

****

Nih yg kalian nanti nantikan kan? Sekarang aku minta kalian spam komen biar aku makin semangat, perjalanan masing panjang siksaan ini akan panjang jadi aku butuh semangat

Continue Reading

You'll Also Like

LEESHIA By arrsta

Teen Fiction

1.3M 75.3K 57
Cerita hidup Leeshia yang harus tinggal bersama kelima abang tiri yang baru saja ia kenal, Bunda yang pergi bersama suaminya untuk perjalanan bisnis...
94.6K 7.3K 18
Bagaimana jika kalian harus menikah dengan seorang antagonis? Yang hobi sekali menindas dan membully seseorang. Calista Catlyna gadis cantik penggema...
20.2K 3.7K 25
(Sequel KTL) (KENAPA HARUS NUNGGU END KALAU BISA BACA SEKARANG?!!) Menceritakan Seorang gadis cantik, yang memiliki kelebihan bisa merasakan dan meli...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

633K 29.5K 50
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...