Transmigrasi Zea Keylard

By rechan0617

155K 6.5K 209

siapa yang akan menyangka jika Zea putri tunggal keluarga Keylard mengalami kecelakaan tunggal dimalam pesta... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

14

4.3K 175 3
By rechan0617

Zea tak habis pikir dengan apa yang barusan dilakukan oleh Haizen , ia belum siap dengan semua perlakuannya, bukan kah pria itu tak menyukai Istrinya ini, lantas mengapa ia berbuat begitu.
Memikirkan saja membuat Zea merinding.

Baru beberapa saat ia menerima takdirnya menjadi seorang Lize,namun sudah disuguhkan dengan tingkah Haizen yang secara tak terduga itu.

'Menerima takdir ya' Zea bergumam , ia sudah cukup lama berendam di bathtub , pikirannya masih sibuk dengan apa dan bagaimana ia harus melalui hidup sebagai Lize Amerd. Mendapat serangan dadakan dari Haizen saja jantungnya berdetak cukup keras.

Zea bangun, dan segera memakai bathrobe, ia berjalan menuju cermin. Disana ia mengamati setiap inchi tubuh Lize yang kini ia tempati.

"Sebernarnya tidak buruk, cukup perawatan dan makan teratur, agar tubuh ini terlihat sehat"

Zea berpose layaknya model yang sedang melakukan pemotretan.

Kegiatannya terhenti ketika mendengar suara ketukan pintu.

Ia berjalan keluar dari kamar mandi dan membuka pintu.

"Ohh Bibi, ada apa? "

"Nyonya, sudah waktunya untuk makan malam, apa saya akan membawa makanan ke kamar seperti biasa"?

" Tidak usah Bi, aku akan bergabung dengan yang lainnya"

Bibi mengangguk dan berlalu, 'semoga ini benar-benar awal yang baik'

Zea membuka lemari pakaian yang ada dikamarnya, mencari pakaian mana yang akan ia kenakan. Ia terkejut dengan  banyaknya pakain disana.

"Wahh apa Lize sangat hobi berbelanja? Lihat pakaian ini sangat banyak, hemm.. Seleranya tidak buruk"

Zea memilih Dress berwarna putih dengan V line, dengan lengan panjang yang dimana di setiap pergelangan tangan baju di hiasi gambar bunga matahari kecil. Panjangnya cukup lumayan, sampai dimata kaki dengan kedua sisi kiri dan kanan terdapat belahan. Ia merias dirinya sesimpel mungkin.

"Nah.. Sudah, ini terlihat baik"

.
.
.
.
.

Lize bergabung dengan Karin dan Haizen yang kini tengah menikmati makan malam. .

Karin yang melihat Lize ikut bergabung
dengan mereka menghentikan kegiatannya.

"Wah kakak Ipar, tumben sekali "

"Tumben apanya, perut ku lapar dan aku ingin makan juga"
Lize dengan santai mengambil beberapa potong daging dan hidangan lainnya yang ada diatas meja.

"Biasanya, kakak ipar hanya makan di kamar saja"

"Ohh ya, anggap saja ini tidak biasanya"

Lize sangat malas menanggapi pertanyaan Karin, emosinya bisa saja terpancing mengingat adik Ipar ini suka sekali mencari masalah dengannya.

Sementara Haizen kini terpaku melihat tampilan Lize, tidak seperti biasanya. Kemana pakaian mencolok yang sering ia kenakan ? Apa dia sekarang berniat mengalihkan perhatian orang-orang disini dengan tampilan barunya ini.

Lize yang merasa diperhatikan menatap Haizen.

"Apa? "

"Tidak ada"

"Mengapa kau menatap ku begitu, bola mata mu bahkan berniat keluar dari tempatnya"

"Ukhhuk..huk "Karin tersedak mendengar ucapan Lize pada kakaknya barusan. Ia melirik Haizen dan Lize bergantian.

" Kauu.. Apa mulut mu itu hanya dapat mengeluarkan kata-kata kasar saja"

"Kakak ipar kau sangat tidak sopan "
Karin menimpali perkataan Haizen.

Lize memutar bola matanya malas. Lihat bahkan adik iparnya itu seperti menuang bensin dalam kobaran api. Tidak bisa kan dia diam saja.

"Ya sudah abaikan saja"
Lize kembali memakan makananya, ia tak peduli dengan tatapan kedua mahluk yang ada dihadapannya ini, me gizi perut lebih penting.

"Istri..... " Tatapan Haizen menajam. Namun suasana yang sempat tegang buyar ketika salah satu pelayan masuk.

"Maaf mengganggu Tuan Muda, didepan ada Nona Gee" Ucap pelayan itu dengan hati-hati.

"Katakan padanya agar menunggu ku"

"Baik Tuan"

Haizen melirik Lize , ia ingin melihat bagaimana reaksinya. Namun, istrinya itu tampaknya tidak peduli, ia terlihat menikmati makanannya.

"Wahh... Kak Gee sedang berkunjung"
Karin kembali menuangkan bensin kedalam kobaran api. Jika tadi suaranya pelan, kini suaranya sedikit meninggi berharap kakak iparnya mendengar.

Lize seolah tidak peduli. Ia menulikan pendengarannya.

Haizen bergerak meninggalkan meja makan dan pergi menemui Gee.

"Kakak Ipar, apa kau tidak cemburu"?

" Untuk apa"

"Kemarin saja kau pingsan ketika Kak Gee berkunjung ke sini"

Lize menghela nafasnya. sebenarnya ia meladeni Adik Iparnya ini, tapi ya mau bagaimana lagi, jika dibiarkan dia akan terus mengoceh.

"Itu karna tenaga ku belum pulih, kau tau kan aku baru sadar dari tidur panjang"

"Lebih tepatnya koma" Sanggah Karin.

"Ya ya ya koma.."

"Jadi kau tidak marah"?

" Jika aku marah karena cemburu, itu hanya akan membuang energi ku yang baru terkumpul ini, kepala ku akan pusing dan aku akan sulit tidur, kau tau tidur berselimutkan emosi itu tidak sehat"

"Ha? Sejak kapan kakak pandai begini"

"Mungkin sejak aku koma"

Karin tertawa dengan apa yang baru saja ia dengar

"Kenapa kau tertawa"?

" Tidak... Tidak hanya saja ini terlalu lucu"

Lize jengah mengahadapi Karin. Ia meletakkan sendoknya dan menyudahi makanannya. Selera makannya tiba-tiba hilang begitu saja.
Ia bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan karin yang masih tertawa.

'Dasar aneh'
.
.
.
.
.
Lize berjalan kedapur , iea mencari Bibi Cha, namun ia tidak menemukannya.
Ia berjalan ke depan berharap bertemu dengannya ia ingin meredakan emosinya yg mulai terpancing oleh Karin tadi, setidaknya Bibi Cha adalah pendengar terbaiknya disini.
Namun matanya tak sengaja melihat sosok yang tadi Karin bicarakan.

Pandangannya tiba-tiba terasa panas, melihat wanita itu yang tengah mencium Haizen.

'Lihat, bahkan dia menerima ciuman itu tanpa rasa bersalah pada istrinya ini'
Lize mengepalkan tangannya. Lize berjalan mendekati mereka.

"Maaf jika aku mengganggu, tapi bisakah kalian tidak berbuat zinah disini"
Lize menikah kata Zinah cukup dalam.

"Lize" Haizen yang mendengar itu tersentak kaget.

"Ohh Hai Lize, sejak kapan kau disana"
Gee dengan wajah polosnya menyapa Lize.

Lize menatap tajam Gee. 'Dia bahkan terlihat pura-pura bodoh'

Lize berbalik dan pergi meninggalkan Haizen dan Gee. Apa ini yang dinamakan kesialan, harusnya tadi dia langsung ke kamarnya saja.

Langkahnya cepat dan terlihat buru-buru. 'Disini mengapa sangat perih , perasaan apa ini'

Zea memasuki ke kamar Lize perasaannya tak karuan.
'Apa perasaan Lize masih tertinggal, mengapa rasanya begitu sakit'

Ia melirik Vas Bunga  yang ada diatas meja, tangannya bergerak dan meraih Vas itu dan melemparkannya begitu saja ke cermin yang ada dikamarnya.

Matanya memerah. Raut aramah terpampang nyata diwajahnya.
Namun, perlahan-lahan kesadarannya kembali.

"Lize bisakah aku mengambil alih tubuhmu seutuhnya, perasaan ini membuat ku kesal"

Ia melihat kelopak bunga mawar yang berserakan di lantai.
Lize membungkuk dan memungutinya, namun tanpa sengaja tangannya tergores pecahan kaca.

"Bahkan aku sendiri melukai tangan ku, hahaha"
Zea tak menyangka ia akan bertindak demikian, amarah dan kekecewaan dari pemilik tubuh itu tampaknya masih tertinggal.







Continue Reading

You'll Also Like

622K 27.2K 42
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
562K 21.6K 46
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...
952K 88.1K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
392K 22.1K 29
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...