[๐๐‹] He's My Ex-boyfriend

By zu_exo

1.3K 207 21

Arsenio Honiara mengalami drama paling rumit dalam hidupnya, dia dibuang oleh "kekasihnya" yang telah mengham... More

Pro-log
HMEB 001 : New Chapter, New Life
HIMEB 002 : Asshole
HIMEB 003 : Bastrad
HIMEB 004 : Anxious

HIMEB 5 : Ama, Goodbye....

123 16 0
By zu_exo

Matthew semakin cepat menancap gas mobilnya, malam tadi Johan mengabarinya bahwa Ama telah berpulang karena sakit jantung yang telah lama ia derita.

Johan juga mengabari kondisi Arsen yang memburuk, mendengar kabar itu Matthew langsung memesan tiket pesawat, yang rencana ia akan stay di Singapura untuk seminggu tapi baru 3 hari Matthew memutuskan untuk pulang.

Mobil yang dikendarai Matthew akhirnya sampai di depan rumah Ama terlihat sepi dari depan, Matthew segera masuk dan melihat ada Johan, Daw, Giselle, dan kedua anak Arsen.

"Ayo ikut aku." Johan menarik tubuh Matthew dan membawanya ke pemakaman umum yang tidak jauh dari rumah Ama. Sepanjang perjalanan Matthew bertanya-tanya dimana keberadaan Arsen.

"Itu dia." Dari jauh Johan menunjuk ke arah seseorang yang terduduk lemah di samping sebuah makam, tanpa basa-basi Matthew berlari menghampiri Arsen meninggal Johan jauh di belakang.

"Arsen?" Arsen menolehkan kepalanya dan menatap dalam ke mata Matthew. Melihat tatapan itu Matthew merasakan sesak di dadanya.

"Mat...." Matthew duduk di samping Arsen dan segera ia peluk tubuh rapuh Arsen. Dalam pelukannya Arsen menangis meraung-raung menyalahkan semesta.

"Kenapa Mat? Kenapa harus Ama? Semesta jahat Mat mereka mengambil Ama dariku." Matthew semakin erat memeluk tubuh Arsen sembari menepuk-nepuk pundaknya mencoba menguatkan Arsen.

Sepanjang hari penuh Matthew menemani Arsen yang menangis di samping makam Ama, tak peduli dengan terik matahari yang menyengat kulitnya Matthew tidak ingin meninggalkan permatanya menangis sendirian.

♡₊˚ 🕊️・₊ ♪ ✧

Setelah puas menangis Matthew mengajak Arsen untuk pulang karena hari mulai gelap dan tidak baik berlama-lama di pemakaman.

Sebelum pergi Matthew menaburkan bunga di makam Ama dan mencium nisanya sembari berkata.

"Maaf Ama... Matthew belum bisa menepati janji Matthew. Tapi Matthew akan segera memperbaiki semuanya, Ama istirahat yang tenang yaa, Matthew akan menjaga Arsen."

Matthew berucap lirih hingga Arsen tak mendengarnya setelah itu Arsen menggandeng tangan Arsen dan mereka pulang.

Sepanjang perjalanan masih banyak orang-orang dari perusahaannya yang bekerja untuk membangun pusat perbelanjaan disana.

"Bagaimana ceritanya?" Arsen menolehkan kepalanya lalu menatap lurus kedepan.

"Ama saat itu sedang membersihkan halaman depan bersama Jendra. Sedangkan aku sedang memasak untuk sarapan bersama Giselle dan Marka, tiba-tiba Jendra berteriak dan menangis kencang aku panik takut terjadi apa-apa lalu segera berlari kedepan."

Arsen berhenti sejenak menarik nafas panjang, melihat kegelisahannya Matthew mengajak Arsen untuk mampir sebentar di depan supermarket. Matthew membelikan Arsen sebuah minuman agar Arsen lebih tenang.

♡₊˚ 🕊️・₊ ♪ ✧

Arsen panik ketika melihat Amanya yang tergeletak begitu saja di halaman depan dengan keringat membanjiri tubuhnya.

"GI!! TELPON RUMAH SAKIT TERDEKAT GI!!" Giselle yang baru datang tak kalah paniknya ia segera mengambil ponselnya dan menghubungi rumah sakit terdekat.

"Ama!! Ama kenapa Ama!!" Teriakkan Arsen membuat beberapa orang menghampiri dirinya dan berusaha membantunya.

"Serangan jantung!" Salah satu tetangga menyuruh orang-orang untuk membawa Ama ke tempat yang datar dan ia lakukan tindak kompresi dada.

Ia melakukan tindak kompresi dada sebanyak 100-120 kali tiap menit berganti dengan orang-orang yang lain.

Melihat itu Arsen menangis meraung-raung dalam pelukan Giselle, ia tidak tega melihat Amanya yang terkapar tidak berdaya.

Hingga ambulan pun tiba mereka segera membawa Ama ke rumah sakit di dampingi oleh Arsen.

"Telpon Daw suruh mereka menjaga Marka dan Jendra." Giselle menganggukkan kepala setelah mengatakan itu Arsen masuk kedalam ambulans.

Di dalam ambulans Arsen tak henti-hentinya menggenggam tangan Ama, berdoa agar Ama baik-baik saja.

Tapi takdir berkata lain suara mesin alat monitor hemodinamik berbunyi nyaring dan menampilkan garis lurus di layar monitor.

"Ama? Ama!! Jangan tinggalin Arsen!!! Ama!!"

♡₊˚ 🕊️・₊ ♪ ✧

Johan, Daw, Giselle dan kedua anaknya datang mereka melihat Arsen yang terduduk lesu di lantai rumah sakit.

"Bubu!!" Marka dan Jendra berlari memeluk Arsen mencoba memberikan energi positif kepadanya.

"Sen??" Arsen menatap Daw dan menggeleng kepalanya. Daw segera memeluk erat tubuh Arsen dan kembali Arsen menangis.

Dokter datang dan menghampiri mereka dirinya duduk di samping Arsen dan menepuk-nepuk pundaknya.

Dirinya mengatakan bahwa Ama terkena Sindrom Brugada adalah gangguan irama jantung akibat kelainan genetik.

"Sebelumnya saya turut berdukacita atas kepergian Ama mu. Saya akan menjelaskan secara singkat saja, jadi kalau misalnya pada pasien dengan brugada sindrom itu dia sistem listriknya lebih rentan untuk korslet dibandingkan dengan orang normal. Nah, korslet ini bisa menyebabkan sudden cardiac death, bisa berhenti mendadak walaupun tadinya tidak ada apa-apa," jelas dokter itu.

Ia menyuruh salah satu dari mereka untuk mengurus kematian Ama karena ia tahu Arsen masih sangat terpukul.

"Salah satu dari kalian ikut saya ya." Johan mengajukan dirinya ia mengikuti dokter itu untuk mengurus kematian Ama.

♡₊˚ 🕊️・₊ ♪ ✧

Setelah menjelaskan kejadian itu Matthew kembali memeluk sosok rapuh di depannya dan memberikan kata-kata semangat untuk submisif.

Yang tanpa mereka sadari satu hari ini mereka berdua menghabiskan waktu seperti tidak ada masalah diantara mereka. Setelah puas menghabiskan waktu bersama mereka pun kembali ke rumah Ama, di sana yang lain menunggu kehadiran Arsen dan Matthew.

"BUBU!!" Marka dan Jendra berlari dan memeluk kedua anaknya, Matthew sendiri hanya diam di ambang pintu. Johan yang melihat itu mengajak Matthew untuk merokok di luar.

"Darimana saja kau??" Johan memberikan sebatang rokok kepada Matthew, ia mengambil rokok itu dan menyalakannya.

"Dari pemakaman, lalu kami singgah sebentar di supermarket. Arsen butuh tempat untuk bercerita Jon." Johan mengangguk mendengar penjelasan dari Matthew.

"Kau sudah membaca e-mail yang ku kirim 'kan?" Matthew mengangguk baru tadi di bandara ia membaca e-mail yang Johan kirimkan 2 hari yang lalu.

"Jadi mereka benar anak-anakku?" Johan mengangguk, hasil tes DNA menunjukkan 99% DNA kedua anak Arsen cocok dengan Mathew.

"Lalu langkah apa yang akan kau lakukan?" Matthew diam ia menatap langit malam yang bersinar dihiasi bintang-bintang.

"Entahlah, aku merasa tadi hubungan kami membaik begitu saja tapi tidak tahu bagaimana ke depannya." Johan mengerti bagaimana perasa Matthew tapi Johan juga tahu tindakkan Matthew di masa lalu sungguh keterlaluan.

"Berjuanglah lebih keras lagi, aku yakin Arsen perlahan akan memaafkan mu."

♡₊˚ 🕊️・₊ ♪ ✧

"Bagaimana dengan si kecil itu?" Seorang pria duduk dengan nyama di kursi hitam mewah miliknya. Ia menyesap rokok dijarinya sembari memandangi foto-foto Arsen dan kedua anaknya.

"Dia baru saja kehilangan neneknya." Pria itu mengernyitkan dahinya.

"Really? Bukankah kita harus ke sana berbelasungkawa?" Wanita yang berdiri tak jauh darinya tertawa kecil mendengar ucapan pria barusan.

"Untuk apa? Justru mereka yang harus ke sini. Mereka dengan mudah menghancurkan kita dan melupakannya begitu saja. Aku ingat betul bagaimana si dominan dengan tidak tahu malunya memperkerjakanku."

Pria itu berdiri dan menghampiri si wanita ia merebut segelas wine yang ada di tangan wanita itu dan meminumnya.

"Apakah saatnya memulai rencana kita? Sepertinya ini waktu yang tepat untuk menghancurkan mereka berdua."

"Tunggu dulu, kita harus memastikan mereka berdua bersama terlebih dahulu setelah itu baru kita hancurkan mereka berdua."

Pria itu mengangguk setuju ia teringat di masa lalu bagaimana Matthew dan Arsen menghancurkan hidupnya berkeping-keping. Butuh waktu yang lama unutknya bisa berada di titik ini, banyak hal yang ia korbankan bahkan wanita di sampingnya yang merupakan adiknya rela menjual tubuhnya untuk mendapatkan ini semuanya.

"Kita harus mengembalikan semua yang hilang."

.

.

.

To be continued.... ♡

Annyeong...

Kembali lagi dengan zu.exo!! Bagaimana liburan kali? Menyenangkan? Aku harap begitu. Cerita HIMEB akan kembali update sesuai jadwal yaa, updatenya setiap hari ganjil yaa;

Terimakasih untuk votenya, kalo ada typo komen aja yaa nanti aku benerin.

Nama karakternya aku ganti ya, yang sebelumnya Liam Aston menjadi Matthew Aston. Karena nama Liam mirip sama cerita yang lain.

Jadi kalo di chapter sebelumnya masih ada nama "Liam" kalian komen ya biar aku perbaiki.

Terima kasih 🤍🕊️

- 17 Apr' 24

- 1220 words

Continue Reading

You'll Also Like

365K 42.7K 41
Sebuah tragedi yang muncul karena kata cinta yang datang meski terlarang, membuat hidup Xiao Zhan menjadi rumit serumit-rumitnya. Bahkan ia melakukan...
140K 8.1K 27
Semua isi di dalam kisah adalah sebuah karya fiksi. Selamat membaca โค๏ธ
DEUCE By Anya

Short Story

2.5K 339 7
Max Sutherland, petenis pria terbaik dunia dengan gigih bangkit dari keterpurukan dan berusaha tanpa lelah mengejar cinta yang pernah dibiarkannya pe...
310K 27.5K 35
"Bagiku, tidak ada maaf untuk seorang penghianat. jika di berikan kesempatan kedua, tidak menutup kemungkinan dia akan berkhianat lagi. Dan bagiku sa...