KUMPULAN CERITA SENI GAY (21+)

By reading4healing

109K 685 30

Cerita Dewasa More

(21+) Suami Yang Digilir Cowok Macho Spanyol
(21+) Si Pemuas Satu Kos
(21+) Si Pemuas Satu Kos 2
(21+) Pemuas Suami Si Bos Bule
(21+) Pacarku Sang Pemuas Satu Geng
(21+) Driver Ojol Arab Plus - Plus
(21+) Tubuh Kekar Suamiku Dijadikan Mainan Lima Atasanku
(21+) Disetubuhi Teman Macho Istriku di Pesta Pantai Binal (1)
(21+) Disetubuhi Teman Macho Istriku di Pesta Pantai Binal (2)
(21+) TUBUHKU DIPINJAMKAN PACARKU DI PESTA LIAR
(21+) BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (1)
(21+) BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (2)
(21+) BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (3)
(21+) Piala Bergilir Pesta Seks Tokyo (1)
(21+) Piala Bergilir Pesta Seks Tokyo (2)
(21+) Di-Double Penetration Di Depan Istri Hamil (1)
(21+) Di-Double Penetration Di Depan Istri Hamil (2)
(21+) PEMUAS PARA PREMAN JALANAN
(21+) Memperawani Suami Muda Tetanggaku
(21+) Lubang Pemuas Pria - Pria Beristri
(21+) Gigolo Biseks Simpanan Mama
(21+) Pesta Bujang Liar Sang Pengantin Pria
(21+) Skandal Besar Menjelang Pernikahan
(21+) Disewa Lionel
(21+) Malam Liar Sang Budak Korporat
(21+) Takdir Seorang C*mdump
(21+) Service Plus-Plus Barber Straight Turki
(21+) Bule Online, Perebut Keperjakaanku
(21+) Salah Kamar, Aku Dapat Sugar Daddy
(21+) NAPAS BUATAN DARI PAPA SAHABATKU
(21+) MENGERJAI DADDY KEKAR BERISTRI
(21+) MENJEBAK SOPIR STRAIGHT BAD BOY
(21+) Menjajal Kejantanan Masseur Impor Rusia
(21+) Legenda Si Otong Monster
(21+) Mesin Pemuas Mantan Dan Gebetan
(21+) PELARIANKU SEORANG PRIA KEKAR BERISTRI
(21+) SI PEMUAS SEKAMPUNG
(21+) PEMUAS DUA GADIS LUGU DI RUMAH
(21+) PELEGA DAHAGA SAHABAT PAPAKU
4 PEREMPUAN DI RUMAHKU BISA DIP4K4I SEMU4

(21+) Pemilik Tubuh Indah Si Pembantu Ganteng

1.4K 22 1
By reading4healing



 

PEMILIK TUBUH INDAH

SI PEMBANTU GANTENG

by Jeremy Murakami

***





 

Ilustrasi: Chandra


Namanya Chandra, 55 tahun. Dia tidak tampak seperti kebanyakan pria berusia 50 tahunan—dia tampan, wangi, dan bugar. Ketika dia membuka kaos model slim fit yang selalu dia pakai, tampaklah sesosok tubuh pejantan seksi yang sangat baik merawat dirinya. Semua ototnya terdefinisi begitu indah di tubuhnya—otot bisep dan trisep yang kokoh, dada yang bidang, perut six pack yang indah, serta kulit yang mulus. Dia seperti medan magnet yang siap menarik perhatian setiap orang di sekitarnya. Lebih gilanya lagi, dia seorang biseksual. Dari muda, Chandra pandai menyetubuhi pria. Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak pria perkasa yang rela memberikan kesucian lubang senggama mereka untuk Chandra. Dia juga sangat perkasa dalam menyetubuhi wanita. Setiap wanita yang dia cium selalu berakhir menginginkan kejantanannya bersarang di dalam alat kelamin mereka.

Selama bertahun-tahun Chandra berkelana. Setiap pria maupun wanita yang menarik perhatiannya selalu berhasil dia dapatkan. Namun, di usia 31 tahun, dia bertemu Lina, seorang wanita dua tahun lebih muda. Mereka menikah—24 tahun lamanya… Dalam pernikahan itu, Chandra menyerahkan segalanya—cinta, harta, dan jiwanya. Dia berhenti berkelana; dia hanya mendedikasikan hidupnya untuk Lina. Dia tinggalkan masa lalunya sebagai cassanova. Bahkan, dia lupakan ketertarikannya pada pria. Hidupnya fokus pada keluarga kecil mereka.

Pernikahan 24 tahun antara Chandra dan Lina akhirnya berakhir sudah. Lina sakit keras. Chandra mengambil pensiun dini dari pekerjaannya sebagai seorang Kepala Cabang sebuah perusahaan BUMN di Jakarta. Dia ingin menemani istrinya yang tercinta berobat di luar negeri. Setelah berobat tiga bulan di Singapura sambil ditemani Chandra, Lina harus menyerah dari penyakitnya. Dia meninggalkan Chandra seorang diri; mereka memang memutuskan child-free alias tidak menginginkan anak. Dengan berat hati, Chandra harus membereskan hatinya yang tercecer dan melanjutkan hidupnya.

Ilustrasi: Chandra


Kini, Chandra hidup sebatang kara. Dia menjual rumahnya di Jakarta, lalu membeli sebuah rumah yang lebih kecil di Bali. Di sana, dia mulai menata kembali hidupnya. Usianya kini memang 55 tahun. Memang, masalah fisik, sekarang pun dia pasti mudah sekali mendapatkan ganti istrinya. Tetapi, Chandra sudah merasa lelah. Dia lelah pergi berkencan; dia malas sekali pergi bersosialisasi dan mencari kenalan baru untuk partner romantis. Usianya terlalu tua untuk pergi kencan ke restoran mewah, menonton bioskop, ataupun pergi klub. Dia ingin duduk di rumah, menikmati makanan rumahan, berenang di kolam pribadinya, dan menonton Netflix sendirian sambil minum wine. Dia ingin sebuah rumah…

Ketika Chandra mengira dia akan berakhir sebatang kara selamanya, ternyata semesta tidak sejahat itu pada dirinya. Suatu hari, Chandra pun menelepon seorang agen asisten rumah tangga untuk mencari pembantu yang pas yang bisa menemani dirinya.

“Saya mau pria ya, Pak… Kalau bisa yang sudah berusia 40-50 tahun saja… Yang niat bekerja… Selama ini, kalau cari yang muda, belum apa-apa sudah resign… Pokoknya, saya mau cari yang masih enerjik dan bisa diandalkan kalau ada perlu apa-apa,” ucap Chandra dari telepon. “Dan yang penting, tolong carikan yang mau tinggal di rumah ya, Pak… Biar bisa menjaga rumah juga…”

“Wah, Pak Chandra, kalau yang usia 40-50 tahunan, biasanya sudah pada berkeluarga, Pak… Mereka carinya yang bekerja dari pagi sampai sore saja…”

“Begitu ya, Pak?” tanya Chandra sedikit kecewa. “Tetapi, masa sama sekali tidak ada, sih?”

“Kalau usia 20 tahunan ada sih, Pak…”

“20 tahunan?” tanya Chandra sedikit ragu-ragu. “Niat bekerja ndak dia?”

“Niat, Pak…” ucap si agen cepat-cepat. “Dia ini perantauan dari Jawa… Hidup sebatang kara… Tetapi, saya bisa jamin anaknya jujur, kok… Kasian, Pak… Dia cuma cari pekerjaan yang memberikan mess. Kalau jadi pembantu rumah tangga Bapak, dia kan bisa menginap di rumah Bapak, kan?”

Chandra diam saja, masih berusaha menimang-nimang bagaimana enaknya.

“Ini anaknya rajin juga kok, Pak Chandra…” jelas si agen itu lagi. “Dijamin, dia enggak bakalan resign-resign. Soalnya, dia juga hidup sebatang kara…”

Chandra akhirnya menimang-nimang, lalu memutuskan untuk menerimanya.

“Coba suruh datang ke rumah dulu ya, Pak… Biar saya interview dulu…”

Agen asisten rumah tangga itu pun menyetujui permintaan Chandra untuk membawa si kandidat pembantu rumah tangga itu ke rumahnya. Akhirnya, kehidupan Chandra akan segera berubah hari itu juga. Di saat dia berpikir dia akan hidup sendiri selamanya, semesta pun membawa kejutan bagi dirinya.


[ … ]


Ilustrasi: Danang


Tidak lebih dari satu jam sejak panggilan telepon tadi berakhir, Chandra membuka pintu depan rumahnya untuk dua orang—seorang bapak-bapak tambun usia pertengahan 50 tahun, sebaya dengan dirinya, serta seorang pria muda berbadan sekel yang berbadan tinggi besar. Pria itu macho sekali… Wajahnya manis, dengan rambut pendek rapi dan terlihat halus, hidung mancung, alis tebal, dan bibir merah merona. Badannya tampak berotot karena aktivitasnya yang  banyak mengandalkan fisik. Dia menunduk ke bawah, tidak berani memandang Chandra. Di tangannya, dia membawa sebuah travel bag butut yang Chandra yakin berisi baju-bajunya yang dia bawa dari kampung.

 

“Ini Pak Chandra… Perkenalkan, namanya Danang…” ucap si agen asisten rumah tangga itu memperkenalkan.

Danang memberanikan diri memandang wajah Chandra. Lalu, tanpa Chandra duga, si Danang langsung mendekati Chandra dan mengecup kedua pipi Chandra tanpa permisi.

“HEI, APA YANG KAMU LAKUKAN, DANANG?” tanya si agen sambil melotot dan menarik tangan Danang. “NGAPAIN KAMU CIUM PAK CHANDRA?”

Chandra termenung… Seperti, ada hembusan angin segar yang memasuki hatinya… Dia sempat lupa kalau dia ini sempat menjadi pecinta sesama jenis. Sekarang, ingatan tentang dirinya menikmati tubuh para pria di masa mudanya kembali menghampiri otaknya. Dia ingat bagaimana dia biasanya mencium bibir para pria itu sambil tangannya menikmati keindahan otot-otot di tubuh jantan mereka…menikmati kerasnya otot mereka, meraba-raba abs mereka, hingga merasakan nikmatnya kejantanan pria di indera pengecapnya sendiri. Kemaluan Chandra menegang, tidak bisa diajak kompromi.

“Ma… Maaf, Pak…” ucap si Danang sambil kembali menunduk, memandang ke lantai. 

“Sudah… Sudah, Pak…” sahut Chandra, berusaha menenangkan si agen asisten rumah tangga.

“Maaf ya, Pak Chandra… Nanti saya tegur lagi…” ucap si agen itu kebakaran jenggot. “Maklum ya, Pak… Danang ini lama tinggal sendirian di gunung… Dia sama Kakek-nya ini bekerja sebagai pengamat aktivitas gunung berapi di Banyuwangi. Danang ini sehari-hari cuma tinggal sama Kakek-nya… Dia jarang beraktivitas sama orang luar…”

“Kamu namanya Danang, ya?” tanya Chandra sambil memandang mata Danang lekat-lekat.

Danang cuma mengangguk penuh rasa takut. Wajah tampannya tampak ketakutan sekali setelah mengecup pipi Chandra. Pikiran Chandra sendiri sekarang menjadi kemana-mana, membayangkan bagaimana nikmatnya apabila dia bisa menikmati tubuh segar muda Danang.


Ilustrasi: Danang


“Kamu sudah bawa semua pakaian kamu, ya?” tanya Chandra sambil mengamati travel bag butut yang di bawa si Danang.

“Oh, soal itu, saya yang suruh, Pak…” sahut si agen asisten rumah tangga itu cepat-cepat. “Saya pikir sekalian saja tasnya saya suruh bawa. Kali-kali Pak Chandra cocok… Soalnya, barang bawaan Chandra cuma sedikit…”

Chandra pun memandang si Danang lagi lekat-lekat.

“Kalau Pak Chandra belum sreg, tidak apa-apa, Pak…” ucap si agen, merasa melihat keraguan di mata Chandra. “Nanti saya bawakan kandidat lain yang lebih cocok… Ayo, Danang… Kita pergi…”

“Tidak usah, Pak…” jawab Chandra cepat-cepat. “Saya ambil si Danang saja… Untuk usianya cocok… Tinggalin si Danang di sini saja… Biar saya langsung suruh kerja hari ini…”

“Pak Chandra serius?” tanya si agen penuh tanda tanya. “Bapak nyaman sama si Danang?

Chandra baru menyadari maksud pertanyaan si agen.

“Oh, masalah tadi jangan diperbesar… Lagian, si Danang ini pas jadi anak saya juga usianya… Enggak usah dipermasalahkan…” ucap Chandra agak kikuk juga, takut si agen menangkap tujuannya. “Lagian, saya juga hidup sendiri…. Istri saya yang saya nikahi 24 tahun baru saja meninggal…”

Chandra semakin gugup juga…

“Dia meninggal dua bulan sebelum pernikahan perak kami ke-25, Pak… Jadi, saya kesepian…” ucap Chandra terus menerus. “Ya, si Danang hitung-hitung bisa nemenin saya… Usianya pas jadi anak saya, lah…”

“Saya turut berduka cita ya, Pak Chandra…” ucap si agen tidak terlalu menggubris penjelasan si Chandra sebenarnya.

Chandra termenung sebentar, lalu menjawab, “Makasih, ya…”

Si agen lalu mendekati si Danang dan berpamitan.

“Kamu kerja yang rajin ya, Danang…” ucap si agen memberi pesan. “Jangan repotin Pak Chandra… Orangnya baik… Kamu jangan kecewain dia… Yang nurut sama Pak Chandra…”

“Iya, bli…” jawab si Danang, memanggil si agen dengan panggilan ‘bli’ atau kakak dalam bahasa Bali.

“Pak Chandra, saya permisi dulu, ya…”

“Baik, Pak… Nanti fee-nya saya transfer ya, Pak…”

“Baik, Pak…” jawab si agen sambil tersenyum sopan. “Nanti biar admin kami yang hubungi Pak Chandra soal detil pembayarannya… Terima kasih banyak… Mari, Pak…”


[ … ]


Ilustrasi: Danang


Danang mungkin salah satu pria paling menarik yang pernah Chandra lihat—ketampanan wajahnya, keindahan otot-otot tubuhnya, hingga aroma napasnya yang segar saat mencium pipinya tadi. Tetapi, rupanya Danang tidak mengerti begitu banyak hal… Salah satunya, dia tidak mengerti betapa tubuh indahnya itu bisa menciptakan kenikmatan luar biasa bagi pria penyuka sesama jenis seperti Chandra.

Chandra mengantar Danang berkeliling rumah. Dia menjelaskan pada Danang setiap sudut rumahnya dan menjelaskan apa yang harus dia lakukan selama di rumah ini. Chandra juga mengantar si Danang untuk menaruh travel bag bututnya di kasur kamarnya. Danang cuma banyak diam saja, tidak berani mengajak ngobrol si Chandra. Danang bahkan hampir tidak berani memandang mata si Chandra. Setelah selesai berkeliling rumahnya, Chandra mengajak Danang duduk di sofa dan bertanya tentang kehidupan si Danang. Namun, si Danang terus menjawab pendek-pendek. Padahal, dada Chandra daritadi berdetak kencang, tidak bisa mengindahkan kecupan yang diberikan Danang di pipinya tadi. Alhasil, Chandra pun memutuskan untuk menanyakan apa yang sebenarnya tadi.

“Danang, kamu kenapa tadi cium pipi saya?”

Danang yang menunduk segera memandang wajah Chandra cepat-cepat. Dia segera bangkit dan memegang kaki Chandra.


Ilustrasi: Chandra


“Maafkan saya, Pak Chandra… Saya benar-benar minta maaf,” ucapnya cepat-cepat sambil menyandarkan kepalanya di kaki Chandra. “Tolong jangan usir saya! Jangan tinggalkan saya!”

“Jangan tinggalkan kamu?” tanya Chandra bingung, lalu mengangkat wajah Danang ke depan, menghadap dirinya. “Tenang, Danang… Jangan takut seperti ini… Saya tidak akan meninggalkan kamu…”

“Tadi, saya cuma bermaksud sopan kepada Pak Chandra… Saya biasanya mencium kakek saya di pipi seperti itu… Kami cuma tinggal berdua di kaki gunung di Banyuwangi, Pak…” jelas si Danang dengan air mata mengalir di pipinya. “Kakek saya baru meninggal sekitar dua minggu yang lalu. Saya ditolong teman kakek dan diajak merantau ke Bali. Di sini, saya diperkenalkan Bli Komang tadi dan dicarikan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga… Saya akan rajin, Pak… Tapi, jangan usir saya… Saya tidak tahu harus hidup bersama siapa lagi…”

Danang pun akhirnya bercerita semuanya dengan kepalanya bersandar di pangkuan Chandra. Namanya Danang Setya. Sejak usia 10 tahun, Danang ditinggal ayah dan ibunya menjadi tenaga kerja asing di Malaysia dan tidak pernah kembali. Akhirnya, Danang terpaksa tinggal dalam isolasi sosial bersama kakeknya, seorang pria tua yang punya keterbelakangan mental. Semasa hidupnya, kakeknya hanya mengerti gunung. Beliau bisa membaca ketika gunung mengalami gejala erupsi. Diasuh oleh kakeknya dengan keterbelakangan mental dan hidup terisolasi dari dunia luar, tumbuh kembang pikiran Danang agak terhambat. Usianya kini sudah menginjak 27 tahun. Usia itu sebenarnya usia dimana pria sedang menggebu-gebu soal seks. Namun, meskipun berwajah tampan dan memiliki tubuh kekar layaknya preman, Danang tampak sangat polos mengenai pendidikan seksual dan kebutuhan biologis pria. Dia bahkan tidak sadar mencium pipi seorang pria bisa dianggap sebagai agresi seksual.

“Saya minta maaf, Pak Chandra… Saya berjanji, saya tidak akan mencium pipi Bapak lagi seperti tadi kalau Bapak tidak nyaman… Saya tidak tahu hal seperti ini tidak lumrah di kota… Tolong, jangan usir saya, Pak… Saya akan bekerja keras…”

Dari tadi, pikiran Chandra sudah kalut. Semua sel-sel ketertarikan sesama jenis pada diri Danang sudah aktif kembali. Kontolnya tegang lagi saat ini, merasakan keberadaan Danang begitu dekat dengan dirinya. Belum lagi, Danang terus membahas mengenai kecupan itu. Chandra punya rencana…

“Kamu tahu apa kesalahanmu hari ini di depan Pak Komang, Chandra?” tanya Chandra berusaha tenang.

“Karena saya mencium Pak Chandra?” balas si Danang ragu-ragu.


Ilustrasi: Danang



Chandra menarik tubuh Danang untuk bangkit dari posisi berlututnya. Tanpa diduga-duga, Chandra segera mengecup bibir Danang. Cup… Danang terpaku. Chandra melepaskan kecupan lembut bibirnya itu, lalu memandang pria muda tampan di depannya itu. Dadanya berdegup kencang, berusaha melihat reaksi Danang. Tidak ada reaksi… Saat si Danang memandang mata Chandra lekat-lekat lagi, Chandra mengecup bibir Danang lagi. Chandra memagut bibir Danang lembut. Pelan-pelan, Danang membuka bibirnya dan membiarkan lidah Chandra masuk dan menyapu isi mulut Danang.

“Apa yang kamu pikirkan, Danang?” tanya Chandra setelah melepaskan cumbuannya.

Chandra berusaha mengatur nafsunya yang membabi buta saat ini. Dia ingin melakukan lebih… Tetapi, dia tahu dia tidak boleh gegabah.

“Saya bingung, Pak…” jawab Danang polos. “Saya belum pernah melakukan ini bersama Kakek saya… Dari kecil, kakek sering mencium pipi atau dahi saya… Kakek tidak pernah mencium bibir saya…”

“Danang, ada satu hal yang ingin saya sampaikan kepada kamu…”

“Ada apa, Pak?” tanya si Danang penuh dengan tanda tanya.

“Saya mau kamu jangan pernah berpikir saya akan mengusir kamu lagi ya, Danang…” ucap Chandra dengan dada yang berdegup kencang setelah kecupan bibir mereka. “Ada sebuah cara agar saya tidak akan pernah bisa mengusir dan meninggalkan kamu… Kamu mau tahu?”

“Apa itu, Pak?” tanya Danang bersemangat.

Chandra tidak mampu mengontrol dirinya lagi. Kontolnya semakin berkedut-kedut dan dadanya berdegup kencang.

“Kamu tahu kenapa Pak Komang marah tadi saat kamu mencium saya?”

“Tidak, Pak…”

“Karena hal seperti itu tadi harusnya bersikap rahasia… Tidak boleh ada yang tahu… Ketika kamu sudah tumbuh dewasa, ciuman antara dua orang pria itu harus dilakukan dalam kerahasiaan… Hanya kita berdua yang boleh tahu… Kamu mengerti?”

Danang hanya mengangguk-angguk, menjelaskan bahwa dirinya paham.

“Kamu tahu kenapa Kakek suka menciummu, Danang?”

“Karena kami hidup berdua, Pak Chandra… Kami saling membutuhkan… Kami cuma saling punya satu sama lain… Jadi, kami harus saling menyayangi…”

Mendengar jawaban Danang, Chandra tidak bisa menahan diri lagi. Diraih wajah Danang, lalu dikecup bibir manisnya. Chandra sempat memagut bibir Danang selama tiga puluh detik sebelum Chandra baru sadar dia harus menanamkan doktrin tambahan untuk Danang.

“Agar saya tidak meninggalkan kamu, hubungan kita harus bisa lebih dekat daripada hubunganmu dengan Kakek, Danang… Kalau kamu dan Kakek selalu menampilkan kasih sayang dengan ciuman pipi, kita harus melakukan dengan ciuman bibir… Kita harus saling membutuhkan… Saling memuaskan,” ucap Chandra pelan-pelan sambil kembali memagut bibir Danang. “Saya dan kamu… Kita harus menyatu… Saling berketergantungan… Melakukan sesuatu yang hanya kita berdua yang tahu… Tidak boleh ada orang lain yang tahu… Kamu paham?”

Danang cuma mengangguk-angguk dan mulai mengimbangi Chandra dengan memainkan bibirnya. Dia buka mulutnya agar lidah Chandra bisa masuk. Mulut mereka berpagutan secara natural dan liur mereka saling bercampur. Deru napas Chandra semakin memberat seiringan dengan semakin panasnya permainan mereka berdua.

“Kamu…paham kan, Danang?”

“Iya, Pak…”

“Kamu tidak jijik kan ciuman dengan saya?”


 

Ilustrasi: Chandra


Danang menggelengkan kepalanya tanpa ragu-ragu. Dia memandang Chandra dalam-dalam, lalu berbisik.

“Pak Chandra kan ganteng… Gagah… Bersih dan wangi… Mana mungkin saya jijik?” jawab Danang santai, lalu melanjutkan kalimatnya. “Tetapi, saya bingung, Pak…”

“Bingung apa?” balas Chandra cepat.

“Kata almarhum Kakek, ciuman bibir sebenarnya ya antara cowok sama cewek… Lebih dari itu juga antara cowok sama cewek…” tambah Danang polos. “Emang boleh ya kalau kita melakukan hal ini sebagai sesama lelaki?”

“Boleh kalau dilakukan dengan komitmen dan tanggung jawab, Danang…” balas si Chandra cepat-cepat. “Danang, saya mau bilang sesuatu… Saya mau kita berdua bikin komitmen… Kita akan hidup bersama… Saya akan cukupi semua keperluan kamu… Tempat tinggal, pakaian, dan makanan… Semua kebutuhan kamu akan saya penuhi dengan berkecukupan. Kamu hanya perlu tinggal bersama saya, menemani saya…”

“Bapak serius?” tanya Danang dengan berlinangan air mata.

“Saya serius… Saya juga hidup sebatang kara. Istri saya baru saja meninggal… Kita sepenanggungan, Danang… Kita sama-sama hidup sendiri… Kamu kelihatan seperti anak baik-baik… Jadi, saya mau menerima kamu dan merawat kamu… Tetapi, kamu harus melakukan suatu hal…” jelas Chandra tegas. “Kamu harus janji tidak menceritakan hal ini pada orang lain… Cukup di antara kita berdua… Kamu paham, kan? Saya janji, saya akan menggantikan Kakek-mu dan merawatmu… Saya ingin kita bisa memiliki hubungan yang erat, bahkan lebih intim daripada kamu dan Kakek-mu… Kamu paham?”

“Saya berjanji saya tidak akan mengecewakan Pak Chandra… Saya juga akan berusaha membantu keperluan-keperluan Pak Chandra…”

Chandra pun kembali memagut bibir Danang lagi dengan gemas.

“Tunggu, Pak,” ucap Danang tiba-tiba sambil melepas pagutan bibirnya dengan Chandra. “Tidak tahu kenapa, kontol saya seperti basah sekali sekarang…”

Mendengar ucapan si Danang, Chandra langsung menoleh ke bongkahan kontol yang menegang di selangkangan Danang dan tersenyum bahagia.

“Kamu suka, Danang?” tanya Chandra dengan sumringah.

“Banget, Pak,” jawab Danang polos. “Bibir Pak Chandra lembut sekali… Rasanya enak saat memagut bibir saya… Saya tidak tahu lho kalau ciuman bisa bikin kontol hampir muncrat. Padahal, kata Kakek dulu, kontol muncrat kalau lagi hubungan badan sama cewek…”

“Kontol kamu bisa muncrat asal kamu dibuat keenakan, Danang…” ucap Chandra bersemangat. “Sekarang, ceritakan ke saya… Apa yang bikin kamu keenakan, Danang?”

“Selain bibir Pak Chandra lembut, bau napas Bapak segar… Enak wanginya waktu berciuman…” jawab Danang santai dengan polosnya. “Selain itu, rasa mulut Pak Chandra juga enak di lidah saya…”

“Enak bagaimana, Danang?” ucap Chandra sambil menjulurkan lidahnya keluar dari mulut.

Meskipun berpikiran polos, Danang bisa menangkap sinyal mesum dari Chandra. Pria muda yang tampan dan gagah itu segera mendekatkan wajahnya dan menyesap lidah Chandra tanpa ragu-ragu, menikmati rasa ludah Danang untuk memberi jawaban. Chandra merintih tertahan, merasa sangat terangsang dengan keadaan ini: seorang pemuda straight yang gagah dan macho, dengan polosnya bersedia berpagutan mulut dengan dirinya, bahkan menyedot ludahnya. Danang tampak memutar-mutar matanya, berusaha mengevaluasi rasa dari liur Chandra di indera perasanya.


Ilustrasi: Danang


“Rasanya segar, Pak… Ada bau-bau mint-nya…” ucap Danang dengan wajah serius. “Pak, saya jadi takut, mulut saya dari tadi bau, ya?”

Danang pun menjauhkan wajahnya dari wajah Chandra. Dia segera menutupi mulutnya dengan tangannya dan menghembuskan napasnya, berusaha mencium bau napasnya sendiri.

“Pak, bau napas saya tidak enak, ya?” tanya Danang polos. “Jangan cium-cium dulu ya, Pak… Saya mau mandi dan gosok gigi dulu…”

“Apaan sih, Danang? Siapa yang bilang bau napas kamu tidak enak?” ucap Chandra gemas, lalu meraih wajah Danang dan kembali mencumbu bibir merahnya yang merona. “Kalau kamu mau hubungan kita semakin dekat dan saya tidak akan pernah meninggalkan kamu selamanya, kamu harus membuat kita berdua semakin intim. Jangan pernah ada pembicaraan mengenai bau napas seperti ini… Kita ini sepenanggungan… Kita menjadi satu… Jadi, jangan ada rasa takut bau napas tidak enak atau semacamnya…”

Danang pun mengangguk. Dia terus menurut saja ketika Chandra kembali melumat bibirnya tanpa ampun. Mereka sempat kembali berciuman selama satu menit sebelum Danang melepas kembali bibirnya dari mulut Chandra.

“Pak, saya boleh pipis sebentar? Saya kebelet…”

Dengan tatapan mata yang tajam, Chandra pun mengangguk-angguk. Wajah Chandra memerah. Dia hampir tidak bisa mengatur nafsunya sendiri.

“Pak, saya boleh mandi dulu? Badan saya lengket karena belum mandi dari kemarin…”

“Iya, Danang…”

“Boleh tolong Bapak ajarin saya memakai kamar mandinya?” tanya Danang malu-malu. “Soalnya, biasanya saya mandi di sungai sama Kakek, Pak… Saya tidak paham gimana cara mandinya tadi waktu Pak Chandra ajak saya ke kamar mandi… Kok saya tidak melihat ada air?”

“Kamu tidak pernah pakai shower sebelumnya, Danang?”

Danang cuma menggeleng-geleng jujur. Namun, saat itu juga, pikiran-pikiran nakal langsung berkecamuk di kepala Chandra…

“Danang, kamu biasanya kalau mandi sama Kakek?”

“Iya, Pak…” jawab Danang santai. “Biasanya kami mandi bersama supaya kalau ada babi hutan, kami bisa lawan bersama-sama… Selain itu, saya biasanya gosok punggung Kakek…”

“Danang, saya mau jelaskan ya peraturan di sini…” jawab Chandra, berusaha menjelaskan. “Saya mau hubungan kita bisa sedekat, atau bahkan lebih dekat dari hubungan kamu dan Kakek-mu… Saya mau kita saling sepenanggungan dan saling membutuhkan… Saya mau kita melakukan apa yang kamu biasa lakukan dengan Kakek-mu. Apalagi, kita tidak punya hubungan darah. Jadi, kita harus melakukan banyak hal bersama yang lebih intim agar kita bisa saling berketergantungan dan tidak terpisahkan. Kamu paham, kan?”

“Iya, Pak Chandra…”

“Kalau perlu, selain mandi bersama, kita harus bisa melakukan hubungan badan…” jelas Chandra berusaha melakukan doktrin. “Kamu paham, kan?”

“Hubungan badan?” tanya Danang sedikit kebingungan. “Seperti hubungan antar suami-istri? Tapi, kita kan sesama lelaki, Pak… Bagaimana caranya?”


Ilustrasi: Chandra


“Nanti saya ajari, Danang…” jelas Chandra tidak sabar, lalu meraih wajah Danang dan mencumbu serta menyedot lidah Danang lagi dengan gemas. “Yang penting, kamu mau kita tidak terpisahkan, kan? Kita harus sering menyambungkan kontol ke lubang pantat… Itu satu-satunya cara… Dengan menyatukan tubuh kita secara rutin… Saling membutuhkan…”

Chandra segera menyeret tangan Danang dan membawanya ke kamar mandi. Mereka pun ke arah shower. Di sana, Chandra memberi penjelasan mengenai cara memakai shower kepada Danang yang sama sekali tidak pernah melihat shower dalam hidupnya.

“Ini bisa juga untuk air panas, Danang…” jelas Chandra, lalu segera melucuti kemeja yang dipakai Danang saat itu. “Sekarang, saya ajari kamu soal bagaimana kita harus saling membantu sama lain ke depannya…”


Ilustrasi: Danang

Dalam hitungan detik, bagian atas tubuh Danang sudah terekspos oleh pandangan mata jelalatan Chandra… Sungguh tubuh yang indah… Ada otot yang terbentuk begitu jelas dan indah, khas para pria yang bekerja menggunakan fisik. Chandra terpana melihat keindahan tubuh Danang. Pertama-tama, Chandra menyalakan air hangat itu agar mengalir ke sekujur tubuh Danang dengan nyaman. Chandra pegang dada Danang yang bidang itu serta memainkan kedua putingnya yang melenting. Tubuh Danang bergetar nikmat, merasakan putingnya diraba-raba secara sensual oleh Chandra. Baju Chandra pun mulai basah kuyup karena guyuran shower. Chandra segera melepas bajunya pelan-pelan sambil tangannya memainkan puting Danang. Danang cuma bisa memejamkan matanya, menikmati sentuhan Chandra ke titik sensitif putingnya. Kini, mereka berdua telah sama-sama telanjang bulat di hadapan satu sama lain.

“Geli, Pak Chandra… Arghhhh…” erang Danang secara sensual di depan Chandra.

Itu membuat Chandra semakin bernafsu saja.

“Danang, ada tujuh titik penting yang harus kamu pelajari untuk memberikan kenikmatan pada seorang pria…” ucap Chandra sambil meraba-raba puting Danang, membuat tubuh Danang bergetar-getar seperti cacing kepanasan dan mulutnya mengerang-erang seperti orang jalang. 


{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA


“Yang keenam adalah batang pelirmu ini, Danang…”

Chandra segera menggantikan tugas tangannya dengan mulutnya. Tanpa ragu-ragu, Danang memasukkan batang kenyal yang telah meradang itu di dalam mulutnya… Danang mengerang keenakan…

“Aaahhhh… Pak Chandra…” rintih Danang, tidak mampu menahan rasa nikmat yang melanda tubuhnya. “Enak sekali, Pak…”


Ilustrasi: Chandra


Nafsu telah menguasai kepala Chandra… Kontol Danang benar-benar telah menguasai kepala Chandra… Bukan hanya tebal, kontol Danang juga panjang, seperti kontol kuda. Meski kontol Danang hampir menembus kerongkongannya, masih ada sisa pangkal batang kontol Danang yang bisa dipegang tangan Chandra. Danang benar-benar sempurna… Chandra sudah kehabisan akal… Saat ini, yang ada di kepalanya adalah bagaimana dia bisa membuat pejantan perjaka di depannya ini bisa semakin keenakan dengan segala yang ada di dirinya. Sambil memanjakan kontol Danang dengan lidahnya di dalam mulutnya, Chandra pun mengocok pangkal kontol Danang dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menggelitik-gelitik kedua testis Danang yang besar dan penuh isi sperma.

“Dan ada yang ketujuh, Danang…” ucap Chandra setelah melepas kontol itu dari tenggorokannya, lalu mengelap bibir serta matanya yang berair karena kontol Danang hampir menjebol kerongkongan Chandra. “Titik terakhir adalah lubang pantat…”

Chandra segera memutar tubuh Danang untuk menghadap ke tembok. Pantat Danang yang montok itu kini berhadapan dengan wajah Chandra. Air liur Chandra menetes… Pantat yang montok dan begitu indah… Chandra buka kedua pipi pantat Danang… Meskipun kulit Danang agak lebih gelap dari dirinya karena terbakar sinar matahari, pantatnya tetap bersih. Lubang pantatnya pun juga bersih berwarna pink dan tidak berbulu sama sekali. Chandra sudah tidak tahan lagi… Dia segera jilat lubang mungil milik Danang saat itu. 

{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

 

“Enak banget, Pak Chandra… Aaahhhh… Baru pertama kali saya merasa seenak ini…”

Chandra cuma tersenyum puas mendengar pengakuan si Danang. Sengaja Chandra mengambil waktu cukup lama untuk menikmati isi pantat Danang dan memberikan surga kecil bagi syaraf-syaraf kenikmatan Danang. Chandra juga sungguh menikmati pemandangan pria tampan dan macho macam Danang yang keenakan saat pantatnya dia jilati seperti ini…


Ilustrasi: Danang


“Pak Chandra… Kaki saya lemas, Pakkk…” ucap Danang kewalahan. “Saya mau jatuh, Pak…”

Kaki Danang memang semakin rendah posisinya. Pantatnya yang montok semakin berjongkok, membuat wajah Chandra berhimpitan dengan pantat montok berotot milik Danang. Chandra segera melepaskan lumatannya atas lubang pantat Danang yang malang itu. Dia bantu Danang berdiri tegap, lalu dia balik tubuh seksi Danang agar menghadap ke arahnya. Chandra segera mengecup bibir Danang. Tidak peduli lidah Chandra baru saja mengobok-obok liang pembuangannya, Danang tetap menyambut bibir Chandra dan melumatnya. Chandra menghisap lidah Chandra yang bergerilya di dalam mulutnya.

“Danang…” ucap Chandra sambil tangan kirinya kini memainkan puting Danang dan tangan kanannya meloco kemaluan Danang agar tubuh Danang semakin sensitif. “Ada satu hal lagi yang ingin saya ajarkan ke kamu…”

“Apa itu, Pak?” sahut Danang sambil menikmati kecupan bibir serta permainan tangan Chandra.

“Saya mau kita menyatu sekarang…” jawab Chandra sambil menahan napasnya, tampak sangat bernafsu menikmati tubuh Danang seutuhnya. “Kita harus menyatu menjadi satu… Berhubungan badan layaknya suami-istri…”

“Saya takut sakit, Pak…” ucap Danang memelas. “Kontol Pak Chandra kan besar sekali… Pasti sakit waktu menembus pantat saya, dong?”


Ilustrasi: Chandra


“Nanti gantian, Danang…” ucap Chandra berusaha memanipulasi pikiran Danang. “Kamu percaya sama saya, kan? Kalau kamu mau hubungan silaturahmi kita erat, kita harus bisa saling memuaskan… Kamu paham kan, Danang?”

Danang pun tidak ada pilihan lain selain mengangguk-angguk setuju.

“Saya tidak akan menyakiti kamu, Danang…” jelas Chandra, berusaha menenangkan Danang. “Kamu percaya, kan?”

Danang pun mengangguk-angguk. Chandra segera mengambil sebuah handuk yang tersampir di dekat shower. Setelah itu, dia segera mengeringkan tubuh seksi Danang yang basah kuyup karena guyuran shower tadi. Chandra benar-benar mengambil waktu tanpa tergesa-gesa untuk mengelap setiap air yang membasahi tubuh berotot Danang. Setiap sentuhannya benar-benar dengan keinginan untuk bisa menikmati kokohnya otot pria lugu nan seksi ini,


Ilustrasi: Danang


Setelah dirasa tubuh Danang kering, Chandra pun mengeringkan tubuhnya sendiri. Sambil tersenyum penuh nafsu, Chandra pun menggendong tubuh Danang. Danang pun kaget, tidak menyangka Chandra kuat menggendong tubuh kekarnya. Memang, Chandra tampak sama gagah dan berototnya dengan Danang. Tetapi, tubuh Danang ini juga besarnya tidak main.

“Lho, Pak!” teriak Danang ketakutan.

Chandra cuma tersenyum mesum. Dia segera membawa tubuh telanjang Danang ke atas kasur di kamar utama. Dilemparkannya tubuh Danang, dan Chandra segera tidur menindih tubuh Danang. 

Dari atas tubuh Danang, Chandra berbisik, “Kamu sudah siap memuaskan tubuh saya, Danang?”

Danang mengangguk, menyanggupi kata-kata Chandra. Tanpa komando, Chandra langsung meraih kepala Danang dengan tangannya yang kokoh dan langsung melumat mulut Danang dengan buas. Dibuatnya lidahnya menari-nari di dalam mulut seksi Danang. Danang yang kewalahan dengan sergapan penuh nafsu Chandra itu cuma bisa mengerang-erang manja. Lidah Chandra terus menyerbu sepenjuru isi mulut Danang. Setiap permukaan di dalam mulut Danang disinggahi lidah Chandra. Chandra ingin merasakan segenap rasa mulut Danang. Dia merindukan sebuah ciuman yang dahsyat dan intim sejak kematian istrinya. Sekarang, Chandra ada kesempatan. Ya melakukan dengan si Danang ini. Apalagi, Chandra yang pada dasarnya juga sangat bernafsu dengan tubuh Danang yang seksi ini. Dia merasa selama ini telah begitu lama membohongi diri sendiri dan menutupi sisi tertariknya pada pria. Kini, semua itu meletus sudah. Dia tidak perlu menyangkali dirinya sendiri. Alhasil, Chandra terus mencumbui mulut Danang penuh nafsu secara membabi buta dan ugal-ugalan begini.

Chandra tiba-tiba melepas cumbuan mautnya dari mulut Danang. Mereka berdua sepertinya hampir sama-sama kehabisan napas. Chandra kembali memandang Danang dengan penuh nafsu. Matanya memerah, penuh dengan gairah seks. Dia sudah tidak peduli dirinya dan Danang sama-sama laki-laki.

"Sekarang, ludahi mulut saya ya, Danang," kata Chandra meyakinkan Danang dengan memandang matanya lekat-lekat. "Saya mau tahu rasa ludah segar Danang di mulut saya."

Danang mengangguk gugup, lalu menelan ludahnya sendiri. Dia melihat Chandra, pria dewasa yang menjadi majikannya serta satu-satunya harapannya itu membuka mulutnya lebar-lebar seperti orang jalang, mengharap dirinya meludahi mulutnya. Sebenarnya, Danang enggan. Tetapi, Danang sadar kalau Chandra sendiri yang menginginkannya. Kalau Danang tidak mau melakukannya, Danang tahu majikannya itu akan malah kecewa.

Entah mendapat inspirasi dari mana, sebelum meludahi mulut Chandra, Danang malah melumat bibir majikannya itu dan menjulurkan lidahnya masuk ke dalam goa mulut jantan Chandra. Merasakan kehadiran lidah Danang di rongga mulutnya, Chandra menyambut keberadaan salah satu organ tubuh Danang yang dia harapkan itu. Mereka saling melumat dengan begitu bernafsu selama beberapa saat. Belum sempat diludahi si Danang, Chandra yang sudah rindu menikmati liur si Danang saat ciuman dari tadi berusaha menyedot dahsyat segenap cairan dari dalam mulut segar si Danang. Benar rasanya... Enak banget rasa liur si Danang... Chandra terus berusaha menjelajah isi mulut si Danang dengan indera perasa dan pengecapnya. Mulut mereka bertautan dengan begitu intim dan lidah mereka saling menggelitik satu sama lain dalam sebuah penyatuan mulut dahsyat yang tak terhindarkan.

Tidak kuat dengan sensasi yang diciptakan oleh segenap mulut, lidah, dan liur segar si Danang, Chandra membuka mulutnya selebar mungkin dan menjulurkan lidahnya keluar untuk disedot. Disedotnya lidah jantan Chandra yang juga segar itu oleh Danang dan sekarang Danang melihat Chandra membawa lidah dan segenap kenikmatan yang Chandra berikan ke Danang masuk ke rongga mulutnya. Danang melihat dengan jelas wajah tampan jantan Chandra sedikit menjauh dari wajahnya, membuka mulutnya selebar mungkin dan terus menjulur-julurkan lidahnya dengan seksi. 


Ilustrasi: Chandra



Chandra hendak mengajari Danang cara meludah ke dalam mulut jantannya. Danang akhirnya melakukannya. Didekatinya wajah tampan majikannya itu, lalu dikumpulkannya sebanyak mungkin ludah dari mulutnya. Tanpa ragu lagi, Danang meluncurkan liur segar dari mulutnya itu ke dalam mulut seksi Chandra.


{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

 

"Danang, kalau saya sama kamu menyatu, ini bakal lebih enak lagi..." kata Chandra pasrah di dalam erang-erangan dan kesibukannya melumat ganas mulut segar si Danang. "Saya rela dientot kamu, Danang... Asal saya sama Danang bisa menyatu saat ini juga..."

"Saya ngikut apa kata Pak Chandra saja deh," sela Danang sambil terus membalas giras cipokan majikannya di dalam mulutnya. "Saya percaya sama Pak Chandra..."

Chandra melepas lumatannya dari mulut segar si Danang. Danang refleks ikut maju dan memonyongkan mulut nikmatnya, berharap majikannya segera mencipok mulutnya kembali. Chandra tampak kegirangan, lalu mengangkangi kontol tegak si Danang sambil meloco kontol itu dari atas dengan tangan kanannya. 

"Saya belum pernah dientot orang. Tapi, saya mau merasakannya sama kamu, Danang… Saya rela asal bisa ngewe saat ini juga..."

Diludahinya sendiri telapak tangan Chandra sebanyak mungkin, lalu dioleskan liurnya itu ke sepenjuru batang tegak Danang. Sengaja Chandra menggelitik lubang kencing Danang lembut dengan jari telunjuknya biar dia bergidik keenakan. Badan Danang kelojotan ketika Chandra memainkan kontolnya dengan tangan basahnya. Dipandanginya sosok keenakan Danang oleh Chandra lekat-lekat. Chandra tersenyum senang melihat Danang bergidik keenakan akibat ulah tangan nakalnya.

"Kamu sudah siap ngewein saya, Danang?" kata Chandra memandang Danang dengan tatapan elangnya, berusaha memastikan Danang menerima pesan dari tatapan matanya.

Melihat Chandra bersungguh-sungguh, Danang langsung mengangguk setuju.

"Bagus, Danang," dikecupnya bibir Danang sekilas. "Hari ini, tubuh saya milik kamu. Semoga kamu juga bisa menikmati kenikmatan dari tubuh saya ya, Danang..."

Danang mengangguk patuh lagi. Melihat kesiapan lahir dan bathin Danang itu, Chandra memberanikan dirinya untuk mulai memasukkan batang kejantanan Danang perlahan-lahan di liang senggamanya. Tidak ada benda apa pun atau batang kejantanan siapa pun yang pernah membobol pantat perawan Chandra. Chandra adalah seorang pria sejati. Danang akan menjadi orang pertama yang memperawani lubang pantatnya dan mungkin membuahi dirinya. Tidak! Chandra mau hanya Danang satu-satunya pria yang memakai tubuhnya untuk kepuasaan kejantanannya...


Ilustrasi: Danang



{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

"Udah, Pak… Jangan dipaksakan," kata Danang berusaha mendorong badan atletis Chandra dari atas tubuhnya. "Pak Chandra juga aneh-aneh saja. Masa lubang pantat sempit saya mau dimasukin kontol Danang. Ya mana cukup? Pasti sakit banget kan, Pak?"

Tak peduli dengan celoteh cerewet Danang, Chandra melepas kontol Danang dari lubang perawannya, lalu berjongkok di depan selangkangan Danang. Tanpa aba-aba, Chandra langsung mengoral habis batang kejantanan Danang yang masih tegak, berusaha membasahi lubang pantatnya.

Melihat Chandra tiba-tiba menggilas habis batang kejantanannya yang baru masuk lubang pantatnya sendiri, Danang spontan hendak berdiri dan melepas kontolnya dari mulut Chandra. Gerakan Danang yang hendak spontan berdiri membuat kontolnya makin meluncur ke rongga tenggorokan Chandra terdalam. Danang malah makin keenakan sambil mengerang keras, sedangkan Chandra hampir muntah karena tersedak batang kontol perkasa Danang. Chandra melepaskan kontol Danang dari rongga mulutnya sambil tersedak hampir muntah.

"Pak Chandra..." tanya Danang khawatir sambil menggosok-gosok punggung leher Chandra. "Maaf, Pak… Bapak jadi sampai tersedak kontol saya begini... Lagian, ngapain Bapak emut kontol saya? Kontol saya kan kotor, Pak... Soalnya, kontol saya baru masuk pantat Bapak..."

Setelah berhenti terbatuk-batuk, Chandra mengelap mulutnya yang basah dan meloco kontol Danang lagi.

"Sudah saya bilang, Danang… Hari ini, tubuh saya ini milik kamu," kata Chandra terus mengocok kontolnya dengan air mata mengucur karena tersedak tadi dan tangannya yang mengelap mulut basahnya dengan telapak tangannya. "Saya mau puasin kamu, Danang... Kita harus menyatu hari ini... Agar hubungan kita semakin baik… Saya enggak peduli apabila kontol kamu membuat pantat saya jebol. Yang penting, saya bisa ngewe sama kamu hari ini juga, Danang..."

Chandra lalu mengecup mulut Danang sekilas dengan mulutnya yang basah penuh liurnya sendiri. 

"Mulai sekarang, saya mau disodomi asal oleh kontol kamu, Danang... Saya rela asal cuma kamu yang memakai lubang saya..."

Chandra langsung meludahi tangannya lagi, lalu meloco batang kejantanan Danang di bawah sana sampai kejantanan Danang kembali meradang. Beberapa detik kemudian, gantian lubang kenikmatannya sendiri yang perlu dibasahi. Dia meludahi tangannya dan membasahi lubang senggamanya dengan liur dari tangannya. Disogok-sogoknya sedikit lubang pantatnya itu sendiri sambil meringis. Chandra sepertinya menyiapkan lubangnya agar bisa disetubuhi kontol gagah Danang.

Mendengar ucapan tulus dan melihat kesungguhan Chandra untuk menyiapkan dirinya untuk digagahi Danang, Danang pun tersentuh. Tanpa komando dari Chandra, Danang langsung menjilati pentil Chandra dan membuat pria jantan itu mendesah-desah, merasakan kenikmatan tak terhingga di dadanya.

"Enak banget lidah kamu memainkan puting saya, Danang..."

Terus dimainkannya lidah Danang ke kedua puting Chandra bergantian dan lebih intens. Selain kontolnya makin konak setelah diservis lidah lugu si Danang, Chandra juga merasakan kontol Danang juga makin mengeras konak dan berkedut-kedut. Satu tangan Chandra langsung menggapai ke bawah sana, menggenggam dan mengocok kontol perjaka si Danang. Desahan dari mulut Danang mengencang sambil lidah nakalnya terus menjilati puting Chandra. Mendengar desahan nikmat Danang, Chandra gemas dan segera melumat bibir merah Danang dengan penuh nafsu birahi. Lidah Chandra kembali menerobos masuk dan menjelajahi setiap sudut rongga mulut Danang. Mulutnya terus menyedot-nyedot ludah Danang dengan rakus dan tangannya masih aktif mengocok kontol Danang. Cipokan dahsyat mereka terpaksa berakhir agar keintiman mereka bisa naik ke level selanjutnya.

“Saya praktekkan tujuh titik yang Bapak ajari tadi, ya?” ucap Danang sambil tersenyum lugu.

Melihat pria tampan itu hendak menyantap tubuhnya, Chandra pun tersenyum senang.


Ilustrasi: Danang


Danang mulai mengecup bibir Chandra sambil menindih tubuh pasrahnya. 


{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

“Saya sudah tidak tahan lagi, Danang…”


Ilustrasi: Chandra


Meskipun baru dalam dunia persenggamaan, Danang merupakan murid yang cepat tanggap. Dia mengerti bagaimana cara Chandra bisa segera menerima gundukan besar kontol Danang itu bisa masuk ke dalam liang senggamanya sepenuhnya. Chandra segera bangkit, menghadap ke Danang. Danang melumuri sendiri kontolnya dengan air liurnya serta meludahi liang senggama Chandra dan mengoleskan air liurnya itu merata. Setelah dirasa basah, Chandra segera bangkit dan menghadap wajah Danang yang bersiap-siap melepas keperjakaannya. Chandra mencium bibir Danang sekilas, lalu mengangkangkan pahanya dan memposisikan dirinya menduduki kontol perkasa Danang sambil mata mereka terus berpandangan. Danang tidak kuat melihat pemandangan seksi ini dan menjilat basah bibir Chandra sekilas. Dapat dirasakan oleh Chandra kalau batang kontol Danang yang sudah basah itu berkedut-kedut liar, mengetahui sebentar lagi  dirinya akan menyodok lubang perawan Chandra. Ditariknya napasnya dalam-dalam, lalu Chandra menurunkan lubang pantatnya secara cepat untuk dimasukin kontol Danang.

"AAARRRGGGHHH... ADUH.... DANANG..."

"KENAPA, PAK CHANDRA?" Danang tampak panik. "SAKIT YA, PAK? DANANG LEPAS YA?"

"BIARIN DULU, DANANG..." Chandra langsung balas mencaplok bibir Danang dan tubuhnya kembali bergetar. "SAYA MAU KAMU SETUBUHIN SAYA BAGAIMANA PUN JUGA, DANANG... BIARIN BEGINI... SAYA AKAN BERUSAHA TAHAN..."

"Saya tidak tega melihat Bapak kesakitan…" kata Danang mengelap keringat sebutir-butir jagung di kepala Chandra. "Katanya Bapak mau yang enak-enak? Kenapa main yang sakit-sakit begini, sih? Kita cipokan sama netek-netek aja kayak tadi aja, Pak..."

Tak mempedulikan ucapan Danang, Chandra langsung menggoyang-goyang pantatnya naik turun. Kontol besar Danang keluar masuk membobol lubang anus Chandra yang masih sangat sempit karena belum pernah dikontolin sebelumnya sama sekali dalam hidupnya. Selama ini, pria tampan dewasa itu selalu menjadi top dalam persenggmaan sesama jenis. Sensasi kenikmatan yang tidak pernah Danang pikirkan ada selama ini muncul dari gesekan batang kontolnya dengan liang anus perawan Chandra yang hangat dan lembut. Tanpa bisa dia tahan, Danang mendesah dan melonglong keras seperti serigala malam…

"Kenapa mendesah, Danang?" tanya Chandra senang, setidaknya terkoyaknya lubang pantatnya bisa membawa kenikmatan bagi Danang.

"Geli-geli enak, Pak Chandra…" kata Danang kepayahan. "Lubang Bapak seperti mencengkeram kontol saya kuat dan menjepit sempit. Rasanya enak banget, Pak... Geli-geli enak luar biasa..."

Mendengar itu, Chandra semakin mempercepat gerakan naik turun di lubang senggamanya. Desahan Danang yang makin kencang membuat Chandra semakin gemas dan kembali menanamkan lidahnya di dalam mulut Danang. Sambil tubuh mereka menyatu tanpa batasan lagi, mulut mereka terus saling melumat dengan rakus. Di luar nalar Chandra, Danang tiba-tiba melepas ciuman mereka dan membuka mulutnya selebar mungkin dan menjulurkan lidahnya. Mata Chandra terpaku dalam rasa takjub. Mulut Danang ingin menerima liur saya, batin Chandra kegirangan. Diludahinya mulut Danang dengan seksi sampai-sampai mulut Danang banjir air ludah dirinya. Mereka kemudian saling melumat lagi.



( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )

[ ... ]

PANDUAN MEMBACA VERSI LENGKAP:

Salam Pembaca yang Budiman,

Jeremy Murakami datang dengan sebuah cerita baru nih. Kalian punya 3 opsi untuk membaca karya ini:

1. Melalui What'sApp ke 0813-3838-3995
Silakan mengirim pesan ke What'sApp tersebut dan melakukan pembayaran langsung via transfer Bank BCA / Mandiri yang akan disampaikan admin. File PDF akan dikirimkan melalui e-mail atau langsung via What'sApp, tergantung permintaan pembaca.

2. Melalui Telegram ke @reading4healing / https://t.me/reading4healing
Silakan mengirim pesan ke Telegram tersebut dan melakukan pembayaran langsung via transfer Bank BCA / Mandiri yang akan disampaikan admin.

3. Melalui KaryaKarsa
Nanti akan ada versi pdf yang wajib kalian download setelah melakukan dukungan, ya. Tolong langsung di-download karena menghindari ketidaknyaman di masa mendatang. Setelah di-download, file PDF itu sudah ada di ponsel Anda dan bisa dibaca kapan pun juga.
Pembaca bisa search di laman pencarian dengan ID: reading4healing.
Kalau pencarian dari aplikasi tidak bisa muncul, kalian harus membuka via web seperti Google Chrome atau Safari, lalu ketik karyakarsa.com/reading4healing dan follow terlebih dahulu. Setelah itu, kalian bisa membuka di aplikasi di bagian orang yang kalian follow.

Nama file di KaryaKarsa adalah: PTISPG_JM

Maaf apabila nama file dibuat singkatan. Ini agar menghindari pemblokiran akun KaryaKarsa terhadap cerita bertema dewasa.
 

Bila ada pertanyaan, bisa hubungi via What'sApp ke admin Reading4Healing di: 0813-3838-3995
 

Terima kasih atas dukungan & antusiasme pembaca sekalian dengan karya-karya saya selama ini.
Semoga pembaca sekalian mendapatkan kesehatan dan kelimpahan rezeki dari Tuhan yang melimpah.
 

Salam sayang,
Jeremy Murakami

Continue Reading

You'll Also Like

609K 21.3K 51
For both the families, It was just a business deal. A partnership, that would ensure their 'Billionaire' titles. And to top it all off, they even agr...
10.4K 54 12
WARNING! PERINGATAN! TOLONG DIPERHATIKAN BATASAN UMUR SEBELUM MEMBACA! BILA TOPIK TIDAK COCOK, JANGAN DITERUSKAN! 1. Cerita mengandung unsur lgbt, mx...
2M 57.1K 101
When Valerie Adams gets to know that she is betrothed to the youngest billionaire in New York, just to save her father's dying company, it is two nig...
71.1K 10.9K 42
Setelah mengetahui bahwa dirinya mengandung, Larasati Kirana sangat kebingungan. Ia memang punya kekasih, namun mereka tidak pernah melakukan hubunga...