Transmigrasi Zea Keylard

By rechan0617

155K 6.5K 209

siapa yang akan menyangka jika Zea putri tunggal keluarga Keylard mengalami kecelakaan tunggal dimalam pesta... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

10

5.3K 211 2
By rechan0617

Zea meraba-raba sekitarnya, tangannya terhenti ketika menemukan apa yang ia cari. 'Uhh akhirnya aku menemukan gulingku'
Ia memeluk 'gulingnya' dengan erat, tak ingin melepaskannya lagi. Matanya tmasih tertutup, enggan untuk bangun. Hari ini ia tampak sangat malas, selama saja ia dibuat kesal seharian , anggap saja sekarang waktunya mengisi daya.

Tangannya sesekali mengelus-ngelus gulingnya. Sangat empuk.

'Tapi tunggu sejak kapan, guling terasa berotot dan wanginya seperti... , '

Mata Zea terbuka dengan cepat, masih dengan tangan memeluk 'guling'nya.

"Apa kau sudah puas meraba-rabanya"

Zea, mematung. Ia kenal dengan suara itu. Perlahan lahan pandangan bergerak melihat keatas dan kebawah, bukan kah tadi dia memeluk guling'nya??

"Heii....... "
Dengan cepat Zea bangun dan tak sengaja mendorong tubuh Haizen.
Ingat tidak sengaja. Salahkan Haizen yang tiba-tiba berubah menjadi gulingnya..

"Akh... Apa kau punya tenaga sapi"
Haizen yang terjatuh melirik sinis Lize.
Perlahan-lahan ia bangun dan kembali ke atas kasur.

"Apa yang sedang kau lakukan "

"Tentu saja tidur, kembali"

"Heiii.... "
Zea tak Terima, bukankah Haizen memiliki kamar tersendiri. Mengapa ia harus repot-repot tidur disini.

"Berbaik hatilah, aku sudah menjagamu semalaman dan apa itu tadi kau bahkan mendorong ku sampai terjatuh, tenaga mu seperti sapi saja"

Zea memicingkan matanya. "Hei suami, salahkan dirimu, kenapa kau tidur disini lagi pula tidak ada yang meminta mu tidur disini kan, kau bahkan menyamar menjadi guling ku"

"Haa.. Aku menyamar menjadi guling mu? " Haizen bangun dan menunjuk dirinya.

"Yaa.. ! Apa kau sangat mesum, suka ya diraba-raba"?

" Hei  harusnya aku yang marah, kau ternyata mesum bahkan kau memeluk ku sangat erat tadi"

"Aku memang memeluk guling ku seperti itu, salahkan dirimu yang terdampar di area kasur ku"

Astaga , mendadak kepala Haizen pusing mendengar ucapan Lize. Sejak kapan Lize seberisik ini. Yang diraba-raba siapa yang marah siapa. Harusnya disini yang kesal Haizen bukan??

"Wah... Wah.. Apa otak kecil mu itu tak bisa berfikir"

"Hei.. Apa kau begitu hobinya menghina orang lain"

"Aku tidak menghina tapi aku mengutarakan fakta"

"Fakta apanya , kau sangat menyebalkan pergi sana"
Zea mengusir Haizen.

"Kau mengusir ku? "

"Ya"

"Setelah apa yang telah ku lakukan untuk mu dan ini balasan mu? "

"Kau melakukan apa? Menyamar menjadi guling ku, dasar mesum"

"Yakk.. Aku bahkan meminjamkan tangan ku untuk mu"

"Ohh yaa, jadi setelah kau pinjam kan apa aku harus membayar sewanya"

Haizen terbelalak mendengar perkataan Lize. Sejak kapan wanita ini semakin berani.

"Biar ku jelaskan, aku bukan orang mesum dan lagi aku disini karena kau pingsan semalam, aku bahkan menjaga mu semalaman. "

"Ohh ya baik sekali"
Ucap Zea santai

"Astaga rasanya kepala ku akan pecah saat ini juga"

"Lagi pula mengapa harus menjaga ku, lakukan saja seperti biasanya. Kenapa harus peduli"

"Tentu saja aku peduli, aku juga memiliki rasa kemanusiaan"

"Hei... Suami kau menyebalkan"

"Heii.. Istrii.. Kenapa kau begitu berani"

"Lalu apa aku harus seperti yang dulu, hanya menunduk dan menerima semua perlakukan kalian, aku juga manusia. Aku punya rasa kesal, bahkan emosi. Kau pikir aku batu. Aku ini MANUSIA .... INGAT MANUSIA "

"Mengapa kau meneriaki ku"

"Kau memancing emosiku"
Nafas Zea menderu. Emosinya terpancing. 'Akan ku tunjukkan seperti apa sisi lain dari Lize , persetan dengan kalian semua'

"Sudahlah sebaiknya kau istirahat kembali"
Haizen bangkit dan berjalan keluar dari kamar Lize. Ia tak ingin membuat suasana hati Lize semakin memburuk, semalam saja ia pingsan, bisa saja kan dia pingsan lagi.

Zea menatap punggung Haizen. Pria itu pergi meninggalkannya.
'Dasar mesum"

.
.
.
Haizen dan Karin sarapan berdua diruang makan, jangan tanya Lize dimana, tentu saja di kamar. Ia bahkan kembali melanjutkan tidurnya.

"Kakak, apa kakak Ipar tidak sarapan"?

" Tidak"

"Apa dia masih pingsan"?

"Tidak"

"Apa dia tidak lapar"?

" Tidak"

'Sangat irit sekali' Karin mengkerucutkan bibirnya, bisa-bisanya dia memiliki kakak yang sangat irit berbicara.

"Karin.. "

"Ya? "

"Mulai sekarang jangan terlalu mengusiknya"

"Hei.. Apa kakak mulai peduli pada wanita itu? "

"Dengarkan saja perkataan ku"

"Tidak asik.., aku suka mengganggunya kak, lagi pula kenapa tiba-tiba kakak peduli, biasa kakak akan mengabaikan kami "

"Lakukan saja perkataan ku"

"Tapi kan kak... "
Karin berhenti ketika Haizen menatapnya. 'Ugh.. Menyeramkan, aku benci tatapan itu, sangat dingin'

"Lakukan saja"

"Baiklah tapi aku tidak janji ya"

.
.
.
.
.

Haizen bersiap-siap berangkat, hari ini ia ada rapat penting dengan beberapa pemegang saham.
Namun , langkahnya terhenti tepat didepan pintu kamar Lize yang sedikit terbuka. Disana Ia melihat Lize yang sedang menari-nari dengan gerakan yang acak-acakan.
'Sejak kapan dia hobi menari?'
Tanpa ia sadari bibirnya terangkat sedikit. Tersenyum.
Ya Haizen tersenyum walau hanya sekilas.

Bruk.
.
.
"Akh.. Lantai sialan"
Lize terjatuh, kakinya tak simbang.  Dengan cepat ia menyentuh pantatnya, usapnya pelan.

"Ahh sakit sekali, lantai sialan kau merusak moodku"

Haizen tak menyangka bahwa Lize dapat memaki dan dia bahkan memaki lantai.

Sejak kapan lantai salah ketika kau sendiri yang terjatuh.

Haizen mengusap wajahnya.
"Apa dia sudah gila"

Lize yang mendengar itu, berbalik mengikuti sumber suara. Tatapannya tajam, seolah ingin menerkam mangsanya.

"Hei suami.. Selain mesum kau juga hobi mengintip ya"

"Apa? "

"Apa kau tuli"? 

" Hei istri salahkan dirimu yang tidak menutup pintu dengan rapat"

"Kenapa kau menyalahkan ku"

'Haizen sabar.. Wanita ini sedang sakit'
Haizen mengelus dadanya, berusaha menormalisasi emosinya yang mulai terpancing.

"Sudahlah... Turunlah ke ruang makan, kau belum sarapan kan, kau pasti lapar"

"Jangan mengalihkan pembicaraan, lagi pulak aku tidak lapar"

Krukkkk.. Krukk
'Ahh perut sialan tidak bisa baca situasi'
Lize mengelus perutnya.

"Lihat.. Bahkan perutmu tidak bisa berbohong "
Senyum smirk Haizen terpampang jelas di wajahnya. Lize yang melihat itu menjadi kesal.

"Sudah sana pergi.. Aku akan sarapan nanti"

"Sekarang atau tidak sama sekali"
Titahnya.

"Kau mengancam ku"

"Ya"

Zea menatap Haizen. Benar-benar pemaksa. 'Lihat bahkan wajahnya saja seperti memiliki aura penidas, mengapa si Lize ini bisa mencintai manusia ini sih'

"Hah sudah lah, minggir kau menghalangi jalan ku"
Lize berjalan melewati Haizen. Sesekali ia menghentak-hentakkan kakinya.

'Seperti anak-anak saja'
Haizen yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya, apa benar ya overdosis dapat mengeluarkan sifat tersembunyi seseorang?







Continue Reading

You'll Also Like

996K 91.3K 53
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
3.8M 55.7K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
115K 8K 18
#Transmigrasi 01 Kirana Sauvqina perempuan cantik berusia dua puluh tahun. Kehidupannya hanya diisi dengan bekerja, rebahan dan membaca novel. Tak se...
200K 7.2K 37
Cerita ini aku pindahin karena akun yang aku pake dulu bermasalah. JANGAN LUPA FOLLOW DON'T COPY MY STORY! ######################## Cerita ini mengan...