GEAMA CEARCALL [transmigrasi]

By ChocoSweeettt

2.9M 167K 4K

DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA ya... More

Number one
Number two
Number three
Number Four
number five
Number Six
number seven
Number eight
Number Nine
Number Ten
Number Eleven
Number Twelve
Number Thirteen
Number fourteen
Number Fifteen
Number Sixteen
Number Seventeen
Number Eighteen
Number Nineteen
Number Twenty
Number Twenty-one
Number Twenty-two
Number Twenty-three
Number Twenty-four
Number Twenty-five
Number Twenty-six
Number Twenty-seven
Number Twenty-eight
Number Twenty-nine
Number Thirty
Number Thirty-one
Number Thirty-two
Number Thirty-three
Number Thirty-five
Number Thirty-six
Number thirty seven
Number Thirty eight
number thirty nine
Extra Chapter 1

Number Thirty four

50.6K 3.2K 151
By ChocoSweeettt

Hai aku kembali, keadaan aku udah lumayan tapi belum sepenuhnya. Ini berkat kalian juga yang ngasih semangat ke aku, terima kasih sayang sayang ku;)

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

****
"Kamu?"

Alora berdiri dari duduk nya dan tersenyum ke arah keluarga Thalita yang kini menatapnya. Saat di persilahkan duduk mereka pun duduk begitu juga dengan Alora dan Thalita yang duduk bersebelahan.

"Daddy, mommy, kak, kenalin ini Alora kembaran aku".

"Alora ini Daddy Ken, mommy Ellen dan kak Edgar keluarga aku"

Alora mengangguk paham, Ellen menatap Alora "kamu yang di rumah sakit itu kan?" Tanya Ellen.

Alora mengangguk,"iya Tante".

"Rumah sakit mom?" Tanya Thalita bingung.

"Waktu kamu masuk rumah sakit, dompet mommy jatuh yang temuin Alora, yaudah saling kenal deh" jelas Ellen.

"Alora, saya mau bertanya asal usul keluarga kamu" ucap Ken.

Alora mengangguk paham, "saya malas menjelaskan om, tapi kalo mau tau tentang keluarga saya om bisa baca ini" Alora memberi amplop berisi biodata keluarganya.

"Kenapa kamu malas menceritakan keluarga kamu sendiri?" Tanya Ellen.

"Nanti Thalita aja yang jelasin mom, Alora gak bisa lama soalnya dia lagi sibuk" sahut Thalita.

"Loh udah mau pulang ?" Tanya Ken.

"Gak makan malam dulu?" Tanya Ellen.

Alora tersenyum, "iya om mau pulang, nggak Tante terima kasih lain kali Alora ke sini lagi".

"Yasudah hati-hati"

Alora mengangguk, Thalita pun menghantarkan Alora sampai ke depan mansion. Alora masuk ke dalam mobil, ia mengklakson sebelum pergi dari area mansion keluarga Ken. Thalita melambaikan tangannya sebelum masuk kerumahnya.

Thalita membalikkan badannya, baru saja membuka pintu ia di kejutkan dengan Edgar yang langsung muncul begitu saja.

"Aigo terkejoet aku!" Pekik Thalita alay.

"Udah pulang?" Tanya Edgar.

Thalita mengernyitkan dahinya, tiba-tiba ia tersenyum mengejek membuat Edgar menatapnya aneh.

"Alora maksud kakak? Udah barusan, kakak suka ya sama Alora?" Goda Thalita menaik turunkan alisnya.

Edgar mengalihkan pandangan nya dan berdeham, "nggak siapa yang suka" elak Edgar.

Thalita mengangguk mengiyakan perkataan Edgar, dengan wajah tengilnya Thalita berucap, "bagus deh kalo kakak gak suka, lagian Alora udah punya pacar" ucapnya menekankan kata pacar.

"Siapa?" Tanya Edgar spontan.

Thalita tertawa,"tuh kan bener kakak suka sama Alora!".

Edgar mendengus kesal, ia langsung melenggang dari hadapan Thalita yang menertawakan dirinya. Thalita melangkah menuju Ken yang sedang membaca amplop yang di beri Alora tadi.

"Mommy kemana Dad?" Tanya Thalita saat tidak melihat keberadaan Ellen. Thalita mendudukkan dirinya di sebelah Ken.

"Siapin makan malam" jawab Ken, Thalita mengangguk kepalanya sembari ber-oh ria.

"Kenapa kamu dan Alora tidak mirip dengan Gerald?" Tanya Ken memegang kertas biodata Gerald.

Thalita mengeluarkan sebuah foto dari kertas. Foto tersebut adalah foto Andini yang di berikan oleh Alora. Thalita memberikan foto Andini kepada Ken.

"Kami mirip mama Dad" ucap Thalita.

Ken menerima foto tersebut dan menatapnya, Thalita menghela napasnya sebelum menceritakan semuanya.

"Mama udah meninggal waktu Alora umurnya lima tahun karena kecelakaan, tapi karena kejadian itu Alora di anggap pembunuh sama Gerald dan Figo. Alora jadi sering menerima kekerasan fisik, maupun kekerasan psikis Dad. Tapi itu dulu, sebelum Alora tumbuh jadi anak yang berani sekarang, Thalita juga akan bantu Alora" jelas Thalita dengan mata sudah berkaca-kaca, rasanya tidak sanggup membayangkan apa yang terjadi kepalanya kembarannya dari dulu. Sedangkan ia dari dulu hidup dengan kasih sayang yang sempurna.

"Gak masuk akal kecelakaan di tuduh pembunuh, apalagi yang di tuduh bocah lima tahun" celetuk Edgar dari belakang dengan Ellen yang juga ikut bergabung. Kedua nya ikut duduk di sofa untuk mendengarkan.

"Gak ada yang gak masuk akal kak, semua akan masuk akal kalo udah di butakan oleh suatu hal" ucap Thalita.

****
Setelah pembahasan tadi kini Thalita di izinkan bertemunya dengan Alora kapan pun. Thalita menghela napas lega karena tentang ini sudah tidak perlu ia khawatirkan lagi. Thalita menyeruput teh Hijau yang di buatkan oleh Ellen. Kini ia menikmati angin malam di balkon kamarnya.

"Masuk Alita, angin malam gak baik"

Thalita menoleh ke arah Edgar yang berjalan menghampiri dirinya. Edgar menyampirkan selimut di bahu Thalita yang terekspos.

"Kebiasaan kakak masuk gak ketuk pintu" cetus Thalita.

Edgar terkekeh, Edgar ikut menatap ke depan. Pemandangannya manusia yang berlalu-lalang di malam hari dan lampu-lampu bangunan yang membuat indah.

"Kak"

"Hm?"

"Jangan suka Alora ya" ucap Thalita memohon.

Edgar menatap Thalita yang ikut menatapnya, Edgar terdiam sejenak sebelum membuang pandangannya kembali ke depan.

"Kakak udah bilang kalo kakak gak suka sama Alora".

"Kak kita udah sama sama dari kecil, yakali aku gak tau apa apa tentang Kakak. Kakak itu kalo tertarik sama sesuatu di pandangin terus mau itu barang atau manusia pasti gitu" cerocos Thalita.

Thalita menggenggam tangan Edgar yang berada di pembatas balkon.

"Kak, Alora kembaran aku otomatis dia adik kakak juga dan yang seperti aku bilang, Alora udah punya pacar bucin banget lagi. Jadi kakak harus suka sama Alora sama kayak kakak suka aku" jelas Thalita.

Edgar menegakkan badannya, ia mengacak-acak rambut Thalita dengan gemas.

"Iyaa bawel"

"Masuk kamar, terus tidur" setelah mengucapkan itu Edgar melenggang dari kamar Thalita.

***
Alora menancapkan mobil sport milik Varro dengan kecepatan di atas rata-rata. Tadi ia berniat jalan-jalan sebentar menikmati mobil sport milik Varro. Namun sialnya sekarang di perjalanan pulang ia di kejar oleh Figo dkk, Alora tidak melihat motor Rey yang artinya cowok tersebut tidak ikut. Alora yakin, pasti ini karena emas upil mereka yaitu Syera.

Alora membelokan mobil itu ke jalan yang cukup sepi sehingga tidak mengganggu warga sekitar. Ia sudah menelepon Varro, dan Varro menyuruhnya untuk membuat Figo dkk kehilangan jejak dan kesempatan itu Alora ambil untuk menjemput Varro yang berada di supermarket menuju markas Orpheus.

Alora menghembuskan napasnya lega, setelah berbelok-belok tidak jelas kini ia tidak melihat motor-motor itu. Alora menghentikan mobilnya saat melihat Varro yang sudah menunggu di pinggir jalan.

Alora merubah posisi menjadi duduk di samping pengemudi dan Varro masuk mengambil alih mobilnya.

"Kamu aman kan?" Tanya Varro.

"Aman banget"

"Pake sabuk pengaman, kita main main sebentar"

Alora menurut Varro menancapkan gasnya, saat sudah melihat Figo dkk di belakang. Figo berteriak saat Alora kembali kabur.

"ANJING!!! LO GAK BISA KABUR SIALAN!!"

Figo mengeluarkan pistol dan menembak ke arah mobil yang Varro dan Alora bawa. Varro tersenyum smirk, ia membelok-belokkan mobilnya sehingga tembakan tersebut mengenai kaca spion sebelah Alora hingga hancur.

"Sialan pake pistol mereka!" Maki Alora.

"Gimana nih Varro, aku gak mau ya ke headsot dari belakang!"

Varro tertawa, "tenang babe, di mobil ini aku juga siapin senjata, kamu ambil di kursi belakang. Main main lah sebentar, anggap aja persiapan sebelum Geama Cearcall beberapa hari lagi"

Alora tersenyum smirk, " ide bagus, aku kira gak ada senjata di sini".

Alora mengambil sebuah pistol, Varro membuka atap Tengah mobilnya. Alora melepaskan ikat rambutnya dan membiarkan rambut panjangnya terurai begitu saja, dengan pakaian serba hitam membuat aura badasnya semakin menjadi jadi.

Alora mengubah posisinya berada di tempat duduk belakang agar ia bisa berdiri dan menyembulkan kepalanya di atap mobil yang terbuka. Alora tersenyum smirk melihat mereka yang masih mengejar, Alora mengarahkan pistol tersebut dan membidik Figo.

"Lang! Itu yang di pegang Alora pistol anjir!!" Panik Gerry yang berada di boncengan Elang.

Gerry membuka helmnya, "BANG HATI HATI, ALORA PEGANG PISTOL JUGA!"

Figo mengangguk, "sok bisa nembak" sinis Figo.

Figo mencoba menembak lagi namun tembakan dirinya meleset karena Alora menembak ban motornya hal itu membuat Figo jatuh. Varro memberhentikan mobilnya, saat melihat Alora sudah menjatuhkan Figo.

Varro dan Alora turun dari mobil, kini keduanya sudah di tengah jalan yang pinggirannya hutan lebat. Mereka berjalan menghampiri Elang dan Gerry yang sibuk membantu Figo berdiri. Helm yang di pakai Figo hancur begitu juga dengan motornya.

Alora bersedekap dada, "mau main main sama gue kan? Gue imbangi".

Elang membuka helmnya kasar, dengan napas memburu ia menunjuk Alora, "LO LUKAI SYERA SAMPAI TANGAN DIA HAMPIR PATAH ANJING!!".

"Oh ya? Masih hampir kan, belum patah?" Tanya Alora pura-pura terkejut. Varro tersenyum tipis, ia sangat suka melihat Alora yang seperti ini.

Figo mencoba berdiri sekuat tenaga, saat ini badannya terasa remuk semua.

"Apasih salah Syera sama Lo?!" Tanya Figo dengan nada tinggi.

"Salahnya? Banyak" jawab Alora santai.

Elang berjalan menuju pistol Figo yang terjatuh tadi, Varro tersenyum smirk ia pura-pura tidak tahu akan itu.

"Gue pastiin Lo nyesel!"

Alora mengernyitkan dahinya, "gue nyesel? Nyesel apa nih, lukain emas upil lo? Hahaha ,Figo Figo, Lo semua yang akan sujud di hadapan gue demi kehidupan panjang!".

Dor

Alora terkejut dengan tembakan itu, ia melihat Varro yang sudah berkelahi dengan Elang. Saat Elang menodorkan pistol ke arah Alora, Varro lebih dahulu menepis tangan  Elang sehingga tembakan tersebut meleset.

Bugh

Bugh

Varro membabi buta Elang tanpa memberi celah Elang membalasnya, wajah cowok itu memerah dan mengeras. Dengan mata yang memancarkan kemarahan yang besar.

Alora menghampiri Varro dan berusaha menenangkan cowok itu. Ia menarik Varro walaupun susah dan terus berusaha hingga berhasil, Alora memeluk Varro dengan erat. Alora dapat merasakan napas yang memburu dan dada yang naik turun.

Pelukan Alora dapat meredakan amarah Varro,  Varro mendongakkan kepala Alora.

"Gak luka kan?" Tanya Varro lembut.

"Nggak, ayo kita balik"

Varro mengangguk mereka kembali masuk ke dalam mobil dan   meninggalkan Gerry yang kebingungan membawa kedua temannya yang tepar.

Sesampainya di apartemen, Alora langsung merebahkan tubuhnya di kasur dengan sepatu yang belum terlepas dari kakinya. Varro menggelengkan kepalanya melihat gadisnya itu.  Varro melepaskan sepatu Alora dengan hati-hati dan juga melepaskan kaos kaki yang di pakai Alora dan meletakkan nya kembali di tempatnya.

"Bersih bersih gih" titah Varro.

"Ngantuk Arro" rengek Alora.

"Bersih bersih dulu baru bobo ya" bujuk Varro.

"Tapi aku juga laper" cicit Alora.

Varro tertawa pelan, "yaudah bersih bersih dulu aku masakin nasi goreng mau?"

Alora langsung merubah posisinya menjadi duduk, "mau banget!!" Serunya.

"Yaudah bersih bersih dulu"

Alora mengangguk dan langsung berjalan menuju kamar mandi. Varro menggelengkan kepalanya. Ia melirik tas Alora yang sedikit terbuka. Varro mengambil sebuah buku note kecil yang  sedikit terlihat.

Varro aku gak mau pisah sama kamu, tapi aku mau kembali ke dunia aku. Aku bingung

****

Hai semua, besok aku udah UAS. Hari ini pengumuman snbp tau, buat kalian yang ikut semoga dapat biru yaa. Makasih udahh semangati aku sayang akuuuu💗 aku tadinya mau double up tapi masih gak terlalu ini untuk ngetik, aku usahain up secepatnya ya guys. Aku belum terlalu pulih tapi aku udah mau ngetik lagi





Continue Reading

You'll Also Like

AZURA [END] By Swety

Teen Fiction

53.5K 3K 43
[Folow dulu sebelum baca biar nambah pahala dan amal] Kisah ini berawal dari Azura Arthayasa yang di nyatakan koma selama satu bulan. Dan setelah dia...
94.7K 7.3K 18
Bagaimana jika kalian harus menikah dengan seorang antagonis? Yang hobi sekali menindas dan membully seseorang. Calista Catlyna gadis cantik penggema...
16.1K 3.3K 13
Lanjutan kisah Aurora yang berhasil kembali ke dunianya setelah mengembara di Dunia Novel bersama sahabatnya. Apakah Elano bisa bersatu kembali deng...
547K 67.8K 37
โœ…Rich โœ…Pretty โœ…Smart โœ…Strong โœ…Savage Namanya Lalisa, gadis sombong bermulut tajam yang mampu membuat ketua Vendom sekaligus para anggo...