Mawar yang Patah

By excL_06

157 29 1

Annelise Adalgiso, putri kerajaan yang memilih tinggal pada kastil tua dipinggiran kota. Bak mawar merah yang... More

BREAKING NEWS
Satu-A
Satu-C
Dua-A
Dua-B
Dua-C
Tiga-A

Satu-B

19 4 0
By excL_06

Malam tiba, dingin mulai menyusup melalui jari jemari empunya, mengganggu ketenangan, membuat mereka merapatkan jaket jubah mereka semakin dalam. Annelise mematut dirinya di depan cermin, setelan gaun putih dengan pernak-pernik menambah kesan karismanya, Charlotte mendatanginya ditengah-tengah lamunan nya. Menyodorkan beberapa pilihan mahkota berukuran kecil.

"Ini saja." Annelise menunjuk pelan satu mahkota kecil dengan nuansa putih dengan ujung lentik jari telunjuknya. Charlotte meletakkan mahkota itu pelan, kemudian memasangkannya pada kepala putri Annelise, sungguh benar-benar mempesona.

"Cantik." Puji Charlotte. Annelise tersenyum merapikan pakaiannya.

"Nona, kereta kuda milik putri Esther sudah tiba." Paman Charlie sekaligus pengurus kastil menyampaikan pesan pada Annalise di luar pintu kamarnya.

"Baik, aku segera siap," jawab Annelise singkat, Langkah paman Charlie yang hendak pergi terdengan pelan, "Paman Charlie," panggilnya kemudian.

"Iya Nona, saya disini."

"Apakah kakak ikut Bersama kereta kudanya?"

"Iya, putri Esther menunggu Anda di kereta kudanya."

"Terima kasih, pergilah dan katakana padanya aku segera keluar!" perintahnya pada paman Charlie.

Tak berselang lama Annelise keluar dari kamarnya, malam itu benar-benar penampilan yang menakjubkan, Annelise sungguh mempesona.

Tak tuk tak tuk, suara hentakan sepatu Annelise memenuhi Lorong kosong yang hampa, ia menaiki kereta kuda putri Esther.

Esther Adalgiso, ia adalah putri tertua di kerajaan, tinggal di paviliun terbaik kerajaan, namun sayang tahta kerajaan tak akan jatuh padanya, melainkan pada saudara laki-lakinya, Morgan Adalgiso. Dua kakak beradik itu saling bertatap mata, sesekali hentakan kaki kuda yang berjalan melewati kerikil-kerikil kecil membuat mereka menggeser duduknya sedikit.

"Sampai kapan kau akan tinggal di kastil itu? Tidak ingin kembali ke Istana? ibunda selalu menanyakanmu, bahkan aku sampai tidak tahu harus menjawab apa padanya." Esther membuka pembicaraan, menghilangkan keheningan. Memang benar, sejak Annelise tinggal di kastil sudut kota itu, jangankan untuk berbicara pada ketiga saudaranya, bahkan sekadar mengunjungi Ibunda nya saja entah kapan ia lakukan.

"Jika kakak memecah keheningan hanya dengan pertanyaan konyol seperti ini, lebih baik mungkin kita berada dalam keheningan saja selama perjalanan," ujar Annelise datar, "toh aku tidak akan pernah menjawab pertanyaan seperti itu, siapapun yang bertanya. Aku rasa Kakak tahu itu bukan? Putri Esther tidak mungkin bodoh sepertiku, benar bukan?" Annelise menatap mata putri Esther dalam-dalam, senyumnya ia Tarik sedikit, simpul saja, sederhana dan benar-benar mematikan.

"Baiklah," jawab putri Esther singkat, "tapi pikirkan lagi kesehatan ibunda, ibunda mengurus semuanya sendirian, sedangkan aku sibuk mengurus urusan pernikahan ku dengan William." Tegas putri Esther kemudian. Annelise benar-benar lupa rupanya, bahwa kakaknya, Putri Esther akan menjadi ratu kerajaan utara sebentar lagi. Ya, pangeran William akan menikahinya dalam hitungan hari. "jangan lupa juga, kakakmu Morgan itu sibuk dengan pekerjaan di pemerintahan, tentu saja ibunda mengharapkanmu pulang," Esther menyentuh lembut tangan Annelise, "kau tahu betul kan bagaimana tabiat Anastasya? Ia masih terlalu dini untuk membantu ibunda mengurus kediaman." Esther tersenyum, dan senyum inilah yang selalu membuat Annelise merasa bersalah.

Ia ingin pulang, membersamai ibunda, tapi apa boleh buat? Semua orang akan menjauh saat menatapnya. Annelise yakin dengan kehadirannya di Istana akan menjadikan tempat yang hangat itu menjadi suram, sepi, dan mencekam. Pasalnya, Annelise dianggap sebagai pembawa kesialan oleh Duke sehingga Duke tidak pernah setuju untuk membiarkan Annelise tinggal di Istana sekalipun di halaman belakang yang kumuh. Sebabnya, sang raja hanya bisa membiarkan Duke tetap tinggal di paviliun halaman utara Istana dan meminta pada Annelise untuk tidak tinggal di halaman Istana, menyedihkan.

Kereta kuda berhenti, Annelise dan Esther turun. Seluruh mata menatapnya, terpaut pada kecantikan mereka berdua. Sebagian dari mereka memuji kecantikan keduanya, dan Sebagian yang lainnya tentu membicarakan Annelise, berbisik lirih agar tak tersengar olehnya.

"Waw, sudah datang rupanya kalian berdua. Indah sekali mahkota berlianmu Putri Annelise, bukan untuk memikat pria di sin ikan?" Annelise membungkukkan badannya sedikit membentuk salam penghormatan pada lelaki itu, "hahaha," lelaki itu tertawa nyaring.

"Salam Pangeran," dia adalah Morgan Adalgiso, sang pewaris tahta kerajaan ayahnya.

"Ah tidak perlu sungkan Anne, aku ini kakakmu, tidak perlu se sopan itu padaku," ujar Morgan tersenyum genit, "oh ya, salam kepada putri Esther," lanjut Morgan mengepalkan kedua tangannya sedikit tertekuk ke depan memberi salam penghormatan pada Esther, Esther tersenyum. Annelise yakin, jika ia tak datang dengan putri Esther malam ini mungkin tidak ada yang memandang hormat padanya saat ini. Ia yakin bahwa seluruh masyarakat akan berbisik-bisik tentangnya.

"Dimana Duke?" tanya Esther

"Didalam, masuklah!" Morgan mempersilakan, berjalan berdampingan bersaman Annelise dan Esther, seluruh manusia memberi hormat pada mereka bertiga.

Dugaan Annelise terbukti, bahkan belum sampai pada tempat Duke duduk, ruangan itu telah penuh dengan belasan wanita-wanita yang melenggok-lenggok, sesekali Morgan merayu mereka, mengedipkan sebelah matanya pada salah satu penari bayaran, sungguh menjijikkan, muak – batin Annelise.

"Salam kepada Duke, Salam Putri Falisha." Annelise, Esther dan Morgan memberi salam bergantian pada Duke dan putri Falisha.

Putri Falisha ialah bibi kandung mereka, ia adik sulung Ratu Miriam, sang ibunda. Sedangkan Duke adalah sepupu dari Raja Adalgiso di Kerajaan Barat. Duke yang berasal dari Kerajaan timur menikahi putri Falisha di kerajaan barat sehingga Raja Adalgiso memintanya untuk tetap tinggal di Kerajaan barat.

Malam itu, pesta sungguh meriah, namun bagi Annelise tidak ada yang istimewa, justru ia merasa bahwa disini bukan tempatnya. Ia keluar menuju halaman samping kediaman putri Falisha, berjalan perlahan menikmati malam, langit dihiasi gemintang begitu indah malam ini. Annelise mengerenyit menatap sesuatu yang bergerak di luar gerbang sana, seperti seorang yang tertatih jalannya.

Annelise mengangkat gagang lentera nya keatas sedikit, mempercepat jalannya ke arah anusia itu. Semakin cepat Annelise melangkah, semakin cepat pula orang itu tertatih. Annelise berjalan mengejar cukup jauh, sampai tiba-tiba orang itu berbalik badan dan mengeluarkan belati kecil miliknya, memberikan perlawanan kearah Annelise.

"Kau adalah pembawa sial kerajaan barat," ucap manusia itu melempar belati miliknya kearah Annelise. Annelise terkejut, menjatuhkan gagang lentera yang digenggamnya, segera ia berbalik untuk berlari, namun sungguh belati itu melukai kakinya, dan ia tersungkur secara tiba-tiba, kepalanya terbentur jalanan dengan ringan. Annelise berusaha sekuat tenaganya untuk menjauh sekalipun ia harus merangkak dan terseok-seok, sialnya disana sepi, tak ada orang selain dirinya, bahkan sosok yang tertatih pun menghilang secara tiba-tiba.

Seseorang datang dari kejauhan, Annelise rasa dia benar-benar melihat seseorang datang, pandangannya buram, ia masih terus merangkak sekuat yang ia bisa, dan mereka semakin dekat. Sialnya,

Bukh.... Annelise tak sadarkan diri.

Bersambung....
------------------------------------------------------

Baca juga ya, Perih pertama yang diambil dari kisah nyata

Continue Reading

You'll Also Like

266K 22.6K 21
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
3.6M 358K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
459K 30.3K 25
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...
635K 38.3K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...