Stefan mengendurkan dasinya saat ia sudah mendaratkan pantatnya di kursi.Ia memejamkan mata sejenak.
Meeting tadi dengan salah satu klien dari Singapura benar benar menguras tenaganya.Maklum perjanjian bisnis ini harganya bukan cuma milyaran tapi triliunan jadi ia harus benar benar jeli dan mantap.
"Bro,mau makan siang sekalian gak?aku mau pesan nih..gila Mr Chu benar benar alot sekali"ujar Fadly
"Hmm boleh"sahut Stefan sambil memejamkan matanya.
"Menu biasa ya"sahut Fadly lalu ia menutup pintu ruangan Stefan.
Stefan meraba handphone yang ada di sakunya dan membukanya.Ia sedikit kecewa saat melihat notif pesan atau panggilan yang masuk ke handphonenya tidak ada yang berasal dari Andrea.
Sejak insiden ciuman mereka yang panas semalam,Andrea menghindarinya.Bahkan sarapan tadi pagi saja Andrea hanya membeli makan di luar dan menaruhnya di meja sedangkan gadis itu memilih pergi sebelum Stefan keluar kamar.
Stefan membuang nafasnya kasar sambil meletakkan handphone mahal yang ada logonya apel itu ke atas meja dan kembali memejamkan mata.
Ia teringat ciuman semalam dan tanpa sadar ia membelai bibirnya.Ia sungguh heran dengan dirinya sendiri sampai sampai ia lepas kontrol dan menciumi Andrea sampai seperti itu.
Stefan tersenyum simpul lalu ia meraih handphonenya dan menelepon Andrea.
Tak lama terdengar suara cempreng gadis itu.Suara cempreng yang kini terdengar sangat merdu di telinganya.
"Halo yaa"
"Halo,Andrea"
"Ya,mas"sahut gadis itu "kenapa,mas?"
"Aku lapar"jawab Stefan bingung.Alasan apa yang harus ia ucapkan karena ia juga bingung kenapa ia menelepon gadis itu.Kayak orang kurang kerjaan aja!
Andrea diam saja,ia mengerutkan kening.Pria itu lapar terus kenapa ia telepon dia?Aneh!!
"Terus?mau aku pesankan makanan?"tanya Andrea
"Kamu sibuk?"
"Eng...engga sih"
Stefan melihat arloji mahal yang melingkar di pergelangan tangannya.Jam makan siang kurang setengah jam lagi.
"Aku jemput ya kita makan siang bareng"ujarnya
"Eh..itu...okey aku tunggu"sahut Andrea.Sebenarnya ia malu bertemu pria itu apalagi kalo ingat ciuman semalam yang tiba tiba pria itu menghentikannya dan meminta maaf.
Andrea malu seharusnya ialah yang harusnya menghentikan tapi ini?Stefan lah yang lebih dulu sadar dan menghentikan perbuatan terlarang mereka.
Stefan langsung meraih jasnya dan menyambar kunci mobil nya lalu bergegas keluar.
Di depan pintu ia hampir bertabrakan dengan Fadly yang akan masuk membawakan makan siang untuknya.
"Bro,eh,bro.."
"Aku pergi ada urusan,makan siangku buat kamu sajalah"sahut Stefan cepat cepat sambil berjalan menuju lift.
Fadly menghela nafas kasar dan memandang dua kotak makan siang di tangannya.
"Gila gue gak bisa seksi lagi kalo makan segini banyaknya"gumamnya sambil mengedarkan pandangan ke lainnya dan ia kemudian berjalan ke meja sekretarisnya.
"Din,elu belum beli makan siang kan?"tanya Fadly pada sekretaris itu
"Belum,pak"
"Bagus,,ini buat elu"ujar Fadly menyodorkan kotak makan siang Stefan ke meja wanita itu lalu ia segera pergi kembali ke ruangannya.
Andrea sudah berdiri di depan lobby kantor saat ia melihat mobil hyundai grey yang ia kenal memperlambat lajunya saat akan mendekat ke lobby.
Andrea langsung membuka pintu dan mobil itu segera melaju pergi.
Andrea menoleh ke arah suaminya.Pria itu memakai jas navy dan kacamata hitam.
Sangat tampan!!!tidak pernah satu kali pun outfit Stefan gagal membuat penampilan pria itu terlihat tampan.
Stefan berdehem pelan saat ia melirik istrinya itu tidak berkedip memandangnya membuat mata Andrea berkedip dan SADAR!
Andrea langsung berdehem dan membuang matanya ke luar jendela.
"Mau makan apa?"tanya Stefan
"Terserah tapi aku nggak mau makanan Lullaby hotel"
"Loh emang kenapa?ga enak?"tanya Stefan sambil melirik istrinya sekilas kemudian fokus ke jalan lagi.
"Enak sih tapi mahaallllll"sahut Andrea spontan membuat ujung bibir suaminya tertarik ke atas .
"Kalo enak tidak masalah mahal"
"Buat kamu emang ngga masalah tapi buat aku itu masalah"
"Aku yang bayar"
"Engga..makan siang ini aku aja yang bayar!kamu udah terlalu banyak ngeluarin uang buat aku!"
"Oke kalo gitu kamu yang tentuin makanannya"sahut Stefan sambil tersenyum samar.
"Gimana kalo ayam goreng lengkuas?aku ada rekomendasi warung makan enak di dekat sini"
"Okey..kan kamu yang bayar jadi aku nurutlah ama kemauan kamu"
"Okey kalo gitu setelah lampu merah kedua belok kiri ya,disana makanannya enak terutama ayam goreng lengkuas nya"ucap Andrea mempromosikan menu yang ia tawarkan dan lagi lagi membuat Stefan tersenyum.
Stefan duduk dan menurut saat Andrea memesankan makan siang untuk mereka.
"Kamu sering kesini?"
Andrea mengangguk "iya ama kakakku dulu"jawabnya "ayam goreng lengkuas itu termasuk makanan kesukaan kakak dulu sebelum menikah".
"Oh la kalo sudah menikah beda lagi?udah ngga suka ayam goreng lengkuas lagi?"tanya Stefan sambil memandang wajah cantik gadis yang ada di depannya.
Andrea menggeleng "masih suka sih tapi semenjak menikah Mas Ardi itu sangat mengekang kakakku bahkan uang bulanannya pun hanya tiga juta itu pun sudah untuk bayar listrik,air,susu juga makan sehari hari".
"Emang cukup uang segitu?"
Andrea menggeleng "makanya sejak menikah kakak tidak mau makan di luar takut di katain boros ama suami dan keluarga suaminya itu".
"Oh gitu"sahut Stefan sambil tak mengalihkan pandangan dari wajah Andrea "kamu cantik"ujarnya tanpa sadar.
"Apa?kamu ngomong apa?"tanya Andrea kurang jelas mendengar ucapan suaminya.
"Eng..engga anu..tempatnya cantik"jawab Stefan asal dan langsung membuang pandangan ke tempat lain.Gila!!jantungnya berdebar debar kenceng banget!!
Andrea mengikuti arah pandangan suaminya dan melihat resto ini sederhana ngga ada cantik cantiknya menurut Andrea.Cuma memang tempat ini bersih dan masakannya enak.
Andrea melirik suaminya sekilas.Apa karena dia orang kaya jadi keseringan makan di restoran bintang lima yang mewah jadinya ia menganggap resto sederhana seperti ini cantik?Heran!pikir Andrea sambil kembali melirik suaminya.
Suaminya yang di lirik langsung buang muka.Pura pura cuek padahal jantungnya salto brutal..debaran jantungnya kenceng kayak orang mau tawwuran!!
Dih kayak Stefan pernah tau aja tawwuran kek gimana??
Untunglah pesanan mereka segera datang menyelamatkan Stefan dan obrolan mereka berhenti sejenak.
"Ehh...ini Andrea kan??adik Briana kan?"tanya seorang wanita pemilik restoran ayam itu.
Andrea langsung berdiri dan memeluk wanita itu.Ia dan kakaknya sudah langganan sangat lama di sini.
"Iyaa tante..lama ngga jumpa.Apa kabar?"tanya Andrea setelah cipika cipiki dengan wanita itu.
"Tante juga barusan aja kangen ketemu kalian loh ehhh...siapa ini?"tanya wanita itu saat melihat Stefan duduk di depan meja Andrea.
Ia pengen tahu siapa pria tampan yang ada di depan Andrea,apalagi menilik penampilannya pria ini seperti pria kaya.
"Eh kenalin tante ini Stefan suami aku"ujar Andrea memperkenalkan Stefan.Dan demi kesopanan terpaksa Stefan berdiri dan mengulurkan tangan ke wanita itu.
"Stefan"
"Saya Irma kenalan Andrea dan Briana"sambut wanita itu lalu ia kembali menoleh ke Andrea "kamu itu ya nikah ngga ngundang tante,mentang mentang udah kerja terus tante di lupain ya"omelnya sambil pura pura menjewer telinga Andrea gemas.
"Ampun deh tante...kemarin dadakan soalnya jadi..."
"Kamu udah isi duluan?"tanya tante Irma kaget sambil melihat ke arah perut Andrea yang masih rata itu.
"Yee..bukan,tante..kemarin itu dadakan soalnya dia mau tugas keluar negeri jadi nikah di catatan sipil doang engga resepsi".sahut Andrea berbohong.
Lah daripada bingung ngarang jawaban lain ya mending alasan ini ajalah yang di pake biar ga curiga!pikirnya lagi .
"Oh kirain.."ucap tante Irma lega "ya udah kalian makan lah,kapan kapan ajaklah Briana dan Alvin kemari".
"Baik,tante"sahut Andrea sopan lalu wanita itu pergi meninggalkan mereka berdua.
"Siapa dia?"
"Dulu saat kakak dan aku pindah dari Surabaya ke Jakarta karena udah nggak ada tempat untuk kami di sana.Kakak melamar jadi tukang cuci piring di tempat ini dan tante Irma memberi kami tumpangan dan makan tiga kali sehari juga menyuruh kami berdua bekerja di sini sampai kakak menyelesaikan kuliah dan memiliki pekerjaan yang bagus".
"Baik juga wanita itu"ujar Stefan sambil memakan makanan yang sudah di pesankan istrinya.
"Baik banget malahan menurut aku"ujar Andrea sambil menggigit daging paha ayam yang empuk itu.
"Kamu mau kita ngadain resepsi pernikahan?"tanya Stefan lagi sambil memandang istrinya.
"Engga..buat apa toh pernikahan kita cuma setahun saja.Simpan uangmu!!di tabung untuk masa depanmu supaya saat kamu bertemu dengan wanita yang kamu inginkan,kamu bisa mengadakan resepsi pernikahan".
Stefan terdiam dan tiba tiba nafsu makannya menguap seketika..