Dia

By ukinurpratiwi

790K 23.3K 2.8K

Sebagian part sudah unpublished. Cerita ini sudah tersedia dalam bentuk novel dan e-book. Jun30,2015 © More

1. Satu
2. Dua
3. Tiga
4. Empat
5. Lima
6. Enam
7. Tujuh
8. Delapan
9. Sembilan
Read me, please!
10. Sepuluh
24. Dua puluh empat.
25. Dua puluh lima
30. Tiga puluh
Numpang lewat...
Persembahan terbaru.
Say thanks.
DIA Novel
DIA Released.
E-book DIA
DIA Novel
DIA News.
News DIA
Konfirmasi DIA
T-shirt DIA
To CintaRakaLovers

Prolog

63.5K 2.1K 275
By ukinurpratiwi


Cinta melirik jam tangan yang melingkar manis ditangan kirinya, sembari berlari menyusuri koridor kampus. Hari ini ia tidak boleh terlambat lagi. Jika sampai ia terlambat kembali, maka tamatlah riwayatnya. Dan itu berarti, Cinta harus mengulang kembali mata kuliah yang sangat dibencinya itu di tahun depan. Itu adalah mimpi buruk baginya.

Cinta tak memedulikan sumpah serapah para mahasiswa dan mahasiswi yang telah ditabraknya. Ia seakan mencoba menulikan pendengarannya. Masa bodoh dengan rasa kesal para teman satu kampusnya. Karena menurutnya, teman-temannya itu pun tidak akan memedulikan nasibnya.

Bruk.

"Ah sial!" umpat Cinta kesal.

Cinta terjatuh. Dengan kesal, ia mencoba untuk berdiri serta menahan rasa sakit di lututnya. Ia menatap tajam seseorang yang sudah menabraknya atau mungkin ditabraknya. Seseorang yang sudah membuang waktu berharganya pagi ini.

"Omo. Siapapun tolong cubitlah aku! Dan sadarkanlah diriku." Cinta membatin.

"Kamu baik-baik saja?" tanya seorang lelaki tampan yang ditabraknya.

Cinta menatap lelaki di hadapannya dengan lekat. Meneliti pahatan indah khas Arabian dari Sang Pemilik Semesta. Lelaki itu pun berbalik menatapnya dengan tatapan mata yang super tajam. Keduanya sama-sama tampak terpesona satu sama lain. Jantung mereka pun sudah mulai berlari maraton. Namun, Cinta mencoba untuk menepis rasa aneh yang tidak bisa dijelaskannya itu. Berbeda dengan lelaki yang berada di hadapannya, karena ini adalah kesempatan yang sangat berharga untuknya.

"Menurut kamu?!" sungut Cinta memasang wajah super kesal.

Lelaki tampan itu pun tersenyum. Senyumnya sungguh mampu membuat siapapun lupa akan segalanya.

"Oh God! Manis sekali." Cinta kembali membatin di dalam hatinya.

Cinta pun menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia tidak ingin dirinya jatuh hati kepada lelaki tampan di hadapannya itu. Hal itu tidak boleh terjadi. Ia pun segera menjauh dari lelaki di hadapannya itu.

Cinta kembali berlari menuju kelasnya. Meninggalkan seseorang yang sempat ditabraknya tadi. Atau mungkin orang yang sudah menabraknya. Ia harus menyelamatkan dirinya sendiri. Dengan napas terengah-engah, ia berhenti di depan kelasnya. Kelas yang sebenarnya sangat ia benci. Ia mengatur napasnya kembali saat memasuki kelasnya. Semua mata teman-temannya tertuju padanya.

Dengan gayanya yang cuek, Cinta melangkahkan kakinya menyusuri anak tangga untuk menuju tempat duduk favoritnya. Ruang kelasnya memiliki tempat duduk yang berundak-undak. Seperti sawah terasering di Bali. Di tingkat kelima, Cinta berhenti dan mulai duduk di samping teman baiknya.

"Telat lagi, Ta?" suara lembut Sofie membuat kedua sisi bibir Cinta tersungging.

"Kebiasaan jelek tahu nggak sih, Ta! Untung saja Pak Hotman belum masuk," lanjutnya kembali.

Cinta menatap Sofie tak percaya.

"Sumpah? Demi apa?!" pekik Cinta.

Ini sebuah mukjizat untuk Cinta. Tidak pernah ada dalam sejarah dosen killer-nya itu datang terlambat.

"Demikianlah pemberitahuanku, Ta!" sahut Sofie.

Cinta pun tertawa mendengar jawaban lucu dari teman baiknya, Sofie. Ia mencubit pipi teman baiknya yang chubby. Sofie pun menjerit kesakitan.

"Sue Lo, Ta!" pekik Sofie kesal.

Cinta pun tertawa membahana. Ia memang sangat gemas melihat pipi chubby Sofie. Sehari tidak mencubit pipi teman baiknya itu seakan membuat tangannya terasa gatal.

Kelas yang sebelumnya ramai tiba-tiba saja menjadi hening seketika. Cinta yakin dosen killer-nya itu pasti sudah datang. Dengan cuek, ia tak mengacuhkannya. Ia memang membenci mata kuliah ini. Sangat benci. Ia pun menyibukkan dirinya dengan mengambil binder dan juga peralatan tulis yang lain. Dibukanya binder itu, kemudian mulai menggoreskan pensilnya untuk menggambar kartun kesayangannya, Doraemon.

"Ta ..., Cinta!" Sofie sengaja menyenggol lengan tangan Cinta.

Cinta meliriknya kesal, "Apa?! Lihat nih gambarnya aku, berantakan tahu!"

Sofie tersenyum, "Lihat ke depan, Ta! Ada pemandangan terindah di sana," tutur Sofie.

Cinta mengerutkan dahinya. Bagiamana bisa dosen killer-nya yang sudah uzur itu menjadi pemandangan terindah. Pemandangan indah dari Hongkong mungkin.

"Sejak kapan Pak Hotman jadi pemandangan terindah?! Mata kamu rabun nih!" balas Cinta.

Sofie menangkup kedua tangannya di wajah Cinta dan mengarahkan kepala teman baiknya itu ke depan.

"Oh my God!" seru Cinta lirih.

Cinta terbelalak. Ia kembali terpesona dengan pemandangan indah di kelasnya kali ini. Ia yakin lelaki yang dilihatnya ini bukanlah seorang dosen, namun titisan Dewa Apollo yang super duper tampan. Dengan kemeja putih, celana hitam slim fit, dasi hitam dan jaket kulit hitam, lelaki itu sungguh memesona. Tubuh tinggi, tegap, hidung mancung, mata setajam elang dan bibir tipis yang merah natural membuatnya tampak semakin sempurna.

"Oh God! Betulkah dia seorang dosen? Ataukah dia seorang dewa penyebar kegelisahan untuk para mahasiswinya?" batin Cinta.

Dengan mudah Cinta mampu mendeskripsikan pemandangan indah di kelasnya itu secara detail. Karena pemandangan terindah itu adalah lelaki yang sama, lelaki yang sempat menabraknya tadi. Lelaki yang sudah membuat mood-nya seketika berantakan.

"Good morning class," suara tegasnya mulai menggema di seluruh penjuru kelas.

"Good morning Sir," semua serempak menjawab.

"Okay, today Mr. Hotman will be replaced by me until the end of this semester with the same lecture about Legal English."

Cinta terbelalak kembali mendengar penuturan dosen barunya itu. Ini adalah berita buruk bagi Cinta, dosen muda tampan itu bisa mengecohkan fokus para mahasiswinya.

"Let me introduce myself, my name is Raka Bagaskara. You can call me Raka. And today, before I start the lesson, I want to make some regulations for you in my class," lanjut dosen barunya.

Inilah yang sedari tadi Cinta tunggu. Sebuah kontrak kuliah baru. Ia bisa menghapus rekor terlambatnya di kelas Pak Hotman. Cinta pun tertawa girang di dalam hati.

Cinta melihat beberapa teman-temannya sedang mencatat apa yang dosen baru itu sampaikan. Ia pun mendengarkannya, sembari menggoreskan pensilnya kembali. Bukan untuk menulis apa yang dosen itu sampaikan, tetapi melanjutkan kegiatan menggambarnya. Inilah salah satu hobi dan juga kegiatannya jika sudah merasa bosan. Seperti sekarang, mengikuti mata kuliah Bahasa Inggris Hukum. Mata kuliah yang sangat membosankan baginya. Bahasa Indonesia saja sudah susah, apalagi Bahasa Inggris.

Cinta tersenyum saat melihat hasil karyanya sendiri. Ia memang sangat berbakat untuk menggambar. Dan sepertinya ia telah salah mengambil jurusan untuk masa depannya. Sofie kembali menyenggolnya. Cinta pun menatapnya tajam, hingga Sofie terlihat ketakutan.

"You!" pekik seseorang dengan keras.

Cinta menoleh ke arah sumber suara. Dosen baru itu menatapnya dengan tajam. Kedua mata mereka saling bertemu, saling beradu pandang satu sama lain.

"What's your name?" tanya Raka pada Cinta.

Cinta menatapnya bingung. Ia meletakkan kedua tangannya di depan dada, memastikan apakah dirinya yang dosen baru itu maksudkan atau tidak. Dosen barunya itu mengangguk. Cinta menghela napasnya dan mengumpat kesal di dalam hatinya.

"Cinta," jawab Cinta singkat.

"So, what do you know about two major legal systems in the world, Miss Cinta?" tanya Raka, sang dosen baru itu.

"Two major legal systems in the world are common law and civil law system," jawab Cinta lugas.

Raka menatap Cinta dengan tajam. Seakan ingin menerkam mahasiswinya itu yang terlihat manis baginya. Ia pun berjalan menghampiri Cinta. Dan berhenti saat berada di tingkat keempat.

Jantung Cinta berdetak tak karuan di dalam sana. Ia tak tahu, mengapa setiap kali memandang dan berhadapan dengan lelaki itu membuatnya merasakan perasaan aneh yang tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata.

"Can you explain it, please!" pinta Raka kembali.

"What?!" pekik Cinta terkejut.

Jika Cinta menjelaskannya, sampai bel berbunyi pun tak akan pernah selesai.

"Explain what you mean about common law and civil law system!" pinta Raka.

Cinta mengembuskan napas beratnya, sembari mengumpat di dalam hati. Sepertinya dosen tampan itu ingin mengetes kemampuannya.

"The 'common law system' is a system which believes the reasonable man is very common and applies this test for all circumstances. All actions and inactions are judged from this reasonable man test to determine their compatibility with the law. This system is developed on the decision of the judges, which is known as 'common law'." Cinta menatap Raka dengan dongkol.

Tidak ada yang bisa mempermalukannya di sini. Semua teman-temannya pun menatap Cinta dengan takjub. Karena Cinta dikenal sebagai mahasiswi yang tak pernah serius dan sedikit urakan.

"And the civil law system?" Raka kembali bertanya.

Raka hanya ingin mempergunakan waktu yang sangat singkat ini untuk bisa mendengarkan suara gadis pujaannya. Sekuat tenaga ia menahan senyumnya, karena mimik wajah Cinta yang sedang kesal terlihat sangat menggemaskan untuknya.

"The 'Civil law system'? It is easy to understand it as it is quiet the opposite of the civil law system. It starts with facts and then moulds the law to arrive at the correct decision. Here judge is not one wise man entrusted with a solemn duty to lay down a norm for social behaviour like in the common law system, but is in fact meant to resolve the dispute, termed as the 'Inquisitorial' method of dispute resolution. The law here is a code, existing in advance and the judge is to resolve the dispute in accordance with the code. This is quiet distinct from the common law, where the judge generally adds to the existing body of law. Is it enough?" tanya Cinta kepada Raka yang masih menatapnya dengan tajam dan intens.

"Good! I like what you explain," puji Raka.

Cinta menatapnya balik tanpa tersenyum. Ia sangat kesal dengan dosen tampannya itu. Raka pun turun kembali ke tempatnya dan melanjutkan untuk menerangkan materi yang disampaikan lewat power point yang terpampang di dinding kelas. Cinta bernapas lega. Sofie pun tersenyum padanya, lantas ia merangkul Cinta.

"It's awesome, Cinta," ucap Sofie kepada Cinta.

Cinta hanya tersenyum simpul membalasnya. Beberapa menit kemudian, bel pun berbunyi. Pertanda kelas telah usai. Raka menatap Cinta kembali sebelum menutup sesi perkuliahannya hari ini.

"Okay, it's enough. Thanks for your attentions. And see you next time," tutup Raka sebelum ia keluar dari kelasnya.

"See you." Semua mahasiswanya serempak membalas.

Cinta membereskan peralatan tulisnya, lantas memasukkannya ke dalam tas selempangnya. Kemudian melangkahkan kakinya untuk turun dan meninggalkan kelas. Sesaat setelah ia menjejakkan kakinya di lantai bawah, Raka memanggilnya.

"Hey girl, what's your name?"

Cinta menautkan kedua alisnya. Haruskah ia mengulang namanya kembali? Ia merasa sangat geram dengan dosen barunya yang tampan itu.

"Cinta," jawab Cinta singkat.

"Your complete name?" tanya Raka kembali.

"Cinta Illyana. Is there anything else?! I have to go, Sir. You've wasted my time!" sungut Cinta kesal.

Raka tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia amat sangat mengetahui watak gadis cantik di hadapannya itu. Dan itulah yang membuatnya semakin jatuh cinta kepada Cinta. Ia sudah tak sabar ingin menjadikan Cinta menjadi miliknya.

"Nope," balas Raka singkat.

"Permisi Pak," pamit Cinta.

Cinta pun segera melangkah untuk pergi. Ia tak memedulikan apakah Raka membalas sapaannya atau tidak. Raka tersenyum menatap Cinta yang berlalu dari hadapannya dengan tak acuh. Ia yakin, suatu hari nanti gadis yang selama ini sudah memenuhi hatinya itu akan segera menjadi miliknya.

Sesaat setelah Cinta keluar dari ruangan kelasnya, ia menghirup udara diluar kelas dengan bebas. Men-streching kan kedua tangannya ke atas sembari memiringkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Ia merasa sangat lelah hari ini. Beruntung mata kuliah ini adalah mata kuliah terakhir.

---

Suara dentuman musik yang keras mulai terdengar. Lampu warna warni mengiringi musik keras yang menggema. Cinta melangkahkan kakinya untuk memasuki tempat kerjanya. Bukan tempat kerja permanen untuknya. Ini hanyalah side job baginya.

Seperti biasa Cinta duduk di kursi bar sembari menunggu DJ Jasmine menyelesaikan tugasnya. Ia pun melirik jam tangannya, pukul sembilan lebih lima puluh lima menit. Kurang lima menit lagi, gilirannya yang akan beraksi.

"Hai Ta," sapa salah satu bartender tampan yang telah menjadi temannya disini, Ricky.

"Hai Kak Bro, lemon squash, please," pinta Cinta padanya.

Bartender tampan itu terkekeh, "Nggak mau mencoba yang lebih bersensasi, Ta?" ledek Ricky kepada Cinta.

Cinta tersenyum. Bartender itu sangat tahu jika Cinta tak pernah meminum alkohol di tempat ini, 69 Club.

"Kak Ricky meledek nih?! Mau membawa Cinta ke dunia lain?" sungut Cinta.
Ricky tertawa membahana. Kemudian memberikan pesanan Cinta. Cinta pun segera meminum minuman segar itu.

"Giliran Lo, Ta." DJ Jasmine menepuk pundak Cinta untuk mengingatkan.

"Okay Kak," sahut Cinta.

"Habis ini kita duet. Seperti biasa, malam ini ada lelang. Dan kamu yang akan dilelang, Ta," cerita DJ Jasmine.

Cinta terbelalak karena terkejut, "Aku, Kak?" tanya Cinta penasaran.

DJ Jasmine pun tersenyum kemudian mengangguk.

"Just dating. Uang lelangnya separuh buat kamu, separuhnya lagi buat club dan disumbangkan," jelas DJ Jasmine kembali.

"Kalau kamu takut, kamu bisa mengajaknya dating di sini. Waktunya cuma sampai matahari terbit aja kok," lanjut DJ Jasmine.

Acara lelang seperti ini memang sering diadakan. Minimal satu minggu sekali.

"Take it or leave it?" tanya DJ Jasmine kembali.

Sebenarnya Cinta tak pernah diikutkan ke acara lelang seperti ini. Karena acara ini seperti menjual diri sendiri. Walaupun tak ada janji tertulis di dalamnya. Dan DJ Jasmine tahu, bahwa Cinta sedang membutuhkan uang sekarang. Dia memang dekat dengan Cinta. Dengan terpaksa Cinta pun mengangguk menyetujuinya.

Cinta melangkahkan kakinya ke atas podium. Sesampainya di sana, ia langsung memasang headphone untuk menutupi telinganya. Kemudian memilih jenis musik yang akan dimainkannya pada laptop yang sudah berisi oleh software mixing music. Cinta memilih single music dari Dj Zedi feat Neyo-Main Yahaan Hoon (Should Be You). Ia pun mulai memutar single music itu, lantas memberikannya sedikit ketukan di awal.

Semua bersorak dan kembali turun ke lantai dansa. Selanjutnya Cinta me-mixing ketukan dengan mixer 2 channel, dan juga memadukan intro satu lagu dengan outro lagu yang lain. Sesekali ia memberi scratching pada salah satu turntable ( piring putar). House music pun menggema dengan kencang. Salah satu tangan Cinta terangkat sembari mengikuti irama musik yang diraciknya.

Setelah selesai DJ Jasmine pun naik ke atas podium. Dia berdiri di samping Cinta, di depan peralatan DJ-nya sendiri. Mereka berdua saling melemparkan senyum.

"Volcano," ucapnya pada Cinta.

Salah satu single music DJ Jasmine yang berduet dengan salah satu teman DJ-nya dari luar negeri. Cinta mengangguk. Ia pun mencari list music-nya di laptop. Setelah selesai, mereka bedua menyetelnya bersama. Semua pengunjung tampak menikmati racikan perpaduan musik yang mereka buat.

Dan inilah saat-saat yang mendebarkan untuk Cinta. Acara lelang akan segera dimulai. DJ Jasmine berdiri mendampinginya. Dibandingkan DJ Jasmine, Cinta mungkin tidak ada apa-apanya. DJ Jasmine cantik dan sempurna bak seorang model. Sedangkan Cinta, tingginya hanya rata-rata wanita Indonesia, 167cm. Dan inilah yang menjadi kebanggaannya, kulit putih dan hidung mancung.

Meskipun banyak orang yang mengatakan Cinta sedikit kebule-bulean dengan rambut berwarna coklat tanah sebahu yang sering di-curly di bagian bawah, namun itu masih jauh dibandingkan dengan DJ Jasmine. Cara berpakaian mereka saja berbeda, DJ Jasmine selalu modis dengan pakaian seksinya. Sedangkan Cinta, saat ini saja ia hanya memakai dress hitam selutut yang dibalut dengan jaket jeans belel abu-abu. Seperti bumi dan langit. Cinta pun tak yakin jika lelang kali ini akan berjalan sukses.

"Oke, kita mulai lelangnya. Lelang untuk DJ Cinta," kata Aris membuka acara lelang.

"Dua juta." Satu suara mulai terdengar.

Dari sudut kiri seorang lelaki mengangkat tangannya dan mulai menawar, "Lima juta."

"Ada yang mau menambahkan lagi?" ujar Aris.

"Sepuluh juta," teriak seseorang dari sudut kanan.

Lelaki itu tersenyum kepada Cinta. Cinta bergidik geli menatap lelaki tua bangka yang tersenyum padanya.

"Dua puluh lima juta." Lelaki dari sudut kiri menambahkan tawarannya.

"Oke, semakin panas rupanya. Ada yang lebih tinggi lagi?" tanya Aris semangat.

"Lima puluh juta," timpal lelaki di sebelahnya.

Mereka saling bertatapan. Sungguh terlihat konyol. DJ Jasmine pun tersenyum kepada Cinta.

"Seratus juta," pekik seorang lelaki tampan dengan keras.

Cinta terkejut melihat lelaki yang berada di tengah-tengah kerumunan para buaya darat itu. Matanya melotot dengan sempurna. Sungguh, ia tak percaya melihatnya. Lelaki tampan itu tersenyum menatapnya. Cinta masih menatap lelaki itu tak percaya.

"Wow ..., tawaran tertinggi sepanjang sejarah. Ada lagi yang lain?" lanjut Aris.

"Gila, Ta! Itu cowok keren mampus. Kamu beruntung, Ta. Aku saja nggak semahal itu," bisik Dj Jasmine.

"Biasa saja Kak," balas Cinta singkat.

"Sekaya apa dia? Let's see!" batin Cinta bergumam.

"Seratus lima puluh juta," pekik lelaki di sebelah penawar pertama.

Cinta kembali terbelalak kaget. Seorang tua bangka kembali yang menawarnya.

"Ogah mampus deh!" batin Cinta menggerutu.

"Dua ratus lima puluh juta."

Cinta mendelik ke arah lelaki yang sudah berada tak jauh di hadapannya. Lelaki yang sama, lelaki tampan yang menawarnya dengan harga seratus juta.

"Ini benar-benar gila!" Cinta berseru di dalam hati.

"Super wow!!! Bagaimana? Apakah masih ada yang akan menambah lagi?" seru Aris.

Kedua mata Cinta memandang ke sekeliling. Melihat semua orang yang saling menoleh ke sekitar. Dan semua mata tertuju kepada seorang lelaki penawar tertinggi itu.

"Oke, aku hitung mundur. Tiga, dua, satu. Closed!" teriak Aris.

"You got it, Mister. Cinta is yours now," ucap Aris.

Cinta menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sungguh tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Jantungnya pun berdetak sangat kencang. Tangannya mulai terasa dingin. Perasaan aneh yang tak terdeskripsikan mulai menjalar ke sekujur tubuhnya. Serasa kiamat kecil akan terjadi kepadanya malam ini.

Lelaki tampan yang menyebalkan itu kembali muncul di hadapannya. Dia menyeringai jahil kepada Cinta sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana slim fit-nya. Kemudian ia berjalan menghampiri Cinta, untuk mengambil benda yang sudah dimenangkannya. Seorang wanita cantik yang sudah berhasil membuat dunianya menjadi lebih berwarna.

CintaRaka®

Repub. 10Nov.17

Please, correct me if I'm wrong!
Help me to edit my teaser DIAnovel.
Thank you so much for reading this freaky story. So many feelings that I felt in this freaky story. I wanna this novel will be perfect, like Raka. 😊

Aamiin 😇

Continue Reading

You'll Also Like

29.1K 2.4K 15
Lebih mementingkan pekerjaan atau istri!?
104K 3.1K 21
🔥Mature 21+🔥 ( Sudah terbit di Google Playstore, klik link yang ada di bio ya👆) Pernikahan yang bahagia adalah impian setiap wanita di dunia ini...
59.9K 7.2K 38
gatau 🗿 nikmati saja.
70.6K 2.8K 35
Cody tanpa sengaja telah mendorong ibunya pada perselingkuhan seorang detektif bernama Erique. Cody sangat membenci detektif itu sehingga membuatnya...