PAKDE

By coffeeandwine_

534K 1K 57

- hubungan terlarang - konten dewasa - nsfw 18+ - pakde x ponakan More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
13
14

11

11.6K 44 0
By coffeeandwine_

Setelah seminggu aku mendapat kesempatan libur oleh guruku, hari ini aku kembali harus masuk sekolah.

"dek, udah siap-siapnya?" tanya Pakde.
"udah mas." jawabku pada Pakde Yono yang menungguku di meja makan.

"Ayo makan dulu, nanti mas anterin kamu ke sekolah." ucap Pakde padaku.

Aku lanjut sarapan, saat makan aku sedikit malu sebab Pakde terus memandangiku.

"Kenapa mas, ada yang aneh dengan wajahku?" tanyaku.
"Ndak, kamu makin cantik. dan berisi." jawab Pakde.

Aku lalu menghabiskan sarapanku, setelah itu Pakde Yono bergegas mengantarkanku. Di luar rumah, kami bersikap selayaknya paman dan keponakan,

Aku harus berjuang mengikuti ketertinggalan ku dengan banyak tugas, untunglah guru dan beberapa temanku membantuku untuk mendapatkan itu semua.

Seharian di sekolah membuatku bekerja keras, sebab terlalu menikmati dan serius di sekolah. Bunyi bel pulang sekolah membuatku terkejut, aku pun segera bersiap-siap memasukan kembali semua barang-barang ku ke dalam tas.

Di depan gerbang sekolah, ku lihat dari kejauhan. Aku melihat Pakde dengan baju kaos serta celana jeans sedang duduk di atas motor, Pakde melambai dari kejauhan padaku.

Aku berjalan mendekat, aku melihat di tangan Pakde sedang ia pegangi cerutu.

"Sejak kapan pakde merokok?" tanyaku sambil melihat tangan Pakde.
"Naiklah, nanti diceritain." jawab Pakde.

Pakde lalu menyalakan motornya, aku memegangi pundak Pakde Yono lalu segera duduk. Perjalanan dari sekolah cukup jauh, aku harus melewati hutan dengan Pakde sebelum sampai di rumah.

Lokasi tempat tinggal kami benar-benar di kampung, biasanya aku akan pergi dengan teman-temanku melewati sawah jalan pintas kami.

"Pegangan dek." ucap Pakde yang memintaku memegangi pinggulnya.

Saat aku ingin memegangi pinggul Pakde, tanpa sengaja Pakde mengambil posisi jalan yang sedang berlubang namun tidak terlalu dalam. Membuatku yang terkejut menjadi salah memegang, yang aku pegangi adalah bagian depan Pakde.

"aduhh, maaf mas." ucapku yang panik.
"ndak masalah dek, mau pegang disitu juga boleh." goda Pakde.

Aku mencubit pinggul Pakde, lalu kembali mengeratkan pelukanku dan menyandarkan tubuhku di punggung Pakde.

Rasa capek yang semula kurasakan menjadi hilang, saat mencium aroma tubuh Pakde Yono. Pakde melambat laju kecepatan motor, agar kami berdua bisa mengobrol.

"Gimana di sekolahnya aman?" tanya Pakde
"Aman mas." jawabku

Aku mendekatkan sedikit kepalaku, agar dapat bercerita.

"Sejak kapan mas merokok?" tanyaku yang penasaran.

"Dulu mas perokok, tapi bukan yang aktif. cuman sesekali aja kalo lagi pengen." jawab Pakde dengan santai.

"Tapi aku dulu jarang lihat mas merokok." sahutku.
"Omongin tentang rokok, dek kamu pengen coba ndak rokoknya mas." ucap Pakde dengan senyuman.

"Ih, aku ndak suka rokok mas." tolak ku secara tegas.

"Bukan rokok itu, tapi rokok ini." Pakde meraih tangan kiri ku yang memeluk pinggul nya lalu meletakkan tepat diatas gundukannya.

"Ihh mas ini." aku langsung meremas saja gundukan Pakde karena kesal.

Pakde Yono tertawa, dia sedang mengerjaiku. Melihatku yang cermberut sesaat Pakde lalu menepikan motornya.

"loh kenapa berhenti mas?" tanyaku yang penasaran.

"Jangan cemberut, mas minta maaf. udah isengin istri mas. sini sini." rayu Pakde yang lalu memeluk ku.

Aku menikmati pelukan ditengah hutan bersama Pakde. Pakde membuatku merasa nyaman, Pakde menjagaku dengan baik. Dan juga memberikan ku rasa aman, serta kasih sayang.

"Ayoo, kita pulang. hari ini kamu ndak usah masak. kita mampir beli makanan aja yah." ucap Pakde lalu melepaskan pelukan di antara kami.

Kami kembali melanjutkan perjalanan, tak lupa aku dan Pakde bersinggah sebentar membeli makanan untuk kami makan malam ini di rumah.

"dah sampai, ayo turun dek." ucap Pakde.

Aku segera turun dari motor, Pakde memarkirkan motornya di depan rumah dengan rapi. Saat aku dan Pakde ingin masuk, beberapa warga yang melintas depan rumah kami menatap dengan sinis pada kami.

Pakde yang tersulut lalu menanggapi tatapan sinis mereka. "Kenapa ibu-ibu, lihatnya sinis betul." ucap Pakde secara blak-blakan.

"Eh pak yono, tinggal berdua dengan ponakan emang ndak takut?" sindir salah satu ibu.

"Takut, kamu pikir Rina ini hantu!" balas Pakde yang mulai kesal.

"Udah pakde, kita masuk aja. Permisi ya ibu-ibu." ucapku yang lalu mendorong Pakde untuk segera masuk ke dalam rumah.

Pintu yang telah terbuka, membuatku menarik tangan Pakde agar masuk. Pintu rumah pun aku kunci, Pakde berjalan ke dapur dengan kesal.

Pakde mengambil segelas air untuk di minum, aku tau Pakde sedang kesal.

"Sabar mas." ucapku sambil mengusap pundak Pakde.

"Mulut mereka itu loh dek, bikin kesel. dari dulu ndak pernah begitu. kenapa sekarang malah jadi nyebelin." pungkas Pakde

"Aku ngerti, pasti warga juga bakalan mikir yang aneh-aneh. Aku ini sudah besar mas, kalo dulu kan masih kecil. jadi pasti pemikiran mereka ada saja." sambungku dengan pelan.

"Yah kamu iku anak sekaligus istriku, kenapa memang. Emang kita ndak boleh tinggal serumah? edan mereka." kesal Pakde.

"Bukan begitu mas, udah ndak usah dipikirin lagi. aku siapin makan malam kita dulu." timpalku agar Pakde semakin tidak kesal.

Aku biarkan Pakde dengan perasaannya, aku juga belum sempat mengganti pakaianku. Aku memilih menyiapkan semua makanan yang kami belanjakan tadi, ku ambil piring-piring dan beberapa perelatan makan.

"Mas, ayoo makan dulu." tawarku pada Pakde.
"Udah ndak nafsu mas, mas mau mandi dulu." balas Pakde yang lalu pergi mengambil handuk mandinya.

Aku hanya diam, melihat Pakde dengan luapan kekesalannya. Semenjak aku remaja, beberapa warga pernah melemparkan omongan yangembuat Pakde Yono menjadi kesal. Entah ejekan di antara kami, atau ucapan yang cukup kasar. Membuat Pakde yang dulu diam, kini tidak menerima itu semua.

Aku menunggu Pakde yang masih sibuk dengan mandinya. Setelah menunggu beberapa saat, Pakde akhirnya keluar.

"loh dek, kamu ngapain diem. kamu ndak makan duluan aja." ucap Pakde yang berdiri tepat di sampingku.

"Aku nungguin mas, ndak mau aku makan sendiri." balasku dengan wajah menekuk.

Pakde Yono berjongkok di hadapanku, aku terkejut kembali.

"Mas, kamu kenapa?" tanyaku yang mulai takut.
"Maaf ya, karena emosi mas buat kamu jadi kelaparan. Maaf mas ndak becus jadi suami." jawab Pakde.

"Ndak mas, mas baik. laki-laki baik yang pernah rina temuin. udah, sekarang bangun. ayo kita makan." ajakku pada Pakde.

Pakde pun bangkit, lalu meraih kursi di sebelahku, aku mengambil makanan untuk Pakde. Pakde terus memandangiku dari atas sampai bawah.

"Kenapa mas?" tanyaku lagi.
"mm, ndak. ayo duduk, kita makan." jawab Pakde.

Aku dan Pakde lalu memulai makan malam kami, perjalanan hari ini untukku sangat melelahkan.

Saat sedang makan, aku rasakan kalau Pakde memandangiku agak lain. Tatapan ini seperti saat kita makan pagi bersama, aku yang merasa tidak nyaman segera bertanya.

"Mas, kenapa. dari tadi lihatin aku begitu terus. pagi tadi juga, mas ini kenapa?" tanyaku lagi.

"Maaf yah, mas sange lihatin kamu pakai baju sekolah." ucap Pakde.

Aku mencubit keras dada Pakde, aku kesal ternyata Pakde Yono bernafsu melihatku memakai pakaian sekolahku.

"Aduhh, dek ampun. sakit. ampun." ucap Pakde
"ndak, makanya kontol mas ndak usah baperan. punya kontol ndak bisa diem sedikit." balasku pada Pakde.

Merasa puas, aku segera melepaskan cubitanku. Pakde mengelus dadanya, iya merasakan rasa perih. Semua karena ulahnya, aku bisa menangkap arah kemauan Pakde Yono.

"Duh dek, kamu kok jadi galak." ucap Pakde.
"Kamu duluan mas, nyebelin. maunya ngentot mulu." sahutku.

Kami kembali melanjutkan makanan, aku sudah tidak canggung ataupun merasa aneh lagi. Sebab aku sudah bisa memahami ucapan atau permintaan Pakde jika meninginkan sesuatu dariku, seminggu kemarin aku dibuat capek oleh Pakde.

Pakde memintaku melayani nafsunya setiap hari, hal yang baru aku tahu setelah menjadi istrinya. Nafsu Pakde sangatlah besar, jika dia ingin Pakde akan langsung memintanya. Bahkan terkadang tanpa jawaban Pakde Yono langsung mengahajar ku dengan penisnya.

Continue Reading

You'll Also Like

85.2K 2.5K 19
Warning: 18+ ABO worldကို အခြေခံရေးသားထားပါသည်။ စိတ်ကူးယဉ် ficလေးမို့ အပြင်လောကနှင့် များစွာ ကွာခြားနိုင်ပါသည်။
2M 98K 37
Presenting the story of ISHIKA MEHRA Whose innocence made the king bow down to her AND ABHIRAJ SINGH RATHORE Whose presence is enough to make the per...
4.6M 350K 91
Betrayed by the people she once loved, cared for, and protected, Queen Gatria is determined to make everyone suffer and feel her wrath. With the inte...
2.8M 131K 49
when a rich spoiled bad boy Jeon Jung-hoon gets into an encounter with a Muslim girl and they become enemies so he bully her humiliates her and insul...