You're Mine✓

By winandaaza

9.8K 1.3K 801

Layaknya orang kaya pada umumnya, singto mempunyai sifat yang sangat sombong, suka membully orang yang lemah... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Hii
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27 (end)

Part 6

386 51 46
By winandaaza

Krist dan gun berjalan ke kantin untuk makan siang bersama.

"Kamu ingin apa? Biar aku yang memesankan untukmu" ucap krist.

"Seperti biasa" ucap gun.

Beberapa menit kemudian krist datang membawa nampan berisi makan siangnya dan gun, krist duduk di samping gun dan mulai memakan makanan mereka.

"Pergi! Kami ingin duduk disini" ucap singto sehingga membuat krist dan gun menatap ke arah singto dan teman-temannya.

"Tapi masih banyak meja lain" ucap krist.

"BUKANKAH SUDAH KU KATAKAN AKU INGIN DISINI!!" Bentak singto.

"Jangan hiraukan dia krist" ucap gun.

Singto menyiram krist dengan minumannya sehingga membuat krist dan gun terkejut.

"Itu akibat karna tak mendengar ucapan ku!" Ucap singto sinis.

"Ayo pergi, gun" ucap krist.

"Tunggu..." Ucap new sembari menyiram krist dengan botol minuman miliknya.

Sontak para mahasiswa yang ada di kantin tertawa terbahak-bahak melihat itu, termasuk singto yang kini tersenyum puas.

Krist hanya diam di tertawakan seperti itu, dia sudah terbiasa dan lebih memilih untuk pergi mencari meja kosong.

"Krist, bajumu kotor" ucap gun sembari mengusap baju krist.

"Tak masalah, aku akan mengganti bajuku nanti" ucap krist sembari melanjutkan makan siangnya seakan tak terjadi apa-apa.

"Kamu terus memperhatikan krist dan gun sejak tadi" ucap off sehingga membuat singto menatap ke arah off.

"Aku benci melihat krist punya teman, bagaimana jika kita ajak gun untuk masuk circle kita? Gun lebih pantas berteman dengan kita di banding dengan si miskin itu" ucap singto.

"Aku tak yakin gun akan mau" ucap new.

"Dari semua perhatian gun sudah jelas jika dia menyukai krist" ucap tay.

Singto meremas tangannya saat mendengar itu, dia menatap ke arah krist dan gun yang kini sedang bercanda tawa.

"Apa kamu yakin gun menyukai krist?" Tanya singto pada tay.

"tentu saja, dia memperlakukan krist dengan baik, apa lagi jika bukan karna dia menyukai krist?" Ucap tay.

"Tapi ada seseorang menyukai seseorang tapi dia memperlakukan orang itu dengan buruk hanya agar mendapatkan perhatian" ucap singto

"Siapa orang bodoh itu? Cara itu benar-benar salah! Jika ingin mendapatkan perhatian harusnya memperlakukan dengan baik, bukan jahat!" Ucap off

"Bisakah salah satu dari kalian mendekati gun agar gun jatuh cinta dengan kalian, lalu melupakan krist dan masuk ke circle kita?" Ucap singto

"Kenapa tak kamu sendiri yang mendekati gun?" Ucap tay.

"Aku tak ingin dekat dengan siapapun sekarang" ucap singto.

"Lupakan mereka, ayo makan siang" ucap new.

Setelah makanannya habis, krist dan gun berpisah di kantin, krist ke toilet sedangkan gun kembali ke kelas.

Krist mengganti bajunya di toilet, terdengar suara pintu toilet terbuka sehingga membuat krist menatap ke arah singto. Krist tak menghiraukan singto, dia mencuci bajunya di westafel membuang noda bekas minuman.

Singto mengambil alih baju krist dari tangan krist sehingga membuat krist menghela nafas.

"Biarkan aku yang melakukannya" ucap singto.

Singto menyiram baju krist dengan air, lalu dia terdiam, apa yang harus di lakukannya lagi?

"Bagaimana cara mencuci baju?" Tanya singto.

Krist tak menjawab, dia benar-benar malas bicara dengan singto, krist mengambil bajunya dari tangan singto kemudian memilih untuk keluar dari toilet tentunya dengan diikuti oleh singto dari belakang, krist berjalan ke tempat parkir kampus, dia mengambil motornya berniat untuk pulang namun singto malah menghalanginya.

"Mau kemana?" Tanya singto.

"Pulang" jawab krist singkat.

"Bukankah kita masih ada kelas nanti!?" Ucap singto.

"Aku tak peduli" ucap krist, suasana hatinya benar-benar sudah rusak oleh singto sejak di kantin tadi.

"Baiklah, aku ikut pulang" ucap singto sembari naik ke atas motor krist.

"Sing..." Ucap krist.

"Ayo pulang" ucap singto.

"Apa kamu pernah merasa sedikit bersalah setelah mengerjai ku?" Ucap krist.

Singto bersikap seakan dia tak mempunyai salah sedikitpun pada krist.

"Pulang!!" Tekan singto.

Krist menjalankan motornya keluar dari parkiran kampus. Di sepanjang jalan hanya ada keheningan, krist dan singto bahkan bersikap jika tubuh keduanya tak pernah menyatu dan seakan melupakan malam itu.

"Aku tak ingin pulang ke mansion" ucap singto saat krist membelokan motornya ke arah mansion miliknya.

"Lalu kemana?" Tanya krist.

"Rumah mu?" Ucap singto.

"Aku tak mau membawa mu ke rumah ku" ucap krist.

"Ke rumah mu, krist!!" Teriak singto marah sambil memukul punggung krist, sehingga membuat krist terpaksa menjalankan motornya ke rumahnya.

***
"Apa bi ayu ada?" Tanya singto setelah dia turun dari motor, singto berjalan masuk ke rumah krist setelah krist membuka pintu.

"Ibu keluar kota" ucap krist.

"Oh, jadi kamu sendiri?" Ucap singto.

"Ya" jawab krist singkat.

"Mana bajumu tadi? Biar aku mencucinya?" Ucap singto sembari mengarahkan tangannya ke arah krist.

"...."

"Bukankah ibumu tak ada? Kamu pasti belum mencuci bajumu kan? Biar ku cucikan?" Ucap singto sembari berjalan ke belakang rumah.

Singto melihat di kamar mandi banyak tumpukan baju kotor krist, dia menatap sekitar mencari keberadaan mesin cuci namun ia tak menemukan itu.

Singto mengambil sabun cuci dan menuangkan semuanya ke dalam bak lalu memasukan semua baju krist disana.

"Dimana mesin cucinya? Bagaimana cara mencuci pakaian?" Gumam singto bingung.

"Tolong jangan samakan aku dengan kamu, aku bisa mencuci bajuku sendiri!" Ucap krist.

"Aku?? Aku juga selalu mencuci bajuku sendiri" ucap singto.

"Benarkah?? Ku pikir para maid yang melakukan itu?" Ucap krist.

"Aku bisa mencuci baju, dimana mesin cucinya?" ucap singto.

"Tak ada?" Ucap krist.

"Lalu bagaimana caranya mencuci baju jika tak ada mesin cuci?" Tanya singto.

"Siapa yang menyuruh tuan muda untuk mencuci pakaian di rumah ku?" Ucap krist.

"Baiklah, bagaimana dengan memasak? Aku sering memasak sendiri" ucap singto berbohong, dia bahkan tak pernah menyentuh dapur selama 20 tahun hidup.

"Jangan bohong, kita tumbuh besar bersama, kapan kamu memasak?" Ucap krist.

"Semenjak kamu tak kembali ke mansion??" Ucap singto.

"Itu bahkan baru terhitung 7 hari?" Ucap krist.

Wajah singto memerah menahan amarah, dia kesal pada krist sekarang.

"Jadi kamu lebih suka gun!?" Ucap singto.

"Kita tidak sedang membahas gun 'kan?" Ucap krist.

Singto menghampiri krist dan mendorong tubuh Krist.

"Antar aku pulang!!!" Ucap singto dengan nada tinggi.

"Pulang sendiri" ucap krist santai.

"Apa kamu pikir aku tahu jalan pulang? Aku bahkan tak tahu ini dimana? Alamat rumah mu di jalan apa?!" Ucap singto kesal.

"Lain kali jangan bersikap sok tahu, tuan muda" ucap krist.

*Bughh... Singto memukul krist dengan sangat kuat, dia benar-benar kesal pada krist.

"Aku membenci mu!!" Ucap singto sembari memukul dada krist dengan membabi buta.

"Aku tahu itu" ucap krist tanpa berniat untuk menahan tangan singto agar berhenti memukulnya.

"Aku sangat membenci mu, krist!!" Ucap singto sambil menangis, dia benci krist tak memperdulikannya bahkan seolah tak peduli padanya.

"Aku akan melaporkan mu pada mama dan papa karna membuat ku menangis" ucap singto.

Krist menahan tangan singto agar berhenti memukulnya, ia menatap wajah singto yang memerah, air mata bahkan membasahi pipi bulatnya.

"Cukup, sing" ucap krist lembut.

Krist mengusap pipi singto membuang air matanya. Mata singto membengkak, pipinya memerah, bahkan itu berimbas ke bibirnya yang ikut memerah karna dia menangis, krist mengusap bibir singto sesekali menatap mata singto, krist bingung apa yang terjadi pada singto, singto terlihat membencinya tapi kadang krist merasa singto suka mencari perhatiannya.

"Kamu jahat!!" Lirih singto.

Krist membawa singto masuk ke dalam pelukannya dan mengusap punggung singto dengan lembut.

"Maafkan aku" ucap krist namun singto masih menangis di dalam pelukan krist.











Tbc.

Mpreg, jangan?

Continue Reading

You'll Also Like

1.8K 205 22
Azriel Arthur, a determined CEO, emerges after four years to seek revenge in the competitive business world. Aurora Brila, equally determined, wants...
10.6K 353 25
"𝕐𝕠𝕦 𝕞𝕒𝕜𝕖 𝕞𝕖 𝕗𝕖𝕖𝕝 𝕨𝕙𝕠𝕝𝕖. 𝕀 𝕙𝕒𝕧𝕖𝕟'𝕥 𝕗𝕖𝕝𝕥 𝕝𝕚𝕜𝕖 𝕥𝕙𝕚𝕤 𝕤𝕚𝕟𝕔𝕖 𝕀 𝕨𝕒𝕤 𝕙𝕦𝕞𝕒𝕟. 𝕋𝕙𝕖𝕤𝕖 𝕗𝕖𝕖𝕝𝕚𝕟𝕘𝕤 �...
1.1M 44.4K 51
Being a single dad is difficult. Being a Formula 1 driver is also tricky. Charles Leclerc is living both situations and it's hard, especially since h...
316K 4.2K 31
"It's been seven years, Niall. I thought...you'd forget about me." When Allie Hunter's mother died of cancer, her life was torn apart as her formerly...