You're Mine✓

By winandaaza

9.8K 1.3K 801

Layaknya orang kaya pada umumnya, singto mempunyai sifat yang sangat sombong, suka membully orang yang lemah... More

Part 1
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Hii
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27 (end)

Part 2

405 51 46
By winandaaza

Krist berusaha keras untuk memejamkan matanya namun bayang-bayang kejadian tadi sore selalu terbayang diingatannya.

Ya, krist mengingat saat dia membantu singto keluar dari kolam renang, itu kali pertama mereka sedekat itu, bahkan krist sampai menggendong singto. Debaran jantung sudah tak bisa di kondisikan lagi, ada apa dengan krist?

Krist melihat jam yang ternyata sudah jam 11 malam, ia memilih untuk beranjak dari ranjang berjalan keluar kamar.

Krist berjalan ke taman belakang, dia membutuhkan udara segar sekarang. Namun saat dia tiba di gazebo, ia melihat keberadaan singto disana.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Ucap singto sinis.

Krist tak menghiraukan singto, percuma dia menjawab jadi dia memilih untuk melangkahkan kakinya pergi dari sana.

Singto menatap kesal ke arah krist, dia mengambil sendalnya dan melempar sendal itu hingga mengenai kepala krist sehingga membuat krist meringis kesakitan.

"Apa sopan mengabaikan majikan mu bicara!?" Ucap singto sinis.

"Maaf tuan muda, aku permisi dulu" ucap krist sembari menahan rasa kesal.

Singto mengambil satu sendal miliknya lagi dan melempar itu pada krist sehingga mengenai punggung belakang krist namun krist tetap melangkahkan kakinya pergi dari sana.

"Krist!?" Teriak singto sehingga membuat krist berhenti melangkah.

Krist meremas tangannya menahan amarah, kemudian ia menatap ke arah singto.

"Ya, tuan muda?" Ucap krist lembut.

"Ambilkan sendal ku!!" Ucap singto.

Krist mengambil sendal singto kemudian mengantar itu kepada singto.

"Pasangkan" ucap singto datar.

Itu bahkan sendal rumahan biasa yang tak butuh orang lain untuk membantu memasangnya namun singto sepertinya sangat suka mengerjai krist dan dengan bodohnya krist menurut apa kata singto, dia memasangkan sendal itu ke kaki singto, setelah sendalnya terpasang singto langsung berjalan pergi dari sana sedangkan krist duduk di tempat singto tadi.

Singto menatap ke belakang, krist duduk sembari menatap bintang, singto tak suka melihat krist tenang seperti itu, ia tak suka melihat krist hanya diam, singto melihat kolam di dekatnya kemudian ia menceburkan dirinya kesana.

"Ahh... Tolong..." Teriak singto sembari mengepakan tangannya ke air, krist yang mendengar itu langsung berlari menghampiri asal suara, dia menceburkan dirinya membantu singto keluar dari kolam.

Tubuh singto benar-benar lemas sekarang, dia menelan banyak air karna krist lama membantunya, singto kesulitan mencari nafas sehingga membuat krist mendekatkan wajahnya ke wajah singto memberi singto nafas buatan, krist juga menekan dada singto hingga singto memuntahkan air kolam yang di telannya.

"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya krist khawatir.

"Kamu hampir saja membunuh ku!!" Lirih singto marah, suaranya terdengar kecil karna dia tak mempunyai banyak tenaga untuk marah.

"Bukankah disini terang, kenapa kamu bisa terjatuh ke kolam?" Ucap krist.

Singto hanya diam tak menjawab, dia benar-benar lemas sekarang, krist menggendong tubuh singto sehingga membuat singto mengalungkan tangannya ke leher krist.

Krist membawa singto ke kamarnya, beruntung orang tua singto tak menyadari anaknya tenggelam, krist hanya takut dia akan di salahkan nantinya.

"Apa kamu bisa sendiri? Aku pamit pergi dulu" ucap krist.

Singto hanya mengangguk, dia berjalan dengan lemas ke kamar mandi mengganti bajunya sedangkan krist ke kamarnya sendiri.








****
Pintu kamar singto di ketuk sehingga membuat singto terbangun dari tidurnya. Singto melihat jam yang ternyata sudah jam 7 pagi, ia mengeratkan selimut di tubuhnya karna merasakan dingin, dia merasa sedang demam sekarang, mungkin karna tadi malam dia jatuh ke kolam renang.

"Masuk, ma" lirih singto.

Pintu kamar terbuka, nyonya anna berjalan masuk ke kamar singto.

"Mama dan papa akan pergi keluar negri?" Ucap nyonya anna yang sepertinya sudah siap akan berangkat.

"Ma, aku demam" ucap singto.

"Huh, kenapa tiba-tiba?"

"Kepala ku pusing, bisakah mama disini merawat ku?" Lirih singto.

"Biar mama panggilkan krist untuk mu, mama juga akan menyuruh krist membawakanmu obat" ucap nyonya anna.

"Aku mau mama, aku ingin di peluk mama, mama tahu sendiri jika aku demam aku selalu ingin di manja mama" lirih singto.

"Mama ada pekerjaan, sayang" ucap nyonya anna.

"Mama tega padaku" ucap singto sedih.

"Mama usahakan pulang lebih cepat nanti. Mama pergi dulu" ucap nyonya anna sembari mengusap rambut singto.

Singto menatap kepergian mamanya dengan tatapan sedih.

Beberapa menit kemudian pintu kamar terbuka, krist masuk dengan membawa nampan berisi sarapan dan obat untuk singto.

"Makan dulu, tuan muda" ucap krist.

"Aku tak selera makan. Ini semua karna kamu!! Beruntung aku masih hidup sampai sekarang!" Ucap singto marah.

"Kenapa jadi salah ku?" Ucap krist.

"Karna kamu membiarkan aku tenggelam!!! Apa kamu suka aku mati, huh!!" Ucap singto.

"Maafkan aku" ucap krist yang tak ingin memperpanjang masalah.

Krist sangat tahu dengan sifat singto yang tak pernah mau kalah jika adu mulut dengannya.

"Aku keluar dulu" ucap krist.

"Siapa yang menyuruh kamu pergi!!!" Ucap singto.

"Aku harus melakukan apa?" Ucap krist bingung. Tadi nyonya anna hanya menyuruh dia agar membawa makanan dan obat untuk singto.

"Suapi aku makan!!" Bentak singto.

"B-baik" ucap krist.

Krist duduk di pinggir kasur, ia mengambil makanan singto dan mulai menyuapi singto makanannya.

"Aku kenyang" ucap singto.

Padahal dia baru makan satu suapan.

"T-tapi--"

"Mana obat ku?" Tanya singto.

Krist mengambilkan obat untuk singto dan memberikannya padanya.

"Apa tak ada yang berbentuk sirup? Bukankah kamu tahu sendiri aku tak bisa minum obat berbentuk kapsul!!" Ucap singto marah.

"Maaf, tuan. Tapi obat sirup yang biasa tuan minum sudah habis" ucap krist.

"Aku tak mau minum obat!" Ucap singto sembari membuang obatnya.

"Tapi tuan, nyonya anna akan marah nanti jika tuan tak mau minum obat" ucap krist.

"Aku mau obat sirup, krist" rengek singto.

"Bagaimana jika obatnya ku hancurkan dan ku beri gula?" Ucap krist.

"Tidak, itu tetap terasa pahit" ucap singto sembari merebahkan tubuhnya di ranjang.

Singto memejamkan matanya mengabaikan keberadaan krist. Hanya seperkian detik singto langsung terlelap, dia bermimpi jika dia tenggelam sehingga membuat singto gelisah.

"Uhh... Tolong..." Lirih singto.

"Tuan muda... Bangun" ucap krist sembari mengguncang tubuh singto sehingga membuat singto terbangun dari tidurnya.

Tubuh singto sangat panas sekarang, singto memang masih sedikit trauma bekas kejadian tadi malam.

"Minum obat dulu, tuan" ucap krist.

"Tidak" lirih singto

Singto sangat keras kepala, krist tahu itu, bagaimana pun caranya krist harus bisa memaksa singto agar meminum obat.

Krist memegang obat singto kemudian dia menahan tubuh singto memaksa agar singto membuka mulutnya namun singto malah berontak dan menepis tangan krist hingga obatnya jatuh ke lantai.

"BUKANKAH SUDAH KU KATAKAN AKU TAK MAU MINUM OBAT!!" Bentak singto.

Krist tak kehabisan akal, dia mengambil satu obat lagi dari dalam botol lalu memasukan obat ke dalam mulutnya kemudian ia mendekatkan wajahnya ke wajah singto dan memaksa membuka mulut singto menggunakan bibirnya sedangkan dua tangannya memegang dua tangan singto agar tak berontak.

Singto menutup rapat bibirnya saat krist menghisap kuat bibirnya, krist menggigit bibir singto sehingga membuat singto terkejut sehingga bibirnya sedikit terbuka, krist mentransfer obat dari mulutnya ke mulut singto, setelah itu dia meminum air dan menyatukan bibir mereka lagi sehingga singto menelan obatnya, wajah singto memerah saat di paksa minum obat oleh krist, ia juga menarik nafas yang banyak karna merasa lemas.

"Sudah selesai" ucap krist sembari mengusap tepi bibir singto mengelap tepi bibirnya yang basah.

Singto masih mencerna apa yang terjadi, apa mereka berciuman tadi?

Krist merebahkan tubuhnya di samping singto, dia membawa singto masuk ke dalam pelukannya.

"Nyonya anna mengatakan jika tuan muda sedang demam, tuan muda selalu ingin di peluk 'kan?" Ucap krist.

Singto hanya mengangguk di dalam pelukan krist, entah kenapa dia tak mempunyai tenaga untuk marah, apa lagi tadi krist menciumnya, harusnya dia mengamuk kan? Tapi singto memilih untuk melupakan itu dan kini dia memejamkan matanya di dalam pelukan krist mencoba untuk tidur lagi.











Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

11K 1.5K 32
Krist perawat seorang aktor papan atas, setiap harinya di habiskan dengan bekerja, dia juga selalu di kejar wartawan membuat krist jengah, hal itu me...
1M 54.7K 35
It's the 2nd season of " My Heaven's Flower " The most thrilling love triangle story in which Mohammad Abdullah ( Jeon Junghoon's ) daughter Mishel...
1.1M 44.5K 51
Being a single dad is difficult. Being a Formula 1 driver is also tricky. Charles Leclerc is living both situations and it's hard, especially since h...
681K 21K 52
Highest rank - #93 in Fanfiction