WHITE LOTUS - TAEGYU

By winterlazulli

44.6K 4.6K 1.6K

✦; summary❞ "Tentang dua orang licik yang bertemu dan saling memanfaatkan satu sama lain untuk kemudian salin... More

【KONTEN】
00【WL❦】- Hujan Musim Semi
01【WL❦】- Mengunjungi Kuil
02【WL❦】- Kehilangan Simpul
03【WL❦】- Wajib Militer
04【WL❦】-Seleksi
05【WL❦】Perubahan Plot
06【WL❦】-Meninggalkan tanda
07【WL❦】- Tarian Peri
🔞08【WL❦】-Melayani Kaisar
09【WL❦】-Bukan Orang yang langka
10【WL❦】-Promosi
11【WL❦】- Paviliun Xuehua
12【WL❦】-Kehamilan Selir
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.1
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.2
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.3
13 【WL❦】- Daftar Nama
14 【WL❦】- Istana Musim Panas
15【WL❦】- Sepasang burung
16 【WL❦】- Bertemu
17【WL❦】- Rencana
18【WL❦】- Tur Selatan dan Wajib Militer
19 【WL❦】- Promosi kedua
20 【WL❦】- Veteran dan pendatang baru
21【WL❦】- Perjalanan pertama
22- 【WL❦】memetik pucuk teh di puncak gunung.
23- 【WL❦】digigit ular
24- 【WL❦】Alergi
25- 【WL❦】Kerikil yang dilempar ke dalam danau
26- 【WL❦】Soo Cairen diusir
27- 【WL❦】Rumah kaca
28- 【WL❦】Kesetian pada diri sendiri
29- 【WL❦】Nona Guo
30- 【WL❦】Kepingan Salju
31- 【WL❦】Perompak
32- 【WL❦】Sesuatu terjadi
33- 【WL❦】Kehamilan
34- 【WL❦】Kedatangan rombongan
35-【WL❦】Provokasi Guo Jia
36-【WL❦】Tragedi dan promosi pt.1
37- 【WL❦】tragedi dan promosi pt.2
38-【WL❦】Berlayar ke selatan
39-【WL❦】Saingan cinta?
40-【WL❦】Memindahkan tempat tinggal
41-【WL❦】Menyadari sesuatu...
42-【WL❦】Kembali ke Ibukota
43-【WL❦】Gejolak Harem
44-【WL❦】Membangun Ambisi
45-【WL❦】Menetapkan langkah..
46-【WL❦】Pikiran
47-【WL❦】Ling Guiren
48-【WL❦】Melahirkan
49-【WL❦】Resep?
50-【WL❦】Bunga dicermin dan bulan di air
51-【WL❦】Kembalinya teratai putih
52-【WL❦】Kecurigaan Kaisar
54-【WL❦】Kekacauan?
55-【WL❦】Kaisar yang merajuk?

53-【WL❦】Hati ular dan macan tutul

557 68 21
By winterlazulli



【White Lotus❦】
———

Pada awal musim dingin, Istana Kekaisaran menyambut kelahiran bayi lain. Seorang Beile kecil yang diberi nama Jaeha oleh Kaisar. Jae berarti Menghormati dan Ha berarti Berbakat. Beile ini akan dibesarkan oleh Chen Fei karena ibu kandungnya— Seo Cairen terlibat dalam kasus kejahatan dan menerima hukuman penurunan pangkat menjadi Changzai.

Kecelakaan di Istana Yonghe tidak berdampak apa-apa pada herem. Kaisar dan Permaisuri menghadiahi anak itu banyak hal dan para selir tidak repot untuk cemburu sebab orang-orang semakin termotivasi berebut bantuan. Apalagi musim dingin adalah waktu yang tepat untuk lebih banyak menghabiskan waktu berlama-lama di dalam ruangan yang hangat.

Sama seperti bulan lalu. Kaisar Taehyun hanya pergi ke orang-orang tertentu, kecuali Permaisuri dan Hua Guifei yang selalu punya hari tetap. Kaisar Taehyun akan berlari diantara Istana Ruanming, Istana Changxi atau Istana Lingxin dan sesekali dengan selir kecil.

Pada pertengahan Musim dingin ada kabar lain yang datang bahwa Guo Baolin yang selama ini tinggal di pintu tertutup akan segera melahirkan.

Gelombang selir memenuhi Paviliun Chunfen di Istana Lingxin bahkan Permaisuri Lee datang secara pribadi.

Beomgyu yang mendengar kabar tidak terburu-buru untuk pergi. Dia tidak takut dikritik sebab dia punya anak yang perlu diurus. Kemarin, putri kecilnya mengalami demam dan menakuti Beomgyu serta Kaisar. Meski setelah diperiksa oleh tabib bahwa wajar bagi bayi kecil untuk jatuh sakit apalagi cuaca dingin akhir-akhir ini cukup ekstrim. Beomgyu sebagai orang tua baru sangat cemas. Jadi dia meminta izin kepada Permaisuri Lee untuk absen dari salam pagi.

Sohyun kecilnya menjadi lengket karena sakit dan Beomgyu harus membawa putri kecilnya untuk tidur bersama membuat Jinbeom yang terbiasa tidur dengan saudaranya menjadi tidak senang dan menangis. Hal ini membuat Beomgyu bekerja lebih ekstra untuk menenangan jagoan kecil itu.

"Ahh... ah.. ah!" Jinbeom sudah lama diajari berbicara dan pelayan juga senang mengajaknya berbicara sehingga dia pandai berceloteh. Kali ini dia seakan memprotes pada Beomgyu karena menjauhkannya dari Sohyun.

"Jinbeom patuhlah, kakakmu sedang sakit kamu tidak bisa bermain dengannya atau kamu juga akan tertular." Bujuk Beomgyu kepada Jinbeom dalam pelukannya.

Sohyun kecil yang sakit berada dalam pelukan Mama Bae, matanya sayu tapi penuh harap terhadap saudaranya. Membuat orang-orang menjadi tidak tega. Bahkan Mama Bae yang berpengalaman mau mengalah dengan mendekatkan keduanya.

"Aaah??" Bayi gendut itu mengangkat tangan gempalnya dan menyentuh tubuh saudara perempuannya seolah memastikan Sohyun baik-baik saja.

Sohyun kecil memiringkan kepalanya sebagai balasan barulah Jinbeom berhenti merengek.

Beomgyu mendesah menepuk kepala Jinbeom. "Anak ini akan keras kepala dimasa depan."

Mama Hyun tersenyum. "Pangeran kecil kita akan menjadi saudara laki-laki yang perhatian kepada kakak dan ibunya."

Beomgyu juga tersenyum mendengar kata-kata Mama Hyun. Dia mencium kepala botak Jinbeom dengan lembut. "Dia harus."

"Ngomong-ngomong minta Hyein pergi menggantikanku ke Paviliun Chunfen. Meski Guo Jia hanyalah selir kecil, setelah hari ini siapa yang tahu apakah dia bisa naik lebih tinggi." Seingat Beomgyu, dalam buku asli janin dalam perut Guo Jia adalah laki-laki? Tetapi dengan begitu ribuan perubahan ini apakah anak itu akan kembali lahir atau tidak masih menjadi misteri.

Setelah kelahiran anak Guo Jia, pada musim semi berikutnya anak protagonis kita akan lahir. Beomgyu memandang sunyi ke arah Istana Lingxue.

Akhir-akhir ini dia menemukan bahwa Kaisar tampaknya sangat acuh dengan Choi Yejun. Orang harus tahu bahwa beberapa kali pelayan Choi Yejun berlari bolak-balik antara Istana Lingxue di barat dan Istana Giok Batin di utara. Namun tidak ada satupun keberhasilan nyata. Meski Kaisar dipermukaan selalu memberikan hadiah atau mengirim Kasim Jung. Kaisar Taehyun tidak datang secara pribadi, hal ini membuat Beomgyu agak tertarik.

———

"Selamat Yang Mulia, tuan Guo melahirkan seorang putri kecil." Bidan membawa bayi merah itu keluar dan memperlihatkannya kepada Kaisar.

Permaisuri menatap bayi dengan senyum ramah. "Bayi yang sehat dan gemuk." Pujinya meski di dalam hati dia sangat menyayangkan bahwa kelahiran kali ini bukan anak laki-laki. Jika tidak dia bisa membawa Guo Jia kebawah sayapnya.

Dia bukan satu-satunya yang berpikiran seperti itu. Ada beberapa selir dengan niat yang sama, seperti Baek Jiheon, Lee Euiwoong dan Lee Geunwoo. Sayang nasib tidak berpihak kepada mereka.

Kaisar Taehyun mengangguk, dia cukup puas. "Bagus sekali terlahir gemuk dan sehat. Ini kerja keras Guo Baolin." Dia ingat janji yang pernah dia berikan kepada Guo Baolin jika dia melahirkan putra tetapi sekarang ada putri, Taehyun tidak bisa mengabulkan janji itu.

"Bagaimana keadaan Guo Baolin?" Tanya Kaisar kepada Bidan.

Bidan pikir Kaisar Taehyun bertanya tentang sesuatu jadi setelah pertimbangan dia berkata; "Guo Baolin melahirkan dengan lancar dan selama kehamilan dia juga sehat sehingga setelah ini tidak ada masalah jika Guo Baolin ingin melahirkan satu lagi."

Permaisuri melirik Kaisar dan bertanya dalam hati apakah Kaisar Taehyun peduli dengan Guo Jia ini? Yang tidak mencolok dan kekurangan bantuan?

Selir lain juga diam-diam menyaksikan ekspresi Kaisar.

"Karena dia sehat, biarkan dia membesarkan anak itu sendiri." Ujar Kaisar lagi yang mengejutkan para selir.

"Yang Mulia, status Guo Baolin terlalu rendah bagi putri kecil." Anak-anak yang lahir dari selir sebelumnya jika tidak diserahkan kepada selir yang lebih tinggi maka akan dipromosikan. Namun latar belakang Guo Jia menjadi masalah jika dia naik pangkat begitu saja.

Taehyun sendiri tidak berniat mempromosikan Guo Jia seperti dia mempromosikan Choi Beomgyu. Dia hanya memikirkan kejadian Seo Cairen, para selir yang melahirkan anak ini secara alami memiliki ikatan emosional dengan anak mereka dan hal tersebut membuat sulit proses pengadobsian anak tersebut. Taehyun juga melihat hal serupa pada Yoo Guiren. Untuk menghindari lebih banyak perselisihan, Taehyun memikirkan cara bahwa Selir yang melahirkan putri masih bisa membesarkan anak-anak mereka sendiri. "Melahirkan seorang putri juga melakukan jasa yang besar, Guo Baolin telah melayani zhen dengan baik. Berikan dia pangkat Guiren dan dia bisa membesarkan putri kesembilan di sisinya."

Setelah mengucapkan hal itu, Kaisar memberikan sedikit kata-kata pada Mama yang menjaga Guo Jia lalu kembali ke Istana Giok Batin.

Di dalam kamar, Guo Jia tidak jatuh pingsan sehingga dia tahu bahwa dia telah melahirkan seorang Putri. Meski sedikit kecewa karena itu bukan seorang Pangeran dia masih menerima dengan bahagia. Putri ini pasti bisa dia besarkan sendiri.

"Tuan! Yang Mulia membuat keputusan untuk mempromosikan anda sebagai Guiren dan mengizinkan tuannya untuk membesarkan Putri kecil!" Anjie yang menguping diluar kembali dengan berita gembira. Pelayan lain juga senang dengan keberuntungan tuan mereka.

Guo Jia cukup terkejut, bagaimana saat ini dia tidak disukai seperti dikehidupan sebelumnya, dia pikir menjadi Cairen atau Meiren sudah cukup. Tetapi Kaisar murah hati memberinya posisi Guiren?

"Itu bagus sekali. Tuan bisa membesarkan putri kecil sekaligus menjadi Wanita Bangsawan. Paviliun Chunfen kita dimasa depan akan makmur." Ujar Sanjie. Meski dia secara diam-diam terikat dengat Choi Xiuyi, bagaimana kehidupan aslinya mengikuti Guo Jia.

"Iya ini hal yang bagus. Menjadi Guiren berarti aku bisa mendapatkan beberapa hak yang lebih baik." Selalu ada perbedaan mencolok dari selir kecil menjadi selir yang lebih tinggi. Tarap hidup Guo Jia perlahan-lahan akan naik.

"Ngomong-ngomong apakah Kaisar memberi nama putri kecil?"

Kaisar Taehyun lupa tetapi Permaisuri tidak, begitu Kaisar Taehyun pergi, Lee Nakyung menyusul suaminya itu ke Istana Giok Batin.

"Yang Mulia, anda belum memberi nama kepada putri kesembilan. Ngomong-ngomong tentang promosi Guo Guiren, selir ingin memastikan apakah niat Yang Mulia akan sama dimasa depan?" Lee Nakyung sebagai Istri sah perlu tahu, tindakan Kaisar hari ini pasti akan menjadi keributan bagi orang-orang harem. Dan dia pasti akan menjadi sasaran para selir itu untuk ditanyai.

Kaisar Taehyun membantu Permaisuri Lee untuk duduk, bahkan menuangkan secangkir air untuk wanita itu. "Pertanyaan terakhir itu zhen sudah memutuskannya. Tidak apa-apa bagi mereka yang melahirkan putri untuk membesarkan anak itu. Tetapi Pangeran dan Beile masih akan mengikuti aturan yang berlaku."

Mendengar hal tersebut, Lee Nakyung diam-diam mendesah lega. "Baiklah... Dengan begitu selir punya penjelasan jika ada orang yang bertanya."

"Hmm..." Kaisar Taehyun nampak berpikir sejenak; "Berikan nama Xinyu untuk Putri kesembilan."

Bisikan dari hati? Pikir Permaisuri Lee, wanita itu mengangguk singkat. "Selir mengerti, selir akan memberitahu Guo Guiren keputusan Yang Mulia."

Nama itu tidak berarti banyak, entah apa maksud Kaisar. Lee Nakyung tidak mau memikirkannya lagi.

———

"Dia melahirkan putri tetapi benar-benar dipromosikan menjadi Guiren?" Choi Yejun memasang wajah tidak percaya setelah mendengar laporan Ansu. Bukankah drama TV selalu menampilkan bahwa mereka yang melahirkan putri tidak begitu disukai? Tetapi Kaisar Taehyun yang pelit benar-benar memberikan Guiren pada Baolin kecil....

Choi Yejun mau tidak mau merasa ada yang salah. "Ansu cepat cari tahu apakah Guo Jia punya latar belakang lain? Aku pikir dia hanya sedikit beruntung bisa hamil dan selama ini Kaisar tidak terlalu memperhatikannya, sekarang Kaisar bahkan mempromosikan wanita pedagang begitu mudah..." Apakah Guo Jia ini adalah cinta sejati Kaisar? Ada banyak plot novel yang membuat Protagonis pria menyembunyikan cinta sejatinya dalam kegelapan agar tidak menjadi sasaran orang lain, hanya ketika pahlawan wanita melahirkan anak yang bisa menjadi alasan bagi protagonis membawa wanitanya naik secara perlahan.

Memikirkannya membuat Choi Yejun panik. Dia mulai berpikir apakah dia sebenarnya datang kedunia dimana dia hanyalah umpan meriam? Tapi dia punya jari emas dan sistem bukankah seharusnya dia yang menjadi pemeran utamanya?

Sion dan Ansu tidak mengerti kekhawatiran tuannya.

"Tuan bukan kah itu bagus? Itu artinya kita punya cara untuk maju jika tuannya melahirkan Putri dimasa depan." Ujar Sion.

Ansu mengangguk. "Iya tuan apa yang anda khawatirkan? Guo Bao— tidak. Guo Guiren ini hanya sedikit beruntung... Ngomong-ngomong jika Guo Guiren bisa naik pangkat sejauh ini bukankah tuannya juga bisa naik lebih tinggi? Latar belakang tuannya ada disana..." Ansu mulai membayangkan kejayaan semu.

"Apa yang kamu mengerti? Cepat cari tahu saja apa yang aku perintahkan... Juga, aku ingat dia datang ke harem karena masalah rumah kaca. Aku ingin tahu bagaimana dia bisa mendapatkan resep pembuatan kaca ini." Iya, Yejun merasa ada lebih banyak alasan bagi Guo Jia bisa menjadi Protagonis utama seperti yang dia asumsikan. Meski menurut sejarah kaca ditemukan bukan saat era modern tetapi tetap saja era saat ini terasa sangat jauh dari penemuan barang-barang ini!

"Aku ingin informasi lengkap Guo Guiren ini juga. Bila perlu mari kita masukkan mata-mata ke dalam rumahnya." Bisiknya pada Ansu.

"Tuan menurut anda, Guo Guiren ini berpotensi menjadi saingan anda?" Tanya Ansu, dia kenal tuannya sendiri yang hanya akan bergerak saat ingin melawan orang yang mengganggunya atau orang yang menjadi ancaman.

"Mungkin saja, kita akan tahu saat dia keluar dari kurungan." Choi Yejun menyipitkan matanya saat berbicara.

"Oh ya. Sion, kamu bawakan hadiah untuk Guo Guiren ini nanti." Choi Yejun tiba-tiba menoleh. "Kirimkan kunci umur panjang perak untuk putri kesembilan dan...."

Choi Yejun bangkit untuk mengambil sesuatu dari bawah tempat tidur. Sebuah kotak besar yang Sion dan Ansu cukup familiar.

Membuka kotak itu dan terpampang lah benda-benda didalamnya tidak lain berisi perhiasan. Ada yang dibawa dari rumah dan diberikan oleh Kaisar.

Choi Yejun membongkar isi kotak dan mencari sesuatu yang menurutnya sesuai.

Sebuah gelang giok susu.

"Ah!" Ansu dan Sion terkejut, pasalnya setelah tuan mereka memilih gelang giok itu. Tuannya memgambil barang lain yang keduanya tahu apa itu. "T-tuan apakah anda..."

Guci porselen biru yang dibawa dari rumah berisi obat tertentu yang pernah digunakan tuannya untuk berurusan dengan Yiniang dihalaman belakang Perdana Menteri. Sifat obat tidak berbau dan sulit dideteksi karena reaksinya tidak langsung. Butuh waktu berbulan-bulan agar obatnya berpengaruh tetapi orang tersebut kemungkinan akan mandul!

Tuannya memasukkan gelang itu ke dalam guci tersebut! Kedua pelayan menahan nafas sejenak, tuan mereka kadang-kadang sangat murah hati dan penuh dengan keadilan tetapi jika menyangkut sesuatu yang menurut tuan mereka merusak pemandangan, hati tuannya bisa berubah menjadi seperti ular dan macan tutul!

Choi Yejun menyeringai, dia awalnya tidak berniat membawa obat ini masuk ke Istana tetapi sejak dia menentukan ambisinya, dia memerintahkan orang untuk mengambil benda ini lagi. Guo Jia ini telah membangkitkan kecurigaannya, bahkan jika Guo Jia ternyata bukan protagonis, tidak masalah. Toh membuat satu pesaing kehilangan harapan juga bagus. Belum lagi Choi Yejun ingin memberikan selir lain cara yang sama untuk menyingkirkan batu sandungannya.

Ngomong-ngomong dia belum selesai berurusan dengan Choi Beomgyu.

Hump! Dia tidak akan melawan orang itu secara langsung lagi tetapi bertindak diam-diam sepertinya bisa...

Hehe....

"Cepat bantu aku menemukan tempat untuk menyimpan beberapa hadiah... Dimasa depan kita akan memberikan lebih banyak hadiah lagi untuk para saudaraku di harem."

Semuanya.... Choi Yejun akan memberikan mereka seterilsasi yang mencegah mereka mengandung pewaris Kaisar. Dia tidak akan takut sebab saat ini Kaisar sudah punya cukup pewaris dan jika tiba-tiba tidak ada lagi pewaris yang lahir lahir, orang hanya akan berpikir bahwa Kaisar lah yang bermasalah atau para selir itu tidak cukup beruntung...

Dan dia dengan sistem permainan bisa menjadi selir yang melahirkan anak paling banyak!

"Hahaha...."

Hanya sehari setelah Choi Yejun membuat rencana, harem menerima kabar menggembirakan lainnya.

Yoo Guiren tengah hamil dua bulan.

Hal ini diungkapkan saat para selir memberikan penghormatan kepada Permaisuri. Bisa dipastikan bahwa Yoo Guiren mendorong dirinya sendiri maju kepuncak badai. Sebab selain dia, hanya Choi Xiuyi yang memiliki satu anak lebih banyak.

"Dia sudah punya Pangeran keempat, jika kali ini dia bisa melahirkan Pangeran lain bukankah dia akan menjadi ibu dari dua Pangeran?"

"Sial, Yang Mulia Kaisar pasti akan memberikannya promosi yang tinggi!"

"Huh apakah dia babi? Dia benar-benar bisa melahirkan anak lagi?!"

Ada begitu banyak disuksi tetapi yang paling menarik tentu saja apakah Kaisar akan membiarkan Yoo Guiren membesarkan anak keduanya? Atau memberikannya kepada orang lain lagi?

"Bagaimana menurutmu? Apakah Kaisar akan menyerahkan anak itu pada selir lain?"

"Itu tergantung apakah yang lahir adalah Pangeran, Beile atau Putri."

"Tapi jika anak itu diberikan pada orang lain, bukankah terlalu jahat bagi Yoo Guiren untuk kehilangan anaknya lagi?"

"Jadi apa? Siapa yang meminta dia lahir dengan kaki berlumpur? Sudah bagus dia bisa memasuki Istana dan berada ditempatnya saat ini."

"Hump! Aku harap anak itu diambil oleh orang lain sehingga dia bisa menyadari seperti apa posisi yang sebenarnya. Dia selalu sombong dan sombongkan? Begitu anak-anak yang dia gunakan sebagai alat kesombongan ini jatuh ketangan orang lain, lihat apakah dia akan menangis."

"Mfftt kamu jahat sekali... Hahaha."

Begitu banyak diskusi, bagaimana mungkin Yoo Sua tidak mengetahuinya. Tetapi dia hanya menganggap itu sebagai angin lalu. Dia sangat percaya diri dengan kehamilannya kali ini, anak pertamanya adalah laki-laki jadi yang kedua juga akan menjadi laki-laki. Dia bisa membayangkan betapa hebatnya menjadi ibu dari dua Pangeran.

"Bahkan Choi Xiuyi tidak akan bisa dibandingkan dengan ku." Gumam Yoo Sua sembari mengelus perutnya. Dia terstimulasi oleh promosi Guo Jia dan kehamilan Choi Cairen untuk mengungkapkan kehamilannya lebih awal. Dia ingin mencuri sorotan harem dan membuat Kaisar memperhatikan dia dan calon anak mereka. Bayi dalam perutnya akan menjadi anak bungsu Kaisar.

Mama yang diutus Permaisuri Lee tidak sengaja mendengar perkataannya. Langkah yang hendak dia ambil berhenti dan menatap punggung Yoo Guiren dengan humor di matanya. Menutup pintu, Mama itu menghilang.

Apakah itu Choi Yejun atau Yoo Sua. Kali ini keduanya ditakdirkan untuk kecewa.

Sebab entah bagaimana satu persatu selir dikabarkan tengah hamil.

Dan yang lebih mengherankan beberapa dari mereka adalah selir kecil yang hanya mendapat sedikit bantuan dari Kaisar. Keluarga Yoon, Lin, Son dan yang agak mencolok adalah Kim Minjeong.

Para selir menjadi lebih ribut dan ribut sehingga Permaisuri Lee perlu menenangkan mereka.

Kemudian harem menemukan bahwa beberapa selir yang diunggulkan seperti Shun Cairen, Yoo Guiren dan Kim Meiren saat ini tengah hamil dan selir-selir kecil yang seharusnya bisa mencuri bantuan juga hamil. Dua kubu dalam masalah mereka sendiri dan menyisakan mereka yang biasa-biasa saja....

Bukankah ada kesempatan emas dari ribuan berkah yang telah datang ini?

———

Menginjak usia lima bulan. Perkembangan anak-anak Beomgyu selalu dicatat dan dilukis oleh Beomgyu secara pribadi. Misalnya saat mereka berguling dan mencoba merangkak di atas karpet bulu yang lembut dengan lusinan boneka mainan. Kedua anak itu akan antusias mencoba menangkap mainan kesukaan mereka sambil berceloteh dengan air liur.

Atau juga seperti saat ini.

Beomgyu duduk di dekat dua anak itu dengan peralatan melukis yang lengkap. Sementara Sohyun dan Jinbeom dikelilingi oleh para pelayan dan ibu susu untuk belajar duduk.

"Ah putri kecil duduk dengan sangat baik!"

"Oh! Oh... Pangeran kita masih kesusahan untuk menahan tubuhnya."

"Tidak apa-apa Pangeran kecil ayo coba lagi."

"Aaah!!!" Jinbeom dengan antusias berseru dan cekikkan saat para pelayan bertepuk tangan untuk menyemangatinya.

Beomgyu tersenyum sembari satu tangannya menggores kertas dengan cat pewarna. Dalam lukisan itu, sepasang anak duduk berdampingan dengan tubuh gendut mereka, tampak lucu dan imut.

Sohyun yang selalu tenang hanya memperhatikan adiknya dengan sedikit malas. Dia membuang boneka kelinci ditangannya saat matanya menangkap sosok Beomgyu. Putri kecil itu mengangkat tangannya dan; "Maa!!"

Memanggil Beomgyu dengan suaranya yang pelan.

Beomgyu menoleh dan menemukan mata indah putrinya. Tanpa bertanya lagi dia meletakan kuas dan menyeka kotoran ditangannya sebelum mengangkat Sohyun ke atas pangkuannya. "Ada apa sayangku?"

"Maa!" Begitu dipeluk, Sohyun menjatuhkan kepalanya ke dada Beomgyu. Dia tidak merengek melainkan hanya ingin dekat dengan orang tuanya.

Beomgyu menepuk punggung Sohyun kecil dengan lembut. "Sohyun mengantuk? Ingin mufei menggendongmu?"

Sohyun tidak menjawab sebab dia belum mengerti apa kata-kata Beomgyu sepenuhnya. Dia hanya mendongak dan menatap Beomgyu dengan kedua matanya yang bulat. Beomgyu memperhatikan wajah putrinya yang lembut dan merasa putrinya sangat cantik. "Tidak mengantuk?"

"Daa~"

"Baiklah~" Jadi Beomgyu melanjutkan lukisan dengan Sohyun dipelukannya.

Jinbeom menyadari saudaranya menghilang saat dia sudah lelah bermain-main. Kepalanya berputar dari kiri- ke kanan hanya untuk menemukan saudaranya telah menempel pada Mufei!

"Fei!! Fei!!" Anak itu mengangkat tangannya seolah menunjuk Beomgyu. Wajahnya cemberut dan suaranya keras!

Anak ini tahu cara marah. Pikir Beomgyu tidak berdaya. Sekali lagi dia melepaskan kuasnya, tanpa bertanya dia mengangkat Jinbeom ke atas pangkuannya yang lain. "Nah Jinbeom, apakah kamu sudah puas bermain?"

"Nyaahh..." Mulut kecil itu berkicau, Jinbeom bersandar pada Mufeinya sembari memeluk lengan Beomgyu. Dia mengusap-ngusapkan wajahnya disana sambil bergumam dan mulai memakan lengan baju Beomgyu. "Ahh~"

Keseharian Beomgyu yang paling menyenangkan menurutnya adalah menemani hari-hari sikembar untuk belajar duduk dan mengenali kata-kata.

Memasuki akhir musim dingin usia sikembar telah mencapai 6 bulan dan Beomgyu sudah lama menulis daftar apa yang harus dia lakukan untuk membantu perkembangan anak-anaknya.

Misalnya karena kedua anak itu sudah bisa menangkap beberapa kata, Beomgyu membiarkan ibu susu mengajari keduanya membedakan nama masing-masing. Lalu ada juga mulai memberi makan pendamping yang sudah lama Beomgyu tunggu.

"Tuan apakah tidak apa-apa memberikan kedua tuan kecil makan sedini ini?" Tanya Yeon masih khawatir begitu tuannya memerintahkan dapur kecil di Istana untuk membuat bubur ayam dengan sayur. Meski orang-orang dipedesaan juga memberi makan bayi lebih awal tetapi anak-anak tuannya adalah Pangeran dan Putri serta dari apa yang Yeon pelajari di Istana, para Pangeran dan Putri umumnya harus di sapih sampai mereka berusaha satu tahun lebih!

Beomgyu yang diberi pertanyaan sibuk menyiapkan alat makan serta mendandani kedua bayi kecilnya dengan serbet yang khusus di rancang agar bisa menutupi tubuh bayi itu saat makan nanti. Sehingga pakaian mereka tidak akan kotor. "Mari kita lihat, jika mereka suka kita akan memberikannya. Jika mereka menolak maka lupakan saja." Jawabnya santai.

Sohyun dan Jinbeom diletakkan diatas kursi kecil yang empuk dan bisa membuat mereka bersandar dengan nyaman. "Maa."

"Fei!"

Kedua bayi itu menatap Beomgyu dengan kedua mata bulat yang lucu. Membuat Beomgyu tersenyum karena gemas. "Apakah kalian lapar?" Tanya Beomgyu sambil mengelus perut kedua bayinya.

Kedua bayi ini cerdas telah banyak mengenali kata-kata. Saat Mufei mereka menyentuh perut, mereka seakan mengerti, iya mereka lapar!

"Paa~" Jinbeom berseru.

Saat itulah Hyein dan Hosu membawa makanan yang dipesan Beomgyu dari dapur. Tidak hanya bubur nasi dengan ayam, ada juga bubur kacang merah yang dibuat sangat lunak, bubur ayam sayur hijau dan jamur, bubur udang dengan tahu, bubur telur kurus dengan daging cincang hingga bubur buah apel dan pir. Beomgyu ingin anak-anaknya menentukan cita rasa mereka sendiri.

"Tuan, buburnya ada disini."

Meski dipermukaan tekstur semua makanan dalam mangkuk itu sama. Ada warna dan bau yang berbeda disetiap mangkuknya. Itu semua diletakan di depan kedua bayi itu.

Yang pertama bereaksi adalah Sohyun yang pendiam. Gadis kecil itu menatap Beomgyu sebelum menatap deretan makanan itu. "Ung?"

Beomgyu mendorong mangkuk kecil yang sudah memiliki sedikit porsi ke depan putrinya. "Sohyun sayang apakah kamu mau mencobanya?"

Aroma manis bubur buah apel dan pir memasuki penciuman Sohyun. Tangan kecil itu hendak meraihnya tetapi dia tidak tahu harus melakukan apa lagi jadi dia berhenti...

Beomgyu berinisiatif memberi rasa dengan ujung sendok dan mengoleskan sedikit dibibir Sohyun. Bayi kecil itu dengan alami menjilatnya dan rasa manis bubur buah memenuhi mulutnya. "Ah~" Sohyun melambai dan Beomgyu tahu bahwa dia ingin lagi.

Beomgyu tidak membiarkan pelayan melayani Sohyun dan menyerahkan mangkuk itu agar Sohyun bisa menggunakan tangannya sendiri. Dia bahkan memberi contoh dengan dirinya sendiri. "Makan dengan menggunakan tanganmu oke?"

Jinbeom memperhatikan dalam diam. Baru setelah dia melihat saudaranya bermain dengan benda cair itu dan memasukkannya ke dalam mulut. Jinbeom pun tertarik untuk mencoba. "Fei!!!"

Beomgyu melihat putra gendutnya yang merengek. "Oh Jinbeom juga ingin?"

Beomgyu pertama-tama memilih bubur telur kukus dengan daging cincang. Jinbeom mencelupkan jari gendutnya ke dalam mangkuk, mengacaunya sedikit sebelum mengangkat dan memasukkannya ke dalam mulut.

Beomgyu dan yang lain memperhatikan reaksi Jinbeom secara seksama.

"Oh? Apakah Pangeran tidak suka?" Hyeri menebak.

Jinbeom mengerutkan kening setelah mengecap rasa. Beomgyu menebak anak itu tidak suka.

"Mungkin tidak, dapur tidak menambahkan bumbu apapun ke dalamnya." Ujar Hosu dengan prihatin.

Beomgyu menggeleng dan mengganti dengan bubur udang tahu.
Warna cerah dengan sedikit kemerahan menarik perhatian Jinbeom. Anak itu mencoba lagi dan mengecap untuk kedua kalinya.

"Oh?" Beomgyu memiringkan kepalanya.

Wajah Beomgyu tidak banyak berubah tetapi tangannya bergerak untuk mengambil isi mangkuk lagi.

"Wah Pangeran kecil ternyata suka udang?" Hosu berseru.

Hyein tersenyum. "Udang yang digunakan adalah udang segar dan rasanya lebih manis dari daging. Lalu tahu itu diberi sedikit garam sehingga rasanya tidak hambar."

Beomgyu mengangguk. "Sesuatu dengan rasa secara alami baik." Dia pun membiarkan kedua anak itu mencoba rasa bubur yang lain.

Hal tersebut membuat wajah Sohyun kecil dan Jinbeom kecil menjadi kotor dan membuat seiri ruangan tertawa.

"Putri kecil lebih suka rasa manis, lihat saja mangkuk bubur buah dan kacang merah itu. Ada juga bubur nasi dengan ayam yang cukup disukai."

"Sedangkan Pangeran lebih suka makanan yang sedikit asin. Bubur udang tahu, bubur ayam jamur dan bubur kentang ayam. Meski begitu sepertinya Pangeran kecil tidak akan sulit makan makanan dengan cita rasa manis. Lihat bubur buah juga berkurang banyak."

"Oke kalian bisa mencatat hal ini dan meminta dapur menyiapka menu-menu seperti ini dimasa depan. Jika ada cita rasa baru pastikan menggunakan takaran bumbu yang hanya menggunakan garam, gula dan lada. Bahan lain akan ditambahkan saat mereka sudah besar."

"Iya tuan. Budak pasti akan meminta mereka mencatat hal ini."

Beomgyu menyudahi makan siang kedua anak tersebut setelah mereka berhenti menyuap dan mulai bermain sendiri. Dia secara pribadi menyeka mulut dan tangan anak-anak itu. "Heeii sepertinya makan kalian tidak buruk."

Beomgyu melepas baju lapisan yang kotor itu dan menyerahkannya kepada pelayan.

Mungkin untuk pertama kalinya mencoba makanan yang lebih enak dari susu ibu. Kedua anak makan dengan lahap dan kenyang. Begitu selesai, mereka mulai menguap dan mengantuk. "Hu-uhh~"

Meski begitu, keduanya tidak ingin tidur dan merengek kepada Beomgyu.

"Uh! Uh!"

"Hm? Tidak baik langsung tidur setelah makan. Kalau begitu bagaimana jika kita jalan-jalan hm?"

"Jaa~"

Jinbeom paling bersemangat saat melihat Mufeinya berdiri. Dia tahu bahwa orang tuannya akan membawanya dalam pelukan.

Beruntung Beomgyu memiliki kekuatan lengan yang cukup untuk menggendong keduanya dan berjalan dari Istana Tengah menuju taman dalam. "Apa yang ingin Jinbeom lihat? Angsa atau kura-kura?"

Sohyun kecil yang bersandar dipundak Beomgyu lah yang menjawab. "Saa~"

"Angsa? Baiklah kita akan melihat Angsa cantik milik kita."

Para pelayan lebih dulu pergi untuk menyiapkan tempat di paviliun tepi air. Kasim juga dengan cekatan membawa sepasang Angsa yang baru tumbuh itu ketepian dan memberi mereka makan disana.

"Saa~ saa~ bu!" Jinbeom berseru dari pelukan Beomgyu.

"En." Beomgyu memeluk kedua anaknya dan duduk di depan paviliun.

Disamping mereka ada tungku penghangat dinyalakan agar menjaga suhu sekitar tetap hangat.

Di Istana Giok Batin Kaisar Taehyun mengetahui bahwa Beomgyu telah memberi makan anak mereka bubur daging dan sayur.

"Bagaimana reaksi anak-anak itu?" Taehyun sudah lama tahu rencana ini tetapi dia agak skeptis karena dimatanya, selama anak itu masih tidak bisa berjalan dan berbicara lancar mereka adalah bayi lemah yang hanya bisa minum susu.

Kasim Jung menjelaskan dengan wajah berseri. "Yang Mulia ini sangat luarbiasa, Pangeran dan Putri kecil makan dengan lahap dan menghabiskan hampir tiga mangkuk kecil." Nafsu makan anak masih menjadi patokan kesehatan sehingga Kasim Jung menganggap keberhasilan Choi Xiuyi dalam membujuk Pangeran dan Putri sama dengan membantu peningkatan kesehatan kedua pewaris Kaisar itu.

"Benar-benar? Apakah keduanya tidak dipaksa saat memakannya?"

Kasim Jung menggeleng dan menjelaskan metode macam apa yang digunakan Choi Xiuyi untuk mendorong kedua tuan kecil agar mau memakan makanan pendamping.

Mendengarnya membuat Kaisar Taehyun tertarik. "Kasim Jung pergi dan minta petugas kamar untuk membalik papan nama Choi Xiuyi hari ini."

"Baik!"

Jadi Kaisar Taehyun datang ke Istana Changxi pada sore hari saat matahari bahkan belum tenggelam di langit.

Jinbeom dan Sohyun bermain di atas karpet lagi dengan Beomgyu yang memainkan alat musik dan bernyanyi untuk keduanya. Ini adalah salah satu cara agar keduanya mengerti seni, musik serta kata-kata.

*Apakah sayapmu sama sakitnya dengan sayapku?*

*Tanduk tumbuh di kepala*

*Tapi aku menyukainya*

*Kamu akan menjadi mahkotaku*

*Perasaan berdebar-debar*

*Hati sedang kacau*

*Tapi aku menyukainya*

*Akhirnya menjadi sempurna*

Dalam beberapa lirik Beomgyu bahkan memperagakan gerakan yang menarik bagi kedua anak itu seperti tanduk dan sayap.

"Ah!ah!" Keduanya akan berseru semangat dan bertepuk tangan. Bahkan Jinbeom mencoba mengikuti gerakan tangan Beomgyu meski salah.

Beomgyu tertawa melihat. "Seperti ini Jinbeom. Letakan di atas kepalamu dan jadilah Tanduk."

"Aah!"

"Iya.. iya tanduk kecil untuk Pangeran kecil kita."

Satu orang besar dan dua orang kecil bersenang-senang menjadi pemandangan yang dilihat Kaisar Taehyun saat memasuki kamar itu. Tawa anak-anak yang khas dan suara lembut yang penuh kesabaran itu membuat suasana hati Kaisar semakin baik.

"Hei apa yang tengah selir ai dan anak-anak mainkan?"

Beomgyu menoleh. "Yang Mulia anda datang awal sekali."

Kaisar Taehyun yang telah melepaskan jubah dan menyeka tangan dan kaki yang dingin dengan handuk hangat mendekat. "Zhen mendengar banyak hal tentang mu dan anak-anak hari ini."

Beomgyu menebak itu tentang makan siang yang dilakukannya kepada anak-anak. Beomgyu mengesampingkan sitarnya dan berkata pada Kaisar dengan tatapan main-main. "Aiya~ Yang Mulia biarkan selir menebak. Apakah Yang Mulia ingin melihat anak-anak makan lagi?"

Kaisar Taehyun mengambil Sohyun kecil yang bermain dengan boneka bebek dan menaruh gadis kecil itu diatas pangkuannya. "Sohyun sayang apakah Mufei mu memberimu makan enak hari ini?"

Sohyun menatap ayahnya dengan senyuman dan tidak mengerti apa yang dia katakan. Namun Sohyun menyodorkan boneka kecilnya pada sang ayah.

Jinbeom lah yang bersuara dari bawah. "Maam!" Dia berseru dengan mata bulatnya.

Taehyun menoleh dan mendengus, "Bocah rakus."

Beomgyu terkekeh. Dia mengangkat Jinbeom, "Jinbeom sayang, apakah kamu ingin makan lagi?" Tawar Beomgyu.

"Maam!" Jinbeom berseru.

"Apakah baik-baik saja makan seperti itu tiga kali sehari? Bagaimana dengan susu?" Tanya Kaisar Taehyun agak khawatir.

Beomgyu tersenyum. "Makanan pendamping yang lembut seperti bubur bisa diberikan dua kali dalam sehari." Pada dasarnya bayi lapar hampir 2-3 jam sekali dan bisa makan hingga lima kali dalam sehari. Tetapi Beomgyu tidak berani memberi makanan pendamping setiap waktu sebelum berumur satu tahun. Jadi dia memutuskan memberi keduanya makan pendamping 2 kali sehari.

Agar Kaisar tidak khawatir dia juga mengundang tabib untuk memastikan jadwal yang tepat bagi pemberian empasi. Beomgyu memberikan jadwal yang telah ditulis keselembar kertas. "Pada saat mereka bangun tidur. Tabib dan selir sepakat untuk membiarkan anak-anak minum susu. Baru setelah pagi hari atau dua jam setelahnya makanan pendamping diberikan. Hari ini karena selir ingin mencoba rasa jadi memberikannya saat makan siang dan selanjutnya pada sore hari sekitar ya mungkin sekarang bisa..."

"Hyeri tolong ambilkan bubur anak-anak. Sudah waktunya mereka makan lagi."

"Tentu tuan."

Kaisar Taehyun melihat jadwal itu. Pada waktu awal, anak-anak harus minum susu dan pagi hari mungkin saat jam delapan pagi mereka baru bisa makan makanan pendamping. Jam seterusnya adalah susu ibu dan pada sore hari sekitar jam empat baru makanan pendamping kedua. Malam dan selanjutnya akan menjadi susu ibu lagi.

Beomgyu bahkan mencantumkan takaran seberapa banyak makanan pendamping bisa diberikan. Ada juga daftar menu dengan jenis daging, sayur dan buah.

Melihat tidak ada bahan aneh, Kaisar Taehyun mengangguk. "Yah... Zhen pikir ini baik-baik saja selama anak-anak mau menerimanya."

Hyeri membawa kembali dua mangkuk berisi bubur nasi ayam sayur dan bubur nasi udang tahu. Aroma yang familiar menarik perhatian sikembar dan dua kepala kecil itu berpaling ke arah Hyeri.

Kaisar Taehyun melihat reaksi kedua anaknya. Sohyun tertegun dan Jinbeom mengecapkan mulutnya yang berliur. Jelas kedua anak ini menginginkan mangkuk bubur itu.

Beomgyu mendudukan kedua anak itu dikursi kecil mereka. Memakaikan pelindung sebelum menyerahkan mangkuk makanan diatas meja lipat.

Kaisar Taehyun menyaksikan dengan mata membelalak bagaimana kedua anaknya makan.

Sangat brutal!

"Tunggu... tunggu... Mengapa tidak membiarkan pelayan menyuapi anak-anak?" Kaisar Taehyun terbiasa anggun dan tertata dalam melakukan segala hal. Begitu disajikan dengan atraksi seperti ini, dia sakit kepala!

Beomgyu tertawa melihat wajah berkerut Kaisar Taehyun. "Yang Mulia, anak-anak harus diajarkan makan sejak dini kan? Selir membiarkan mereka makan dengan tangan sendiri agar mereka bisa lebih cepat makan menggunakan sumpit dimasa depan. Ini juga melatih mereka agar mandiri. Tidak apa-apa."

Beomgyu tidak akan membiarkan anak-anaknya bergantung pada pelayan dalam segala hal. Menjadi manja hanya akan membangun tempramen malas dan sok. Hal seperti itu juga bisa membuat para pelayan besar kepala dan bertindak sesuka mereka karena merasa dibutuhkan. Beomgyu belajar dari pengalamannya saat masih kecil!

Meski enggan, Kaisar Taehyun tahu bahwa Beomgyu ingin mengajari anak-anak mereka. Melihat betapa lahapnya kedua anak itu makan sambil berceloteh satu sama lain pun membuat Kaisar Taehyun mau mengalah. Dengan hati-hati dia menyeka pipi gemuk kedua anaknya.

"Apakah itu enak hm?"

"Paa!" Jinbeom mengangkat tangan seolah-olah hendak melepar bubur tersebut.

Sontak Kaisar Taehyun mundur.

Beomgyu terkekeh. Dia meraih tangan Beomgyu dan berkata; "Ayah tidak makan, Jinbeom lah yang makan."

"Kan?" Jinbeom menatap Beomgyu.

"Uhm... ayo habiskan."

"Kan... Paa!" Kini giliran Sohyun kecil yang bersuara. Putri kecil itu menatap Kaisar Taehyun dengan matanya yang cantik. Sukses membuat hati Kaisar Taehyun gatal. Dia baru mengerti bahwa kedua anak ini ternyata menawarkan makanan tersebut kepadanya.

"Tidak~ Ini milik Sohyun. Putri ayah harus makan dengan baik dan cepatlah tumbuh besar." Taehyun menepuk pucuk kepala putrinya yang patuh itu beberapa kali.

Sohyun dengan wajah kotor memperlihatkan gigi ompongnya. Semakin membuat Kaisar Taehyun gemas. "Mengapa kamu sangat imut~"

Pada malam hari Kaisar dan Beomgyu memutuskan untuk membawa kedua bayi itu tidur bersama mereka. Dikarenakan Kaisar Taehyun penasaran dengan kebiasaan Beomgyu untuk membacakan cerita pengantar tidur.

"Zhen pikir kami tidak akan melakukan hal ini lagi." Kaisar Taehyun bersandar pada tempat tidur dan memperhatikan Beomgyu yang dengan telaten memasangkan pakaian untuk anak-anaknya. Dia sejak tadi menyadari bahwa Beomgyu tampak sangat tertarik melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan anak-anak mereka sendirian. Mulai memberi makan, memandikan, mengenakan pakaian hingga membujuk anak-anak untuk tidur.

Setelah membuat kedua bayi kecil itu hangat dengan pakaian dan selimut, Beomgyu mengganti pakaiannya sendiri dan berbaring disamping kanan tempat tidur. "Selir melihat bahwa anak-anak pada umur seperti ini bisa menyerap banyak kata-kata sehingga selir memutuskan untuk melatih tidak hanya dengan mengajak mereka berbicara tetapi juga dengan mendengarkan nyanyian serta buku cerita. Kalau perlu biarkan mereka melihat buku bergambar untuk mengenali warna dan bentuk."

Kaisar Taehyun mau tidak mau kagum dengan dedikasi Beomgyu. Selir kecil melakukan hal-hal sepele yang jarang bagi ibu dari keluarga besar mau melakukannya. "Selir ai, kamu sangat bekerja keras." Taehyun menyentuh wajah Beomgyu dengan lembut.

Beomgyu menggesekkan wajahnya pada telapak tangan Kaisar Taehyun. "Ini anak-anak selir dengan Yang Mulia, selir ingin memberikan yang terbaik untuk mereka selama selir bisa."

Taehyun menumpu tubuhnya dengan satu tangan dan meriah kepala Beomgyu saat dia mencondongkan tubuhnya ke depan. Mencium bibir Beomgyu dengan lembut dan memujinya. "Kita akan memberikan keduanya yang terbaik."

Beomgyu membalas ciuman tersebut dengan lembut.

Berpagut satu sama lain sampai anak-anak dibawah memprotes karena orang tua ini telah mengabaikan mereka.

"Ahh!! Paaah!!"

Kaisar Taehyun dan Beomgyu saling pandang sebelum tertawa keras.

Kaisar Taehyun menampar main-main pantat Jinbeom. "Monster kecil kamu sudah berani mengganggu ayah dan mufei mu!"

"Ah! Ah!" Jinbeom membalas tidak kalah semangat.

Hanya Sohyun yang meraih pakaian Beomgyu sambil cemberut.

Beomgyu buru-buru memeluknya. "Baiklah-baiklah, Mufei akan membacakan cerita untuk kalian berdua."

Taehyun berbaring dengan Jinbeom gendut dalam pelukannya. Anak itu sebenarnya tidak ingin dipeluk ayahnya dan berusaha keluar dari kekangan lengan kokoh Taehyun. Tetapi bagaimana Taehyun membiarkan bocah bau itu berhasil? Jadi dia semakin mengeratkan pelukannya membuat Jinbeom kesal.

"Ah! Pa!"

Kaisar Taehyun terkekeh melihat wajah marah itu. Dia menekan wajah penuh lemak bayi hingga kedua bibir Jinbeom mengerucut. "Uh!uh!"

Gemas, Kaisar Taehyun menciumi wajah putranya.

"Ah!!"

Esok dan esoknya hingga lima hari berturut-turut Kaisar Taehyun datang ke Istana Changxi membuat para selir tidak tahan sekaligus tertarik. Jika bukan karena Permaisuri Lee mendatangi Kaisar Taehyun agar tidak bertindak berlebihan dan membuat harem khawatir, Kaisar mungkin tidak akan berhenti.

Beomgyu sendiri telah menjadi sasaran kritik di Istana Weiyang oleh para selir. Namun Beomgyu dengan santai menanggapinya.

Para selir yang punya anak juga menggunakan segala cara untuk mengetahui rahasia Beomgyu agar bisa mempertahankan Kaisar lima hari berturut-turut. Hanya untuk mengetahui bahwa Kaisar Taehyun sangat tertarik untuk melihat si kembar beraktivitas.

"Dikatakan bahwa Choi Xiuyi telah memberi makam Pangeran ketujuh dan putri keenam dengan bubur halus. Kaisar terpesona melihat nafsu makan sikembar dan memutuskan untuk mempelajarinya."

"Benar-benar? Bukankah itu hanya alasan saja.... Choi Xiuyi bagaimana sangat cantik dan sosoknya tidak berubah bahkan setelah melahirkan..."

"Aduh kamu tidak bahwa dalam lima hari hanya dua kali Yang Mulia meminta air pada malam hari. Sisanya Kaisar benar-benar menghabiskan waktu dengan Pangeran dan Putri kembar ini."

"Sungguh beruntung menjadi disukai kan? Anak-anak mu juga akan mendapat untung."

Para selir kecil berkumpul untuk bergosip dan melontarkan kata-kata masam.

"Menurut ku Yang Mulia sangat menghargai anak-anak. Lihatlah setelah yang lain tahu bahwa Kaisar senang dengan selir yang peduli dengan anak-anak, selir yang mengikuti teladan Choi Xiuyi seperti Chu Xiuyi, Ahn Zhaoyuan, Oh Shangpin dan Guo Guiren pun mendapatkan lebih banyak perhatian. Yang Mulia menjadi sering pergi ke Istana mereka."

"Kamu benar.... Kalau begitu setelah anak mu lahir. Ingatlah untuk merawat anak ini dengan baik ba!"

"Tentu saja!"

Tidak jauh dari mereka, Choi Yejun berjalan-jalan dengan Ansu dan mendengarkan percakapan semua orang. Wajahnya menggelap saat mengetahui bahwa Kaisar mengharagai cara Choi Beomgyu dalam merawat anak-anak.

"Cara itu semua berasal dari buku pedoman yang aku tulis!" Kesalnya. Dia memang membuat buku pedoman bagi ibu-ibu muda, isinya tentang ilmu parenting yang di era modern sangat berharga tetapi di era ini malah dianggap sebagai buku konyol dan tidak laku dipasarkan. Namun begitu Choi Beomgyu melakukannya dia malah mendapat untung!

"Tuan jangan marah. Anda adalah penulis buku asli dan pasti memiliki lebih banyak pengetahuan dari Choi Xiuyi. Setelah anda melahirkan nanti, kita bisa menggunakan semua pengetahuan untuk membuktikan kepada Yang Mulia." Bujuk Ansu dengan mulut manis.

Choi Yejun mengangguk. "Tentu saja, aku punya banyak pengetahuan yang bisa membantu anak agar bisa lebih cerdas. Ayo pergi dan mulai menulis daftarnya. Nanti anak-anak ku pasti akan menonjol."

"Iya tuan~"

Para selir berlomba-lomba meniru Beomgyu dengan cermat berusaha merawat anak-anak mereka sendirian tanpa bantuan ibu susu. Hasilnya beberapa berhasil menjadi lebih dekat dengan anak mereka dan beberapa lagi gagal karena tidak sabar dalam membujuk. Apalagi setelah Kaisar Taehyun kehilangan kebaruan dalam memberi makan anak, Kaisar hanya akan sesekali datang kepada mereka.

Tentu saja kasus Beomgyu berbeda.

Sebab Kaisar Taehyun mengetahui bahwa selir kecilnya adalah yang paling tulus dan menjalankan tugasnya. Baik saat melayani Taehyun atau anak-anak. Oleh sebab itu, Kaisar Taehyun akan berlari ke Istana Changxi dalam waktu yang tetap.

Musim dingin berakhir dengan baik dan musim semi datang dengan bunga-bunga bermekaran sehabis salju yang lebat.

Perbatasan menyambut berita kemenangan perang di utara yang membuat Kaisar Taehyun bahagia dan seluruh harem merasakan manfaat suasana hati Kaisar yang baik ini. Apalagi jika bukan Kaisar mendatangi harem lebih banyak?

Baek Meiren yang sempat terlupakan kini kembali memasuki daftar favorit Kaisar Taehyun berkat jasa ayahnya.

Lalu ada Choi Yejun dan Yoo Sua yang akan melahirkan pada musim semi ini juga mendapat banyak hadiah dari Kaisar Taehyun.

Pada dasarnya pria itu menjadi lebih adil dalam memperlakukan selir.

Adapun Beomgyu...

Dia benar-benar jatuh kedalam keseruan menjadi orang tua. Setiap hari mengajak anak-anaknya bermain dan belajar. Apalagi saat ini Sohyun dan Jinbeom telah belajar merangkak sejak umur mereka 7 bulan dan pada bulan kedelapan, mereka belajar berdiri.

Setiap kali mereka diletakan dilantai oleh Pengasuh, Jinbeom dan Sohyun kecil akan mulai merangkak menuju tempat dimana mereka bisa memegang sesuatu yang kuat lalu perlahan-lahan mengangkat tubuh mereka sendiri agar bisa berdiri. Beomgyu pun memutuskan membantu mereka belajar berjalan merambat. Sudut-sudut meja dah kursi yang memiliki sisi tajam pun ditutupi dengan kain tebal agar tidak menyakiti keduanya.

Seperti saat ini, Beomgyu melepaskan keduanya diruang tengah kamar dan membuat pagar dengan bantalan lembut di sekitar sebagai penghalang. Jinbeom dan Sohyun diletakan ditengah dan diberi satu meja kecil sebagai alat penyangga.

Kedua bayi itu berdiri dengan tangan yang memegang sisi meja dengan kuat.

"Jinbeom, Sohyun lihat kesini... Nak apa ini?" Di depan, Beomgyu mengangkat pancing kecil yang kailnya diganti dengan lonceng berbulu ayam. Setiap kali lonceng digerakkan, bunyinya akan menarik atensi  keduanya.

"Aah! / Kyaaa!" Dua bayi itu terkikik saat Beomgyu menggoda mereka dengan bulu-bulu.

Si gendut Jinbeom menghentakan kakinya dan ingin melangkah. Namun gagal dan dia jatuh ke belakang. "Aah!"

Beomgyu mengangkat tangan memberi isyarat kepada pelayan yang hendak membantu. "Biarkan dia."

Beomgyu memperhatikan apakah Jinbeom akan menangis saat dia gagal atau jatuh. Dan anak itu benar-benar membuktikan bahwa dia tangguh sebab setelahnya, Jinbeom segera merangkak dan berdiri lagi. Mencoba berjalan merambat menuju Beomgyu walau gagal untuk kedua kalinya.

"Fei!!" Dia menatap Beomgyu dengan alis berkerut.

Beomgyu mengulurkan tangannya dan menggenggam lengan sang putra dengan erat. "Jinbeom jangan mudah kesal." Dengan bantuan Beomgyu, Jinbeom membuat langkah kecil pertamanya.

"Ahh!" Satu dua langkah dan Jinbeom jatuh lagi.

Beomgyu tertawa tetapi Jinbeom berseru. "Aah!"

"Tidak apa-apa. Jinbeom sudah melakukannya dengan baik." Beomgyu memuji dan memberi hadiah pada anak itu dengan ciuman.

"Fei~" Jinbeom terkikik dan memeluk Ibunya.

"Maa~" Sohyun melihat adiknya dicium dan dia juga ingin!

Beomgyu tersenyum pada putrinya. "Sohyun kecil kemari..."

Alih-alih berjalan merambat. Sohyun kecil jelas memilih merangkak dengan cepat ke arah Beomgyu. "Maa ah!"

Beomgyu tertawa melihat tingkahnya dan mengambil anak itu kedalam pelukan. "Oke Sohyun kita juga baik, biarkan Mufei mencium mu."

"Uummm!" Kedua anak itu berseru.

Beomgyu masing-masing mencium wajah kedua anaknya dengan gemas.

"Tuan ada surat dari rumah." Hosu datang dan menyerahkan surat tersebut kepada Beomgyu.

Beomgyu membuka amplop kertas tersebut dan menemukan bahwa surat tersebut ditulis oleh neneknya. Isinya memberitahu Beomgyu bahwa calon ipar ketiganya sudah ditetapkan.

Gadis tertua dari keluarga Marquis Anyang bernama Kwon Nayeon. Beomgyu mencoba samar-samar mengingat gadis yang mana Kwon Nayeon ini. "Hyein, Hosu apakah aku pernah berhubungan dengan anggota keluarga Anyang Hou?"

Hyein mengerutkan kening sejenak sebelum dia menjawab. "Tuan, jika budak tidak salah, cabang utama Anyang Hou tidak berada di ibukota selama beberapa tahun. Yang tinggal hanyalah cabang kedua dan ketiga dari rumah itu. Tuannya secara alami tidak pernah bersinggungan."

Pantas saja... Beomgyu bergumam. "Cari tahu orang seperti apa nona muda tertua Anyang Hou ini. Nanti buat salinan dan kirimkan kepada kakak ketiga." Beomgyu tahu bahwa Nona Kwon ini adalah pilihan Nyonya tua dan Furen. Meski begitu dia tidak ingin salah dengan kakaknya sehingga dia memberi cara agar Yeonjun bisa mempertimbangkan kembali lamaran ini.

"Iya tuan."

Beomgyu menghela nafas. Satu persatu anggota keluarganya akan menikah dan memulai hidup mereka masing-masing. Meski begitu dia lega bahwa tragedi terhadap saudaranya juga menghilang.

"Ngomong-ngomong, bukankah Choi Cairen akan segera melahirkan?"

————
Bersambung....

Continue Reading

You'll Also Like

196K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
1.7M 18.4K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
50K 3.6K 51
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
54.4K 8.5K 52
Rahasia dibalik semuanya