TERGODA PAMAN dari SUAMIKU [E...

By Natalie_Ernison

118K 1K 9

⚠️MATURE 21+ ⚠️ Bahasa Vulgar [no sensor🚫] 🌹Sudah tersedia versi E-Book, silakan kontak saya, bagi yang ing... More

1. Godaan Paman tampan
2. Semua hanyalah kesalahan
3. Jangan menghindariku!
4. Jangan lupakan malam ini, baby
5. Pengagum lama
6. Sentuhan yang berbeda
7. Istrimu yang sudah mati
8. Kau sangat berarti
9. Ceraikan adikku!
10. Merindu dirimu
11. Kenikmatan bersama
12. Siapapun akan terpesona
13. Melindungimu adalah keinginanku
14: Tak mampu kehilanganmu
15: Mengapa harus wanita yang sama?
16. Aku masih suamimu?
17. Jurang fatal
18. Mencoba atau tidak
19. Malam penuh peluh
21. Kenyataan pilu
22: Lepaskan dan lupakanlah aku
23. Tak mampu menjauh
24. Demi cintaku
25. Skandal
26. Terus menanti
27. egois mencintaimu
28. Hal yang kutakutkan
29. Tiada yang lebih indah darimu, sayang
30. Cinta tiada akhir

20. Apa yang harus kuperbuat?

2.2K 21 0
By Natalie_Ernison

Semakin lama hubungan rahasia diantara mereka, semakin membuat arah hati Camelia tidak menentu.

Indahnya bunga-bunga cinta diawal tentu mampu membuat akal sehat tak lagi digunakan dengan semestinya. Sebagai seorang wanita yang pernah menjalani gagalnya kehidupan pernikahan. Tentu membuat Camelia harus jauh lebih berhati-hati lagi untuk ke depannya. Karena pernikahan bukanlah drama sinetron yang bisa dengan gampang dijalani.

•Caramel Butik•

Saat sedang padat-padatnya pekerjaan, Camelia tiba-tiba kedatangan seorang tamu istimewa.

"Wah, coba lihat pemuda itu, sangat tampan, bukan?" bisik-bisik diantara para karyawan perempuan di sana.

"Tuan muda, Joseph, silakan masuk ke dalam kantor madam langsung." Ucap Boaz, si asisten tampan milik Camelia.

Pemuda tampan yang menjadi pusat perhatian itu ternyata Joseph, anak laki-laki Mr. Elberd dan Anneth.

Joseph pergi untuk menemui Camelia yang sudah menunggunya dengan perasaan yang canggung, tak seperti dulu lagi. Seakan Camelia terjebak di dalam perasaan bersalah di dalam dirinya sendiri.

"Joseph, selamat datang kembali, apa kau baik-baik saja selama berada di luar negeri?" ucap Camelia menyambut kehadiran dari Joseph, meski seakan ada tembok besar yang sudah terpasang, menurut pemikiran Camelia sendiri.

"Terima kasih sudah menanyakan bakarku kak, aku baik dan sehat. Kuharap, kakak juga seperti itu." Ucap Joseph dengan tersenyum kecil, tak seperti dirinya yang dulu.

"Ingin kubuatkan kopi?" tanya Camelia, berusaha untuk mencairkan suasana canggung diantara mereka berdua.

"Aku ingin kita menikmati kopi di luar bersama. Apakah kakak tidak keberatan?" tanya Joseph penuh harap.

"Baiklah, sekarang atau?" balas Camelia, meski sedang sibuk, namun Camelia merasa harus menuruti keinginan Joseph kali ini.

"Selesaikan saja pekerjaan kakak, aku akan beristirahat di sini saja." Ucap Joseph, lalu berbaring di atas sofa yang berada di ruang kerja pribadi Camelia.

"Joseph, istirahatlah di kamar yang tersedia agar lebih nyaman,-"

"Tidak, aku lebih nyaman disini saja." Ucap Joseph, lalu memejamkan kedua matanya.

"Baiklah, adik laki-lakiku. Aku akan segera menyelesaikan pekerjaan hari ini."

...

Camelia pun melangkah ke luar untuk mengecek barang-barang di dalam gudang pabrik tekstil sambing butik miliknya.

"Hallo madam, apakah tuan muda tampan itu kerabat dari madam?" tanya para karyawan di sana.

"Benar, tolong perlakukan dia dengam hangat, dia berada di ruang kerjaku. Oke."

"Baik madam." Ucap mereka.

Setelah Camelia berlalu dari hadapan mereka semua.

"Jika dilihat dari manapun juga, madam seperti wanita muda yang belum pernah menikah, bukan?"

"Ya, benar. Jika disandingkan dengan tuan muda Joseph, tentu mereka masih serasi.." ucap mereka dengan penuh antusias.

"Madam hebat bukan? Meskipun keluarga Alavaresh sudah menyakiti madam, namun madam masih menyambut baik pihak keluarga dari mantan suami madam..--"

Tanpa mereka sadari, percakapan mereka terdengar oleh Joseph yang berjalan menuju pantry.

"Kak Camelia memang tidak pernah berubah sedikitpun padaku, meskipun permasalahan dimasa lalu telah banyak membuat kak Camelia menderita. Namun, aku harus memastikan semuanya hari ini.." batin Joseph.

Sore menjelang malam pun tiba...

Camelia membersihkan diri di kantor, begitu halnya dengan Joseph yang dibelikan pakaian baru untuk berganti.

"Aku bisa membelinya sendiri, kak, kakak tidak perlu serepot ini." Ucap Joseph, yang sudah terlihat mengganti pakaian.

"Joseph, kau itu adik laki-lakiku, jadi tidak perlu bicara omong kosong." Ucap Camelia, lalu bergegas mengajak Joseph untuk makan malam bersama di sebuah restoran yang cukup mewah.

***

Restoran pusat kota.

"Bagaimana kabar paman dan bibi, apakah semua baik-baik saja?"

"Ya, masih seperti dulu. Mommy sibuk dengan kehidupan barunya bersama seorang pria. Lalu, daddy, daddy juga sepertinya sedang menikmati kebahagiaannya sendiri." Ucap Joseph sembari menyantap makanan miliknya.

Camelia cukup tegang, ketika mereka harus membahas perihal Uncle El, ayah dari Joseph. Muncullah perasaan bersalah yang tak terelakan lagi.

"Apakah kakak bisa memegang sebuah rahasia, jika aku menceritakan sesuatu seperti dulu?"

"Tentu saja, mengapa harus ragu padaku." Ucap Camelia, dengan senyumam tegang dan wajahnya yang terasa cukup panas.

Bzzzt...
Belum sempat Joseph bicara, ayahnya pun menelepon, menanyakan keberadaan Joseph.

Joseph: "Hallo daddy, aku sedang bersama kak Camelia di restoran pusat kota."

Mr. El: "Daddy akan menjemputmu sekarang,"

Joseph: "Daddy, aku masih ingin bersama kak Camelia setelah sekian lama.."

Mr. El: "Baiklah, daddy tidak akan mengganggu, namum daddy akan pergi bersama kalian."

Panggilan pun berakhir, setelah Mr. El mengataka akan datang.

"Daddy akan datanh, sebaiknya aku segera bercerita, bukan?"

"Ya, silakan Joseph."

"Kak, sepertinya daddy sedang jatuh cinta setelah sekian lama. Bagaimana menurut kakak?"

Sontak, Camelia menjadi seakan tak mampu berbicara atas apa yang Joseph utarakan malam itu.

"Mungkin, itu cukup berat untukmu setelah perpisahan paman dan bibi. Namun, kau juga harus fokus dengan masa depanmu. Jangan buat permasalahan itu, menjadi pengusik di kehidupanmu, Joseph.."

"Sial, apa yang baru saja aku katakan pada Joseph.. Bagaimana, jika pada akhirnya Joseph mengetahui bahwa wanita dari ayahnya adalah diriku.. Akan aku letakan kemana wajah juga rasa maluku.." batin Camelia.

"Ya, kakak benar. Semenjak perceraian daddy dan mommy, kondisi keluargaku sudah tak ada lagi pertengkaran sengit seperti dulu, namum semua sudah terlalu sibuk, meski hanya untuk meluangkan waktu minum kopi bersamaku. Bahkan walau hanya sekadar berbicang santai sejenak, sudah tak lagi bisa terjadi, kak.."

Camelia benar-benar terdiam membisu dengan segala perasaan tak karuan yang datang secara bersamaan.

"Aku kecewa pada diriku sendiri, mengapa aku harus merasa kesepian dan bersedih. Sedangkan, daddy dan mommy sedang menikmati kebahagiaan mereka saat ini.. Mengapa, mengapa hanya aku yang merasa berbeda di kondisi saat ini.." ucap Joseph dengan perasaan penuh kecewa, kecewa dengan keadaan keluarganya yang sudah hancur.

"Maafkan aku Joseph, tidak ada yang dapat kulakukan, karena pernikahanku pun gagal dan hancur.. Namun, jika kau membutuhka bahu sebagai tempat bersandar, dan rumah untuk tempat berpulang, meski sejenak, datanglah padaku.. Karena sampai kapanpun hubungan baik diantara kita tidak akan berbeda, meski aku sudah tidak lagi menjadi bagian dari keluarga Alvaresh.

Dengan susah payah, Joseph mengunyah dan menelan makanannya. Rasa sedih kecewa pada kondisi keluarganya, membuat Joseph lebih banyak diam dan hubungan yang awalnya hangat berubah dingin.

Setelah berbincang santai, keduanya pun berkeliling, Camelia mengajak Joseph untuk berbelanja bersama.

"Camelia, Joseph?" ucap Mr. El memanggil keduanya.

Mr. El pun memeluk dan mengecup kening putra semata wayangnya itu.

Mereka pun pergi menuju tempat mimum kopi elit di mall megah tersebut. Mall pusat kota yang lebih banyak dikunjungi oleh kalangan sosial ke atas.

"Camelia, terima kasih telah menghibur Joseph, kusadari waktunya terlalu banyak dihabiskan untuk bekerja."

"Ya, paman." Balas Camelia dengan tersenyum tipis.

"Joseph, maafkan daddy, karena daddy jarang memiliki waktu luang untukmu. Kau bahkan datang diam-diam ke kota ini, hanya untuk bertemu orang-orang yang kau kasihi. Maafkan daddy, karena kesalahan kami orang tuamu, kau harus menjadi korban dari kondisi ini." Mr. El.

Karena sejak awal percakapan antara Camelia dan Joseph, Mr. El memohon agar Camelia memperdengarkan semuanya melalui panggilan diam-diam.

"Daddy tidak perlu meminta maaf, karena daddy selalu melakukan yang terbaik untuk keluarga kita. Namun, nyatanya, takdir berkata lain. Juga, walau bagaimanapun buruknya perbuatan mommy, mommy tetaah ibuku, ibu yang melahirkan aku ke dunia ini. Daddy dan mommy sudah mengupayakan yang terbaik selama ini." Ucap Joseph, dengan bersusah payah menahan air matanya.

"Ya, Joseph. Daddy harap kau bisa menjalani kehidupanmu dengan baik. Keluarga daddy dan mommy akan selalu menyayangimu."

"Dadd, jika daddy hendak menikah lagi, sebaiknya dengan wanita yang tepat. Aku sungguh tidak melarang hal itu, karena itu adalah perasaan normal manusia. Namun, aku tidak ingin daddy dan mommy gagal untuk kedua kalinya." Ucap Joseph.

Camelia hanya membisu, dan menjadi pendengar saja.

"Ya, tentu saja. Terima kasih atas pesanmu hari ini, Joseph."Ucap Mr. El dengan tersenyum lembut.

Mr. El merupakan sosok ayah yang sangat baik dan lembut, terlepas dari urusan pribadinya. Namun, selama menikah bersama Anneth, Mr. El tak pernah berkhianat, sampai pertemuan kesekian kalinya dengan Camelia, juga rasa jenuh selama belasan tahum atas segala pengkhianatan dari Anneth.

Kini, Camelia kembali berada di situasi yang cukup sulit, antara menyerah atau lanjut, itu adalah pilihan yang cukup berat.

Continue Reading

You'll Also Like

17M 756K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
28.7K 1.9K 36
CARI CERITA YANG BIKIN BAPER? KESINI AJAAA^^ ¶¶¶ Singkatnya, kisah ini tentang dua insan yang ingin saling melengkapi satu sama lain di tengah badai...
10.1K 293 9
"daddy... tidak ada cara lain untuk berhenti melakukan hal ini?" ujar namja manis yang merasa kesakitan siapa lagi jika bukan chenle. jisung akhirnya...
8.6K 58 9
"Waktu adalah busur panah paling runcing dalam kehidupan"