23. Tak mampu menjauh

1.4K 31 0
                                    

Cinta,  memang sulit untuk dimengerti.  Karena terkadang,  hadir disaat yang kurang tepat,  dan tidak memandang kepada siapa cinta itu akan bersemi.

Di sebuah pusat perbelanjaan,  Camelia pergi bersama Boaz dan dua orang asisten perempuan untuk membantu Camelia membawa barang belanjaannya.

"Madam, toko gaun ini sangat mewah, bukan?" ucap salah satu asisten dari Camelia.

"Apa kau tidak tahu,  toko inikan menjual barang-barang dengan kualitas tinggi dan madam lah yang mendesain seluruh gaun mewah ini.. " ucap satu asisten lagi.

"Ah,  madam kita memang hebat!" ucap mereka, kagum.

"Penjualan dalam satu tahun ini meningkat pesat,  semenjak madam yang menjadi desainer utama kami.  Kami sangat bersyukur." Ucap si pemilik toko mewah tersebut.

"Yah,  tuan.  Asistenku akan merekap semua laporan. Aku harus pergike tempat lain lagi."

"Baik,  madam."

Camelia pun kembali berkeliling untuk memeriksa semua usaha bisnis miliknya dan klien kerjasama dengannya.

"Sepertinya,  kita akan makan malam di lantai atas.  Karena ini sudah saatnya untuk makan malam. " Ucap Camelia,  yang begitu memerhatikan para bawahannya.

Mereka ber empat pun mengunjungi sebuah restoran mewah untuk makan malam bersama.

Ketika sedang berada si restoran tersebut,  tanpa disengaja,  Camelia bertemu dengan Veter yang sedang bersama seorang wanita muda.

Camelia terlihat acuh dan fokus pada makan malamnya.  Ketika sedang makan,  semua harus fokus tanpa bermain ponsel atau mengurus perihal pekerjaan lainnya.

Boaz menatap tajam ke arah Veter,  yang sebelumnya sudah pernah terlibat pertikaian dengannya.

"Camelia,  kau juga berada di sini?" ucap Claire yang juga turut serta berada bersama Veter.

"Ya,  sangat kebetulan,  bukan?" timpal Veter,  dengan posisi di rangkul oleh si wanita muda.

"Ya,  mungkin saja." Balas Camelia secara singkat,  dan baru saja menyelesaikan makan malamnya.

"Bolehkah kita berbincang sebentar,  bukankah ini bisa dikatakan reuni secara tidak sengaja?" ucap Claire,  si wanita licik bak ular beracun itu.

Sedari dulu,  Claire selalu saja iri dengki dengan Semua pencapain dari Camelia. Alhasil,  kondisi Camelia yang tak kunjung mengancung,  menjadi sasaran empuk untuk dijadikan bahan gunjingan juga hinaan.

"Sayang sekali, madam sudah cukup lelah,  setelah mengunjungi butik juga toko lainnya di sini.  Jadi,  kami mohon untuk undur diri." Ucap Boaz.

"Ah,  siapa kau?  Bukankah hanya asisten rendaha  saja,  mengapa kau berlagak sekali? " ucap Claire.

"Mohon maaf, permisi,  madam,  semua laporan dari butik dan toko lainnya sudah kami teruskan ke email madam.  Hasil penjualan sangat memuaskan."Ucap salah seorang asisten Camelia yang tidak ikut serta dalam makan malam bersama.

"Terima kasih,  atas kerja keras anda.  Silakan bawa semua rekan kerja lainnya untuk makan malam di sini,  aku akan menunggu di butik bagian loby utama." Ucap Camelia dengan ramah.

"Terima kasih,  madam,  atas kemurahan hati madam."

"Ah,  aku hampir lupa.  Claire,  kebiasaan buruk dalam menilai,  ternyata semakin parah saja,  ya?  Boaz adalah asisten yang sangat kompeten,  juga dari latar belakang keluarga yang baik tanpa skandal rendahan.  Jadi,  kuharap,  kau lebih memperbaiki sikap ini,  jika tidak,  maka kau akan menjadi single hingga senja."

"Huh..  Bukankah,  kau sampai diceraikan hanya karena belum mampu memberikan Veter keturunan? " Ucap Claire,  dengan suara lantang, bahkan terdengar jelas oleh pengunjung sekitar.

"Sangat melelahkan, lagi-lagi begini.. " gumam Camelia.

"Sepertinya kau benar-benar semakin memburuk,  Claire,  kau bahkan dengan bangga merendahkan orang lain dengan menggunakan kelemahannya.  Tidakkah,  kau begitu buruk. Ah,  berita malam ini akan segera booming dalam beberapa waktu lagi. Silakan tunggu saja kejatuhanmu yang menyakitkan.." ucap Camelia dengan memelankan suaranya tepat di telinga Claire.

"Dasar munafik,  pantas saja kau diceraikan,  dasar mandul!"Teriak Claire.

"Claire,  hentikan.  Kau benar-benar sudah keterlaluan!"Bentak Veter.

"Aku hanya memberikannya pelajaran saja,  bukankah itu bagus,  Veter."

"Aku benar-benar malu menjadi keluargamu." Ucap Veter dengan tatapan dingin.

***

Camelia hanya diam saja,  dan menikmati kopi caramel di tangannya.

"Madam, berita malam ini sudah ramai di media sosial." Ucap salah seorang asisten Camelia.

"Ya,  Claire benar-benar menggali makamnya sendiri.  Aku sudah cukup sabar dan tidak akan menahannya lagi."

"Madam terlalu berharga untuk wanita keji seperti itu,  madam."

"Aku baik-baik saja,  dan ini bukan sekali dua kali Claire merendahkan aku.  Ini berlangsung selama bertahun-tahun pernikahanku dimasa lalu."

"Madam,  lebih baik kita bersenang-senang malam ini,  merayakan kehancuran wanita keji itu besok!"

"Aku tidak minum alkhohol,  kalian saja,  silakan nikmati malam panjang kalian." Ucap Camelia,  lalu berjalan ke arah kamar apartemen mewah miliknya.

"Camelia!" Seseorang memanggil Camelia dari seberapa apartemen miliknnya.

"Paman El,  bagaimana mungkin? " ucap Camelia terkejut,  Ketika mendapati Mr.  El,  melangkah keluar dari apartemen seberang miliknya.

"Aku baru saja membeli apartemen ini,  kurasa kita jadi semakin dekat? "ucap Mr.  El santai.

"Paman,  bukankah paman sudah berjanji pada keluargaku sebelumnya?"

"Tentu saja,  aku tidak akan melupakan janji itu. Namun,  aku tidak menjamin, jika aku akan pergi darimu,  bukan?"

"Paman El,"

"Selamat malam Camelia,  aku akan kembali ke apartemenku,  silakan beristirahat."

...
Camelia pun masuk ke apartemen kediamannya,  dan terduduk di atas sofa ruang tamu.

"Bagaimana mungkin,  paman El menjadi kekanak-kanakan seperti ini.." Camelia bergumam.

TERGODA PAMAN dari SUAMIKU [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat