Happy reading
♡♡♡
Xavier berjalan dengan tergesa gesa di lorong rumah sakit.
Tanpa memperdulikan umpatan umpatan yang keluar dari mulut sebagian orang yang ia tabrak xavier dengan langkah besar nya sampai di depan ruang pemeriksaan istrinya dan mendapati kenzio yang sedang berbicara dengan dokter.
"Sebaiknya anda harus lebih sering memperhatikan kondisi istri anda tuan, kalau begitu saya pamit." ucap dokter yang di angguki kenzio.
"Terima kasih karna sudah memeriksa istri saya." balas kenzio yang di angguki sang dokter dan berlalu dari sana
Xavier yang mendengar apa yang di ucapkan sang dokter dan kenzio naik pitam.
"Sialan!!." desisnya.
Bugh
Bugh
Tanpa permisi xavier meninju rahang kenzio kuat yang membuat sudut bibirnya berdarah.
"Berani sekali kau mengakui kalau miliku adalah istri mu, sialan!!" marah xavier.
Kenzio tampak tenang dan mengelap ujung bibirnya dengan tangannya sambil terkekeh.
"Lalu? apa kau pikir aku peduli dengan kemarahanmu? cihh kau hanyalah suami yang tak tau kemana saat istrimu dalam masalah." ucap kenzio penuh tantang di setiap kalimatnya.
"Anggap saja bahwa aku sedang latihan menjadi suami dari istrimu." lanjut kenzio yang lagi lagi membuat amarah xavier membeludak.
"Beraninya kau!!" marahnya bersiap meninju kenzio lagi namun sang empu sudah lebih dulu berlalu masuk ke dalam ruang rawat.
"Sialan kau."
Mencoba menahan amarahnya dan menetralkan nafasnya, setelah di rasa sudah tenang ia memutuskan untuk masuk, xavier tak akan sudi membiarkan istrinya dan si dugong itu berduan lebih lama.
Ceklek
Xavier membuka pintu kamar rawat istrinya dan mendapati kenzio yang sedang mengelus tangan mulus istrinya.
Berjalan dengan tergesa gesa pria itu langsung menarik kenzio yang membuatnya terbangun dari duduknya.
"Menjauhlah dari istriku dugong." ujar xavier mandelik tak suka.
Kanzio yang mendengar nama panggilan dari suami calon istrinya itu menggeram kesal.
"Heh monyet dia tuh calon bini gue, jadi suka suka gue lah." ucap santai kanzio membuat xavier ingin menginjak nginjak wajah tamapannya itu.
"Kau pikir aku sudi di poliandri?apalagi dengan spesies dugong seperti kau? tentu saja TIDAK." ujar xavier menekan kata tidak di kalimatnya.
"Kau pikir aku peduli dengan tanggapanmu? tentu saja TIDAK." balas kenzio berani.
"Kau-
"Enggh."
Mendengar lengguhan dari gadis yang tadi sedang tak sadar membuat mereka sontak menghentikan perdebatannya.
Xavier segera duduk di kursi yang tadi di tempati kenzio membuat pria itu mendengus.
Xavier menggenggam tangan kecil zee dan mengusapnya lembut dan sesekali mengecupnya.
Mata bermanik biru safir itu terbuka sedikit demi sedikit.
Zee merasakan tenggorokannya serat
"A-air." xavier dengan sigap mengambilkan dan membantu istrinya minum.
Setelah selesai pria itu menaruh gelas pada nakas dan menatap sang istri dengan pandangan bersalah.
"Maaf, maafkan aku,aku ta-
"Tidak papa, lagipula aku tak sepenting itu hingga kau mau menunda pekerjaan mu hanya untuk menjemputku." ucap zee.
Deg
Jantung xavier berdetak dua kali lebih cepat, hatinya sangat gelisah mendengar perkataan sang istri, demi tuhan xavier benar benar lupa akan janjinya ia tak berniat membuat sang istri berpikiran seperti itu.
"Ti-tidak bu-
"Kenzio terima kasih sudah membantuku." ucap zee menengok ke arah sofa yang di duduki pria yang membantunya.
Kenzio mengangguk.
"Tidak perlu berterima kasih, bukankah sudah sepantasnya aku membantumu, jangan seperti orang asing padaku zee." ungkap kenzio membuat gadis itu tersenyum tipis dan mengangguk.
Xavier sedari tadi mencoba menahan amarahnya terlihat dari urat urat di lehernya.
Ting
Suara notice dari handphonenya membuat kanzio bangun dari duduknya dan menelepon seseorang.
Pria itu kembali lagi dan pamit pada zee,ingat hanya pada zee!!!
"Zee sepertinya aku harus pulang sekarang momy mencariku, bila suami mu meninggalkanmu lagi jangan ragu menghubungiku yaa." ucap kenzio mengedipkan sebelah matanya yang di balas kekehan zee.
"Baiklah, hati hati ken!!." ucap zee yang di angguki kenzio dan berlalu dari sana.
Xavier terdiam, dia merasa menjadi nyamuk disini namun ia tak peduli bila ia nyamuk ia akan menyedot habis darah si dugong hingga ia menjadi peot, pikir xavier.
Melihat kenzio yang sudah keluar dari kamar inapnya zee menghela nafas dan memutuskan memejamkan matanya.
"Tidurlah aku akan tidur di sana, bila kau membutuhkan sesuatu jangan ragu membangunkanku hm.." ucap xavier mengelus dan mengecup dahi istrinya.
Cup
Pria itu berlalu dan merebahkan dirinya di sofa dekat berangkar zee.
Tanpa sadar air mata gadis itu terjatuh membasahi pipinya padahal mata indah itu enggan membuka kelopak matanya.
Bila di tanya apakah zee kecewa dengan xavier, tentu saja jawabannya IYA, Hell siapa yang tidak kecewa saat orang tersebut sudah berjanji dan membuat kita menunggu lama namun ternyata ia tak datang? demi author jadi ayang mingyu, zee benar benar sakit hati!!.
♡♡♡
Hari sudah pagi dan matahari sudah menunjukannwujudnya mata biru safir itu perlahan terbuka.
Zee mengedip ngedipkan matanya menyesuaikan cahaya yang menerpanya.
Menengok ke arah sofa dan tak mendapati kehadiran suaminya itu.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka menampilakan xavier yang sudah berpakaian casual dengan rambut basahnya.
"Kau sudah bangun ternyata,apakah kau membutuhkan sesuatu?" tanya xavier menghampiri istrinya.
Zee mengenggelang karna ia sedang tak mau apapun.
"Baiklah apa yang mau kau makan hm?" tanya xavier lagi.
"Seblak." ucap zee membuat xavier bingung, ia tak tau bahwa di dunia ini ada makanan bernama 'seblak'.
"Seblak? berasal dari mana makanan itu?" tanya xavier membuat zee bingung.
"Kau tak tau seblak?"tanya zee yang di balas gelengan xavier.
Ohh iya gue lupa si xavier kan katro kalau menyangkut yang begituan.~batin zee.
Xavier bersabar menunggu ucapan selanjutnya yang keluar dari mulut istrinya.
"Gak jadi dehh, aku ingin bubur saja." putus zee yang di angguki xavier.
Pria itu menelepon seseorang untuk membawakan bubur ke ruang rawat zee.
Saat makanan nya datang xavier langsung merebutnya dan menyuapi istrinya dengan teleten.
Makanan itu habis dan xavier dengan sigap memberikan istrinya minum.
"Maafkan aku, kemarin aku lupa kalau ada meeting dan aku malah melupakan janjiku, maaf zee aku minta maaf." sesal xavier.
"Tak papa ak-
Xavier memeluk tubuh kecil itu erat seolah olah bila ia melepaskan pelukannya zee akan menjauh darinya.
"Kau sangat penting,kau lebih penting dari apapun jangan berpikir kalau kau tidak penting dalam hidupku sayang..kau sangat penting." ujar xavier semakin mengeratkan peluk kannya.
Apakan benar aku sepenting itu~batin zee tak percaya.
♡♡♡
Holaa miskah🙌
Maaf baru up,karna author menunggu hati ini senang terlebih dahulu.
Pliss jangan pelit vote,aku berharap kalian memvote setiap chapternya yang membuat hati ku senang
Vote yaa jangan lupa dan komen sebanyak yang kalian mampu.
Folow akun wp dan ig ku yuk
Ig:storyarlin
Janlupa vote setiap chapternya yaa;)
🥑👇