REAKSI IV - NPC Daily Writing...

By celestialruby

274 99 33

REAKSI IV (Republik Anak Sosial IV), itulah nama yang diusulkan ketua kelas kami. Meski sang wakil ketua kela... More

NOTES
1 : new life
2 : well spent time
3 : it's raining now
4 : live wild
5 : healing
6 : forgive me
7 : i never forget you
8 : pameran seni rupa
9 : mi ayam
10 : different
11 : letting go
12 : buka hati
13 : dinosaurus
14 : falling in love again
15 : alien
16 : dino hunting
17 : olive colored uniform
18 : gloomy monday
19 : obrolan saat hujan
20 : deep talk
21 : rumor di sekolah
22 : a lie
23 : lelaki payah
25 : fever dream
26 : harmony
27 : kehilangan
28 : why me?

24 : childhood friend

3 1 0
By celestialruby

Buatlah cerita di mana tokoh utama ceritamu bertemu dengan karakter favoritmu! karakter bisa diambil dari buku, komik, film/serial, atau game. (Karakter yang digunakan keep family friendly yaa)

[]

Di hari lebaran ini kami memutuskan untuk melakukan perjalanan mudik selepas salat ied, sarapan, lalu menjelajahi rumah-rumah tetangga untuk mendapat barang selembar atau dua lembar uang—eh, maksudnya bermaaf-maafan. Meski tahu kami akan minggat setelah ini, ibuku tetap saja memasak banyak-banyak, buat dibagi-bagi ke tetangga katanya. Padahal, sebagian besar tetangga kami telah mudik.

Sementara orang tua kami mempersiapkan segala keperluan mudik, aku, kakakku, dan adikku bergerilya mengunjungi rumah-rumah tetangga sambil membawa semangkuk berisi opor ayam, sambal goreng kentang ati ampela, beserta ketupatnya. Rumah pertama yang kukunjungi adalah rumah besar dengan halaman luas yang berada persis di sebelah rumah kami.

Aku memencet belnya sekali. Belum ada tanda-tanda seseorang. Namun, dilihat dari kendaraan yang terparkir di halaman rumahnya, aku yakin ada seseorang di rumah ini, lagipula keluarga ini tak merayakan Idul Fitri.

Ketiga kali bel kupencet, baru ada seseorang yang tengah membuka pintu. Tampak punggung seorang perempuan yang tinggi memakai kaus serta celana pendek. Rambutnya hitam sebahu dan kulitnya putih. Aku tak tahu apakah itu ibunya atau anaknya, karena mereka tampak amat mirip.

Oh, itu anaknya.

Gadis berkacamata itu membukakan pagar.

"Ini, Yol, dari nyokap," ucapku sambil menyerahkan mangkuk tersebut.

Yolanda mengambilnya dari tanganku, lalu berucap, "Makasih, Ali." Meski begitu, aku tak mendengar ramah tamah tersirat di nada bicara dan wajahnya yang masih kusut seperti baru bangun tidur.

"Oh iya, titip salam ke keluarga lo ya," ujarku.

"Iya," balasnya dingin.

Aku pun segera berbalik ke rumahku untuk mengambil mangkuk demi mangkuk lainnya.

Aku dan Yolanda sebetulnya saling mengenal, kami sering bermain bersama saat kecil dulu. Ralat, sebetulnya aku lebih sering bermain bersama abangnya. Dia akan mengintili abangnya ke mana-mana meski sebagian besar waktu cuma diam-diam. Namun, aku dan beberapa teman lainnya mulai sering mengajaknya ikut bermain walaupun hanya jadi anak bawang. Lama-lama, dia mulai benar-benar berteman akrab dengan kami meski masih mempertahankan sikapnya yang tak terlalu ramah.

Semua itu berlangsung hingga kami memasuki sekitar kelas empat SD. Tidak ada hal buruk yang terjadi di antara kami, kami semua hanya semakin sibuk dengan kehidupan di sekolah. Sejak saat itu hubungan kami merenggang.

Kalau boleh jujur, aku sempat menyukainya saat SMP. Dia cantik, tubuhnya ideal, pintar, dan cukup atletis. Apalagi makin dewasa ia makin mirip ibunya– eh, ngomong apa sih aku?!

Meski aku satu SMP dengannya dan aku masih dekat dengan abangnya karena kami pengurus OSIS, hubunganku dengan Yolanda masih tak lebih dari sekadar bertegur sapa ketika berpapasan, itu pun terkadang dia hanya balas menatap. Kami berbicara beberapa kali hanya untuk menanyakan abangnya di mana, kadang aku yang bertanya, kadang dia yang bertanya.

Namun, setelah lulus SMP kami pisah sekolah. Dia diterima di sekolah favorit di kota sementara aku pilih yang dekat-dekat saja. Aku hanya melihatnya keluar dari rumah setiap pagi, berangkat sekolah, lalu saat sore kalau kebetulan jam pulang kami sama.

Entahlah, situasi ini aneh bagiku. Kami tak terpisahkan oleh jarak dan kami melihat satu sama lain setiap hari. Kami juga tak melalui pertengkaran hebat. Kami bahkan mengamati pertumbuhan dan perkembangan satu sama lain. Namun, rasanya mustahil untuk bisa berteman kembali seperti dahulu. Aku adalah tipe orang yang bisa berteman dengan siapa saja dan cenderung memulai percakapan, tapi aku bisa apa dengan orang yang memancarkan aura penolakan ketika diajak bicara.

[]

Kata admin boleh pake OC sendiri, asal bukan MC hari ini. Karena aku kalo ngestan musiman, jadi aku pake OC favku saat ini.

Yolanda ini emang belum debut alias masih nongkrong di draft. Perkenalan dikit, dia bukan MC, tapi temennya MC. Pokoknya dia gabungan dari tokoh-tokoh favoritku dari berbagai cerita fiksi (kartun, anime). Semoga ceritanya bisa kupublish tahun ini ya.

Sabtu, 24 Februari 2024

Continue Reading

You'll Also Like

442K 16K 30
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
1.2M 110K 58
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
738K 86.7K 11
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
5.3M 389K 55
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...