Happy reading
♡♡♡
Zee menghempaskan tangannya yang di genggam xavier saat mereka sudah tiba di kamar itu.
menatap sang empu dengan tatapan garang sambil menaruh tangannya pada pinggang.
"Yakk kenapa kau tidak mengizinkanku pergi? apa alasannya!!?" tanya zee tak terima dengan keputusan suaminya.
"Tak ada alasan." ucap xavier santai dan mendudukan dirinya pada ranjang.
Anjing, ingin rasanya aku mengumpat~batin zee
"Heh asal kau tau yaa aku ingin ikut karna aku tau kalau pendonor yang hendak mendonorkan tulang sumsum belakangnya pada kaka ku itu berniat kabur." marah zee membuat xavier bingung,dari mana istrinya ini tau?pikir xavier.
"Dari mana kau mengetahui kalau pendonor itu akan kabur? kau dukun? jangan jangan kau berniat menyantetku lagi." ucap xavier membuat zee ingin menggeplak wajah suaminya yang sayangnya sangat tampan itu.
"Kalau aku dukun santet sudah dari awal aku menyantetmu." balas zee.
"Jadi aku akan ikut bersama mama papa." putus zee final.
"Aku tak mengizinkannya zelina!!" marah xavier bangun dari duduknya.
"Aku tak peduli, aku akan bersiap siap sekarang." ucap zee berjalan keluar dari kamar sang suami.
Xavier mengepalkan tangannya membuat kuku kukunya memutih, terlihat urat urat yang menojol pada lengan dan lehernya.
Xavier sangat tak suka perintahnya di bantah.
"Tetap di sisiku atau aku akan mematahkan kakimu!!." ucapnya dengan nada datar dan penuh intimidasi membuat zee membeku di tempat.
Anjirr kok gue merinding sih? pliss udah gak kuat, kamera mana kamera?aku menyerah~batin zee.
"Ekhem, o-oke oke aku tak akan pergi tapi bolehkah aku mengajukan permintaan?." tanya zee yang di angguki xavier.
"Of course."
Honey~
"Apa kau bisa menjamin bahwa pendonor itu tak akan kabur?." tanya zee yang di balas kekehan xavier.
"Tentu, aku tak akan pernah membiarkannya kabur." ucap xavier.
Begitupun denganmu~batin xavier bersmirk
"Oke deal aku tak akan pergi tapi kau harus memastikan kalau pendonor itu tak akan kabur bagaimana?" tanya zee menyodorkan lengannya.
Xavier menerima uluran tangan itu dan dengan sekali tarikan zee sudah berada di dekapannya.
"Deal."
"Yakk, ape maksudnya ni peluk peluk? lepas gak!! gue cuman mau salaman bukan malah peluk." ronta zee ngereog.
"Tanggung." balas xavier dengan mengeratkan dekapannya pada zee.
Zee hanya diam malas meladeni suami sintingnya.
Beberapa menit kemudian pelukan itu terlepas membuat zee menghela nafas lega.
"Aku ngantuk mau tidur." ujar zee dan bersiap pergi dari kamar suaminya.
Tanpa banyak bicara xavier menggendong zee ala bridal style dan merebahkan tubuh mungil itu di kasur king size nya.
"Tidurlah disini, aku akan pergi sebentar mengambil berkas dan kembali." ucap xavier yang di angguki zee dia sudah terlalu lelah dan mengantuk.
Cup
Sebelum benar benar meninggalkan kamar, xavier menyempatkan diri mengecup dahi istrinya dengan kecepatan kilat dan berlalu dengan cepat yang membuat zee melotot terkejut.
"Jidat gue dah gak suci epribadihhh." lirih zee namun entah kenapa dia tak dapat menahan kedutan di bibirnya dan memutuskan untuk memejamkan matanya.
Mine~
♡♡♡
Xavier berjalan ke kamarnya dengan membawa setumpuk berkas dengan tangan yang sibuk mengotak atik ponsel.
Bruk
Seseorang menabraknya membuat berkas yang di bawanya berjatuhan di lantai.
"Shhh, ma-af tuan." ucap pelayan yang menabraknya tadi.
apakah aku memperkerjakan jalang di mansion?~batin xavier melihat pakaian pelayan yang kekurangan bahan itu.
Pelayan itu mulai memunguti berkas berkas xavier dengan sengaja menarik sedikit baju pelayannya yang membuat pahanya terekspos, dengan sengaja menunjukan lekuk tubuhnya di depan xavier yang di tatap datar sang empu.
Ck tepos~batin xavier
Xavier....aku merasa tersindir dan terdzolimi>author ayang mingyu yang sangat baik hati, ramah, pengertian, tidak sonbong, rajin menabung.
"Em..tuan apa anda butuh bantuan saya" Ucap pelayan itu dengan nada yang sangat menjijikan menurut xavier menyerahkan berkas yang di pungutinya.
"Cihh menjijikan." datar xavier membuat pelayan itu kebingungan, apa tuannya ini sedang membicarakan nyonya nya yang menjijikan?.
"Iya tuan,nyonya memang menjijikan saya saja mual melihatnya." ucapan pelayan itu yang menjelek jelekan istrinya membuat xavier naik pitam.
"Aku lebih mual melihatmu bodoh!!berani sekali kau mencaci milikku dengan mulut bodohmu itu!!." marah xavier membuat pelayan itu terdiam membeku.
Pelayan itu bernama anita,pelayan yang memojokan zee di chapter
(02|liaa)🔄
"Tu-tuan."
Xavier tanpa banyak bicara menyeret anita dengan penuh amarah yang di salah artikan pelayan bodoh itu.
Apa tuan ingin menghabiskan malam denganku~batinnya berbinar.
Kok bisa bisanya gue nyiptain karakter bodoh kaya kau>Author/Rin
Dengan penuh amarah xavier menghempaskan anita ke dalam ruang bawah tanah mansion.
"Tuan apa—
Srekk
Akhhh
"Hiks tu-an agh hiks"
Anita berbicara tak jelas karna mulutnya di robek xavier dengan belati kesayangannya.
Dengan tatapan datarnya xavier manarik rambut panjang hitam itu dan membuat wajah itu berlumuran darah dengan goresan goresan di pipi dan dahinya.
"Ini balasan karna sudah mencaci milikku dangan mulut sampahmu itu." seringai xavier seperti iblis
Tus
Bunyi bola mata yang di tusuk membuat xavier senang bukan main.
Bruk
"Nikmati massa massa hidupmu sebelum kematian menjemputmu." ucap xavier dan pergi dari ruangan itu yang hanya terdengar suara tangisan rintihan dan terikan di dalamnya.
"Aku sepertinya harus mandi." ucapnya berjlan ke arah kamarnya.
Ceklek
Xavier membuka pintu kamarnya dan mendapati punggung kecil yang sedang tertidur membelakanginya.
Tersenyum kecil dan melangkahkan kali jenjangnya ke kamar mandi.
Ceklek
Pintu kamar mandi tertutup bersamaan dengan mata indah yang terbuka.
Bau darah~
♡♡♡
Maaf baru up,aku kemaren gak ada kuota :)
Makasih buat yang selalu support cerita VIENA aku sangat sangat berterima kasih.
Aku bahagia banget kalau setiap ada notice komenan dari kalian serasa baca chat doi
Komen kalian= chat dari doi
Memang sebahagia itu aku tuhh
Sayang banyak banyak
Jangan lupa vote and foloww yaww><
Lanjut?
🥑👇