Bersuit hitam lengkap. Penampilan lelaki itu di hari bahagia Amy Wilton benar-benar menyerlahkan lagi pesonanya, membuatkan hatinya semakin terpikat.
Mereka saling menghampiri. Hanya mata yang rancak berbicara mengucapkan rasa rindu.
"So, you will be the next?." Matanya melirik ke bunga tangan yang dipegang oleh Eve Aurora.
Gadis itu ketawa.
Manis sungguh, dan mempesonakan. Polos dan cantik.
Ya, Aurora miliknya sungguh cantik. Tiada yang mampu menandingi kecantikan gadis itu di matanya.
Ah! Dia sungguh sayangkan gadis itu.
"Only if you propose me." Bibir itu tersenyum.
Dan, tiba-tiba lagu I wanna grow old with you dimainkan. Pasangan Amy Wilton dan Richard Gandy sedang menari mengikut alunan rentak lagu itu.
Eve Aurora dan Ryeo Matthias tersenyum melihat pasangan romantis itu. Dan, Ryeo Matthias pun menghulurkan tangannya.
"May I dance with you?." Lelaki itu tersenyum.
"If you insist." Gadis itu menyambut huluran tangan lelaki itu. Lalu, tangannya digenggam erat.
Mata saling bertatapan, sambil mengikut alunan rentak lagu romantik itu.
"I wanna grow old with you... I wanna die lying in your arms... I wanna grow old with you... I wanna be looking in your eyes... I wanna be there for you... Sharing in everything you do... I wanna grow old with you.." Ryeo Matthias ikut menyanyikan lirik lagu itu, berbisik ke telinga gadis itu.
Pinggangnya dipeluk erat, lalu gadis itu bersandar didada kekar milik lelaki itu.
"I wanna grow old with you..." Bisik Eve Aurora.
Dari jauh, Ivy Rose mengukirkan senyuman bahagia melihat anak gadis itu tersenyum, disamping lelaki itu. Disisinya, Isaac Shiloh yang juga sedang memerhatikan adiknya itu, juga tersenyum. Jika adiknya bahagia, dia juga ikut bahagia.
Lalu, dia menghulurkan tangannya kepada ibunya.
"May I dance with you, Lady Rayne?." Ivy Rose terkejut, namun menyambut huluran tangan anak lelakinya itu dengan raut wajah yang gembira.
"Sure!." Mereka juga menari di dalam majlis yang sungguh indah itu. Lea Heloise Angel yang sedang mendukung Lilith ikut tersenyum melihat Eve Aurora dan Ryeo Matthias.
Dan yang lebih membuatkan hatinya bahagia, adalah saat memandang suaminya yang sedang menari bersama ibu mertuanya.
"Lilith, we are so lucky to have them in our life." Katanya berbisik kepada anaknya itu.
Setelah majlis itu berakhir, mereka akhirnya pulang ke hotel. Ryeo Matthias juga ikut bersama-sama.
"Eve?."
"Yes, Brother Shiloh."
"I'd like to talk to Ryeo in private. Can you leave us for a while?."
Eve Aurora memandang ke arah Ryeo Matthias. Dia risau, namun Ryeo Matthias tersenyum. Dia anggukkan kepalanya.
"I'll be fine." Eve Aurora angguk kepala.
"Sure. I'll be right back." Dengan perlahan-lahan, dia beredar meninggalkan mereka berdua.
Mereka ke seberang jalan. Berdiri di hadapan bangunan hotel yang gah berdiri itu.
"Mmm... Hotel ini dibina oleh ayah kami, Tuan Ian Rayne. Waktu itu, I berusia 8 tahun. Dan, di hotel ini jugalah ayah dan ibu kami mulai rapat." Isaac Shiloh memulakan bicara.
Manakala, Ryeo Matthias mendengar dengan tekun.
"Setelah itu, mereka berdua berkahwin. Dan lahirlah seorang bayi perempuan yang sangat comel."
"Eve Aurora. Nama yang dipilih oleh ayah kami. Hidup kami sangat bahagia ketika itu. Sehinggalah, Jonathan Maverick muncul dan Eve diculik."
Huh! Sebuah keluhan berat dilepaskan.
"Setelah itu, hidup kami tidak baik-baik sahaja. Bersulam dengan duka akibat penculikan itu. Dan sehinggalah Eve diselamatkan, namun kami kehilangan ayah kami." Pandangannya dilontar jauh.
"Mmm... Sebelum ayah kami dibunuh, dia sempat meninggalkan amanat. Supaya I sentiasa menjaga dan melindungi keluarga ini, terutamanya ibu dan Eve Aurora."
"Sejak kehilangan ayah kami, I sentiasa rasa takut dan risau jika kehilangan mereka berdua."
Ryeo Matthias tersenyum.
"... I risau you pergunakan Eve sahaja, Ryeo. Tentang keluarga you, kami tidak pernah kisah tentang hal itu. Asalkan lelaki itu seorang yang bertanggungjawab dan mampu melindungi Eve. That's matter."
"I love her so much, Ryeo. Itulah satu-satunya adik I."
"And, I love her too. Genuinely. Saya tak pernah berfikir untuk mempergunakan Aurora demi untuk kepentingan diri saya. Dia telah mengubah saya. Saya ingin menjadi yang terbaik untuk dirinya." Isaac Shiloh tersenyum mendengarkan kata-kata lelaki itu.
Isaac Shiloh menepuk bahu lelaki itu.
"I believe you, Ryeo. Dan, tolong jaga dia dengan sebaiknya."
Sementara itu, Eve Aurora sedang berdiri di seberang jalan, melihat mereka berdua yang sedang rancak berbual itu.
"She's looking at us." Mereka berdua menoleh ke arah Eve Aurora itu. Ryeo Matthias tertawa kecil.
"I must go now. I'm leaving you two."
"Tuan Shiloh?."
"Yes?."
"Thank you."
Isaac Shiloh tersenyum, lalu anggukkan kepala. Setelah itu, dia melihat Eve Aurora dan Isaac Shiloh berpelukkan sebelum gadis itu menyeberang jalan untuk datang ke arahnya.
Mereka berdua berbalas senyuman.
"Ryeo. We did it, Ryeo! Tiada sesiapa yang akan menghalangi cinta kita lagi." Kata Eve Aurora dengan gembira.
Ryeo Matthias tersenyum.
"If the road is easy, you're likely going the wrong way." Ryeo Matthias berkata.
Mereka berpelukkan erat. Kisah cinta sebenar mereka berdua akan bermula saat ini, tanpa bantahan.
"Let's get inside. It's freezing here." Ajak Ryeo Matthias.
Eve Aurora angguk kepala. Mereka berdua berjalan beriringan menyeberangi jalan.
"Aurora?." Langkah kakinya terhenti di hadapan bangunan hotel tersebut.
"Mmm..."
"I have to tell you something." Mata biru itu sedang menatapnya.
"I'm all ears. Tell me everything, Ryeo." Dia senyum.
"Mmm... I'm leaving." Senyum gadis itu mati.
"Why, Ryeo?." Eve Aurora menyoal.
"I'm leaving for good. I'm leaving for a better life."
"Ryeo. Is there anything happens? You can't leave me. Not now. Y-you can't leave me!." Gadis itu memegang tangannya erat.
"Aurora. Your family has a huge name. They're big names. Your parents, your brother and your sister-in-law. Meanwhile, I have nothing to offer you, Aurora. I'm just a loser person, a playboy and I have nothing in my life." Ryeo Matthias menjelaskannya. Dia juga tidak ingin meninggalkan gadis itu, namun dia terpaksa. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Demi masa depan mereka kelak.
"We could build up our name together, Ryeo. It's just the name! Mmm... I don't care about that! I'm just concerned about us."
"No, Aurora. I'm leaving. I'm leaving for good. But I will be back. I will find you." Jari-jemari gadis itu dikucup lembut.
"N-no, Ryeo! Please don't leave me!." Jerit Eve Aurora membalas erat pegangan tangan mereka.
"Eve?! What's wrong, Eve?." Soal Ivy Rose yang tiba-tiba muncul. Dia terus berlari ke arahnya anak gadisnya saat mendengar jeritan anaknya itu.
"He's leaving, mom!." Ivy Rose menoleh ke arah Ryeo Matthias.
"Where are you going, Matthias?."
"To get my own achievement, Lady Rayne... And I will come back to find you, Eve Aurora Rayne."
"Are you sure, Matthias?."
"Yes, Lady Rayne. I'm leaving for a better life. For our future. Thank you for everything."
"Ryeo....."
"I will come back to find you, my Aurora." Dia mengucup lama dahi gadis itu untuk seketika.
Air matanya tumpah saat melihat lelaki itu pergi meninggalkannya. Ivy Rose terus memeluk erat anak gadisnya itu.
"It's hurt, mom!."
"Yes, I know it, Eve."
Matanya masih menatap sayu lelaki yang sedang berjalan itu.
"I will wait for you, Matthias."
She's the type of flower that can still grow after a forest fire.