Ruang dan Waktu

By sirhayani

217K 17.3K 875

Dalam keluarga besar itu pun tahu bahwa Kalila hanyalah anak angkat yang ditemukan di depan rumah saat anak l... More

pratinjau
Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
9,5
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Cerita Lain: Make Them Fall in Love with You
33
34
35
36
37
38
39.a
40
41
42
43
44
45.a
45.b|
46

39.b|

1.7K 151 1
By sirhayani


39.b

"Udah, nih." Kalila menunjuk bajunya. "Gue udah ganti baju. Udah mandi juga."

"Kenapa lo kayak belum mandi?" Trey mengernyit. "Eh..., lo nangis?"

Kalila dengan cepat bersikap santai. "Enggak. Tadi gue jadiin minyak biji bunga matahari di bulu mata gue biar panjang. Gue taruh di bawah mata juga biar mata panda ilang. Kayak sembab, ya?"

Trey menjulurkan telunjuknya, ingin menyentuh minyak di wajah itu, tetapi Kalila dengan cepat menepis lengan Trey.

"Mau apa lo?" tanya Kalila sambil mendelik tajam. "Lo habis main basket jangan-jangan? Berdebu."

Trey berdecak, lalu dia menarik paksa lengan Kalila hingga Kalila mengikut sambil mengaduh. "Sini lo. Bangunin Kak Jiro!" seru Trey.

"Dia belum bangun juga?" Kalila langsung membuka pintu kamar Jiro tanpa mengetuk. Kebiasaan yang membuat Trey terkejut, tetapi Trey tak mengatakan apa-apa. Kalila sudah terbiasa sampai lupa menempatkan posisinya sebagai adik Jiro yang sopan.

Jiro membuka matanya yang menyipit karena baru bangun. Rambut tebalnya terlihat berantakan. Tanpa selimut yang menutupi tubuhnya, cowok itu hanya mengenakan kaos dan celana selutut dengan kamar yang suhunya dingin. Jiro sangat suka mengatur suhu kamarnya menjadi rendah. Kalila baru mengetahui kebiasaan Jiro itu saat mereka berpacaran. Padahal dia sudah mengenal Jiro dari kecil, tetapi kebiasaan ini malah baru dia ketahui.

Kalila menarik lengan Jiro ketika cowok itu tidak segera bangun, tetapi malah telungkup dan menyembunyikan wajahnya di atas bantal. "Kak! Bangun, terus mandi, terus kita berangkat ke rumah Nenek. Lo enggak ada rencana main bareng temen-temen lo, kan?" Kalila berdecak. Sekuat apa pun usahanya untuk menarik Jiro, tetapi cowok itu tak berpindah posisi. Hanya wajahnya yang tertoleh, lalu dengan mata yang menyipit, dia tersenyum. "Ngejek, ya? Ayo banguuun! Udah sore. Nanti bodoh kata Ibu."

Trey tidak ikut membangunkan Jiro. Cowok itu sibuk melihat-lihat. Tangan nakalnya mulai naik di rak berisi barang-barang milik Jiro yang menarik perhatiannya.

"Ayo bangun!" seru Kalila.

Akhirnya Jiro mulai bergerak. Cowok itu duduk perlahan hingga kedua telapak kakinya menyentuh lantai. Dia masih menunduk dengan masing-masing tangan yang menggenggam kedua tangan Kalila. Jiro mengangkat sedikit wajahnya dan mata yang belum sepenuhnya terbuka itu membuat Kalila gemas ingin memeluk, tetapi ada Trey di sini. Pintu kamar juga terbuka lebar. Semoga saja Jiro bisa paham situasi bahwa Jiro tak boleh memeluknya secara berlebihan apalagi menciumnya.

Namun, apa yang Kalila harapkan dari seseorang yang baru saja bangun tidur? Jiro menarik Kalila hingga wajah cowok itu menubruk perut Kalila. Kedua tangan Jiro pun tak diam. Kedua tangan cowok itu melingkar di pinggang Kalila dan menyandarkan pipinya di perut Kalila dengan nyaman.

Setelah Kalila pikir lagi, dia merasa situasi ini masih wajar-wajar saja. Tak apa dipeluk Jiro seperti ini. Toh, masih batas wajar. Kalila tak perlu panik karena keberadaan Trey di kamar ini juga.

"Udah jam berapa?" bisik Jiro dengan suara sedikit parau.

Kalila melihat jam dinding sembari berusaha mendorong Jiro agar menjauh. "Eum, jam empat. Cepet mandi sana."

"Mandiin, dong."

Kalila refleks menampar pelan pipi Jiro dan fokusnya tertuju pada Trey yang langsung melihat ke arah tempat tidur Jiro dengan mata melotot tajam setelah mendengar perkataan kakaknya barusan.

"Heh!" Trey menaruh kembali barang yang dia ambil. Kemudian bergegas menarik Kalila dari Jiro. Dia berhasil memisahkan mereka berdua. Kalila segera menjauh sementara Jiro kembali berbaring di tempat tidurnya dengan mata tertutup. Trey berdiri di samping tempat tidur Jiro, menatap kakaknya itu sambil bicara dengan suara tinggi. "Siapa yang ngajarin lo ngomong b*ngsat ke Kalila?"

Kalila mengernyit. "Enggak ada tuh dia ngomong kayak gitu."

Trey menatap Kalila sambil berdesis. "Ada! Lo aja yang nggak ngerti. Lo nggak usah tahu apa-apa, ya."

"Apa, sih?" Kalila berdecak, lalu geleng-geleng kepala. Jiro kembali tidur meski di sampingnya ada Trey yang sedang mengomel. Semalam Jiro memang tidur di kamar Kalila dan saat Kalila terbangun di jam tiga subuh, Jiro mengaku belum tidur sama sekali. Hingga Jiro kembali ke kamarnya sebelum semua orang bangun, cowok itu tak pernah tidur.

Kalila melangkah menuju Jiro untuk membangunkan cowok itu, tetapi Trey menoleh padanya sambil mendesis. "Biar gue aja yang bangunin. Keluar lo sana."

***

Trey menarik kaosnya, menarik kedua bahunya, menampar pipinya, tetapi Jiro tak mau bangun. Meski dia mengantuk berat, tetapi dia tak marah pada Trey yang bersikap kurang ajar sebagai seorang adik.

Ketika Trey menarik kerah kaos Jiro dengan kuat, Jiro terpaksa duduk dan dia masih setengah mengantuk. Perlahan kedua kelopak matanya terbuka. Dia mengerjap berkali-kali, lalu mengucek mata sembari menguap dan menutup mulutnya. Berdecak, cowok itu lalu menoleh pada Trey yang masih berdiri di samping tempat tidurnya.

"Lo ngajak berantem?" Jiro menaikkan alis sambil mendongak ke samping.

"Lo yang ngajak gue berantem," balas Trey. "Ngapain lo minta Kalila mandiin lo?"

Jiro terdiam, lalu dia menunduk dengan bahu bergetar hebat. Sifat kekanakan Trey dengan ekspresi yang selalu terlihat serius itu menjadi sesuatu yang menyenangkan di rumah ini. Dan jika Jiro butuh hiburan, maka dia akan mempermainkan Trey seperti rencana yang baru saja terpikirkan olehnya.

"Emang nggak boleh?" Jiro menatap Trey lagi. Kedua alis Trey nyaris menyatu dengan kening berkerut samar. Pun dengan hidungnya.

"Ya enggak boleh, lah. Lo udah gede, ngapain minta Kalila mandiin lo?"

Jiro turun dari tempat tidurnya dengan sedikit linglung. Ah, tidur sore benar-benar membuatnya bodoh. "Kalila udah biasa kok mandiin gue."

Trey membelalak, tetapi kemudian mendengkus. Sepertinya dia sadar telah dipermainkan.

Jiro berjalan ke jendela, berhenti di sana dan menyandarkan lengannya ke dinding sembari melihat suasana sore hari di luar sana demi memulihkan kesadarannya. Dipandanginya Trey yang masih berdiri di tempatnya. "Lo kenapa masih di sini? Mau mandiin gue?"

"Anj*ng." Trey tak bisa menyaring ucapannya dan membuat Jiro berdecak pelan, tetapi ujung-ujungnya Jiro tertawa. Trey baru saja keluar dari kamarnya sambil membanting pintu.

"Anak manja," ejek Jiro, lalu mendengkus. Semanja-manjanya Kalila, Trey lebih manja lagi. Ibaratnya, Trey memiliki sifat kekanakan seratus persen. Bahkan jika mereka berdua dibandingkan, Kalila masih bisa bersikap dan berpikir dewasa.

Wajar saja jika dia manja. Sejak kecil apa pun yang dia minta akan dituruti. Dia juga hidup seatap bersama Ibu dan Bapak. Adam tak akan bersikap semanja Trey karena status anak pertama sudah membuat Adam terbebani.

Jiro mengarahkan pandangannya pada halaman. Kalila sedang bersama Trey di sana. Mereka bertengkar kecil memperebutkan selang.

Ketika Kalila mendongak dan menatap Jiro yang sedang bertopang dagu di kusen jendela, Jiro melemparkan senyum manis khas bangun tidurnya sambil mengedipkan sebelah mata.

***

a.n:

- cerita ini sudah tamat duluan di karyakarsa: zhkansas

- dan dipublikasikan juga di instagram: zhkansas lebih cepat daripada wattpad (tapi akan langsung dihapus paling cepat satu hari setelah part itu diunggah di IG)

- di wattpad: sirhayani tentu akan dipublikasikan sampai tamat dan enggak akan dihapus 🫶🏻

cara baca di karyakarsa: 

Continue Reading

You'll Also Like

18.1K 2K 58
Merah adalah lambang cinta. Tapi Merah juga menandakan kemarahan. Merah adalah warna indah sang mawar. Tapi Merah juga adalah warna darah. Anandira P...
3.2M 263K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
404 58 21
Judul awal adalah Barbie's life Bagi orang-orang yang sekedar melihat, kehidupan Barbie begitu sempurna, lahir dari keluarga terpandang, memiliki uan...
1K 122 30
[Buat anak IPS sini merapat, kita belajar bareng] ciaaelah kayak yang nulis udah pinter aja╥﹏╥ • • Di antara tiga puluh murid penghuni kelas kenapa j...